Anda di halaman 1dari 19

LOMBA PERANCANGAN BANGUNAN

CIVIL FESTIVAL 2020

ARCIV TEAM

ARVIA MULYA PUNUH (5180811062)


INTAN SEPTYANASARI (5180811219)
SEKAR WANGSA PUTRI (5180811268)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2020

1
DATA DIRI PESERTA

Nama Tim : Arciv Team

Nama Bangunan : The Future Eccentric Home

Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Yogyakarta

Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Ring Road Utara Jombor, Sleman

Mahasiswa 1

Nama Lengkap : Intan Septyanasari

NIM : 5180811219

Jurusan/Prodi/Sem : Teknik Sipil/Sains dan Teknologi/4

Alamat Rumah : Temanggung, Jawa Tengah

HP dan Email : 082227817056 , intanseptyanasari@gmail.com

Mahasiswa 2

Nama Lengkap : Arvia Mulya Punuh

NIM : 5170911062

Jurusan/Prodi/Sem : Arsitektur/Sains dan Teknologi/6

Alamat Rumah : Sendang Agung, Lampung Tengah

HP dan Email : 082374117659

Mahasiswa 3

Nama Lengkap : Sekar Wangsa Putri

NIM : 5180811268

Jurusan/Prodi/Sem : Teknik Sipil/Sains dan Teknologi/4

Alamat Rumah : Kab. Semarang, Jawa Tengah

HP dan Email : 085826047201 , sekar.wangsa@gmail.com

2
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL LOMBA PERANCANGAN BANGUNAN

1. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Yogyakarta


2. Fakultas : Sains dan Teknologi
3. Program Studi :Teknik Sipil dan Arsitektur
4. Nama Tim : Arciv Team
5. Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Ring Road Utara Jombor, Sleman
Telepon/Fax : (0274)-623310 / (0274)-623306
Email :teknik.sipil@uty.ac.id

Yogyakarta, 18 Februari 2020

Arciv Team

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. 1


Data Diri ....................................................................................................... 2
Halaman Pengesahan ................................................................................... 3
.....................................................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................... 4
Daftar Gambar .............................................................................................. 5
BAB I Pendahuluan ........................................................................... 6
BAB II Metode Pelaksanaan Konstruksi.............................................. 10
BAB III Detail Anggaran Biaya ........ ................................................... 12
3.1 Perhitungan Volume ........................................................ 12
3.2 Bill Of Quantity ................................................................ 12
3.3 Analisis Harga Satuan ....................................................... 13
3.4 Rencana Anggaran Biaya .................................................. 15
3.5 Time Schedule (Kurva S) .................................................. 18
BAB IV Penutup................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan ....................................................................... 19
4.2 Saran................................................................................. 19
Lampiran ......................................................................................................

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Perhitungan Volume ................................................................... 4


Gambar 3.2 Bill Of Quantity ......................................................................... 6
Gambar 3.3 Analisis Harga Satuan ................................................................. 9
Gambar 3.4 Rencana Anggaran Biaya ........................................................... 10
Gambar 3.5 Time Schedule (Kurva S) ............................................................ 13

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era yang semakin maju, rumah tidak hanya digunakan sebagai hunian
peristirahatan, namun juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan sesuai
dengan kebutuhan penghuninya. Sektor bangunan dan konstruksi adalah salah satu
sector terkuat yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Studi yang
dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa sector konstruksi berada
di posisi ketiga sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor
kostruksi yang berkembang mengakibatkan pertumbuhan pembangunan di
Indonesia sangatlah cepat dengan berbagai macam pembangunan seperti salah
satunya adalah rumah. Didorong oleh proyek-proyek infrastruktur , menyebabkan
tingginya permintaan untuk industry konstruksi yang salah satunya terfokus pada
konstruksi unit rumah tinggal dengan harga terjangkau. Banyaknya permintaan
pembangunan rumah tinggal dan infrastruktur lainnya mengakibatkan
berkurangnya ketersediaan lahan yang ada di Indonesia, sehingga berbagai
perusahaan konstruksi berlomba-lomba untuk menciptakan bangunan yang
mengefisiensikan penggunaan lahan dengan sebaik mungkin namun tetap terlihat
menarik secara pandangan mata. Ketersediaan lahan menjadi hal yang paling
krusial ketika akan membangun sebuah bangunan, dikarenakan lahan yang terbatas
namun banyaknya permintaan dari para owner. Untuk mengatasi ini banyak
perusahaan konstruksi menyarankan untuk membangun arah vertical dibandingkan
horizontal dikarenakan minimnya ketersediaan lahan yang akan dibangun.
Contohnya seperti rumah susun dan apartemen yang tinggi menjulang ketas dan
tidak terlalu memakan lahan untuk unit yang sangat banyak. Namun rumah tinggal
sederhana pun masih banyak diminati juga oleh banyak orang karena selain
harganya yang terjangkau juga owner bisa merencanakan bagaimana rumah tinggal
mereka sendiri.

Banyak bangunan rumah tinggal yang masih menggunakan kaca sebagai


elemen dari sebuah bangunan. Dimana penggunaan kaca yang berlebih
mengakibatkan pemanasan global. Bidang kaca disamping diperlukan untuk

6
penyediaan pemandadangan juga untuk penerangan alami, sehingga peningkatan
perolehan cahaya alami membawa pengaruh pada penurunan kebutuhan energi
pencahayaan. Namun fungsi yang terakhir sering kali disertai oleh peningkatan
panas pada bangunan, khususnya di daerah ber iklim tropis lembab. Penerimaan
radiasi yang besar melalui kaca merupakan faktor utama yang menimbulkan
pemanasan global akibat terlalu banyak menggunakan material kaca. Namun dalam
segi arsitektur penggunaan kaca memberi efek lebih modern dan minimalis dan
memberi kesan bebas memandang lebih jauh. Dalam hal ini ditemukan inofasi baru
yaitu material pengganti kaca yang hemat biaya. Pemilihan materialnya yang
transparan seperti kaca menjadi salah satu alternative yang digunakan untuk
mengganti kaca.

Polycarbonate adalah salah satu material pengganti kaca. Bahan


Polycarbonate yang transpara seperti kaca namun tidak memantulkan cahaya bias
mengurangi penyerapan radiasi matahari. Polycarbonate bisa didesain untuk
mengekspos keindahan structural dan infrastruktur bangunan sehingga tercipta
siluet yang arsitektural. Selain itu material polycarbonate pun memiliki sifat seperti
kaca yaitu transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk dan memberikan
pencahayaan alami. Selain itu penggunaan polycarbonate memberi kesan lebih
futuristic dan telah direkomendasikan sebagai bahan bangunan yang ramah
lingkungan. Mterial ini sangat kuar, 250 kali lebih kuat dibandingkan kaca, dan 20
kali lebih kuat disbanding arklik. Bahan polycarbonate yang semi transparan juga
memberi efek pencahayaan yang menarik dari arah bawah sehingga tampilan ruang
menjadi glamour dan meriah yang memberi kesan futuristic. Polycarbonate juga
biasa dikombinasikan dengan aluminium atau bahan lainnya perpaduan ini
menghasilkan tampilan yang lebih modern dan hi-tech.

Untuk menciptakan rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan


penghuninya, perlu dilakukan perancangan sebelum proses pembangunan. Hal ini
dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan penghuni agar nantinya terwujud rumah
yang nyaman. Rumah yang efisien, futuristik dan ramah lingkungan adalah konsep
rumah yang paling sesuai untuk kebutuhan pembuatan hunian pada zaman sekarang
ini. Konsep rumah yang efisien yaitu memanfaatkan ketersediaan lahan yang ada
sesuai dengan kebutuhan penghuni, futuristik yaitu konsep yang merujuk pada

7
bangunan baru yang belum pernah ada sebelumnya, dan konsep ramah lingkungan
yang merujuk pada komponen pendukung rumah yang tidak merusak lingkungan.
Inovasi yang dituangkan dalam The Future Exccentric Home adalah konsep hunian
yang mengutamakan desain yang futuristik dan mengurangi penggunaan kaca
sebagai bentuk mengurangi pemanasan global yang berasal dari efek rumah kaca
sehingga dapat mengurangi pemanasan global yang sedang gencar-gencarnya
terjadi di Indonesia. Selain itu kenyamanan penguhinya juga sebagai salah satu
prioritas utama dalam merencanakan bangunan ini. Kenyamanan adalah aspek
terpenting karena saat berada di rumah yang notabennya adalah tempat beristirahat
setelah melakukan aktivitas, penghuni mampu mencapai kenyamanan. Selain itu
desain yang futuristic yang menjadikan bangunan terkesan mengikuti tren mode
dan tidak membosankan. Sehingga kami ingin mewujudkan berbagai keinginan dan
impian owner untuk kedepannya dengan memanfaatkan efisiensitas lahan namun
memberi kesan mengikuti perkembangan zaman yang nyaman.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan ketersediaan lahan yang terbatas dan permasalahan global
warming yang semakin meningkat akibat terlalu banyak penggunaan kaca dalam
pembangunan bangunan sehingga tidak menjadi ramah lingkungan menjadi pokok
permasalahan utama. Memanfaatkan lahan secara efisien dan mengurangi
penggunaan kaca dengan mengganti bahan material kaca dengan polycarbonate
yang diharapkan menjadi solusi alternative yang tepat.

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam hal ini, antara lain:

1. Menciptakan model rumah yang minimalis, ramah lingkungan dan futuristic


2. Mengetahui seberapa efisien penggunaan polycarbonate sebagai bahan
material pengganti kaca
3. Mengetahui Teknik implementasi dan penerapan polycarbonate di lapangan
4. Mengetahui perkiraan anggaran biaya dari rancangan bangunan tersebut

8
1.4 Manfaat
Melalui rancangan ini diharapkan dapat menginspirasi untuk mengatasi
permasalahan yang ada akibat keterbatasan lahan dan global warming yang
diakibatkan karena penggunaan kaca sebagai komponen pembangunan yang umum
digunakan dengan mengganti bahan material kaca dengan polycarbonat yang lebih
ramah lingkungan namun tetap terlihat futuristic dan efisien dalam menggunakan
lahan yang ada.

9
BAB II

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi

Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan atau


pembangunan konstruksi yang mengikuti prosedur dan telah dirancang sesuai
dengan pengetahuan maupun standar yang diujicobakan. Dalam menyelesaikan
proyek pembangunan Ruang Pelayanan Khusus di Semarang dengan efektif dan
efisien, diperlukan manajemen yang baik dan terorganisir. Untuk menerapkan
metode manajemen yang baik, diperlukan metode yang sesuai jenis pekerjaan ini.
Berikut uraian metode pelaksanaan yang cocok untuk pekerjaan proyek ini :

1. Pekerjaan pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan langkah awal


sebelum pekerjaan lainnya dimulai. Pada tahap ini, segala izin yang
menyangkut proyek ini harus sudah selesai, karena kelancaran proyek
akan sangat menentukan waktu pelaksaan proyek tersebut. Pada tahap ini
juga, penjadwalan proyek, kelengkapan administrasi, ketersediaan tenaga
dan alat, serta mobilisasi bahan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan. Dalam pekerjaan pendahuluan juga, kontraktor harus
memastikan bahwa lahan harus sudah bersih dari berbagai gangguan,
seperti pepohonan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi struktur tanah
dan akan membuat mutu struktur menjadi kurang maksimal.

2. Pekerjaan Tanah dan Pasir Pekerjaan pada tahap ini tentu saja meliputi
pekerjaan galian tanah untuk fondasi, hingga penimbunan kembali dan
pemadatan sampai didapatkan elevasi yang sudah ditentukan. Pekerjaan
tanah dan pasir ini harus sangat diperhatikan oleh pengawas. Hal ini tentu
saja karena pekerjaan ini akan sangat menentukan kekuatan struktur yang
akan dibangun, kekuatan struktur akan sangat menentukan umur dari
bangunan yang akan dibangun tersebut.

10
3. Pekerjaan Pemasangan dan Pembuatan Pada tahap ini akan terfokus
membuat bangunan arsitektural, dimulai dari pembuatan beton bertulang
maupun tidak bertulang, seperti pekerjaan dinding, pekerjaan kolom,
sloof, balok, dan lain sebagainya. Setelah itu, dilanjutkan dengan
pembuatan atap, yang meliputi pembuatan kuda-kuda, gording, atap
penutup hingga detail-detail yang sudah direncanakan pada rancangan
proyek.

4. Pekerjaan Lantai Pada dasarnya, pekerjaan lantai dilakukan berdasarkan


petunjuk dan arahan dari manajemen konstruksi dan rancangan proyek.

5. Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan ini akan dilakukan setelah tahap 2


dan tahap 3 selesai dikerjakan. Pada tahap ini, pekerjaan yang dilakukan
meliputi pemasangan dan pengadaan komponen listrik secara tidak
terkecuali, seperti stopkontak, sakelar, panel listrik, dan lampu-lampu.
Pekerjaan ini dilakukan dimulai ari coba-coba hingga listrik di seluruh
bangunan dapat beroperasi dan berfungsi dengan baik.

6. Pekerjaan Penutup Pada pekerjaan penutup meliputi pekerjaan


pembersihan dan pemeliharaan bangunan. Pada masa pembersihan,
kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian proyek, yang meliputi
lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lain-lain, hingga bangunan
siap difungsikan. Pada masa pemeliharaan, kontraktor akan melukakan
pemeliharaan yang meliputi pengecekan dari mulai bawah bangunan
sampai atas bangunan dan memastikan bahwa semuanya sudah beres.
Waktu pemeliharaan biasanya dilakukan selama tiga bulan.

11
BAB III

DETAIL ANGGARAN BIAYA

3.1 Perhitungan Volume


Sebelum menghitung Rencana Anggara Biaya (RAB) diperlukan beberapa
adata salah satunya yaitu volume pekerjaan. Volume masing-masing pekerjaan
memiliki cara perhitungan yang berbeda. Memang rumus dasar yang digunakan
tetap sama, yaitu rumus dalam matematika seperti volume, luas, maupun
keliling dengan satuan seperti m3, m2, m. Untuk pekerjaan dengan satuan
dihitung dengan unit yang telah menjadi satu kesatuan (Susanta,2008:199).
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar bestek dari bangunan yang
akan dibuat seperti denah rencana dan detail yang dibutuhkan. Sebelum
menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu harus membaca
gambar bestek dan gambar detail (penjelasan). Penguasaan dalam membaca
gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat mempengaruhi tingkat
ketelitian dalam menghitung volume masing-masing pekerjaan.

Gambar 3.1 Perhitungan Volume

3.2 Bill of Quantity


Bill of Quantity (BOQ) merupakan Estimasi biaya dalam suatu proyek
kontruksi, Bill of Quantity ini berisikan tiga hal pokok yaitu deskripsi pekerjaan,
kuantitas (volume) + unit dan harga satuan pekerjaan.

12
Perhitungan ini merupakan kelanjutan dari perhitungan yang telah dibuat
sebelumnya tentang penyiapan data berupa perhitungan volume pekerjaan untuk
estimasi biaya pekerjaan konstruksi, dengan penekanan pada tambahan untuk
pekerjaan pondasi dan pekerjaan finishing.

Data yang dikumpulkan dimaksudkan untuk memperoleh perhitungan


harga satuan pekerjaan yang dibatasi berupa data berbagai jenis dan harga bahan
serta data upah pekerjaan. Harga satuan pekerjaan itu sendiri dalam penelitian
ini dibatasi hanya ditentukan dari harga bahan, upah pekerjaan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Estimasi Biaya digunakan untuk mendapatkan harga
satuan pekerjaan yang diinginkan. Dan untuk mengaplikasikan harga satuan
pekerjaan yang telah dibuat tersebut ke dalam Bill of Quantity.

Gambar 3.2 Bill Of Quantity

3.3 Analisis Harga Satuan

Setiap satuan dari pekerjaan kosmtruksi memeiliki jenis maupun cara


pengerjaan tertrntu. Setiap satuan pekerjaan yang dilakukan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu perekonomian dan wilayah. Oleh karena
itu, setiap wilayah memiliki akan memiliki harga satuan yang berbeda-beda.
Biasanya harga satuan ini dikeluarkan oleh pemerintah terkait, umumnya oleh
dinas pekerjaan umum kabupaten atau kota madya. Harga satuan inilah harga
setiap pekerjaan yang ada dalam pekerjaan konstruksi. Harga satuan ini
digunakan sebagai pedoman perhitungan harga standard sataun pekerjaan
konstruksi, yang didalanya tertuang komponen-komponen biaya konstruksi.

13
Menurut Sahid (2017: 147), secara umum komponen biaya suatu pekerjaan
meliputi bahan atau material, upah tenaga kerja, dan biaya peralatan. Berikut
penjelasan masing-masing komponen biaya konstruksi :

1. Biaya bahan atau material


Material merupakan seluruh elemen yang nantinyamenjadi hasil akhir
dari suatu proyek. Termasuk didalamnya electrical, beton, kayu, dan
sebagainya. Harga dari masing-masing material ini tergantung dari
spesifikasi atau mutunya.
2. Biaya Upah Tenaga Kerja.
Upah merupakan imbalan yang diberikan kepada seseorang setelah
melakukan pekerjaan tertentu. Biaya upah dalam proyek biasanya
dibayarkan secara langsung, yaitu dalam harian atau mingguan. Ada juga
upah dalam bentuk tidak langsung berupa asuransi. Biaya ini lebo=ih sulit
dievaluasi dibandingkan komponen yang lain. Karena hal ini menyangkut
produkivitas tenaga kerja, yang juga dipengaruhi oleh lokasi pekerjaan,
waktu jam kerja, jangka waktu pekerjaan, hingga tingkat kesulitan suatu
pekerjaan.
3. Biaya Peralatan.
Peralatan merupakan suatu komponen dalam proyek yang fungsinya
untuk menunjang pekerjaan kontruksi, ada banyak jenis peralatan kontruksi
yang dapat digunakan sebagai penunjang pekerjaan. Misalnya saja mesin
mixing, peralatan ini sangat berguna untuk menunjang pekerjaan. B egitu
juga dengan peralataan ini juga mungkin diperlukan dalam suatu proyek.
Sehigga perhitungan estimasi biaya yang harus di keluarkan untuk
memenuhi kebutuhan peralatan ini harus diperhitungkan.

14
Gambar 3.3 Analisis Harga Satuan

3.4 Rencana Anggaran Biaya

Setiap pekerjaan memeiliki kaitan yang sangat erat dengan pembiayaan.


Contoh yang yang tidak asing lagi adalah pembiayaan dalam segala bidang
pekerjaan konstruksi. Misalnya dalam membangun sebuah rumah, hal ini tidak
akan lepas dari pembiayaan, dalam perencanaannya diperlakukan suatu
perhitungan mengenai jumlah biaya pembangunan. Hal ini kemudian sering
disebut dengan rencana anggaran biaya (RAB).

Rencana anggaran biaya seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya


yang diperlukan untuk suatu kegiatan dengan dasar informasi yang tersedia pada
waktu yang sama (Sahid, 2017: 145). Rencana Anggaran Biaya Menurut
Firmansyah (2011:25) dalam bukunya “Rancang Bangun Aplikasi Rencana
Anggaran Biaya Dalam Pembangunan Rumah” yaitu Rencana Anggaran Biaya
(RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan
dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek
pembangunan.

1.1.1 Jenis-jenis Rencana Anggaran Biaya.


Secara umum jenis rencana anggaran biaya dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :

1. Rencana Anggaran Biaya kasar (taksiran) untuk pemilik proyek.


Rencana anggaran biaya ini dibutuhkan oleh pemilik suatu proyek
untuk memutuskan akan melaksanakan pembangunan atau tidak (biasanya

15
masih dibantu dengan studi kelayakan proyek). Rencana anggaran kasar
ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung
secara teliti.
Menurut Sahid (2017: 152), “Biaya kasar yaitu estimasi pada awal
proyek, dimana data proyek masih sangat sedikit, hanya data jenis
bangunan seperti, rumah tinggal (mewah, menengah, sederhana), kantor,
jalan tol. Biaya yang diperkirakan masih secara kotor”.
2. Anggaran Biaya Sesungguhnya (Real cost).
Setelah penganggaran selesai, bagi pemilik fixed price yang tercantum
dalam kontrak, anggaran ini adalah sebagai nilai terakhir, kecuali kecuali
dalam pelaksanaan terjadi tembahan atau kekurangan (meer and minder
werk). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed,
sedangkan pengeluaran sesungguhnya (real cost) yaitu segala biaya yang
kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan suatu proyek.

2.1.2 Manfaat Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Dalam proses penyusunan yang membutuh ketelitian dan pemahaman
konsep akan pembiayaan suatu proyek maka, rencana anggaran biaya itu
memiliki beberapa manfaat penting di dalamnya. Manfaat-manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besarnya rencana biaya yang diperlukan


untuk meyelesaikan suatu proyek, sebelum pekerjaan proyek itu
dilaksanakan.
2. Mengetahui berapa jumlah volume pekerjaan, tenaga yang dibutuhkan,
material, serta alat-alat yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek.
3. Sebagai pedomat pada saat pelaksanaan pekerjaan, khusunya pada ssat
pengadaan tenaga kerja, bahan dan alat, baik menyangkut jumlah,
kualitas, maupun harga satuannya masing-masing.
Menurut Setia (2013:20) dalam bukunya Rencana Anggaran Biaya Berbasis
Database. Rencana anggaran biaya mempuyai tahapan yang
perlukanuntuk menghitung jumlah volume per satuan pekerjaan dan analisa

16
harga satuan pekerjaan berdasarkan gambar tahap pekerjaan serta syarat-
syarat analisa pembangunan kontruksi yang berlaku.

Tahapan-tahapan dalam penyusunan RAB suatu proyek adalah sebagai


berikut :

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan proyek. Termasuk juga


gambar kerja yang merupakan data penting sebagai acuan dalam
menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Membuat system dalam bentuk table-tabel untuk memudahkan
dalam perhitungan volume pekerjaan maupun harga satuan. (Kita
memanfaaytkan program Microsoft excel).
3. Membuat perhitungan volume untuk tiap pekerjaan yang ada. Satuan
yang umum digunakan antara lain, m³, m², m, kg, buah, dan lain-lain.
4. Membuat perhitungan harga satuan untuk tiap pekerjaan. Harga
satuan ini terdiri dari harga upah tenaga, peralatan proyek, dan harga
bahan. Kita dapat melihat dalam SNI yang telah dikeluarkan oelh
pemerintah daerah sesuai lokasi proyek tersebut.
5. Membuat perhitungan jumlah harga tiap pekerjaan.
(Jumlah harga = volume pekerjaan x harga satuan)
6. Membuat rekapitulasi dari masing-masing jenis pekerjaan. Sehingga
diperoleh harga nominal proyek.
Gambar 3.5 Rencana Anggaran Biaya

17
3.5 Time Schedule (Kurva S)
Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan
antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian
pada kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang
disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam
melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan
dalam pengendalian suatu proyek.
Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu
vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam orang atau persentase
penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak
terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
a. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
b. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu
yang lebih lama.
Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi, nilai final tender yang ditawarkan adalah sebesar Rp 423,768,060.67


dalam waktu 22 minggu. Besar harapan kami untuk memenangkan tender tersebut
dan proyek dapat berlangsung dengan lancar.
4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk bahan evaluasi pada proyek


pembangunan ini adalah :

1. Perlunya ketelitian yang lebih lagi dalam menghitung tiap item


pekerjaan.

2. Perlunya memperbarui informasi terbaru tentang harga material dan


sewa alat.

3. Meningkatkan efisiensi dalam merancang estimasi biaya maupun


manajemen proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu.

19

Anda mungkin juga menyukai