Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

TUGAS
AGAMA ISLAM

DI BUAT :
DWIKI RIVALDY
F 121 15 020

PALU
2020

1
Tugas Agama Islam

A. Konsep masyarakat Madani


B. Masyarakat Madani dalam sejarah Islam
C. Peranan Umat Islam dalam mewujudkan Masyarakat Madani

Penyelesaian :

A. Konsep masyarakat Madani


Berdasarkan konteks dalam paradigma sosial po-litik Islam, dengan melacak
sumber-sumber doktrinalnya, ada dua kata kunci yang bisa menghampirkan kita
pada konsep masyarakat madani (civil society), yakni kata “ummah” dan
“madinah”. Terminologi “ummah” seperti yang diisyaratkan al-Qur’an dalam
konteks masyarakat madani adalah menunjukkan suatu komunitas yang
mempunyai basis solidaritas tertentu atas dasar komitmen keagamaan, etnis, dan
moralitas. Lebih jauh al-Qur’an mengisyaratkan masyarakat madani dalam term
“ummat wahidah”,“ummat wasatha”, dan “khairu ummat”. Kata“ummat
wahidah” berulang kali terdapat dalam al-Qur’an.
Sedangkan dalam perspektif sejarah,“ummah” yang dibangun oleh Rasul
Allah Saw di Madinah dimaksudkan “untuk membina solidaritas dikalangan para
pemeluk Islam (kaum Muhajirin dan kaum Anshar).” Konsep “ummah” khusus
bagi kaum Muhajirin merupakan sistem sosial alternatif pengganti sistem sosial
tradisional, sistem kekabilahan dan kesukuan yang mereka tinggalkan lantaran
memeluk Islam. Sebagai sistem alternatif konsep “ummah” bersifat lin-tas
kesukuan atau kultural. Term “ummah” di atas, menurut hemat pene-liti adalah
menunjukkan konotasi sosial, dan bukan konotasi politik. Lebih jauh al-Qur’an
mengklasifikasikan pengertian“ummah”, yaitu dimulai dari interpretasi terhadap
“ummah wahidah”,“ummah wasatha” dan “khairu ummah”. Pengertian pertama,
yakni; “ummah wahidah” dalam perspektif al-Qur’an adalah “suatu umat yang
bersatu berda-sarkan iman kepada Allah dan mengacu kepada nilai-nilai
kebajikan. Namun umat tersebut tidak terbatas kepada bangsa dimana mereka
merupakan bagian, akan tetapi mencakup seluruh umat manusia”. Selanjutnya
Pengertian kedua, yakni: “ummah wasatha” adalah “umat mo-derat, yang
posisinya berada ditengah, agar dilihat oleh semua pihak dan dari segenap
penjuru”. Interpretasi ini dipertegas oleh M. Quraish Shi-hab, bahwa “ummah
wasatha” adalah posisi pertengahan menjadikan ma-nusia tidak memihak ke kiri
dan ke kanan, hal mana mengantar manusia berlaku adil.
2
B. Masyarakat Madani dalam sejarah Islam
Robert N Bellah dalam bukunya Beyond Belief tahun 1976. Bellah, dalam
hasil penelitiannya terhadap agama-agama besar di dunia, mengakui bahwa
masyarakat yang dipimpin Rasu-lullah itu merupakan masyarakat yang sangat
modern untuk zaman dan tempatnya, karena masyarakat tersebut telah melakukan
lompatan jauh ke depan dalam kecanggihan tata sosial dan kerangka desain
politiknya. Pendapat ini senada dengan Nurcholish Madjid yang menyatakan
bahwa istilah tersebut merujuk kepada masyarakat Islam yang pernah dibangun
Nabi di negeri Madinah, yang oleh ahli sejarah disebut dengan negara Madinah.
Madinah merupakan negara yang didirikan untuk membangun peradaban baru.
Para sejarawan ada yang mengatakan bahwa madani berarti Madinah yaitu kota
tujuan hijrah nabi Muhammad Saw yang dulunya bernama Yatsrib. Kemudian,
perubahan nama Yatsrib menjadi Madinah dipahami oleh umat Islam sebagai
sebuah manifesto konseptual mengenai upaya nabi untuk mewujudkan sebuah
masyarakat madani, dihadapkan dengan masyarakat badawi atau nomad.
Substansi perubahan yang didesain Rasul sesungguhnya untuk mendirikan dan
membangun suatu masyarakat yang beradab, yaitu suatu masyarakat yang
memiliki aturan sebagaimana mestinya sebuah masyarakat.

C. Peranan Umat Islam dalam mewujudkan Masyarakat Madani


Peranan Umat Islam dalam mewujudkan Masyarakat Madani mengacu kepada
pemimpin umat islam yaitu, para Ulama dalam konteks orang yang memiliki
pengetahuan luas dalam berbagai disiplin ilmu tertentu, memiliki peranan yang
cukup signifikan di dalam memajukan masyarakat atau umat, betapa tidak, ulama
sebagai wadah komunikasi masyarakat dalam mencari solusi ber-bagai persoalan
sosial yang memang cukup kompleks dan variatif.
Lebih jauh dipaparkan bahwa peranan ulama dan cendekiawan muslim dalam
menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat yang ber-akhlak mulia, demokratis,
berkeadilan, memiliki rasa aman, tertib, sejah-tera dan punya paradigma baru,
yaitu paradigma kekuasaan menjadi para-digma yang mementingkan moral dan
budi yang berlandaskan nilai-nilai agama. Untuk menuju atau mencapai
masyarakat madani yang diinginkan tersebut cendekiawan muslim harus
memainkan peranannya antara lain:
1. Menegakkan keadilan dan mencari pemimpin yang adil
2. Memberdayakan Partai-Partai Islam

3
Refernsi :

Ramdani, A. 2018. Konsepsi Masyarakat Madani Dalam Perspektif Pendidikan


Islam. Bandar Lampung : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Anda mungkin juga menyukai