Askep Osteosarkoma
Askep Osteosarkoma
M dengan Osteosarkoma
Di Ruang Anak
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Komprehensif RS Kanker Dharmais
Disusun Oleh :
Kelompok VI
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan pada An. M dengan
Osteosarkoma di Ruang Anak RS Kanker Dharmais”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komprehensif. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Terima kasih kepada seluruh dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga, pikirannya serta pengarahan dalam penyempurnaan makalah ini.
2. Kepala ruangan dan CI ruangan selaku pembimbing di ruangan anak yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam penyempurnaan makalah ini.
3. Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan materil maupun immaterial.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dan mengarahkan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik
dan saran yang membangun, sebagai bahan pertimbangan kami untuk membuat
makalah selanjutnya.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak
pernah menjadi dewasa. Pertumbuhan tumor dapat digolongkan sebagai ganas
(malignant) atau jinak (benigna). Terdapat dua tipe tumor tulang (neoplasma), yaitu
primer dan metastasis.()
Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini
tumbuh di bagian metafisis tulang, tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Tempat-tempat yang paling sering terkena
adalah femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal dan lebih sering menyerang
kelompok usia 15-25 tahun. ()
Menurut WHO setiap tahun jumlah penderita kanker ± 6,25 juta orang. Di Indonesia
diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun.
Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita
kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa,
diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun. (www.mail-
archive.com).
Di Indonesia kanker pada anak usia (0-17 tahun) Leukimia 33,7% Neuroblastoma 7%
Retinoblastoma 5,3% Lymphoma Non Hodgkin 4,8% Osteosarkoma 4,8 % dari semua
usia, kanker pada naka disjumpai sekitasr 4,9%. Kanker pada anak laki-laki lebih banyak
(53,3%) dibandingkan dengan anak-anak perempuan (46,5%). (Menkes, 2005).
Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar Ilmu Bedah Orthopedy UI,
dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri
dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di
RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati
yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31% dari seluruh tumor tulang ganas. Dari
jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.
(www.kompas.com)
Dari hasil Rekam Medik di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2014 penderita
kanker osteosarkoma sebanyak 11, diantaranya 8 dewasa dan 4 anak- anak.
Osteosarkoma sering menyerang anak usia remaja antara 15-20 tahun, ini dapat
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan. Dampak penyakit kronis bergantung
pada pandangan anak terhadap organ tubuhnya, penyakitnya, pengobatan yang
diterimanya, dan pandangan terhadap kematian. Dampak jangka panjang kondisi
kesehatan kondisi kesehatan kronis dapat mengenai penderita maupun keluarganya.
Dampak pada anak tercermin pada perkembangan psikososialnya, keterlibatannya
dengan teman sebaya serta prestasi di sekolah. Sedangkan dampak terhadap keluarganya
antara lain terhadap status psikososial orang tua, aktifitas dan status ekonomi keluarga
serta peran keluarga di masyarakat. (idai.or.id diakses pada tanggal 21 Januari 2015).
Perawatan anak meliputi setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan anak serta
keluarganya. Fungsi perawat bervariasi tergantung pada cara kerjanya, pendidikan serta
tujuan karirnya. (Hockenberry dan Wilson, 2009).
Penderita penyakit kanker sering dihadapkan pada kondisi terminal akibat progresi
dari penyakit yang dialaminya, oleh karenanya masalah keperawatan yang jadi prioritas
adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan diri pasien agar dapat kembali
kepercayaan dan harga dirinya. Seorang perawat tidak hanya melihat dari aspek
psikologisnya saja tapi juga mempertimbangkan aspek biologisnya untuk tindakan
keperawatanya, perawat dapat bertindak sebagai pemberi asuhan langsung kepada pasien
dengan kanker, untuk menunjang perannya maka perawat harus memiliki kompetensi
pada bidang kognitif, interpersonal, dan psikomotor. Pada bidang kognitif seorang
perawat harus menguasi beberapa konsep seperti patofisiologi penyakit kanker,
kebutuhan manusia, dan metodelogi asuhan keperawatan. Pada bidang interpersonal
melibatkan pasien kanker dalam menyembuhkan kepercayaannya dalam hal ini perawat
harus antentif, terbuka, percaya diri, mandiri, kolaboratif etik, dan memperhatikan aspek
legal. Pada bidang psikomotor harus memiliki keterampilan, kecermatan dan standar
praktek dan didukung oleh lingkungan yang kondisif, kematangan individu. Selain itu
perawat juga dapat berperan sebagai advokator. (Ankurniawan.com diakses pada tanggal
21 Januari 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar penyakit osteosarkoma pada anak?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan yang dilakukan untuk osteosarkoma pada anak?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Pembaca dapat mengetahui konsep sarkoma pada anak
2. Pembaca dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk
osteosarkoma pada anak
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Osteosarkoma merupakan 20% dari seluruh tumor ganas tulang. Penyakit ini
umumnya mengenai usia remaja pada dekade kedua selama pertumbuhan maksimal.
Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal,
dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna vertebra,
mandibula, klavikula, skapula atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari
50% kasus terjadi pada daerah lutut (Otto, Shirley E.2003 : 72)
C. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer sangat sedikit faktor risiko yang tampaknya berhubungan
dengan tumor tulang primer. Penyakit paget, displapsia fibrosa, enkondromatosis,
infark tulang, atau pajanan radiasi merupakan keadaan yang diketahui memiliki
hubungan dengan tumor-tumor tulang.
2. Keturunan
3. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi).
4. Virus onkogenik
D. PENCEGAHAN
E. PATOFISIOLOGI
Menghambat pengeluaran AD
Diuresis ↑
1. Rasa sakit (nyeri), Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena
(biasanya menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresivitas penyakit).
3. Fraktur patologik
1. Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta
distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.
2. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise
H. PROGNOSIS
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.
Penatalaksanaan meliputi
a. Pembedahan
Pada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan
tindakan amputasi pada ekstrimitas yang terkena, dengan garis amputasi
yang memanjang melalui tulang atau sendi di atas tumor untuk control
lokal terhadap lesi primer. Beberapa pusat perawatan kini
memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan
menggunakan prosthetik metal atau allograft untuk mendukung kembali
penempatan tulang-tulang.
b. Kemoterapi
Obat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dilawan
dengan factor citrovorum, adriamisin, siklifosfamid, dan vinkristin.
c. Radioterapi, atau terapi kombinasi
Terapi radiasi menggunakan energi pancaran atau partikel-partikel yang
terionisasi tinggi untuk mengobati kanker. Terapi ini merupakan terapi
lokal yang digunakan sendiri maupun secara kombinasi dengan terapi
lainnya seperti pembedahan, kemoterapi, dan keduanya.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan
kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin
(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi
(MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau
dalam kombinasi. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi
dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan
seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid. ( Gale. 1999: 245 ).
2. Tindakan keperawatan
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d) Pendidikan kesehatan
K. KOMPLIKASI
A. PENGKAJIAN
1. Wawancara
Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan
lain-lain.
2. Pemeriksaan fisik
a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena.
b. Pembengkakkan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakkan
yang terbatas.
c. Nyeri tekan atau nyeri lokal pada sisi yang sakit.
1) Mungkin hebat atau dangkal
2) Sering hilang dengan posisi fleksi
3) Anak berjalan pintar, keterbatasan dalam melakukan aktivitas, tidak
mampu menahan objek berat.
d. Kaji status fungsional [pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus
limfe regional
3. Pemeriksaan diagnostik
Radografi, tomografi, pemindaian tulang, radisoto, atau biopsi tulang bedah,
tomografi paru, test lain untuk diagnosis banding, aspirasi sumsum tualng (sarkoma
ewing).
(Wong, 2003:616)
4. Riwayat kesehatan
a. Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.
b. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak
c. Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
5. Pengkajian fisik
a. Pada palpasi teraba massa pada derah yang terkena.
b. Pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor.
c. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan
d. Keterbatasan rentang gerak
6. Hasil laboratorium/radiologi
a. Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru.
b. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek
tulang.
c. Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.
dikendalika klien
- Informasikan tentang
n
- Tidak faktor yang dapat
2. Gangguan
Mobilitas fisik
3 Resiko
kekurangan
volume cairan
4 Resiko
ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
a. Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan
karakteristik nyeri.
Intervensi :
i. Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien
tentang immobilisasi tersebut.
ii. Dorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca koran dll).
R / : Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan
perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam
mengurangi isolasi sosial.
iii. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera
maupun yang tidak.
3. Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan penekanan pada daerah
tertentu dalam waktu yang lama.
R / : Untuk menurunkan tekanan pada area yang peka resiko kerusakan kulit lebih
lanjut.
R / : Untuk mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkan
resiko kerusakan kulit.
R / : Posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan cedera kulit / kerusakan kulit.
a. Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: edema, rubor,
kalor, dolor, fungsi laesa.
I. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : An. M
Tanggal Lahir : 6 September 2001
Umur : 13 Tahun 3 Bulan 8 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : 2 SMP
Alamat : Jl. Pahlawan RT 007 LK VII, Kel. Jua-Jua,
Kayu Agung.
No RM : 16-46-20
Diagnosa Medik : Osteosarkoma
Tanggal Masuk : 11 Januari 2015
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2015
Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn. I
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Pahlawan RT 007 LK VII, Kel. Jua-Jua,
Kayu Agung.
E. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien diimunisasi dengan lengkap dan sesuai waktunya.
F. Riwayat Pertumbuhan
Ibu klien mengatakan klien tumbuh gigi pada usia 7 bulan.
BB Lahir: 2800 gr
Lila: Tidak Terkaji Ibu klien tidak ingat
TB lahir: 49 cm
G. Riwayat Perkembangan
Ibu klien mengatakan klien mulai bisa duduk pada usia 6 bulan, dan
mulai bisa berjalan pada usia 10 bulan
Mulai bicara usia 8 bulan dengan menyebut nama ma..ma
GENOGRAM
Keterangan: : Perempuan : Perempuan yang meninggal
I. Riwayat Kehamilan
Ibu klien mengatakan pada saat mengandung tidak ada kelainan dan
mengandung selama 38 minggu
J. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan melahirkan secara spontan.
K. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran
a. Kualitatif : Composmentis
b. Kuantitatif
1) Respon Motorik :6
2) Respon Verbal :5
3) Respon Membuka Mata :4 +
15
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 35,4 0 C
d. Respirasi : 24 x/menit
3. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut dan Kulit Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa, alopecia
2) Mata
kedua mata simetris, konjungtiva ananemis, sclera anikterik, pupil
isokhor, fungsi penglihatan baik.
3) Hidung
tidak ada penumpukan secret, fungsi penciuman baik, bentuk
hidung simetris, tidak ada sinus
4) Telinga
bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
penumpukan serumen.
5) Mulut dan Gigi
mukosa bibir lembab, gigi putih dan bersih, tidak ada lesi, sejajar
dengan mata.
6) Leher
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan.
7) Thorax dan Funsi Pernafasan
bentuk dada simetris, tidak ada lesi, irama pernafasan regular, tidak
ada retraksi dada, alat bantu napas spontan.
8) Pemeriksaan Jantung
Tidak terlihat iktus cordis, bunti jantung regular, tidak terdapat
suara tambahan.
9) Pemeriksaan Abdomen
Bentuk perut datar, terdengar bising usus 4 x/menit, terdengar
hipertimpani, tidak ada nyeri tekan, adanya distensi.
10) Muskuloskeletal
Kelainan tulang ada yaitu osteosarkoma bagian humerus lengan
kanan dan gerakan terbatas.
11) Kulit dan kuku
Ada bekas luka operasi di tangan kanan bagian pundak, kulit klien
berwarna sawo matang, turgor kulit baik, akral hangat, CRT <3
detik, kuku bersih.
12) Ekstremitas
ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infuse 2 jalur : 2A 500mg
dan holoxan 380 mg dalam 500 ml NS drip, Mesna 300mg dalam
30 ml Sp. Tangan kanan
ekstremitas bawah: kaki kanan dan kaki kiri klien dapat
digerakkan, tidak terdapat lesi dan edema.
M. Data Psikologis
1. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik, Klien banyak berinteraksi dengan
teman-temannya yang dirawat di ruang anak RS kanker Dharmais.
2. Data Mental
Orientasi baik, tidak ada masalah perilaku, tidak ada perilaku kekerasan
yang dialami pasien sebelumnya.
3. Kebutuhan privasi khusus
Tidak ada
4. Kepercayaan atau Budaya
Tidak ada
O. Data Spiritual
klien beragama islam, klien tampak berdoa.
P. Data Penunjang
1. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12-01-2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 11.3L 12.0 - 16.0 g/dL
Leukosit 5.71 5.0 - 10.0 103/µL
Trombosit 332 150 - 440 103/µL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Batang 1 2-6 %
Segmen 56 50 - 70 %
Limfosit 29 20 - 40 %
Monosit 13H 2-8 %
Blast
0 %
promielosit
Prolimfosit 0 %
Promonosit 0 %
Mielosit 1 %
Metamielosit 0 %
Eritrosit berinti 0 /100 WBC
Eritrosit 2.34L 4.00 - 5.00 106/µL
Hematokrit 31.7L 37 - 43 %
MCV 82.6 80 - 100 fL
MCH 29.4 26 - 34 pg
MCHC 35.6 32 - 36 g/dL
RDW-CV 11.2L 11.7 - 14.4 %
Absolut Neotrophil
3.10 2.50 - 7.00 106/µL
Count
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
Protein total 6.5 6.6 - 8.7 g/dL
Albumin 4.1 3.2 - 5.2 g/dL
Globulin 2.4 1.5 - 3.0 g/dL
SGOT 15 0 - 32 U/L
SGPT 20 0 - 31 U/L
ENZIM
LDH 282 240 - 480 U/L
KARBOHIDRAT
Glukosa sewaktu 91 < 180 mg/dL
FUNGSI GINJAL
Ureum darah 11L 15 - 36 mg/dL
Kreatinin darah 0.41 < 0.95 mg/dL
eGFR
ELEKTROLIT & GAS
DARAH
Na 142 137 - 150 mmol/L
K 4.2 3.5 - 5.3 mmol/L
Cl 105 99 - 111 mmol/L
Ca 8.3 8.1 - 10.4 mg/dL
Mg 2.1 1.9 - 2.5 mg/dL
Do : Mual
- Terdengar bunyi
bising usus
Muntah
4x/menit
- Palpasi perut terasa
Asupan cairan
keras
- terdengar kurang
hipertimpani
Konstipasi
2 Ds : Osteosarcoma pada Defisit perawatan
- klien mengatakan
humerus lengan diri
mandi dibantu oleh
kanan
mamahnya
Dilakukan
Do :
pembedahan
- Tampak tangan
(Reseksi humerus)
kanan klien tidak
dapat digerakkan
Gerakan lengan
terbatas
Defisit perawatan
diri
3 Ds : Osteosarcoma Resiko kekurangan
- Klien mengatakan
volume cairan
muntah sudah 4x
Kemoterapi
- Ibu klien
mengatakan klien
Mual
kurang minum
Do :
Muntah
- Mukosa bibir
kering
- intake Resiko Kekurangan
volume cairan
4 Ds : Osteosarcoma Resiko mual dan
Klien mengatakan muntah
setiap setelah Kemoterapi
kemoterapi biasanya
klien mual dan muntah Mual
Do : Muntah
Klien sedang menjalani
kemoterapi
4. S:
- Klien mengatakan tidak muntah
- Ibu klien mengatakan klien kurang minum
O:
- Mukosa bibir kering
- BAK 3x (600 cc)
- Minum 200 cc 07-13.00
O:
- Mukosa bibir kering
- BAK 3x (600 cc)
- Minum 200 cc 07-13.00
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
I:
1. memantau status hidrasi meliputi : turgor kulit, kelembaban
membrane mukosa, keadekuatan nadi, suhu dan tekanan
darah
2. memantau intake output
3. meningkatkan asupan oral sesuai kebutuhan
4. berkolaborasi terapi cairan
E: Klien tampak lemas, mukosa bibir kering
CXXI. PERSIAPAN PASIEN PULANG
i. Uraian
Aktivitas
1. Jenis aktivitas yang boleh dilakukan Tidak ada pembatasan gerak
2. Alat bantu yang digunakan
Edukasi Kesehatan
1. jadwal kontrol
2. pemeriksaan laboratorium lanjutan
3. pengertian dan pemahaman akan efek
samping obat
4. penggunaan obat-obatan alternatif
5. pencegahan terhadap kekambuhan
6. lainnya
Perawatan di Rumah
1. kenali tanda dan gejala yang perlu
Demam, nyeri dada, nafsu makan
dilaporkan
kurang/tidak mau makan, berat badan
2. pengobatan/ tindakan yang dapat
menurun, malaise
dilakukan di rumah sebelum ke rumah
sakit Berikan obat penurun panas (paracetamol
3. rencana tindakan/pengobatan yang
500mg), kompres hangat
dianjurkan dirumah
A. KESIMPULAN
Tumor merupakan pertumbuhan sel abnormal, tumor dibagi dua tumor jinak dan
tumor ganas. osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas.
tempat-tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal dan
humerus proksimal (Otto.2003 : 72).
Kesimpulan dari kasus An.M dengan osetosarkoma
B. SARAN