LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I Materi Folium
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I Materi Folium
FOLIUM
Dosen Pengampu : Apt. Rabima, S.Si,. M.Farm,.
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020
FOLIUM
I. Tujuan : Agar mahasiswa Mampu membedakan dan memahami bagian dari simplisia
( bubuk ) yaitu : Jaringan, epidermis atas bawah, stamata, rambut, kalsium oxalat ( kristal
) polisade trachua, sel gabus, kelenjar minyak
II. Pendahuluan
1. Saga
Saga merupakan pohon yang memiliki biji kecil berwarna merah dengan batang
pohon tinggi dan daun lebih kecil. Kayunya digunakan untuk bahan kayu bakar. Daun
saga berkarakter majemuk, berbentuk bulat telur, dan berukuran kecil. Jumlah
daunnya bersirip ganjil dan terasa agak manis.
Daun saga dapat menyembuhkan sakit sariawan dan sakit gigi. Untuk mengobati
sariawan, penderita cukup mengunyah daun saga rambat sebanyak dua kali sehari.
Kandungan glycyrrhizin di dalamnya mempunyai kemampuan antiinflamasi atau
pencegah radang. Selain itu daun saga rambat juga dapat menjadi obat pencuci mata.
2. Sembung
Sembung (Blumea balsamifera) adalah tanaman perdu yang biasa dipakai untuk
mengobati penyakit pilek, reumatik, kembung, diare, sakit tulang dsb, Kegunaan
lainnya adalah untuk mengobati luka yang terinfeksi, infeksi pernafasan, dan sakit
perut, Salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia adalah tanaman sembung
( Blumea balsamifera ),
Ciri-ciri tanaman sembung (Blumea balsamifera) ini adalah pohon dengan tinggi
2 meter, batang tegak, memiliki bulu-bulu halus, warna hijau kotor. Daun tunggal
tersebar, helai daun lonjong, pangkal dan ujung daun meruncing, tepi bergerigi,
dan memiliki bulu-bulu halus. Perbungaan bentuk tandan, tumbuh diketiak daun
dan ujung batang, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk
selindris, berambut, dan berwarna putih kecoklatan. Biji berbentuk pipih dan
berwarna putih.
3. Daun Jati Belanda
Jati Belanda atau Guazuma ulmifolia merupakan salah satu tanaman suku
Sterculiaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat. Daun jati belanda
sudah umum terdapat dalam jamu pelangsing tubuh dan biasanya dibuat dalam
bentuk teh .
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk,) merupakan salah satu tanaman obat yang
ada di Indonesia, tanaman jati Belanda berupa pohon dan merupakan tanaman
dikotil yang bercabang ramping, Tanaman ini dapat tumbuh tinggi mencapai 20
m, Akar jati Belanda termasuk jenis akar tunggang berwarna putih kecoklatan,
Batang tanaman ini keras, bulat, memiliki permukaan kasar, banyak alur, berkayu
bercabang dan berwarna hijau keputihan.
Sedangkan pada Daun berupa tunggal yang benbentuk bulat lanset, Panjang helai
daun 4 sampai 22,5 cm, dan lebar 2 sampai 19 cm, pangkaldaun menyerong
berbentuk jantung, sedangkan pada bagian ujung daun meruncing tajam dan
mempunyai permukaan daun bagian atas rambut, Daun jati belanda mempunyai
stipula namun biasanya gugur diawal
4. Kecubung gunung
Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar,
bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing,
umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan menyirip,
permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35
cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai.
Minyak kayu putih adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman kayu putih
(Melaleuca cajuputi), yang banyak tumbuh secara alami di kepulauan Maluku dan
Australia bagian utara.
Tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh
baik pada tanah yang berdrainase baik maupun tidak dengan kadar garam tinggi
maupun asam dan toleran ditempat terbuka .
Daun kayu putih mengandung 4 senyawa kimia, antara lain: sineol, melaleucin,
minyak atsiri yang terdiri dari terpineol, cineol dan lignin
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(Petiolus) dan helaian (Lamina) saja yang disebut daun bertangkai. Dilihat dari
letak bagian terlebarnya pada daunnya bagian terlebar daun jambu biji (P.Guajava
L.) berada ditengah - tengah dan memiliki bagian jorong karena perbandingan
panjang : lebarnya adalah 1,5 - 2 : 1 (13 - 15:5, 6 - 6 Cm).
Daun jambu biji (P.Guajava L.) memiliki tulang daun yang menyirip yang mana
daun ini memiliki 1 ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping, keluar tulang-tulang
cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip ikan.
Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul, pada umumnya warna daun bagian
atas tampak lebih hijau jika dibandingkan sisi bawah daun. Tangkai daun
berbentuk selindris dan tidak menebal pada bagian tangkainya.
Daun jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang sangat tinggi, terutama
quercetin. Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antibakteri, kandungan pada daun
Jambu biji lainnya seperti saponin, minyak atsiri, tanin, anti mutagenic, flavonoid,
dan alkaloid.
7. Sericecalycis Folium = Stobilanthi folium (Keji beling)
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Strobilanthes
Jenis : Strobilanthes crispus
Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak
tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau
aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak
berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-
kerut
Tanaman kumis kucing adalah tanaman obat yang banyak digunakan untuk
menyembuhkan dan mengatasi beberapa penyakit dengan baik. Tanaman ini
termasuk dalam famili Lamiaceae dengan ordo Lamiales yang memiliki bentuk
hampir menyerupai kumis kucing.
Daun kumis kucing, merupakan salah satu bagian tanaman yang juga sering
dimanfaatkan oleh orang banyak. Bentuk dari daun tanaman ini bisa dibilang ke
dalam kategori tunggal. Mereka memiliki bermacam bentuk, mulai dari oval,
lonjong, sampai dengan belah ketupat.
Baik permukaan ataupun bagian bawah dari tanaman kumis kucing, kedua sisi
tersebut memiliki permukaan yang halus dengan bulu-bulu yang halus juga. Daun
tanaman kumis kucing, entah bagian atas maupun bawah, terdapat bintik-bintik
atsiri yang sangat banyak.
10. Tanaman Teh
Selain itu daun teh masuk kedalamtipe daun tunggal yang tumbuh berselang-
seling di bagian cabang dan muncul, dibagian ketika daun tepat di bawah tajuk.
Jika dilihat secara fisik daun teh ini memiliki sisi yang lancip bergerigi dan juga
memiliki warna daun yang cukup muda. Di mana daun ini berukuran kurang lebih
2.5 hingga 25 cm yang paling besar.
Serta luasnya memiliki lebih banyak rambut. Sedangkan untuk bagian daun tua
mereka memiliki warna yang lebihjauh keluhan dengan permukaan yang lebih
licin, dibandingkan dengan beberapaciri daun muda.
Jika dilihat dari pertumbuhanya daun teh mengalami dua fase, yaitu fase aktif dan
fase inaktif. Yang disebut dengan fase aktif adalah fase pertumbuhan normal atau
disebut juga dengan fase peko. Sedangkan fase inaktif adalah fase istirahat
pertumbuhan tuna
11. Stramonii Folium (Daun Kecubung)
Kingdom : Plantae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Datura
Species : Datura Stramonium L.
- Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glukosida dan terurai menjadi Glukosa dan
Aglukon
- Penggunaan : dipakai untuk membuat pagar dan serbuk untuk obat gosok
pada perut yang sakit.
- Bagian Yang Digunakan : Daun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Nerium L.
Species : Nerium oleander
19.
II.2 Pengertian Folium
Definisi folium adalah merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang tumbuh pada
bagian paling atas dari tumbuhan. Pada umumnya daun berwarna hijau. Zat warna
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar.
Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah
folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau
lonjong dan berwarna hijau. Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang
mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian daun
bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah makanan
melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat transportasi atau
pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan yang
tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan
respirasi (pernapasan dan pertukaran gas)
Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian
berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang terdapat pada
batang. Perbedaannya, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas,
sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti tumbuh,
berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur.
Daun umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau, tetapi beberapa daun
ada yang berbentuk jarum seperti pada pinus dan berbentuk sisik atau duri seperti
pada kaktus.
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa
dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah untuk menyatakan
bentuk daun tersebut biasanya dugunakan kata-kata yang umum untuk menyatakan
bentuk suatu benda. Selain bentuk helaian daun, apeks dan pangkal daun juga
memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam
III. Alat dan Bahan
III.1 Alat
- Mikroskop
- Pipet tetes
- Gelas kimia
- Kaca objek
- Kaca penutup
- Jarum preparat
III.2 Bahan
- Abri folium
- Blumeae balsamiferae folium
- Guazumae ulmifoliae folium
- Orthosiphonis staminei folium
- Psidii guajavae folium
- Piperis betle folium
- Theae Folium
- Cajuputi folium
- Brugmansia Folium
- Sericecalycis Folium
- Stramonii Folium
- Digitalis Folium
- Menthae Piperitae Folium
- Rosnarini Folium
- Eucalipty Folium
- Sennae Folium
- Uvae Usri Folium
- Nerii folium
IV. Cara kerja
- Diambil sedikit folium (secukupnya), diletakkan di atas gelas obyek, ditetesi dengan
sedikit air dan ditutup dengan gelas penutup.
- Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
- Dianalisis bentuk Folium dari masing-masing spesies tanaman
Pada uji mikroskopik ini kita melakukan pengamatan dengan menggunakan reagen kloral
hidrat..
1. Siapkan kaca objek yang digunakan
2. Kemudian bersihkan dan keringkan dengan tissue
3. Setelah itu, teteskan reagen kloral sebanyak 2 tetes, lalu diambil sedikit preparat
folium dengan menggunakan jarum.
4. Campurkan folium dan juga reagen dengan menggunakan jarum hingga merata, lalu
tutup preparat dengan kaca penutup.
5. Kemudian letakkan diatas meja mikroskop dan dijepit dengan penjepit mikroskop
setelah itu amati apakah preparat tersebut ditemukan fragmen – fragmen yang
penyusunnya.