Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

sarana untuk menguji teori-teori objektif dengan menganalisis hubungan antar

variabel. Variabel-variabel ini diukur secara khas menggunakan instrumen dan data

dianalisis menggunakan prosedur statistik (Creswell, 2009).

B. Objek Dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Sugiyono (2016) adalah suatu atribut dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Lingkup penelitian yang

ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti mengenai

pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, komunikasi organisasi dan

komitmen afektif. Penelitian ini dilakukan di organisasi IMM FEB UMY

2. Subjek Penelitian

Menurut Sekaran dan Bougie (2017) subjek penelitian adalah suatu anggota

dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi. Subjek dalam

penelitian ini adalah anggota organisasi IMM FEB UMY

31
32

C. Populasi Dan Teknik Sampling

Menurut Sekaran dan Bougie (2017) populasi mengacu pada keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang menarik yang ingin peneliti

investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota organisasi IMM FEB

UMY dengan tahun pengkaderan 2016, 2017, dan 2018 yang berjumlah 244 orang,

dengan kader 2016 berjumlah 75, kader 2017 berjumlah 75 dan kader 2018

berjumlah 94. Dalam penelitian ini karakter populasi mengarah pada sampel non

probabilitas (nonprobability sampling). Sampel non probabilitas dimana elemen

dalam populasi tidak memiliki probabilitas apapun yang melekat untuk untuk

terpilih sebagai subjek sampel.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah purposive sampling

atau pengambilan sampel berdasakan pertimbangan atau kriteria tertentu

melibatkan pemilihan subjek yang berada diposisi terbaik untuk memberikan

informasi yang dibutuhkan (Sekaran dan Bougie, 2017). Kriteria yang ditentukan

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Anggota yang sudah mengikuti DAD (Darul Arqom Dasar) yang

diselenggarakan oleh IMM FEB UMY atau DAD gabungan.

2. Anggota yang tercatat dalam beberapa daftar kehadiran kegiatan atau terpantau

aktif atau cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan informal yang diadakan IMM

FEB UMY.

Berdasar kriteria diatas peneliti mendapati 98 kader yang dapat dijadikan

sampel dalam penelitian.


33

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data dapat diperoleh dari sumber primer atau sekunder. Data primer (primary

data) yaitu data yang mengacu pada informasi yang diperoleh secara langsung (dari

tangan pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan

tertentu dari studi. sedangkan data sekunder (secondary data) yaitu data yang

mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada

(Sekaran dan Bougie, 2017). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data primer dimana data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari objek yang

diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner. Menurut Sekaran dan Bougie (2017) kuesioner adalah

daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya di mana responden

akan mencatat jawaban mereka, biasanya dalam alternatif yang diefinisikan dengan

jelas. Kuesioner bersifat langsung atau diberikan secara langsung, sehingga apabila

ada keraguan apapun yang mungkin dimiliki responden terhadap beberapa

pertanyaan dapat diklarifikasi secara langsung (Sekaran dan Bougie, 2017). Peneliti

menyebarkan kuesioner dalam bentuk google form yang kemudian link tersebut

dibagikan langsung kepada responden melalui personal chat.

Dalam kuesioner penelitian ini jawaban yang diperoleh dari responden akan

diukur menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang
34

terjadi dilapangan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dapat

dijabarkan menjadi variabel dengan menggunakan indikator sebagai tolok ukur

dalam instrumen. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert

mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai dengan sangat negatif (Sugiyono,

2016). Salah satu bentuk skala Likert menurut Sugiyono (2016) :

1. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

3. Untuk jawaban Netral (N) diberi skor 3

4. Untuk jawaban Setuju (S) diberi skor 4

5. Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara membagikan

kuesioner kepada responden (anggota organisasi IMM FEB UMY) dengan tujuan

untuk memperoleh data-data yang mendukung penelitian mengenai gaya

kepemimpinan transformasional, komunikasi organisasi, dan komitmen afektif.

E. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebas meliputi Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1),

dan Komunikasi (X2). Sedangkan Variabel terikat (dependent) adalah Komitmen

Afektif (Y)
35

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan IndikatorVariabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator

Gaya Gaya kepemimpinan 1. Karisma


kepemimpinan transformasional yaitu
2. Inspirasi
Transformasional pemimpin yang dapat
(X1) menginspirasi pengikutnya 3. Rangsangan intelektual
untuk lebih memilih
4. Perhatian individu
kepentingan organisasi
daripada kepentingan sendiri
dan mampu mempunyai
pengaruh yang dalam dan luar
biasa terhadap para
pengikutnya.

Robbins dan Jugde (2018)


Robbins dan Jugde (2018)

Komunikasi (X2) Proses penyampaian berita 1. Keterbukaan


yang dilakukan oleh seseorang
2. Empati
dan diterimanya berita
tersebut oleh orang lain atau 3. Dukungan
kelompok kecil dari orang-
4. Kepositifan
orang, dengan suatu akibat
dan umpan balik yang segera. 5. Kesamaan

Thoha (2016) Thoha (2016)

Komitmen Komitmen ini berkaitan 1. Bahagia menghabiskan


Afektif (Y) dengan hubungan emosional sisa karir di organisasi
anggota terhadap
2. Bangga menjadi bagian
organisasinya, identifikasi
dari organisasi
dengan organisasi, dan
keterlibatan anggota dengan 3. Memiliki keterikatan
kegiatan di organisasi emosional dengan
organisasi

Allen & Meyer (1991)


36

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator

4. Adanya rasa memiliki


yang kuat terhadap
organisasi

5. Organisasi sangatlah
berarti
Allen & Meyer (1991)

F. Uji Kualitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali,

2018). Dikatakan valid jika signifikan < 0,05 atau < 5% (Sugiyono, 2011). Indikator

pertanyaan akan dinyatakan valid dari tampilan output IBM SPSS Statistic pada

tabel correlation dengan melihat sig. (2-tailed). Pengujian validitas instrumen

diolah menggunakan program software IBM SPSS Statistic 22.0.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghazali, 2018). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas yaitu

dengan nilai Cronbach Alpha, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994) dalam Ghazali (2018).
37

Pengujian reliabilitas instrumen diolah menggunakan program software IBM SPSS

Statistic 22.0.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji asumsi klasik

dan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik merupakan syarat statistik

yang harus dipenuhi dalam regresi linier.

Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi

sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika digunakan untuk

memprediksi. Ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan dalam model regresi

agar menghasilkan estimasi yang baik dengan bantuan program software IBM

SPSS Statistic 22.0.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganngu atau residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas

dilakukan dengan Uji Statistik One Sample Kolmogorof Smirnov yang dapat

dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 (Ghazali,

2018).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantra variabel independen.


38

Multikolonieritas salah satunya dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh varibael independen

lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ tolerance. Nilai cutoff yang

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance

kurang dari 0,1 atau sama dengan nilaiVIF lebih dari 10. Bila hasil regresi

memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independennya (Ghazali, 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisistas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2018).

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui gambaran yang keseluruhan tentang pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional dan komunikasi organisasi kerja terhadap

komitmen afektif, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis regresi linier
39

berganda. Menurut Sugiyono (2016) analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, bila dua atau

lebih varibel independen sebagai faktor prediktor. Rumus untuk persamaan regresi

linier berganda yang mempunyai empat buah variabel bebas adalah :

Y= a + b1X1 +b2X2+e

Keterangan:

Y = Komitmen afektif berorganisasi

a = Konstanta

b1 = Koefesien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

X1 = Gaya kepemimpinan transformasional

X2 = Komunikasi organisasi

e = Error, Variabel gangguan

Uji Pengaruh Parsial ( Uji t)

Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap vaiabel dependen (Ghazali, 2018). Uji t ini digunakan

untuk menguji bagaimana pengaruh secara parsial dari gaya kepemimpinan

transformasional (X1) dan komunikasi organisasi (X2) terhadap komitmen afektif

(Y) di IMM FEB UMY, yaitu dengan membandingkan t tabel dan t hitung atau

membandingkan nilai p-value (sig) dengan alpha (convidence interval)


40

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α = 0,05. Maka cara yang

dilakukan adalah:

a. Bila (P-Value) < 0,05 artinya variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen.

b. Bila (P-Value) > 0,05 artinya variabel independen secara parsial tidak

mempengaruhi variabel dependen.

Koefisien Determinasi ( R2 )

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji goodness-fit dari

model regresi. Nilai Koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Namun penggunaan koefisien determinasi

memiliki kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model, setiap tambahan satu variable independen maka R2

pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 saat mengevaluasi model

regresi terbaik (Ghazali, 2018).

Anda mungkin juga menyukai