Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP

PAYANG

SINATRIA PINDHO BAROKAH

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1
1. LATAR BELAKANG KEGIATAN....................................................................2
2. PENENTUAN JENIS KAPAL, ALAT TANGKAP DAN DAERAH
PENANGKAPAN IKAN.........................................................................................2
3. PENENTUAN IKAN TARGET PENANGKAPAN............................................3
3.1. Musim penangkapan dan jumlah trip......................................................4
3.2. Hasil tangkapan pertahun.......................................................................4
4. PERENCANAAN FINANSIAL........................................................................4
4.1. KEBUTUHAN USAHA (INVESTASI)......................................................4
4.2. KEBUTUHAN PRODUKSI......................................................................5
4.2.1. Biaya Tidak Tetap (Variabel cost)....................................................5
a. Biaya Operasional...............................................................................5
b. Biaya lain lain......................................................................................6
4.2.2. Biaya Tetap (Fixed Cost).................................................................6
a. Biaya Perawatan.................................................................................6
b. Biaya penyusutan................................................................................6
4.3. ANALISA JANGKA PENDEK..................................................................7
5. PERENCANAAN TATA NIAGA HASIL PERIKANAN.....................................7
1. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Indonesia merupakan negara maritiim yangmempunyai wilayah lautan terluas
di Asia tenggara, di bandingkan dengan negara negara lain di asia tenggara
indonesia mempunyai garis pantai yang relatif panjang, oleh kerena itu perikanan
indonesia juga tidak kalah beragam dari perkanan negara tetangga mulai dari
metode penangkapan dan jenis alat tangkap yang di gunakan juga sangat
beragam.
Perikanan tangkap merupakan aktifitas yang tidak asig lagi terdengar oleh
telinga masyarakat indonesia yang juga merupakan suatu sumber pendapatan
sebagian besar penduduk indonesia, baik itu untuk kepentingan keluarga
maupun untuk kepentingan industri dan lain lain, dan juga metode dan alat
tangkap yang di gunakan juga sangat beragam mulai dari alat tangkap modern,
semi modern dan juga masih banyak yang menggunakan alattangkap secara
konvensional.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam melakukan
penangkapan ikan dengan memakai metode, teknik dan juga cara dalam
menentukan daerah penangkapan, agar dalam penangkapan mendapatkan hasil
yang optimal dan tidak mengalami kerugian dalam melakukan penangkapan.
Penangkapan ikan merupakan suatu jenis usaha yang sangat menjanjikan
untuk di laksanakan karena berhubungan dengan betapa luasnya sumberdaya
perikanan indonesia yang belum terekspos secara menyeluruh, sehingga potensi
keberlangsungan usaha akan sangat tinggi dan juga permintaan ikan baik itu
lokal dan juga internasional sangatlah tinggi dan akan terus meningkat setiap
tahunya.

2. PENENTUAN JENIS KAPAL, ALAT TANGKAP DAN DAERAH


PENANGKAPAN IKAN
Alat tangkap yang akan di gunakan adalah Jaring Payang . Jaring payang
dikelompokkan dalam jaring/pukat kantong lingkar. Secara umum alat tangkap
payang terdiri dari bagian sayap, badan jaring, kantong, tali ris, pemberat, dan
pelampung.

Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap payang


biasanya menggunakan perahu kayu yang terbuat dari kayu jati (Tectona
Grandis). Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan para nelayan
yang pada kali ini di lakukan wawancara di daerah cirebon yang mana, ukuran
perahu yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap payang umumnya 6
GT dengan ukuran panjang kapal (LOA) 10-12 meter, lebar kapal (B) 2,5-3 meter
dan dalam/panjang kapal (D) 1 meter . Digerakkan dengan menggunakan motor
tempel (out motor) berkekuatan 24 PK dan sebagian besar merk Dong Feng
buatan Cina dengan bahan bakar solar yang membutuhkan bahan bakar 20-25
liter per trip yang diletakkan di samping kanan kapal. Mesin ini mempunyai daya
tahan kurang lebih lima tahun.

Sedangkan daerah penangkapan yang untuk perencanaan usaha


penangkapan dengan alat tangkap payang ini adalah di wilayah perairan
Cirebon,Jawa Barat atau tepatnya di WPPNRI 712 (Perairan laut jawa).

3. PENENTUAN IKAN TARGET PENANGKAPAN


Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan nelayan pada umumnya
nelayan payang melaut pada musim puncak yaitu bulan Januari- Maret dan
saat musim sedang yang berkisar bulan Mei-Juli. Hasil tangkapan ikan
denga pada musim sedang, komposisi hasil tangkapannya sama saat
musim puncak hanya saja jumlah produksi tangkapannya yang berkurang.
Sedangkan pada musim paceklik yaitu pada bulan Agustus-Desember, para
nelayan tidak melaut. Sehingga pada musim ini aktivitas yang dilakukan para
nelayan adalah memperbaiki jaring, mencari pekerjaan lainnya maupun menjadi
ABK pada kapal-kapal di luar kota yang dikenal dengan istilah bawa.
Selain musim, faktor lain yang mempengaruhi hasil dan komposisi hasil
tangkapan adalah jenis Alat tangkap yang digunakan. Sehingga hasil tangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap yang berbed terlihat berbeda pula.
Jenis ikan yang umum diperoleh sebagai hasil tangkapan utama dengan
menggunakan payang antara lain ikan Teri (Stolephorus sp.), Tanjan
(Sardinella spp.), Kembung (Rastrelliger sp.) dan Pirik (Slipmouths). Jenis ikan
yang menjadi hasil tangkapan sampingan nelayan yang mengoperasikan
payang antara lain ikan layang (Detapterus pusailus), ikan layur (Trichiurus sp.),
ikan alu- alu,ikan tunul, ikan kempul dan ikan klapan. Hasil tangkapan
sampingan yang diperoleh nelayan payang hanya berjumlah sedikit dan tidak
selalu ada dalam setiap trip operasi penangkapan dengan payang dan biasanya
dikonsumsi oleh keluarga nelayan sendiri.
3.1. Musim penangkapan dan jumlah trip
Dalam satu tahun di perkiraakan ada tiga musim yaitu puncak, paceklik, dan
sedang. Yang mana di dalam satu tahun nelayan payang diperkirakan dapat
melaut sebanyak 87 trip dengan durasi per trip adalah satu hari.

Musim Jlh.Bulan Jlh. trip/Bulan Jlh. Trip/Musim


Puncak 6 9 54
Sedang 3 11 33
Paceklik 3 0 0
Jumlah Trip/Tahun 87

3.2. Hasil tangkapan pertahun


Hasil tankapan payang di perkirakan dalam satu tahun dapat menghsasilkan
ikan hasil tangkapan yang bermacam- macam tetapi di jumlahkan dan di ambil
harga rata-rata pasar sehingga di dapat seperti pada tabel berikut:

Uraian Tahun 1
Produksi (Kg) 26.134
Harga/Kilo (Rp) 6.658
Jumlah 174.000.172

4. PERENCANAAN FINANSIAL
Analisis finansial usaha dilakukan untuk mengukur kinerja usaha
penangkapan ikan yang sudah berjalan dan waktu yang akan datang, oleh
karena itu dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu usaha yang sedang
dijalankan sehingga pelaku usaha dapat membuat perhitungan-perhitungan dan
menentukan rencana untuk pebaikan dan peningkatan usahanya. Analisa usaha
yang dilakukan pada unit penangkapan payang di Desa Bandengan Kecamatan
Mundu terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan
biaya

4.1. KEBUTUHAN USAHA (INVESTASI)


Analisis finansial usaha dilakukan untuk mengukur kinerja usaha
penangkapan ikan yang sudah berjalan dan waktu yang akan datang, oleh
karena itu dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu usaha yang sedang
dijalankan sehingga pelaku usaha dapat membuat perhitungan-perhitungan dan
menentukan rencana untuk pebaikan dan peningkatan usahanya. Analisa usaha
yang dilakukan pada unit penangkapan payang di Desa Bandengan Kecamatan
Mundu terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan
biaya

Uraian Harga/Biaya Umur


a. Kapal 23.000.000 10
b. Mesin 6.750.000 5
c. Alat Tangkap 11.000.000 8
d. SIUP 140.700 2
Jumlah 40.890.700  

Pada tabel terlihat bahwa total biaya investasi nelayan payang mencapai
Rp.40.890.700 Adapun biaya investasi yang paling dominan adalah
kapal/perahu yaitu Rp. 23.000.000 atau mencapai 56% dari total biaya
investasi. Tingginya harga kapal/perahu disebabkan oleh tingginya harga bahan
baku pembuatan kapal yaitu kayu jati serta lamanya pembuatan kapal.

4.2. KEBUTUHAN PRODUKSI


Biaya selanjutnya adalah biaya usaha yaitu sejumlah pengeluaran dari
usaha unit penangkapan payang yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha.
Biaya usaha perikanan ini dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang harus
dikeluarkan walaupun unit penangkapan ikan payang ini tidak beroperasi. Biaya
tetap ini antara lain biaya penyusutan perahu, penyusutan mesin, penyusutan
alat tangkap, perawatan alat tangkap, perawatan perahu, perawatan mesin dan
biaya perijinan. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya operasional merupakan
biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha ketika unit penangkapan ikan
ini beroperasi. Biaya operasional meliputi biaya bahan bakar, oli, perbekalan, air
tawar, dan tenaga kerja.
4.2.1. Biaya Tidak Tetap (Variabel cost)
a. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yangdi gunakan untuk membeli
kebutuhanoperasional penangkapan ikan seperti yang dapat di lihat pada tabel di
bawah:

Harga
Uraian Volume Jumlah/Trip Jumlah/Tahun
(Rp)
a. Solar 22 6.500 143.000 12.441.000
b. Oli 1 50.000 50.000 4.350.000
c. Perbekalan/Konsumsi 3 25.000 75.000 6.525.000
d. Air Tawar 1 6.000 6.000 522.000
e. Es 10 14000 140.000 12.180.000
Jumlah     414.000 36.018.000

Dari tabel berikut dapat kita lihat bahwasanya kebutuhan yang di perlukandi
dalam satu kali melaut adalah senilai Rp. 414.000 dan kebutuhan selama satu
tahun atau 87 trip adalah Rp. 36.018.000.
b. Biaya lain lain
Biaya lain lain meliputi biaya Pajak Hasil Perikanan (PHP), Biaya tambat labuh,
dan juga gaji ABK yang mana semua jenis biaya ini di tampilkan dalam rincian
satu tahun.

Uraian Jumlah/Tahun Keterangan


a. Pajak PHP 8.700.009 Produksi (Kg)*Harga perkilo*5%
b. Gaji ABK 87.000.086 Nilai Produksi - Biaya Operasional *50%
c. Biaya Tambat Biaya Tambat Labuh=365-Trip
labuh 556.000 pertahun*2000

4.2.2. Biaya Tetap (Fixed Cost)

a. Biaya Perawatan
Biaya perawatan adalah biaya yang di gunakan untuk merawat barang
barang investasi agar tetap dapat di gunakan sampai habis masa ekonomisnya.

Uraian Tahun 1
a. Kapal 1.110.000
b. Mesin 625.000
c. Alat Tangkap 730.000
Jumlah 2.465.000

b. Biaya penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun untuk
persiapan pembelian barang investasi baru apabila umur ekonomisnya sudah
habis. Adapun rincianya dapat di lihat di bawah ini:

Penyusutan Jumlah Pertahun


a. Kapal 2.001.000
b. Mesin 1.215.000
c. Alat Tangkap 1.306.250
d. SIUP 140.700
Jumlah Biaya Penyusutan 4.662.950
4.3. ANALISA JANGKA PENDEK
Analisa jangka pendek merupakan analisa yang dalam menentukan apakah
usaha layak dilakukan atau tidak, serta mengetahui perkitaan keuntungan yang
akan di dapat dalam satu tahun. Adapun analisa jangka pendek dari
perencanaan usaha ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Keterangan Nilai (Rp) Kriteria

Jumlah Investasi 40.890.700  

Jumlah Biaya Penyusutan 4.662.950  

Jumlah biaya Perawatan 2.465.000  

Jumlah Biaya Tetap 7.127.950  

Jumlah Biaya Tidak Tetap 120.094.095  

Jumlah Biaya Keseluruhan 127.222.045  

Produksi/Tahun (Kg) 26.134  

Harga Jual Per Unit (Rp/Kg) 6.658  

Biaya Variable Per Unit 4.595  

Penerimaan 174.000.172  

Keuntungan 46.778.127  

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) 1,37 > 1 (Layak)

Return Of Infestment (ROI) 114,40% >25% (Baik)

Payback Period (PP) 0,87 8 Bulan 27 hari

BEP Berdasarkan Unit (Kg) 3.456  

BEP Berdasarkan Nilai (Rp) 23.007.879  

Dari analisa yang di lakukan maka dapat di simpulkan bahwasanya usaha


ini layak untuk di jalankan karena telah memenuhi kriteria kelayakan usaha.

5. PERENCANAAN TATA NIAGA HASIL PERIKANAN


Tata yang artinya pengaturan, susunan atau aturan dan Niaga yang artinya
perdagangan. Tata niaga biasa diartikan pula dengan distribusi atau
pemasaran. Adapun pengertiannya yaitu suatu kegiatan ekonomi yang
berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen kepada
konsumen. Mudahnya ialah aktivitas pengiriman atau pemindahan barang dari
produsen kepada konsumen atau pedagang ke pembeli. Tujuan utama
dilakukannya pembahasan tata niaga ini ialah menjamin agar produk sampai
kepada konsumen dengan efektif dan efisien. Sehingga barang yang dikirimkan
dapat terjaga dengan baik, tetap berkualitas, tidak rusak, dan biaya yang
dikeluarkan murah. Sehingga tidak merugikan konsumen dan juga produsen
yang mengirimkan barang tersebut. Parameter yang digunakan dalam menilai
suatu kegiatan tata niaga berjalan efektif dan efisien ialah jika telah memenuhi 2
syarat: 1. Mampu menyampaikan hasil atau produk dari produsen kepada
konsumen tepat pada waktu yang ditentukan dengan jumlah yang diminta
dengan harga semurah-murahnya tanpa merugikan pihak-pihak terkait yang
terlibat didalamnya; 2. Mampu memberikan cost sharing (pembagian harga)
yang adil dari seluruh harga yang dibayar konsumen akhir ke semua pihak yang
terlibat dalam produksi dan proses tata niaga.

Seperti inilah struktur tata niaga hasil perikanan nelayan payang yang
mana dengan keterangan N (Nelayan /Produsen), B (Bakul), PP (Pedagang
Pengecer), k (Konsumen).

Anda mungkin juga menyukai