OLEH
NASRULLAH
214 17 0010
TESIS
OLEH
NASRULLAH
214 17 0010
TESIS
Yogyakarta, 2019
Nama : Nasrullah
1. Karya tulis saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik, baik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan hasil penelitian saya, tanpa bantuan
pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan dicantumkan
di dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Yogyakarta, 2019
NASRULLAH
NPM. 214170010
ii
ABSTRAK
Oleh
Nasrullah
NIM: 214170010
Pembimbing: Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno dan Dr. Johan Danu Prasetya, S.Kel., M.Si
Kota Kendari adalah salah satu daerah yang rawan terjadi bencana banjir dengan tingkat
potensi bencana yang tinggi. Kota Kendari dilanda banjir setiap tahunnya. Banjir tersebut
berasal dari luapan sungai Wanggu dan mengenangi 9 Kecamatan di Kota Kendari yang
menimbulkan 1 korban meninggal dan 2 korban luka. Banjir tersebut juga menggenangi
rumah masyarakat sejumlah 3.369 Kepala Keluarga (KK) atau 9.958 jiwa terdampak, 2.564
rumah rusak ringan, 438 rumah rusak sedang, 14 rumah rusak berat dan 55,5 Ha lahan
pertanian, sehingga menimbulkan kerugian materi sebanyak Rp.65.180.542.500,00. Hal ini
menunjukkan bahwa bencana banjir mendatangkan korban dan kerugian yang begitu besar
bagi masyarakat. Dalam situasi tanggap darurat bencana diperlukan suatu reaksi cepat,
tepat dan dikoordinasikan dalam satu komando oleh pemerintah terkait. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengelolaan tanggap darurat banjir Kota Kendari Tahun
2017 melalui parameter penentuan status keadaan darurat, pembentukan/aktivasi dan
manajemen Pos Komando, informasi strategis, taktis dan umum, pengkajian dampak dan
kebutuhan, sektor kesehatan, bantuan logistik bagi korban, sumber daya dari NGO dan
Lembaga Usaha, pengendalian operasi pertolongan darurat pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen. Teknik analisis data dalam
studi kasus ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah
12 orang yang berasal dari BPBD dan Dinas Sosial Kota Kendari. Teknik pemilihan sampel
adalah Purposive Sampling yaitu dengan mengambil informan yang dapat menggambarkan
fenomena, fakta tentang pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota Kendari. Hasil
penelitian ini menjelaskan Pengelolaan Penanggulangan Bencana Pada Tahap Tanggap
Darurat Bencana Banjir di Kota Kendari Provinsi Sultra sudah berjalan dengan baik hal ini
dibuktikan dengan terlaksananya seluruh tahapan kegiatan dalam tanggap darurat yang
telah dilaksanakan sesuai dengan SK. Walikota dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kegiatan dalam tahap tanggap darurat tersebut diantaranya meliputi (1)
pelaksanaan penentuan status keadaan darurat (2) pembentukan atau aktivasi dan
manajemen Pos Komando tanggap darurat (3) pengelolaan informasi strategis, taktis dan
umum pada saat tanggap darurat (4) pelaksanaan pengkajian dampak dan kebutuhan
tanggap darurat oleh TRC dan TAGANA (5) pengelolaan sektor kesehatan pada saat
tanggap darurat (6) pengelolaan bantuan logistik bagi korban bencana banjir di Kota
Kendari kepada masyarakat (7) pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga Usaha
pada bencana banjir di Kota Kendari. (8) pelaksanaan pengendalian operasi pertolongan
darurat pada bencana banjir di Kota Kendari (9) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi penanganan darurat pada bencana banjir di Kota Kendari lebih pada
pemanfaatan teknologi yang populer seperti media sosial (Whatsapp, Facebook).
iii
ABSTRACT
By
Nasrullah
NIM: 214170010
Adviser: Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno and Dr. Johan Danu Prasetya, S. Kel., M.Sc
Kendari City is one of the areas prone to flooding with a high level of potential disasters.
Kendari City is flooded every year. The flood originated from the overflow of the Wanggu
River and inundated 9 Subdistricts in the City of Kendari, causing 1 death and 2 injuries.
The flood also inundated 3,369 households (KK) or 9,958 people affected, 2,564 houses
were slightly damaged, 438 houses were moderately damaged, 14 houses were severely
damaged and 55.5 hectares of agricultural land, causing material losses of
Rp.65,180,542,500 .00. This shows that the flood disaster caused great casualties and
losses to the community. In a disaster emergency response situation, a fast, precise and
coordinated reaction in one command by the relevant government is needed. The purpose
of this study was to analyze the management of the Kendari City flood emergency response
in 2017 through parameters determining the status of an emergency, the formation/
activation and management of Command Posts, strategic, tactical and general information,
assessment of impacts and needs, the health sector, logistical assistance for victims,
sources resources from NGOs and business institutions, controlling the operation of
emergency aid in the use of information and communication technology. This study used
qualitative research methods. The study was conducted through interviews and document
review. The data analysis technique in this case study is qualitative descriptive analysis.
There were 12 informants in this study who came from BPBD and Kendari City Social
Service. The sample selection technique is Purposive Sampling, namely by taking
informants who can describe phenomena, facts about the management of the Kendari City
flood disaster response. The results of this study explain the Management of Disaster
Management in the Emergency Response Phase of the Flood Disaster in Kendari City,
Southeast Sulawesi Province, which has been running well. Mayor and statutory provisions
in force. Activities in the emergency response phase include (1) implementing an
emergency status determination (2) establishing or activating and managing an emergency
response Command Post (3) managing strategic, tactical and general information during
an emergency response (4) conducting an impact and needs assessment emergency
response by TRC and TAGANA (5) health sector management during emergency response
(6) management of logistical assistance for flood victims in Kendari City to the community
(7) resource management from NGOs and Business Institutions in flood disasters in
Kendari City. (8) the implementation of emergency relief operations control in the flood
disaster in Kendari City (9) the use of information and communication technology for
emergency handling in the flood disaster in Kendari City is more on the use of popular
technologies such as social media (Whatsapp, Facebook).
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
selesainya tesis ini dengan judul “Pengelolaan Tanggap Darurat Bencana Banjir
penulisan maupun dari segi ilmiahnya. Hal ini disebabkan karena kematangan
penulis dalam membuat karya tulis ilmiah masih sangat minim dan memerlukam
Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari pula bahwa tanpa bantuan,
bimbingan dan petunjuk serta dorongan atau motivasi dari berbagai pihak, maka
tesis ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Ucapan terima kasih
yang mendalam penulis hanturkan kepada: Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno sebagai
Dr. Johan Danu Prasetya, S.Kel.,M.Si sebagai pembimbing II atas kontribusi yang
berharga yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dalam memotivasi
penulis untuk kesempurnaan tulisan ini. Terima kasih pula penulis hanturkan
kepada beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
studi penulis:
1. Dr. Puji Lestari, S.IP, M.Si selaku pembahas kedua yang telah memberikan
2. Dr. Helmy Murwanto, M.Si selaku pembahas pertama yang telah memberikan
v
arahan dan masukan dalam menyempurnakan tesis ini.
5. Dr. Ir. Andi Sungkowo, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan
bersama-sama.
kepada kedua orang tua Sarhudin dan Wa Ode Harinsi yang telah dengan
mertua, kepada Hetiani, S.Pd selaku Istri, Muh. Faizul dan Muh. Nurirfan
vi
10. Penghargaan serupa juga disampaikan kepada keluarga Drs. H. La Hay dan
Salabe (almarhumah), dan Syahabudin Hay, M.T., dan Nining serta seluruh
11. Penghargaan serupa juga disampaikan kepada keluarga La Bilu, S. Pd., M.Si
dan Dr. Rasiah serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungannya
Narmianti dan jaya, serta La Nujum, S.Pd., selaku Kakak ipar yang selalu
Akhirnya penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga budi baik yang
telah diberkan kepada penulis oleh semua pihak mendapat pahala disisi-Nya dan
Yogyakarta, 2019
Nasrullah
vii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ................................................................................................... i
PERNYATAAN ................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sungai-Sungai di Wilayah Kota Kendari dan Debit Tersedianya .......52
Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Kendari ................................57
Tabel 2.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota
Kendari 2017 .......................................................................................59
Tabel 2.4 Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan dan Kecamatan
2017/2018 ............................................................................................61
Tabel 2.5 Distribusi Presentase Penganut Agama Menurut Kecamatan di Kota
Kendari 2017 .......................................................................................62
Tabel 3.1 Landasan Hukum Kegiatan Tanggap Darurat .....................................65
Tabel 3.2 Kegiatan Sektor Pengendali Posko Penanganan Darurat Bencana .....70
Tabel 3.3 Daftar Sumberdaya Sektor Posko .......................................................71
Tabel 3.4 Daftar Sumberdaya Pendirian Posko Penanganan Darurat Bencana
Sektor Posko Pada Sektor Posko .........................................................71
Tabel 3.5 Daftar Sumberdaya Pendirian Posko Lapangan Penanganan Darurat
Bencana ...............................................................................................72
Tabel 3.6 Data Korban Jiwa Bencana Banjir Tahun 2017 Sekota Kendari ........83
Tabel 3.7 Data Korban Harta Benda Bencana Banjir Tahun 2017 Sekota Kendari
.............................................................................................................83
Tabel 3.8 Para Pihak dan Kegiatan Sektor Kesehatan ........................................86
Tabel 3.9 Obat-obatan dan Perbekalan Kesehatan ..............................................88
Tabel 3.10 Tenaga Teknis Kesehatan....................................................................88
Tabel 3.11 Kegiatan Dinsosnaker Sektor Logistik ................................................95
Tabel 3.12 Kegiatan BPBD Kota Kendari Sektor Logistik...................................96
Tabel 3.13 Kegiatan TNI/POLRI, SATPOL PP, BPPOM dan DPKA pada Sektor
Logistik................................................................................................97
Tabel 3.14 Kebutuhan Sektor Logistik..................................................................97
Tabel 3.15 Daftar Permintaan Barang Persediaan Untuk Tanggap Darurat Bencana
Alam Oleh Dinas Sosial Kota Kendari Tahun 2017 .........................101
Tabel 3.16 Pihak yang Terlibat dalam Pengendalian Operasi Pertolongan Darurat
Bencana .............................................................................................111
Tabel 3.17 Kegiatan yang Dilakukan Pengendalian Operasi Pertolongan Darurat
Bencana .............................................................................................112
Tabel 3.18 Daftar kebutuhan sumberdaya personil SAR dan Keamanan ...........113
Tabel 3.19 Kebutuhan Peralatan SAR dan Keamanan ........................................113
Tabel 3.20 Kegiatan yang Dilakukan Diskominfo dan Pihak-Pihak yang Terlibat
Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi ......................118
Tabel 3.21 Kegiatan yang Dilakukan Dinas Perhubungan dan Pihak-Pihak yang
Terlibat Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi ........120
Tabel 3.22 Kegiatan yang Dilakukan BPBD Kota Kendari dan Pihak-Pihak yang
Terlibat Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi ........121
Tabel 3.23 Kegiatan yang Dilakukan TNI/POLRI dan Pihak-Pihak yang Terlibat
Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi ......................121
ix
Tabel 3.24 Kegiatan yang Dilakukan ORARI, RAPI dan Dinas PU serta Pihak-
Pihak yang Terlibat Pada Sektor Transportasi, Informasi dan
Komunikasi .......................................................................................122
Tabel 3.25 Kebutuhan Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi ...122
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Terdampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kota
Kendari................................................................................................3
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Kendari ..............................................................58
Gambar 2.2 Peta Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Kendari 2017
..........................................................................................................59
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Komando PDB Banjir Kota Kendari ................69
Gambar 3.2 Format Laporan Kejadian Bencana ..................................................82
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
PRAMUKA = Praja Muda Karana
PUSDALOPS = Pusat Pengendalian Operasi
PU = Pekerjaan Umum
RAPI = Radio Antar Penduduk Indonesia
RI = Republik Indonesia
RS = Rumah Sakit
RT = Rukun Tetangga
RW = Rukun Warga
SDM = Sumber Daya Manusia
SAR = Search and Rescue
SD = Sekolah Dasar
SK = Surat Keputusan
SKPD = Satuan Kerja Perangkat Daerah
SMP = Sekolah Menengah Pertama
SMA = Sekolah Menengah Atas
SATPOL PP = Satuan Polisi Pamong Praja
SPBU = Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
TRC = Tim Reaksi Cepat
TV = Televisi
TNI = Tentara Nasional Indonesia
TAGANA = Taruna Siaga Bencana
UNDP = United Nation Development Program
UU = Undang-Undang
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
sangat beragam. Secara geografis dan struktur geologi, Indonesia terletak pada
suatu kawasan rawan bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah
longsor, letusan gunung berapi, badai, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, maupun
bencana non alam seperti kegagalan teknologi, konflik sosial, gagal modernisasi,
salah satu negara yang sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti gempa
bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan letusan gunung berapi. Bencana-
terletak di antara dua lempeng benua yang selalu bergerak. (Sukandarrumidi, 2010).
Hampir setiap tahun di Indonesia terjadi bencana alam, diantara berbagai macam
bencana alam yang ada di Indonesia, kejadian bencana alam banjir masih
1
2
benda, maupun korban jiwa manusia hingga dampak psikologis dari korban
tersebut.
Kota Kendari secara umum merupakan daerah yang sangat tinggi potensi
banjir setelah kebakaran. Berdasarkan data historis bencana dari DIBI-BNPB sejak
tahun 1999 sampai dengan 2016 tercatat bahwa kejadian banjir di Kota Kendari
longsor 14 kejadian, sedangkan bencana lain berada pada 1-5 kasus saja. (Kasim
dkk, 2017).
Berdasarkan data tersebut di atas Kota Kendari adalah salah satu daerah
yang rawan terjadi bencana banjir dengan tingkat potensi bencana yang tinggi. Kota
Kendari dilanda banjir setiap tahunnya. Banjir tersebut berasal dari luapan sungai
meninggal dan 2 korban luka. Selain itu banjir juga menggenangi rumah
masyarakat sejumlah 3.369 Kepala Keluarga (KK) atau 9.958 jiwa terdampak,
2.564 rumah rusak ringan, 438 rumah rusak sedang, 14 rumah rusak berat dan 55,5
korban dan kerugian yang begitu besar bagi masyarakat. Untuk mengurangi risiko
dampak bencana yang terjadi, maka diperlukan Manajemen Bencana. (BPBD Kota
Kendari, 2017).
3
Gambar 1.1 Peta Wilayah Terdampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor
Kota Kendari
kerugian serta risiko yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi, baik berupa
korban jiwa, kerugian harta benda maupun materi. Menyikapi bencana alam
tanggap darurat di Indonesia diatur dalam Perka BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang
adanya koordinasi dan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu, dan
4
akuntabel agar korban jiwa dan kerugian harta benda dapat diminimalisir.
dilaksanakan secara cepat, tepat dan dikordinasikan dalam satu komando. Untuk
pejabat sebagai komandan penanganan tanggap darurat bencana. Hal ini supaya
penyelamatan.
tata ruang wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan (2) pelibatan
menjadi Komandan Satuan Tugas darurat pada saat kejadian bencana, selanjutnya
Pangdam dan Kapolda menjadi Wakil Komandan Satuan Tugas untuk membantu
dini (Early Warning System) secara terpadu pusat dan daerah berbasis rekomendasi
serta masukkan hasil penelitian dan kajian dari para akademisi serta pakar
kebencanaan (5) melakukan edukasi kebencanaan yang harus dimulai pada tahun
2019 di seluruh daerah terutama di daerah rawan bencana sampai pada tingkat
masyarakat (6) melakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan
tersebut sesuai Surat Keputusan Wali Kota Nomor 610 Tahun 2017, hal ini
dimaksudkan agar penanganan bencana banjir pada saat tanggap darurat dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat, dan dikoordinasikan dalam satu komando. Namun
pada masa tanggap darurat bencana di Kota Kendari, sering terjadi kesimpang-
sering kurang saling mendukung, distribusi bantuan dan pelayanan kurang cepat,
risiko terutama masalah kesehatan sesaat dan setelah bencana seperti pertolongan
gawat darurat dan munculnya kejadian luar biasa, penyakit menular dan gizi.
baik sehingga menyebabkan tanggap darurat yang dilakukan tidak berjalan efektif
dan efisien.
Baruga, Kota Kendari Sulawesi Tenggara mengaku masih kekurangan air bersih
dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) atau toilet darurat. Sejalan dengan kondisi
tersebut Kendari Pos.co.id juga melansir kondisi tersebut bahwa dalam penanganan
kondisi darurat para korban bencana banjir Kota Kendari mengalami trauma,
bantuan belum merata, butuh air bersih dan MCK. Dengan kondisi tersebut
menyebabkan kemajuan hasil kegiatan tanggap darurat bencana kurang bisa terukur
bencana khususnya kegiatan tanggap darurat bencana dapat berjalan dengan baik
dan efektif dapat dilihat dari pelaksanaan sistem logistik bencananya. Penanganan
bencana dalam hal distribusi logistik selalu menghadapi permasalahan yang sangat
kompleks. Hal ini tampak pada kasus bencana banjir di Kota Kendari pada Bulan
Mei tahun 2017 lalu yang menunjukkan lemahnya pelaksanaan distribusi bantuan
logistik bencana, seperti sering terjadinya kelebihan stok barang untuk kebutuhan
7
yang tidak mendesak, kurang meratanya distribusi bantuan kepada korban dan
khususnya pada saat terjadi bencana. Dukungan bantuan logistik tersebut harus
tepat waktu, sasaran, lokasi, kualitas, jumlah, dan sesuai kebutuhan korban.
gatal, demam, sakit kepala, dan panas disebabkan oleh cuaca dingin, makanan tidak
teratur dan kekurangan air bersih. Sementara, bantuan pemerintah berupa air
minum dan air bersih terbatas, kapasitas tenda tidak memadai dan tidak mampu
Mereka masih enggan mengosongkan tenda karena khawatir terjadi banjir susulan.
Mereka takut nanti tiba-tiba datang banjir susulan. Apalagi cuaca tidak mendukung
saat ini, hal ini untungnya masih ada pihak swasta yang turun memberikan bantuan
menyampaikan bahwa setiap adanya permintaan bantuan dari pemerintah desa atau
permintaan dengan melihat ketersediaan stok barang yang ada. tidak adanya
permintaan bantuan yang melebihi stok barang yang ada, menunjukkan bahwa
bantuan yang tersedia sangat mencukupi. Namun kondisi yang terjadi masyarakat
Kota Kendari, tim SAR dan Keamanan bertugas melakukan tindakan penyelamatan
dan perlindungan bagi korban, dengan melibatkan semua unsur yang terkait
dimiliki Kantor SAR Kendari dan BPBD Kota Kendari masih sangat minim,
sehingga dalam pelaksanaan evakuasi korban terhambat dan tidak berjalan efisien.
darurat bencana banjir di Kota Kendari pada kenyataan masih bersifat insidental
dalam waktu yang sebentar. Namun pada kenyataannya yang terjadi di lapangan,
pengungsi harus tinggal di tenda-tenda darurat dalam waktu yang cukup lama di
daerah pengungsian, bahkan tidak hanya dalam hitungan minggu. Mengingat para
pengungsi tidak tinggal di daerah pengungsian dalam jangka waktu yang sebentar,
maka perlu ada jalan keluar bagi para pengungsi agar tidak menimbulkan masalah
baru yang akan muncul akibat dari pengungsiannya yang begitu lama seperti
hanya pada kegiatan logistik atau pertolongan darurat. Namun, pengelolaan tanggap
darurat mencakup: (1) pelaksanaan penentuan status keadaan darurat bencana (2)
pembentukan atau aktivasi dan manajemen Pos Komando tanggap darurat bencana
(3) pengelolaan informasi strategis, taktis dan umum pada saat tanggap darurat
bencana (5) pengelolaan sektor kesehatan pada saat tanggap darurat bencana (6)
pengelolaan bantuan logistik (7) pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga
3) Untuk menganalisis pengelolaan informasi strategis, taktis dan umum pada saat
Kota Kendari.
10
7) Untuk menganalisis pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga Usaha
1) Manfaat Praktis
b. Memberikan pandangan bagi BPBD yang jelas dan sistematik sehingga dapat
2) Manfaat Teoritis
Bertolak dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas
3) Bagaimana pengelolaan informasi strategis, taktis dan umum pada saat tanggap
Kendari?
7) Bagaimana pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga Usaha pada
wilayah Republik Indonesia, yang terletak di daerah yang rawan bencana, baik
berupa bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Menurut Undang-
kerusakan sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan
2017).
buruk. Paralel dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris. Secara etimologis
derasal dari kata DIS yang berarti sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan
13
ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event precipitated by star
bencana alam adalah kosekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa
fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
1) Bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, angin topan, kekeringan
Bencana non alam adalah bencana disebabkan oleh peristiwa yang bukan
dari alam, yaitu gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, kecelakaan industri,
3) Bencana sosial
diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang tidak dapat diatasi oleh
14
masyarakat dan dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan maupun kerugian harta
benda.
bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang kita kenal selama ini misalnya fungsi
kegiatan yang dapat dilakukan mulai dari pra bencana, pada saat tanggap darurat,
a. Pencegahan (prevention)
sembarangan.
c. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna. Beberapa bentuk aktivitas kesiapsiagaan yang dapat dilakukan antara lain:
dan sarana.
lembaga yang berwenang (UU No. 24 Tahun 2007) atau Upaya untuk
2) Tahap saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
pengungsian
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. (UU No. 24 Tahun 2007).
Beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahapan tanggap darurat antara lain: a)
pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya;
terhadap kelompok rentan; dan f) pemulihan dengan segera prasaran dan sarana
dasar pada saat keadaan darurat. (UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penaanggulangan Bencana).
rekonstruksi.
a. Pemulihan (recovery)
b. Rehabilitasi (rehabilitation)
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca
bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
18
Penaanggulangan Bencana).
c. Rekonstruksi (reconstruction)
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana. (UU Nomor
benda. Dan yang tadak kalah pentingnya dari manajemen bencana ini adalah adanya
suatu langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban yang tidak
kita harapan dapat terselamatkan dengan cepat dan tepat dan upaya untuk
aktivitas yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Manajemen bencana juga
harus mencakup seluruh fase dimulai dari pra bencana, bencana, dan pasca bencana.
(Ramli, 2010).
1) Kebijakan Manajemen
manajemen bencana. Tanpa mengetahui apa jenis dan skala bencana yang akan
dihadapi, maka upaya penanggulangan bencana akan sulit dilakukan dengan baik
dan efektif.
Menurut PP No. 21 tahun 2008, risiko bencana adalah potensi kerugian yang
ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang
dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
3) Perencanaan Awal
Dari perencanaan awal dapat diketahui atau disusun rencana strategi penanganan
bencana, sumberdaya yang tersedia dan yang diperlukan untuk menangani bencana
disiapkan dan ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi baik di tingkat insiden,
darurat maupun level korporat, yang mencakup aspek taktis dan aspek strategis.
Penanganan bencana tidak akan berhasil baik jika tidak didukung oleh
pengorganisasian baik pada level taktis maupun level strategis. Untuk itu perlu
21
dengan tingkat dan jenis bencana yang dihadapi. Berbagai sumberdaya yang
a) Sumberdaya manusia
c) Sumberdaya finansial
8) Komunikasi
Setiap kejadian bencana yang terjadi di suatu daerah atau organisasi harus
diinvestigasi dan dilaporkan kepada instansi atau pihak yang ditunjuk, misalnya
adalah dengan melakukan audit. Inspeksi adalah suatu upaya pemeriksaan rutin atau
sarana teknis maupun non teknis sehingga dapat dilakukan perbaikan segera.
bencana dalam suatu organisasi, apakah sudah sesuai atau telah memenuhi
1) Pengkajian Bahaya.
menimbulkan insiden. Terutama bagi bencana dengan tingkat bahaya yang tinggi
bisa digunakan untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul berikut analisa
dampaknya.
Dalam manajemen bencana sumber daya yang ada di suatu lembaga atau
maka dapat terukur apakah sumber daya yang dimiliki telah sesuai dengan
dalam hal ini meliputi manusia, peralatan serta sistem yang ada di lembaga atau
perusahaan tersebut.
bencana. Oleh karena itu, hal ini perlu disosialisasikan kepada para pegawai, tiap-
tiap departemen di lembaga atau perusahaan. Begitu juga kesiapan pemda setempat
bencana yang dimiliki oleh Pemda setempat. Biasanya hal ini sulit dilakukan karena
setempat.
5) Melakukan Pelatihan
pihak manajemen atau para key personnel dalam struktur organisasi bencana di
dalam suatu lembaga atau perusahaan. Selain itu para pengambil kebijakan di
rencana tanggap darurat, paling tidak sebagai masukan dalam hal persiapan
Salah satu hak dari masyarakat adalah mengetahui bahaya apa yang
mungkin muncul di wilayahnya. Pihak lembaga atau perusahaan harus terbuka dan
prosedur yang tersusun dapat diaplikasikan maka perlu dilakukan drill. Baik yang
bersifat functional drill seperti Table Top untuk pihak manajemen lembaga atau
response drill bencana untuk seluruh key personnel organisasi bencana lembaga
25
atau perusahaan maupun full scale exercise dimana melibatkan banyak pihak
termasuk masyarakat. Dengan melakukan drill ini maka dapat dievaluasi apakah
rencana manajemen bencana dan prosedur yang ada telah cukup memadai dan telah
dimengerti
penanggulangan maka perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat yang terampil dan
terlatih, dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur yang
jelas. Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek. Kinerja
seminimal mungin baik harta benda atau korban manusia akibat keadaan emergency
dapat dicapai.
emergencies, which, however, can also relate to hazardous events that do not result
2017).
untuk mengatasi kejadian bencana misalnya dalam suatu proses kebakaran atau
segera mungkin pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
kedaruratan, pada saat menjelang, saat darurat dan sesudah terjadi keadaan darurat,
Saat darurat bencana, pada umumnya kebutuhan sumber daya sangat besar
akibat dari skala/besarnya bencana. Dengan dampak yang besar, maka dibutuhkan
sumber daya yang besar pula, sedangkan sumber daya yang tersedia umumnya
terbatas sehingga perlu dicarikan dukungan sumber lain di luar daerah bencana
(Nurjanah dkk, 2013). Keadaan darurat bencana sendiri dimulai sejak status siaga
27
kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan
sebelumnya, (b) tidak diharapkan terjadi secara berulang, (c) berada di luar kendali
dan pengaruh pemerintah daerah; dan (d) memiliki dampak yang signifikan
terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.
bencana pada saat tanggap darurat meliputi: 1) pengkajian secara cepat dan tepat
beberapa tujuan yaitu untuk: (1) mencegah bertambah besarnya jumlah korban dan
(4) mengamankan aset vital atau fasilitas kunci; (5) menyediakan pelayanan dasar
28
dalam penanganan pasca darurat; (6) meringankan beban masyarakat setempat; (7)
kelompok rentan (orang jompo, ibu hamil, balita, orang sakit, orang cacat, usia
informasi lain yang dapat dipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi
dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiri dari:
melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana, serta serta
Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan masukan dari berbagai
Berdasarkan usul Kepala BPBD Provinsi dan berbagai masukan yang dapat
Bencana.
Indident Commander; (2) Aktivasi Posko; (3) penugasan tim reaksi cepat; (4)
Adapun fungsi Pos komando menurut Perka BNPB Nomor 3 Tahun 2016
tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana diatur dalam pasal 9 ayat 2
yaitu:
dan Provinsi bahwa Posko PDB dipimpin seorang Komandan Posko PDB dibantu
oleh:
a) wakil komandan;
b) sekretariat;
d) bagian perencanaan;
f) bidang operasi.
peraturan perundang-undangan.
b) menyusun rencana uraian kerja lapangan sesuai dengan rencana operasi yang
Adapun fungsi Pos Lapangan menurut Perka BNPB Nomor 3 Tahun 2016
tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana diatur dalam pasal 13 ayat
2 yaitu:
Penanganan Darurat Bencana diatur dalam pasal 14 ayat 1 yaitu Pos Lapangan PDB
a) wakil koordinator;
b) sekretariat; dan
c) seksi.
terlalu banyak. Pada dasarnya banjir terjadi akibat sungai tidak mampu menampung
debet air yang terlalu banyak sehingga air itu meluap dan memasuki daratan dan
daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar.
Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datangnya secara tiba-tiba yang
2) Kategori Banjir
a. Banjir kiriman (banjir bandang) yaitu banjir yang diakibatkan oleh tingginya
b. Banjir lokal yaitu banjir yang terjadi karena volume hujan setempat yang
b. Irregular flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti
3) Penyebab Banjir
2) Erosi tanah
4) Kerusakan hutan
1) Hujan, dimana dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya hujan selama
berhari-hari. Di Kota Kendari kondisi curah hujan berdasarkan data dari Stasiun
Meteorologi Maritim Kendari, curah hujan tertinggi dalam kurun waktu 2017
terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli, yakni masing-masing sebesar 840 mm, 447
mm dan 298 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Mei, yakni
sebanyak 23 hari hujan dan terendah pada bulan Oktober sebanyak 4 hari.
2) Erosi tanah, dimana menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir
deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan. Kota Kendari termaksud
dalam daerah aliran sungai dan wilayah sungai. Keberadaan sungai-sungai yang
sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya. Di Kota Kendari
utama semakin pesatnya laju kerusakan daerah aliran sungai dan drainase di
wilayah perkotaan.
atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan.
sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya
tidak sesuai dengan tata ruang serta daerah resapan di Kota Kendari sangat kecil.
Terbukti di berbagai tempat, permukaan tanahnya sudah dipenuhi beton. Hal ini
5) Bendungan dan saluran air yang rusak dimana menyebabkan banjir terutama
pada saat hujan deras yang panjang. Jaringan drainase di Kota Kendari
tersier. Semuanya telah permanen atau buatan, namun kondisi drainase tidak
sehingga ada beberapa drainase yang tertimbun oleh material dasar pembuatan
37
jalan, disisi lain juga diakibatkan banyaknya sampah yang menyumbat saluran-
luapan air yang berlebihan pada saat curah hujan yang tinggi sehingga
6) Keadaan tanah dan tanaman dimana tanah yang ditumbuhi banyak tanaman
7) Di daerah bebatuan dimana daya serap air sangat kurang sehingga bisa
Kendari disebabkan oleh debit air sungai yang mengalir membawa massa
sedimen berupa (pasir, krikil, batu dan lempung) dalam satu unit dengan
kecepatan tinggi. Banjir tersebut diperparah oleh air kiriman dari hulu sungai.
3) Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air
keluar sempit
5) Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir
sungai
4) Dampak Banjir
terisolasi.
berfungsinya pasar tradisional, kerusakan atau hilangnya harta benda, ternak dan
Indonesia termasuk Kota Kendari. Dengan pesatnya laju urbanisasi dan tidak
39
lahan yang kedap air merupakan kondisi yang tidak terhindarkan. Menurut
Kodoatie (2013) hal ini menjadi penyebab utama terjadinya banjir perkotaan. Selain
itu, terjadinya banjir juga dipengaruhi oleh kegiatan manusia atau pembangunan
Kendari. Alwi dkk, (2011) menerangkan bahwa perluasan kawasan Kota Kendari
berkurangnya kawasan hutan yang cepat. Ironisnya, perambahan hutan yang diubah
fungsinya tersebut bukan hanya terjadi pada kawasan hutan produksi tetapi juga
pada kawasan hutan lindung (Askar, 2014). Menyambung kenyataan tersebut, Jaya
(2016) menambahkan bahwa perubahan kondisi lahan yang terjadi dari waktu ke
waktu membuat ancaman terjadinya banjir semakin besar. Berdasarkan data historis
kejadian banjir, Kota Kendari telah menjadi daerah langganan banjir (BPS Kota
Kendari, 2018). Sedangkan kejadian banjir dengan kerugian terbesar terjadi pada
tahun 2013 dimana kerugian ekonomi mencapai angka miliaran rupiah (Kasim,
2017).
bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
40
akibat bencana. Menurut Warto dkk, (2002) Korban Bencana pada dasarnya
1) Korban primer, yaitu semua orang di daerah bencana yang kehilangan sanak
keluarga, luka berat atau meninggal, serta kerugian harta benda. Korban primer
2) Korban sekunder, yaitu semua orang yang berada di daerah bencana atau rawan
3) Korban tertier, yaitu semua orang yang berada di luar daerah bencana tetapi ikut
maksimal, dimana evakuasi korban bencana sangat sulit dilakukan dan seringkali
yang rusak juga koordinasi dengan tempat layanan kesehatan terdekat masih sulit
dilakukan, sumber daya manusia, dan fasilitas kesehatan yang tersedia tidak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah upaya meningkatkan mitigasi
bencana di daerahnya. Mitigasi yang cepat dan tepat ketika terjadi bencana terbukti
41
dapat meminimalkan korban akibat bencana, baik korban jiwa, korban luka-luka
pendataan, penempatan pada lokasi yang aman, dan pemenuhan kebutuhan dasar.
Potensi Bahaya
Banjir
Keadaan Darurat
Prosedur Penanggulangan
Keadaan darurat
1.3. Metodologi
berbagai permasalahan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota Kendari tahun 2017.
yang nyata mengenai bagaimana pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota
penelitian ini, maka informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
adalah 2 orang dari Dinas Sosial, 1 orang Kepala Pelaksana BPBD, 1 orang
dan 1 orang Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Logistik, 1 orang seksi
Prasarana Darurat dan Logistik, 1 orang dari Dinas Kesehatan dan 2 orang TRC.
jawaban atau informasi yang akurat atas permasalahan penelitian ini yakni
bagaimana pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota Kendari Tahun 2017.
kualitatif penentuan besarnya jumlah informan tidak ada ukuran yang mutlak,
1) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data dari aktor-aktor atau
stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota
44
Kendari Tahun 2017 untuk mendapat teori dasar, konsep pemikiran, pendapat,
2) Data Sekunder
Data sekunder yang dimaksud adalah data yang mendukung penulisan ini
yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan pemerintah daerah tentang tanggap
mendapat teori dasar, konsep pemikiran, pendapat, pandangan, fakta, serta landasan
penelitian ini.
dengan cara:
Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara
data (data collection) yang relevan dengan tema penelitian, setelah itu dilakukan
(data reduction), kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk teks (data display)
verifying) dari data yang disajikan. Sebagaimana Miles dan Huberman (1984)
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data
Nomor 6 Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status
khatulistiwa berada di antara 3o54’40’’ dan 4o5’05’’ Lintang Selatan (LS) dan
Kendari.Terdapat satu pulau pada wilayah Kota Kendari yang dikenal sebagai
Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70 %
dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. (BPS. Kota Kendari dalam angka
2018).
merupakan wilayah kecamatan yang paling luas (18,18%) terhadap luas Kota
46
47
Laut Banda
Selatan
2.1.1 Iklim
dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Keadaan musim sangat
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang
Maritim Kendari tahun 2017 terjadi 165 hari hujan dengan curah hujan 3.030 mm3.
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan ketinggian dari
suhu yang sedikit bedah untuk masing-masing tempat dalam suatu wilayah. Secara
keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data
Klimatologi dan Geofisika, selama tahun 2017 suhu udara maksimum 35oC dan
suhu udara minimum 21oC. Tekanan udara rata-rata 1.011,2 millibar dengan
48
kelembaban udara rata-rata 85,3 persen. Rata-rata kecepatan angin tahun 2017
2.1.2 Topografi
pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 – 472 m di atas permukaan laut (dpl).
472 mdpl serta Teluk Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 – 3%,
klasifikasi kemiringan:
Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga) kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan
2.1.3 Geologi
Secara umum, keadaan tanah (soil) Kota Kendari ini terdiri dari tanah liat
bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna
coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari batuan batu
lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Dibagian pantai batuan pratersier
umumnya tidak meluas air atau kedap air. (Buku Putih Sanitasi Kota Kendari,
2012).
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah
sebagai berikut :
1) Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau
Murhum.
2) Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur, tersebar dipesisir pantai Teluk
3) Batu Gamping Koral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir
kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas
4) Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros antara
Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan
Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan
50
5) Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa, Kalsiulit, Napai, dan Kalkarenit
6) Konglomerat, Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di Kecamatan
7) Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung, tersebar dibagian barat
Sampara dan Kecamatan Ranomeeto. (Buku Putih Sanitasi Kota Kendari, 2012).
Adapun dari segi geologinya, Kota Kendari secara makro terdiri dari
beberapa bentuk lahan dan litologi yaitu Punggung metamorfik terorientasi terjal,
dataran bergelombang yang berbukit kecil di atas napal dan batu gamping, Dataran
gabungan endapan muara dan sungai, Dataran berbukit kecil di atas batuan
aluvial non vulkanik yang melerang landai, Gunung karstik di atas marmer, Dataran
lumpur antar pasang surut di bawah halofit, Dataran sedimen campuran yang
51
berombak sampai bergelombang, Bukit karst di atas marmer dan batu gamping,
Kipas aluvial non vulkanik yang melereng sedang dan Dataran berbukit kecil di
atas batu sedimen campuran. (Buku Putih Sanitasi Kota Kendari, 2012).
terdiri dari 4 kelas, yaitu kelas 0-2% seluas 18.77%, kelas 2-15% merupakan kelas
terluas diantara kelas yang lain yakni seluas 66.27%, kelas 15-40% seluas 14.65%
sedang kelas lereng>40% merupakan kelas paling kecil yakni seluas 0.31.
Sedangkan bentuk lahan Kota Kendari di dominasi oleh dataran sedimen seluas
56.95%. Bentuk lahan lain yang mendominasi Kota Kendari yakni pegunungan
didominasi dataran aluvial seluas 10.39% yang bersambung dengan rawa pasang
surut di muara sungai hingga Teluk Kendari seluas 1.02%. Bentuk lahan lain yang
juga ada di Teluk Kendari adalah kipas dan lahar seluas 3.28% serta jalur meander
seluas 0.09. Jenis tanah di Kota Kendari terbagi menjadi 6 jenis yaitu Brunizen
2.05%. Sedangkan jenis geologi Kota Kendari terdiri dari Qal, Endapan eluvium
Pasir, lempung dan lumpur seluas 13.6%, Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik
Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan Kalkarenit Lempung seluas 8.78%,Qps,
Konglomerat dan Batu Pasir seluas 30.85%, TMPI, Batu Gamping Kalkarenit,
Napal, Batu Pasir seluas 8.05%, Qpl, Batu Gamping Koral, Konglomerat dan Batu
Pasir seluas 2,665 ha 9.91% ,TMPs, Konglomerat, Batu Pasir, Batu Lanau seluas
15.56% serta Batu Pasir, Kuarit, Serpihan Hitam dan Batu Sabak seluas 13.25%.
52
2.1.4 Hidrologi
besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo), Sungai Tipulu,
drainase Kota. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh
PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara. (Buku Putih Sanitasi Kota
Kendari, 2012).
Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya air dibedakan menjadi:
1) Air Permukaan
Tabel 2.1 Sungai - Sungai Di Wilayah Kota Kendari dan Debit Tersedianya
(ltr/dtk)
Panjang Debit tersedianya
No Nama Sungai/Kali
(Km) (ltr/dtk)
1. Sungai Wanggu 17,0 7.487
2. Lasolo 6,52 0.22
3. Kampung Salo 4,70 0.23
4. Mandonga 7,90 0.214
5 Kambu 15,01
6 Kadia 10,39
7 Abeli 10,10
8 Abeli Dalam 6,55
9 Amarilis 2,30 0.17
10 Lepo-Lepo 8.91
11 Watu-Watu 2,33 0.35
Nanga- 5,54
12
Nanga/Andonohu
13 Mokoau 6,43
14 Lahundape 4,68 0.46
15 Punggaloba 4,01 0.24
16 Lemo 4,21
53
17 Lalonggori 4,41
18 Mata 2,60 0.08
19 Watubangga 3,41
20 Wua-Wua 4,76
21 Benu-Benua 2,91 0.43
22 Korumba 5,56
Total 144,64 7.489.394
Buku Putih Sanitasi Kota Kendari, 2012
Air tanah dangkal berasal dari air hujan yang turun, sedangkan air tanah
dalam berasal dari air hujan dan air terperangkap (tawar atau payau).
yang besar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari. Sungai besar yang melintasi
Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata air dari Pegunungan Nanga-
Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re
arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu
sampai ke muara sekitar 75 km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain:
7) Sungai Pambula
1) Sungai Kadia
2) Sungai Korumba
3) Sungai Mandonga
4) Sungai Kemaraya
5) Kali Lainea
6) Kali Tanea
Teluk Kendari. Pola aliran (drainage pattern) saluran-saluran sungai DAS Wanggu
tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai (drainage system) dapat
mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah pada
Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di daerah
up-stream tumbuhan tahunan yang merupakan ciri khas hutan tropis sudah hampir
hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada daerah pegunungan yang merupakan
55
watershed Sungai Wanggu yang banyak ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan
Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa
tertahan, sehingga semua air akan mengalir ke bawah secara bersamaan akibatnya
bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di bawahnya. Kondisi dan karakteristik
wilayah Kota Kendari yang demikian, maka Kota Kendari diidentifikasi memiliki
potensi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi
b) Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 liter
a) Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1 liter/detik
c) Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1 sampai 3
liter/detik
d) Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q) antara 3
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun 1994
adanya penurunan kualitas air. Selain itu, hampir pada semua bagian kota terjadi
56
pendangkalan saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari
daerah hulu. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk
2) Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan potensi aquifer
kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5
Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari,
Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan
Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
wilayah pesisir;
57
2) Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1-3 ltr/detik), tersebar di semua
kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi hampir seluruh wilayah Kecamatan
2.1.5 Administrasi
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 5 s/d 14 Tahun 2005 yang
selanjutnya terbagi menjadi 65 kelurahan. (BPS. Kota Kendari dalam angka 2018).
sebanyak 370.728 jiwa yang terdiri atas 187.233 jiwa penduduk laki-laki dan
sebesar 3,22 persen dan penduduk perempuan sebesar 3,09 persen. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap
Gambar 4.2 Peta Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Kendari 2017
Sumber : BPS. Kota Kendari dalam angka 2018
60
satunya adalah bidang sosial budaya. Usaha tersebut antara lain melalui kegiatan
sosial, baik dari segi material maupun dari segi spiritual, utamanya dapat mengatasi
2.3.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi
pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan,
Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan
dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga
2.3.2 Agama
Kendari sangat heterogen yang memiliki latar belakang agama, suku, budaya,dan
pemeluk Agama Islam. Sedangkan pemeluk agama minoritas adalah agama Budha.
Komposisi jumlah penduduk tahun 2017 berdasarkan agama seperti yang tertera
2.3.3 Kemiskinan
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 301. 894,- Per Kapita Per
Bulan.atau 5,01 %.
BAB III
Penetapan status keadaan darurat bencana menjadi salah satu urutan tahap
kegiatan yang harus dilakukan dalam penanganan darurat bencana. Hal ini dapat
bahwa penanganan darurat bencana terdiri atas: (a) pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya, (b) penetapan status keadaan
darurat bencana, (c) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, (d)
oleh pemerintah daerah di Kota Kendari berdasarkan Peratuaran Kepala BNPB No.
3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana. Dalam Perka
tersebut seperti yang termuat dalam pasal 5 ayat 1, disebutkan bahwa Pada saat
63
e) Pos Pendamping Nasional PDB.
kali dibutuhkan adalah informasi awal mengenai bencana Banjir. Informasi awal
kejadian bencana Banjir di Kota Kendari diperoleh dari berbagai sumber antara lain
menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana Banjir yang terjadi terdiri dari:
a) Jenis Bencana
b) Waktu Kejadian
d) Jumlah Korban/Kerusakan
e) Penyebab Banjir
melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana, serta
banjir. Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat bencana banjir dijadikan
bahan pertimbangan bagi Kepala BPBD Kota Kendari untuk mengusulkan kepada
Wali Kota Kendari menetapkan status/tingkatan bencana skala Kota. Dalam rangka
137
138
Kota Kendari telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dengan
SK. Nomor: 609 Tahun 2017, dan membentuk Pos Komando Penanganan Darurat
Bencana banjir dengan SK. Nomor: 610 Tahun 2017. Masa tanggap darurat
belas) hari, sejak tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 13 Juni 2017. Regulasi yang
bencana banjir terutama sebagai landasan hukum kegiatan tanggap darurat melalui
bahwa:
status keadaan darurat bencana banjir di Kota Kendari maka pemerintah Kota
Kendari mengeluarkan Surat Keputusan Wali Kota Kendari Nomor 609 Tahun
2017 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Tanah
Longsor Di Kota Kendari, dalam penetapan tersebut melibatkan dan melalui rapat
keadaan darurat bencana menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Hal
tersebut terlihat dalam hasil temuan di lapangan yang mana daerah terdampak
bencana dalam hal ini Kota Kendari telah menerbitkan status keadaan darurat
bencana sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota tersebut di atas, segera pada saat
landasan hukum.
yang dibuat pada umumnya berupa Surat Keputusan (SK) Wali Kota. Penerbitan
140
SK. Tersebut dibuat dengan tata urutan: menimbang, mengingat, memutuskan dan
yakni: (1) menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir dan tanah
longsor di Kota Kendari, (2) penetapan status tanggap darurat dalam rangka
penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang berlangsung selama 14 hari
sejak tanggal 31 Mei 2017-13 Juni 2017, (3) pelaksanaan penanganan darurat
dibebankan pada APBN/APBD Kota Kendari Tahun anggaran 2017 dan sumber
dana lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku, (5) keputusan walikota mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
sebagaimana mestinya.
secara spesifik disebutkan. Titik wilayah yang terdampak seperti yang disebutkan
Penetapan status keadaan darurat bencana banjir ini sebagai dasar atau
landasan untuk melakukan suatu kegiatan dalam penanganan darurat. Dalam kasus
bencana banjir Kota Kendari, langkah penetapan status keadaan darurat bencana
141
yang dilakukan sudah tepat yakni pemerintah daerah yaitu Walikota telah
Sulawesi Tenggara.
tersendiri sebagai acuan atau pedoman mengenai penetapan status keadaan darurat
bencana.
penanganan darurat secara efektif dan efisien pada saat keadaan darurat bencana.
pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi semua sektor yang dibentuk.
Sektor POSKO dibawah kendali langsung Komandan PDB yang ditunjuk oleh Wali
PDB dibantu oleh beberapa unit antara lain Wakil Komandan; Sekretariat; Bidang
berdasarkan Perka BNPB No.3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penangan
142
Darurat Bencana maka Struktur Organisasi Komando PDB Banjir Kota Kendari
melaksanakan tugasnya, antara lain unit Wakil Komandan, Sekretaris, bagian data
dan informasi, bagian perencanaan, bidang operasi, bagian data, informasi dan
Darurat Bencana (PUSDALOPS PDB) adalah mereka yang telah ditugaskan dalam
dari unsur:
1) Komandan
3) Sekretaris
5) Bagian Perencanaan
6) Bidang Operasi
7) Perwakilan Instansi/Lembaga
3) Sumberdaya
Daftar sumberdaya pada sektor POSKO dapat dilihat secara detail pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Daftar Sumberdaya Personel Sektor POSKO
No Kebutuhan Standar Volume Satuan Total
Peralatan
8 10 unit 1 kali 10
Komunikasi/radio
Bahan bakar/BBM
7 50 liter 5 Poslap 250
genset
aktivasi dan manajemen pos komando tanggap darurat bencana banjir di Kota
Kendari mengacu pada Perka BNPB No. 3 Tahun 2016 dan ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Kendari Nomor 610 Tahun 2017. Dalam menjalankan
fungsi manajemen, Komandan PDB dibantu oleh beberapa unit antara lain Wakil
Komandan; Sekretariat; Bidang Operasi; Bagian Data, Informasi dan Humas; dan
Perwakilan Instansi/Lembaga.
Banjir dan Longsor di Kota Kendari, tercantum bahwa Kalak BPBD Kota Kendari
Kendari ditunjuk sebagai Wakil Komandan I dan Kapolresta Kendari sebagai Wakil
Komandan II.
147
koordinasi dan komunikasi antara komponen yang terlibat dalam struktur organisasi
148
personil terkait.
b) Rapat evaluasi harian, yang diselenggarakan oleh Posko dan dihadiri kepala-
kepala OPD terkait. Dalam rapat tersebut OPD atau organisasi yang ikut terlibat
kegiatan selanjutnya.
darurat bencana banjir di Kota Kendari belum ada prosedur tetap (Protap) yang
dukungan yang memadai untuk Posko penanganan darurat bencana. BPBD Provinsi
penanganan darurat bencana pada Posko Utama bencana banjir di Kota Kendari.
Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kota Kendari juga mencantumkan salah satu
149
tugas dari Pos Komando penanganan darurat bencana adalah menyusun rencana
konsep rencana operasi tidak mengikuti format yang telah ditentukan berdasarkan
Perka BNPB No. 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi
Tanggap Darurat.
rencana operasi tanggap darurat serta organisasi dan tata kerja komando tanggap
tahapan yaitu tindakan awal, penetapan tujuan dan sasaran, rapat rencana taktis,
persiapan rapat rencana operasi, rapat rencana operasi, penetapan rencana operasi,
pada penanganan bencana banjir Tahun 2017 sudah diaktivasi. Proses aktivasinya
mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku yaitu setelah ditetapkannya status
keadaan darurat bencana banjir oleh pemerintah daerah yaitu Walikota. Dalam
peran dan tanggungjawab (tupoksi) antara perangkat komando juga sudah jelas.
150
Kendari di satu sisi menjadi kekuatan tetapi di sisi lain menjadi tantangan besar.
Peraturan dan kebijakan terkait manajemen informasi telah banyak dibentuk namun
handal dari para pihak yang terlibat. Permasalahan yang ditemukan di lapangan
terkait dalam manajemen informasi strategis, taktis dan umum pada tanggap darurat
1) Surat Keputusan Wali Kota Kendari Nomor 609 Tahun 2017 tentang Penetapan
Status Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Tanah Longsor Di Kota Kendari
warga, serta sarana dan prasarana pendidikan dan infrastruktur meliputi Sekolah,
2) Surat Keputusan Wali Kota Kendari Nomor 610 Tahun 2017 mengenai
3) BPBD Kota Kendari segera mendirikan Posko di halaman Kantor Wali Kota
Kendari pada Tanggal 31 Mei 2017, TRC BPBD Kota Kendari, Tagana Dinas
Sosial Kota Kendari dan PMI Kota Kendari bergerak cepat kelapangan
sebagai berikut:
bencana banjir Kota Kendari yang dihadiri Wali Kota Kendari, Kepala
Pelaksana BPBD Kota Kendari, OPD di Wilayah Kota Kendari, TNI-POLRI dan
NGO.
oleh Dinas Sosial didasarkan pada hasil kajian cepat dan pemantauan terus
3) TNI dengan jejaring dari Korem mengumpulkan data korban, rumah rusak, dan
BPBD Kota Kendari. Pusdalop BPBD Kota Kendari menerima informasi dan
152
Kota Kendari juga membuat laporan harian kepada Kepala BPBD Kota Kendari.
kesehatan kepada korban bencana baik pada saat terjadi banjir dan tanah longsor
1) Surat Keputusan Wali Kota Kendari Nomor 609 Tahun 2017 tentang Penetapan
Status Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Tanah Longsor Di Kota Kendari
warga, serta sarana dan prasarana pendidikan dan infrastruktur meliputi Sekolah,
2) Surat Keputusan Wali Kota Kendari Nomor 610 Tahun 2017 mengenai
4) Pegumpulan data dan Informasi untuk diberikan ke Publik sudah dilakukan oleh
oleh BPBD Provinsi Sulawesi Tenggara, BPBD Kota Kendari. BPBD Kota
5) Pusdalop Kota Kendari secara rutin menyusun laporan sejak bencana banjir
maupun taktis terkait pendataan dan distribusi informasi. Kurangnya koordinasi dan
pemerintah.
pengkajian dan penilaian akibat, analisis dampak dan perkiraan kebutuhan yang
dan penilaian meliputi identifikasi dan perhitungan kerusakan dan kerugian fisik
dan non fisik yang menyangkut aspek pembangunan manusia, perumahan atau
akibat bencana dan impilkasi umumnya terhadap aspek-aspek fisik dan lingkungan,
Darurat mengaktivasi Pusdalops sebagai pusat data dan mengerahkan personil TRC
dampak dan Kebutuhan menggunakan format dari Perka BNPB No. 9 Tahun 2008
Bencana, yang mana digunakan untuk mengatur dan memberikan kerangka kerja
personil, prosedur dan pengorganisasiannya dan Perka BNPB No. 8 Tahun 2011
data atau informasi apa yang perlu dikaji dalam tahap tanggap darurat bencana.
Selain itu juga untuk melengkapi kerangka pikir pengkajian dampak dan kebutuhan
Perka No.7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan
jumlah kebutuhan dasar yang diperlukan kepada para pihak, berdasarkan kaji cepat
dilakukan dalam tanggap darurat bencana khususnya di Kota Kendari. Hal ini juga
nampak pada lembaga BPBD yang berusaha semaksimal mungkin untuk merespon
dengan cepat dan cepat sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban. Pada kasus
bencana banjir 31 Mei 2017 BPBD Kota Kendari mengambil peran lebih sentral
dalam hal kaji dampak dan kebutuhan. Kepala Bidang Tanggap Darurat
mengaktivasi Pusdalops sebagai pusat data dan mengerahkan personil TRC untuk
Pengumpulan data hasil kaji cepat oleh TRC menggunakan format dari
Perka BNPB meskipun format yang digunakan tidak persis sama dengan format
dalam Perka No. 9/2008 dan Perka No. 8/2011 namun merupakan bentuk
penyederhanaan dari format data kejadian dan dampak bencana dalam kedua Perka
tersebut. Data hasil kajian tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabulasi untuk
publik, termaksud media. Format yang digunakan dalam kaji cepat adalah sebagai
berikut:
156
Berikut ini data korban jiwa dan korban harta benda bencana banjir tahun
Tabel 3.6 Data Korban Jiwa Bencana Banjir Tahun 2017 Sekota Kendari
Jumlah Korban Jiwa
No Kecamatan Jiwa
Meninggal Luka-luka Hilang Mengungsi
Terdampak
1 Kendari 995 0 0 0 0
2 Kendari 309 0 2 0 64
Barat
3 Mandonga 1049 0 0 0 0
4 Puuwatu 297 0 0 0 0
5 Kadia 1609 0 0 0 0
6 Wua-wua 1297 0 0 0 0
8 Kambu 296 0 0 0 0
9 Poasia 1932 0 0 0 0
10 Abeli 1664 0 0 0 0
11 Nambo 139 0 0 0 0
Tabel 3.7 Data Korban Harta Benda Bencana Banjir Tahun 2017 Sekota
Kendari
Korban Harta Benda
Jumlah Jiwa
No Kecamatan Rusak Rusak Rusak
Terdampak
ringan sedang berat
4 Puuwatu 297 73 0 0
8 Kambu 296 60 0 0
9 Poasia 1932 47 0 0
11 Nambo 139 34 0 0
mengatakan bahwa:
159
bencana hal ini tidak dilakukan oleh pihak TRC BPBD Kota Kendari. Namun,
pengkajian kebutuhan berdasarkan pada hasil analisis pada data primer di lapangan
dan juga berdasarkan kondisi daerah yang terdampak. Hal ini sesuai dengan hasil
“Kajian kebutuhan PDB tidak dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat, namun
berdasarkan hasil analisis data primer di lapangan yang di lakukan oleh
para pihak yang ikut terlibat dan berdasarkan analisis kondisi wilayah pada
titik-titik yang terdampak bencana banjir mengenai jumlah hal itu
tergantung pada kebutuhan pada masing-masing sektor yang ada”.
(Sutiono, wawancara 21 Februari 2019).
analisis dampak bencana banjir di Kota Kendari dilakukan oleh TRC BPBD dibantu
oleh pemerintah kecamatan dan kampung siaga bencana, di sisi lain juga dilakukan
oleh Tagana dari pihak Dinas Sosial Kota Kendari. Sedangkan dalam aspek
pengkajian kebutuhan didasarkan pada hasil analisis data primer di lapangan dan
160
mengenai jumlah kebutuhan hal itu tergantung pada kebutuhan pada masing-
darurat bencana banjir di Kota Kendari adalah kurangnya personil serta kurangnya
sarana yang memadai untuk ke lokasi terdampak bencana, di sisi lain tim atau
kesehatan tersebut perlu adanya informasi awal guna menyiapkan sarana dan
prasarana yang diperlukan. Pada saat tanggap darurat, Kota Kendari tertelah
diperlukan.
dilakukan, dalam hal ini tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kesehatan Kota Kendari, Palang Merah Indonesia (PMI), dan juga relawan-relawan
di dunia kesehatan.
darurat bencana banjir di Kota Kendari terutama pertolongan bagi korban yang
pelayanan kesehatan kepada korban bencana pada saat terjadi banjir sampai situasi
darurat berakhir. Adapun pihak-pihak yang terlibat dan kegiatan yang dilaksanakan
No Kegiatan Pelaku
darurat bencana banjir Kota Kendari khususnya pada sektor pelayanan kesehatan
sudah berjalan dengan baik. hal ini dapat dilihat dalam kegiatan-kegiatan yang
korban bencana, penyiapan puskesmas dan rumah sakit rujukan pelayanan 24 jam,
didukung dengan sumber daya, obat-obatan dan peralatan yang memadai. Untuk
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan tanggap darurat tersebut, maka harus ada
Peralatan dan obat-obatan yang sekaligus juga merupakan inventaris Kantor dari
mana informan berasal, bisa digunakan dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana
2 Stetescope Buah 10 30 0
7 Ambulance Unit 3 19 0
11 Kaporit Drum 2 0 2
12 Abate Drum 3 0 3
9 Fisioterapi Orang 1 2 0
10 Apoteker Orang 2 15 0
13 Surveilans Orang
5 17 0
Epidemiologi
14 Sanitairan Orang 5 71 0
16 Penyuluh Orang
5 17 0
Kesehatan
lembaga terkait di Kota Kendari dilakukan oleh BPBD Kota Kendari. Berikut
adalah kondisi sistem pelayanan kesehatan saat tanggap darurat bencana banjir
1) Dinas Kesehatan
jika terjadi bencana. Dalam melakukan pelayanan kesehatan telah ada tim gerak
165
cepat tingkat dinkes kabupaten dan Puskesmas serta mekanisme rujukan di RSUD.
Logistik berupa alat kesehatan (alkes), obat, sarana dan prasarana lainnya disiapkan
Dinkes Kota Kendari berasal dari anggaran rutin. Jika ada kekurangan logistik saat
propinsi, namun realisasinya selalu terlambat. Sarana yang paling diperlukan saat
tanggap darurat di Kota Kendari adalah tempat tidur dan kelambu. Sarana ini
sarana lainnya telah tersedia di Dinas Kesehatan Kota Kendari dan dalam kondisi
bencana, setiap terjadi bencana Dinas Kesehatan Kota Kendari tetap membuat
Anggaran biasanya bisa turun tetapi tidak sesuai dengan harapan, baik
dalam segi jumlah maupun waktu, artinya turunnya anggaran selalu terlambat.
Tidak adanya anggaran bencana ini jelas menjadi masalah bagi Dinas Kesehatan
Kota Kendari karena saat terjadi bencana perlu anggaran besar. Padahal Dinas
meskipun tanpa anggaran. Selain menggunakan dana rutin, selama ini sumber biaya
menyalahi prosedur. Bantuan yang bisa diharapkan berasal dari Dinas Kesehatan
dilaksanakan secara optimal oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari. Menurut pihak
lintas sektor, padahal koordinasi dengan lintas sektor dirasakan masih belum
optimal. Hambatan utama yang dirasakan oleh Dinas Kesehatan dalam pelayanan
tingkat Kota Kendari, koordinasi antar lembaga belum optimal. Hingga saat ini
Dinas Kesehatan Kota Kendari sangat perlu untuk mengetahui secara jelas sejauh
Krisis (PPK). Hal ini diperlukan agar Dinas Kesehatan Kota Kendari tidak ragu-
ragu dalam mengambil tindakan saat tanggap darurat bencana. Dinas Kesehatan
Kota Kendari dalam pelayanan kesehatan tanggap darurat bencana banjir sejauh ini
Dinas Kesehatan Kota Kendari saat tanggap darurat bencana sejauh ini adalah
sebagai koordinator jejaring sektor kesehatan. Selain itu penyediaan peralatan dan
obat pun berada di bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Kendari walaupun
dengan berbagai kendala seperti yang telah diuraikan di atas. Jejaring dengan sektor
lain di luar kesehatan yang sangat diperlukan saat pelayanan tanggap darurat
2) Puskesmas
bencana banjir Kota Kendari adalah langsung dalam hal teknis pelayanan kesehatan
167
pelayanan kesehatan tanggap darurat adalah belum adanya koordinasi yang optimal
antar lembaga terkait. Padahal dalam kondisi tanggap darurat bencana, lembaga
Kendari di tingkat Puskesmas terjadi hanya pada saat ada bencana. Sedang
pengambilan keputusan yang bersifat emergency. Selain itu masih belum ada
prosedur standar untuk koordinasi antar sektor dalam penanganan tanggap darurat
jawab di tingkat Kota masih belum ada. Anggaran khusus untuk bencana di tingkat
puskesmas masih belum tersedia, begitu pula logistik khusus bencana. Saat terjadi
Sumber daya manusia di puskesmas sudah tersedia, namun pada saat pelayanan
tanggap darurat bencana banjir dirasa masih belum sesuai dengan kebutuhan.
daya yang mengerti betul kondisi saat bencana, misalnya bagaimana harus
168
mengambil keputusan dengan cepat, dan seterusnya. Selama ini tidak ada pelatihan
khusus tanggap bencana, dan pihak puskesmas merasa perlu untuk diberikan
RSUD adalah sebagai tempat rujukan dari Puskesmas. Koordinasi dalam pemberian
pelayanan dilakukan di bawah Dinkes kabupaten. RSUD bersifat sebagai tim statis
bencana, RSUD mengirimkan tim kecil ke lokasi bencana banjir untuk memperoleh
RSUD dan puskesmas, sedang koordinasi dengan RS swasta, kodim, polres dan
lain-lain masih belum optimal. Logistik relatif sudah tersedia, meskipun biasanya
harus menyesuaikan lagi sesuai jenis kebutuhan tanggap darurat bencana khususnya
pada sektor kesehatan sehingga obat dan alkes harus dilengkapi sesuai kebutuhan.
Bencana dengan skala wilayah lokal (Kota) dengan akibat tidak terlalu fatal,
biasanya sudah dapat diatasi oleh puskesmas tanpa merujuk ke RSUD. Jika timbul
risiko masalah kesehatan akibat bencana (kejadian luar biasa), baru diambil alih
oleh dinkes kabupaten dan berkoordinasi dengan RSUD sebagai tempat rujukan.
Koordinasi dengan lembaga terkait lainnya sudah ada, tapi belum maksimal,
tanggap darurat bencana banjir untuk RSUD sudah ada alokasi yang bersumber dari
APBN dan APBD, namun jumlahnya sangat kecil sehingga belum mencukupi.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut diambil dari alokasi dana tak terduga.
Berdasarkan data di atas hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
menyatakan bahwa:
kesimpulan bahwa dalam pengelolaan tanggap darurat di sektor kesehatan telah ada
koordinasi pengelolaan tanggap darurat bencana di lintas sektor. Hanya saja pada
saat terjadi bencana, koordinasi ini tidak berjalan dengan optimal. Mereka
Perangkat Daerah (OPD) pada umumnya sama, yaitu anggaran yang sangat minim
di Kota Kendari adalah di bidang anggaran, sumber daya dan logistik. Anggaran
khusus untuk penanggulangan bencana tidak ada sehingga harus memakai anggaran
rutin. Bantuan dari pusat seringkali terlambat dan tidak sesuai kebutuhan. Sumber
daya berupa tenaga kesehatan masih perlu pelatihan khusus bencana, sarana dan
prasarana juga sangat kurang. Logistik berupa bahan, alat dan obat-obatan memakai
persediaan rutin sehingga sering tidak sesuai dengan jenis bencana. Rumah Sakit
Umum Daerah umumnya telah siap dan tidak ada masalah. Jejaring di sektor
kesehatan telah terjalin dengan baik, namun dengan sektor lain masih kurang. Di
banjir di kota kendari mengacu pada Tahun 2017 mengacu pada Perka BNPB
Penanggulangan Bencana, yang sudah dicabut dan dinyatakan sudah tidak berlaku
diganti dengan Perka BNPB No. 4 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen
penghapusan yang dilakukan guna mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan
5 Menyediakan dan
mengorganisir relawan dalam
penyaluran bantuan dan dapur
umum
4 Membuat
catatan/dokumentasi
kronologis penyaluran
bantuan kepada korban
bencana/masyarakat di lokasi
bencana
5 Menyelenggarakan
administrasi
(1 paket)
12 Lauk Pauk
(20 L)
Ada berbagai jenis logistik dan bantuan yang diberikan kepada masyarakat
korban bencana banjir Kota Kendari. Secara umum sebagaimana dapat di lihat pada
tabel tersebut di atas. Jenis dan bantuan logistik yang disalurkan kepada masyarakat
papan.
Kendari yang terdampak bencana banjir 2017, tentang sumber logistik untuk
masyarakat, penulis memperoleh informasi atau jawaban yang tidak jauh berbeda,
bahwa logistik dan bantuan untuk masyarakat korban bencana banjir secara resmi
di peroleh dari pihak pemerintah. Selain dari pemerintah, seperti yang sudah
bencana juga diperoleh dari lembaga non pemerintah/dunia usaha, organisasi dan
perorangan. Saat penulis meminta data kepada para responden tentang siapa saja
yang ikut andil dalam memberikan bantuan logistik dan apa saja jenis logistik dan
bantuan yang diberikan, para responden kesulitan untuk menunjukan data karena
ada banyak sekali bantuan yang diberikan kepada korban bencana yang tanpa
kebutuhan dasar seperti sandan, pangan dan turunannya serta bentuk alat yang dapat
178
terdampak bencana banjir, pihak Dinas Sosial Kota Kendari juga menyalurkan
Banyaknya
No Jenis Barang Satuan
Permintaan/Kebutuhan
1. Lauk Pauk
2. Sandang
3. Paket
4. Alat Evakuasi
Velbed Unit 20
untuk tanggap darurat bencana alam oleh Dinas Sosial Kota Kendari Tahun 2017.
Berdasarkan data tersebut ada 4 jenis barang yang di salurkan oleh pihak dinas
sosial yaitu: (1) jenis lauk pauk (2) Jenis sandang (3) jenis paket (4) alat evakuasi.
Berdasarkan data di atas hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Kepala Bidang dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Kota Kendari menyatakan bahwa:
“Sumber bantuan tanggap darurat kota kendari asalnya dari pusat sesuai
dengan permintaan/usulan, untuk jenis logistik dan bantuan yang kita
salurkan kepada masyarakat korban terdampak bencana banjir saat
tanggap darurat itu terbagi 4 jenis barang yaitu 1. Lauk Pauk
(biskuit/makanan siap saji, lauk paket A, B, C, D dan indomie) 2. Sandang
seperti selimut dan serangam sekolah SD-SMA 3. Paket seperti Family
Kit, foot ware, dan peket ibu hamil dan yang ke empat adalah alat evakuasi
seperti tenda, velbad dan matras. (Saldy, Wawancara 25 Februari 2019).
Senada dengan pendapat di atas Suarni mengatakan bahwa:
“Bantuan untuk tanggap darurat bencana banjir kota kendari bersumber
dari pusat, untuk jenis bantuannya sesuai data kami terbagi 4 jenis barang
seperti lauk pauk, paket, sandang dan alat evakuasi, untuk jumlah sesuai
180
Kota Kendari yang teridentifikasi di lapangan antara lain berasal dari bantuan
pemerintah, bantuan organisasi non pemerintah, dunia usaha, dan para donatur
(personal maupun kelompok). Hal ini seperti di sampaikan oleh pengelola logistik
“Sumber bantuan logistik pada bencana banjir Kota Kendari selain dari
pihak pemerintah (BPBD dan DINSOS), ada dari pihak organisasi sosial,
swasta/dunia usaha dan ada juga perorangan. Untuk prosedurnya ada yang
melalui pengusulan ada juga yang tidak. (Mansur, Wawancara 22 Februari
2019).
Senada dengan pendapat di atas di sampaikan oleh Kepala Pelaksana
“Bantuan logistik bencana banjir Kota Kendari 2017 ada yang langsung
dari pemerintah (BPBD, DINSOS, PU, DLH, DIKNAS) dan para dunia
usaha, semua ini dilakukan proses pendataan dan kemudian diserahkan
kepada pemerintah setempat yang terdampak bencana banjir untuk
dilakukan pendistribusian kepada masyarakat (Suhardin, wawancara 15
Februari 2019)..
Dalam proses penanganan darurat bencana banjir Kota Kendari, untuk
di perlukan dana yang begitu besar. Terkait pendanaan untuk bantuan logistik yang
Kota Kendari, sebagian besar dana yang digunakan untuk bantuan logistik
termaksud pendistribusiannya bersumber dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB. Hal
ini sesuai hasil wawancara dengan Kepala Pelaksana BPBD Kota Kendari
menyatakan bahwa:
181
menyampaikan bahwa:
dana dan bantuan logistik yang diterima oleh BPBD Kota Kendari tidak dilakukan
Inspektorat daerah yang turut melakukan kontrol atau mengawasi dan melakukan
bahwa: “Dalam pengelolaan dana dan bantuan logistik dalam penanganan darurat
3.1.7 Pengelolaan Sumber Daya dari NGO dan Lembaga Usaha Pada Bencana
Banjir di Kota Kendari
merupakan suatu proses yang melibatkan orang-orang atau lembaga dari berbagai
respon terhadap masyarakat yang terdampak bencana. Oleh karena itu, keterlibatan
182
lembaga yang peduli dalam penanganan darurat, dan banyaknya sumber daya
manusia (SDM) profesional dan relawan hadir di lokasi bencana, maka mutlak
diperlukam pengelolaan SDM yang ketat dan mengikat agar penanganan darurat
bencana terlaksana dengan baik. Sumber daya yang dimaksud dalam tulisan ini
sumber daya manusia yang mewakili K/L, Non Goverment Organization (NGO),
dunia usaha atau pihak asing pada saat tanggap darurat bencana banjir di Kota
1) UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 48 – 56, 62, 67,
68, 69
Bencana
Pasal 21 – 54
7) Perka BNPB Nomor 12/2014 tentang Peran Serta Lembaga Usaha dalam
Penanggulangan Bencana
183
terdampak bencana banjir Kota Kendari, pengelolaan sumber daya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
banjir oleh pemerintah daerah yakni Walikota dan personil akan bekerja sesuai
dengan lamanya status tanggap darurat itu dinyatakan. Seperti halnya Dinas Sosial
Kota Kendari setelah terjadi bencana banjir, segera menurunkan Tim Tagana dan
menyediakan layanan tenda, dapur umum serta terkait tugas lainnya sesuai dengan
Hal yang sama juga dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Dinas
Dalam aspek bantuan logistik tanggap darurat, Dinas Pekerjaan Umum menjadi
184
pendukung utama dalam hal kaji cepat kebutuhan, penyediaan sarana air bersih,
dalam penganggaran dan pelaksanaan rehabilitas dan rekonstruksi pasca bencana yang
dalam prosesnya didukung oleh BNPB. Kontribusi signifikan pada masa pasca bencana
tersebut tidak mengurangi pentingnya peran PUPR saat kesiapsiagaan dan tanggap
darurat bencana. PUPR memiliki sumber daya peralatan yang normalnya dioperasikan
melakukan koordinasi meminta dukungan instansi lain seperti Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) dan pelaku dunia usaha untuk mengalihkan sumber daya peralatan
menjadi bantuan yang dapat digunakan saat gawat darurat di wilayah setempat.
yang masih tersedia ke lokasi bencana. Setelah status kerusakan dipastikan, Dishub
melakukan koordinasi dalam Komando Tanggap Darurat sebagai salah satu bahan
bencana.
2) BUMD
bencana adalah badan yang secara peraturan harus dikuasai oleh negara. Peran
disebutkan tujuan BUMN tidak hanya untuk mengejar keuntungan, namun juga
antara lain Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, Telkom, serta lembaga-
logistik saat Tanggap Darurat. Peran tersebut diwujudkan dalam pemulihan gardu
sarana pengangkutan, dan juga alat berat untuk yang membantu kelancaran
penting dalam tiga aspek, yakni sebagai sumber daya manusia, sumber daya sarana
mobilisasi, dan pengamanan di saat tanggap darurat. Sebagai bagian penting dari
pertahanan masyarakat, sebaran Polri di daerah bencana juga sangat penting dalam
pengelolaan bantuan logistik secara keseluruhan. Berbagai jenis fasilitas alat utama
TNI dan sarana-sarana milik Polisi merupakan instrumen penting yang dapat
dimanfaatkan.
perencanaan distibusi sumber daya pergudangan, dan monitoring serta evaluasi stok
juga berperan dalam TRC untuk penilaian awal bencana, mengisi jabatan di Pos
membantu kelancaran rantai suplai bantuan logistik. Hal ini sesuai nota
kesepahaman, yang mana BNPB berusaha mengakomodir peran TNI dan Polri
melalui akses Dana Siap Pakai yang diajukan ke Kementerian Keuangan ataupun
skema dukungan lainnya untuk mendukung biaya operasional sumber daya TNI dan
Daerah Kota Kendari mengakses sumber daya TNI-Polri. Di samping itu, TNI-Polri
187
4) Lembaga Masyarakat/PMI
masyarakat yaitu Palang Merah Indonesia (PMI). PMI ikut terlibat secara kolektif
dalam Klaster Logistik dan berperan aktif dalam menjalankan tata kelola bantuan
sumbangan dan juga bekerjasama dengan Dunia Usaha untuk pengadaan saat bencana
tertentu. PMI memiliki standar jenis barang yang disalurkan ke korban meliputi Family
Kit (Paket Kebutuhan Rumah Tangga), Baby Kit (Paket Kebutuhan Bayi), Hygiene Kit
(Paket Kebutuhan Kebersihan), School kit (Paket Peralatan Sekolah), serta kebutuhan
bencana banjir Kota Kendari adalah SK. Penetapan Status oleh Walikota. Dengan
Darurat Bencana.
bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi
penduduk setempat serta kelompok siaga bencana (KSB) kelurahan (jika ada),
sektor ini melakukan tugas untuk menjaga keamanan lingkungan. Pada saat terjadi
banjir, sektor ini bertugas melakukan penanganan pertama pada korban bencana,
yang mengalami luka-luka serius. Jika muncul laporan kehilangan dari anggota
masyarakat korban banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan pencarian dan
pertolongan darurat pada bencana banjir di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.16 Pihak Yang Terlibat dalam Pengendalian Operasi Pertolongan Darurat
No. Instansi/Lembaga Nama Kontak Peran
bahwa:
No Kegiatan Pelaku
1) Pesonil Basarnas
2) Peralatan
3) Perencanaan OPS Unsur terkait
4) Pembentukan unsur OPS SAR
pengendalian darurat bencana banjir di Kota Kendari sudah berjalan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dalam proses pengelolaan kegiatan telah melakukan
Selait itu salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang
makanan, serta perlengkapan medis yang dibutuhkan selama operasi pencarian dan
baik dan sesuai prosedur yang berlaku, hal tersebut dilakukan guna menunjang
adalah tugas dan tanggung jawab petugas logistik. Pengelolaan tanggap darurat
191
Operasi SAR dan Keamanan pada saat tanggap darurat banjir terdiri dari
8 Tandu Buah 25 25 0
(sesuaikan
dengan
kelompok
9 HT Buah 15 15 0 87 pos x 5
rentan
10 Pick Up Unit 2 3 0 BPBD,
sektor Polres
discenario)
Kendari, Dinas
Sosial, Basarnas
11 Mega Buah 6 6 0 BPBD,
POLRES
phone Kendari, Dinas
12 Jetski Unit 1 3 0 Basarnas
Sosial,Pol –PP
Sumber: Laporan Tanggap Darurat Bencana Kota Kendari 2017Kendari
operasi pencarian dan pertolongan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan
untuk:
Tujuan dan Sasaran operasi tersebut dapat diurai dalam bentuk yang lebih
5) Pelayanan kesehatan
melakukan kegiatan pencarian dan pertolongan atau yang selama ini di kenal oleh
masyarakat dengan search and rescue (SAR) merupakan hal yang sangat penting.
merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Kegiatan tersebut meliputi segala
Kendari merupakan salah satu tugas utama lembaga Basarnas yang bekerja sama
dan berkordinasi dengan instansi terkait seperti yang di jelaskan pada tabel 3.17.
beserta instansi yang terkait dituntut agar mampu dalam melaksanakan tugas-
194
tujuan yaitu agar penanganan korban bencana berjalan secara efektif dan efisien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
persyaratan tertentu antara lain; (1) Komunikasi berbagai arah dari berbagai pihak
yang dikoordinasikan; (2) Kepemimpinan dan motivasi yang kuat di saat krisis; (3)
Kerjasama dan kemitraan antara berbagai pihak; (4) Koordinasi yang harmonis.
baik; (2) Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi; (3)
Sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan; (4) Jalannya
195
tanggap darurat, hingga koordinasi antar pihak. Pemanfaatan teknologi yang tepat
aplikasi sistem transportasi, informasi dan komunikasi menjadi lebih terpadu dan
optimal dan lebih efisien. Pengelolan teknologi, informasi dan komunikasi dalam
penanganan darurat di Kota Kendari berlandaskan pada Perka BNPB No. 8 Tahun
pengelolaan data kerusakan dan korban jiwa menggunakan software exel dan word
yang dilakukan oleh staf BPBD Kota Kendari. Dilain sisi dalam penangana darurat
196
bencana aplikasi whatsapp group dan facebook juga digunakan dalam hal
komunikasi.
proses dari operasional kebencanaan. Sumber daya manusia merupakan sebuah aset
utama dalam proses transaksi sistem informasi. Adapun kegiatan yang dilakukan
dan pihak-pihak yang terlibat pada Sektor teknologi Transportasi, Informasi dan
Penanggung Pelaku/Instansi
No Kegiatan
Jawab
3 Menyediakan ruangan
media centre dan menyusun
serta mengatur tugas
personil yang ada.
informasi dan komunikasi dalam penanganan darurat bencana banjir kota kendari
2017 menunjukan ada 4 kegiatan yang dilakukan yaitu (1) terlibat sebagai anggota
tim kajian cepat dan mendirikan pos sektor transportasi, informasi dan komunikasi,
(2) menyusun dan menetapkan call sign dan sandi komunikasi untuk semua tim
sektor penanganan darurat bencana, (3) menyediakan ruangan media centre dan
menyusun serta mengatur tugas personil yang ada, dan (4) Menyiapkan data akurat
yang dipublikasikan kepada masyarakat. Data kaji cepat atau informasi kejadian
teknologi, informasi dan komunikasi dapat dilaksanakan dengan lebih baik, cepat,
tepat dan terpadu. Berdasarkan data tersebut senada dengan hasil wawancara
Tabel 3.21 Kegiatan yang Dilakukan Dinas Perhubungan dan Pihak-Pihak yang
Terlibat Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi
Penanggung Pelaku/Instansi
No Kegiatan
Jawab
bencana banjir kota Kendari 2017 terdiri atas 3 hal pokok yaitu (1) terlibat sebagai
anggota tim kajian cepat dan mendirikan pos sektor transportasi, informasi dan
komunikasi, (2) menyediakan personil dan sarana transportasi serta bahan bakar,
oli, suku cadang dari masing-masing jenis alat transportasi sesuai dengan yang
Tabel 3.22 Kegiatan Yang Dilakukan BPBD Kota Kendari Pada Sektor
Transportasi, Informasi dan Komunikasi
Penanggung Pelaku/Instansi
No Kegiatan
Jawab
Tabel 3.23 Kegiatan yang Dilakukan TNI/POLRI dan Pihak-Pihak yang Terlibat
Pada Sektor Transportasi, Informasi dan Komunikasi
Penanggung Pelaku/Instansi
No Kegiatan
Jawab
Tabel 3.24 Kegiatan yang Dilakukan ORARI, RAPI dan Dinas Pekerjaan Umum
serta Pihak-Pihak yang Terlibat Pada Sektor Transportasi, Informasi dan
Komunikasi
Penanggung Pelaku/Instansi
No Kegiatan
Jawab
dan Komunikasi, untuk menunjang pelayanan saat tanggap darurat, maka harus ada
peralatan yang memadai. Maka kebutuhan pada sektor Transportasi, Informasi dan
Jumlah Sumber
No Kebutuhan Tersedia Kesenjangan
kebutuhan kebutuhan
1 Kendaraan Roda 4 6 6 0 -
2 Kendaraan Roda 6 6 6 0 -
3 Kendaraan Roda 2 6 6 0 -
5 HT 12 12 0 Bantuan
6 Radio RIG 6 6 0 -
7 Radio HF 1 1 0 -
8 Genset/Diesel 1 1 0 Bantuan
1260 SPBU
12 BBM (Solar) 1260 0
Pertamina
1260 SPBU
14 BBM (Bensin) 1260 0
Pertamina
202
15 Televisi 1 0 1 Bantuan
16 Sirine 1 0 1 Bantuan
17 Repeater 1 2 0 -
18 Camera 1 1 0 -
21 Printer 1 1 0 -
22 Public Address 6 6 0
(TOA)
informasi dan komunikasi pada saat tanggap darurat. Dari tabel di atas terlihat
Peralatan yang diperlukan tidak hanya terbatas pada peralatan untuk menolong
korban, tetapi juga sarana pendukung seperti sarana komunikasi dan informasi
berupa camera, radio, TV yang dioperasikan dengan baterai atau generator listrik,
Berdasarkan keterangan data tersebut di atas hal ini relevan dengan hasil
Kota Kendari pada saat tanggap darurat berdasarkan Perka BNPB No. 8 Tahun
perkembangan situasi dan kondisi pada masa tanggap darurat bencana, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan seperti mendirikan pos sektor transportasi, informasi dan
media centre. Sedangkan instasi yang terlibat dalam sektor ini BPBD Kota Kendari,
Dishub Kota Kendari, Diskominfo, Dinas Sosial, PU, Pertamina, Media Cetak dan
Elektronik Biro Umum, RAPI, ORARI, TNI, Polri, TELKOM, Provider Seluler dan
Satpol PP.
mengelola data bencana saat bencana bencana menjadi kumpulan informasi yang
Kota Kendari 2017 sudah mempunyai perencanaan sektoral yang di buat dalam
disesuaikan dengan TIK untuk pada masa tanggap darurat bencana banjir menjadi
berelasi dengan SKPD/OPD terkait maupun lembaga non pemerintahan dan swasta
serta masyarakat.
Pada masa saat bencana sektor TIK menjadi hal yang sangat penting dalam
pusat operasi, aktivitas evakuasi dan tanggap darurat. Penyampaian informasi dan
data dapat lebih terjaga dan akurat dalam pendistribusian dan penyebarannya
menerima dan berbagi informasi yang tepat dari berbagai sumber. Hal ini dapat
membantu terbentuknya keputusan kritis dan tepat waktu, termasuk di mana dan
205
bagaimana menempatkan sumber daya fisik untuk meminimalkan risiko dan korban
bencana. Untuk itu, sangat dibutuhkan kualitas sumberda manusia yang dapat
penanganan darurat bencana banjir di Kota Kendari sudah cukup baik hal ini dapat
informasi.
3.2 Pembahasan
Kota Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu
Kota yang memiliki potensi bencana geologi dan hidrometereologi yang cukup
tinggi. Beberapa bencana tersebut antara lain: gempa bumi, cuaca ekstrem, tanah
longsor, banjir, gelombang ekstrem dan abrasi. Bencana Banjir yang terjadi di Kota
Kendari pada Tahun 2017 telah menimbulkan dampak serius bagi masyarakat,
korban jiwa. Untuk itu perlunya upaya yang serius untuk menangani dampak
bencana juga harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai berikut: cepat
dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna,
proselitasi.
ada di Kota Kendari termasuk penanggulangan bencana banjir. Dalam hal ini,
pengelolaan tanggap darurat bencana banjir Kota Kendari Tahun 2017. Dalam
207
status keadaan darurat bencana pada bencana banjir di Kota Kendari (2)
pembentukan atau aktivasi dan manajemen Pos Komando tanggap darurat bencana
banjir di Kota Kendari (3) pengelolaan informasi strategis, taktis dan umum pada
saat tanggap darurat bencana banjir di Kota Kendari (4) proses pelaksanaan
pengkajian dampak dan kebutuhan tanggap darurat bencana banjir di Kota Kendari
(5) pengelolaan sektor kesehatan pada saat tanggap darurat bencana banjir di Kota
Kendari. (6) pengelolaan bantuan logistik bagi korban bencana banjir di Kota
Kendari (7) pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga Usaha pada bencana
darurat pada bencana banjir di Kota Kendari (9) pemanfaatan teknologi informasi
yang dilaksanakan di Kota Kendari telah berjalan akan tetapi belum terlaksana
saat darurat bencana menjadi terhambat dan tidak maksimal dalam melaksanakan
sarana dan prasarana meliputi dua yaitu sarana dan prasarana umum dan khusus.
Sarana dan prasarana umum meliputi peralatan peringatan dini, posko bencana,
kendaraan operasional, pos kesehatan dengan tenaga medis dan obat-obatan, tenda
darurat, sarana air bersih dan pendataan bagi korban jiwa akibat bencana.
dan cepat tanpa didukung oleh prasarana dan logistik yang memadai. Prasarana dan
bencana. Banyak kejadian, dimana korban tidak berhasil ditolong karena tidak
meningkat. Oleh karena itu, setiap daerah atau wilayah harus memiliki sarana
mengatakan bahwa dedikasi, kemampuan kerja, ketrampilan dan niat yang besar
untuk mewujudkan prestasi kerja yang tinggi tidak akan besar manfaatnya tanpa
Salah satu upaya atau langkah yang paling baik dan praktis adalah dengan
melakukan mobilisasi dan mutual assistance antara semua unsur atau organisasi
yang ada di suatu wilayah atau daerah. Untuk itu, pihak berwenang atau koordinator
bencana setempat dapat melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang tersedia
Daerah Kota Kendari memerlukan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
sumber daya manusia salah satunya dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah
sesuai dengan ketentuannya dan mendapat hasil yang optimal. Sedangkan untuk
kuantitas sumber daya manusia dapat memberikan pelaksanaan kerja yang lebih
luas sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Meter dan Horn dalam Subarsono (2010), ada enam variabel yang
dan tujuan yang jelas dan terukur sehingga bisa diwujudkan dalam tindakan nyata.
b) Sumber daya
kebijakan.
keberhasilan.
f) Disposisi pelaksana
hal yang penting, yaitu respon implementor tehadap kebijakan, yang mempengaruhi
oleh implementor.
memerlukan sumber daya manusia yang memadai baik dari segi jumlah maupun
terjadi karena sumber daya yang terlibat dalam penanggulangan kurang memadai
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kesesuaian keahlian dan pendidikan.
ditempatkan dibidang kedaruratan dan logistik, keahlian dibidang teknik sipil untuk
ditempatkan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi serta tata ruang dan sosial untuk
daya manusia juga menyebabkan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama karena
diemban.
3) Keakuratan informasi
akuratnya informasi atau data yang didapat dari keterangan yang ada di lapangan
atau lokasi bencana banjir. Data yang kurang akurat menyebabkan penanganan
bencana banjir yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, karena biasanya
informasi yang datang dari lokasi bencana banjir adalah data primer yang langsung
aspek yang ada di suatu daerah atau perusahaan, seperti lokasi, jenis kegiatan,
kondisi geografis, cuaca, alam, aktivitas, manusia dan industri, sumber daya alam
serta sumber lainnya yang berpotensi menimbulkan bencana. Identifikasi ini dapat
keakuratan informasi suatu data bencana sangat penting dalam pengambilan suatu
valid atau akurat dengan berpedoman pada SOP yang telah ditetapkan agar
4) Keterbatasan dana
Perangkat Daerah (OPD) yaitu kurang optimalnya dana yang didapat atau dimiliki,
dalam hal ini adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
kedaruratan untuk membantu tugas di lapangan pada saat bencana banjir terjadi
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hediarto dkk, (2016)
dalam implementasi peran Kodim adalah jarak yang jauh, keterbatasan waktu,
membutuhkan biaya, baik sebelum kejadian maupun saat dan setelah kejadian.
Saat kejadian akan diperlukan dana yang disesuaikan dengan skala dan
rekonstruksi dan pemulihan. Oleh karena itu diperlukan komitmen manajemen atau
bencana.
214
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan seperti telah diuraikan di atas maka dapat ditarik
darurat bencana yang dilakukan sudah tepat yakni pemerintah daerah yaitu
organisasi Pos Komando tanggap darurat telah diuraikan tugas dan fungsi
banjir di Kota Kendari sudah diatur dengan jelas mengenai pembagian tugas dan
3) Pengelolaan informasi strategis, taktis dan umum pada saat tanggap darurat
dilakukan secara cepat dan tepat karena petugas terkait juga terdampak bencana.
Di sisi lain terkait juga terkait pendataan dan distribusi informasi masih belum
terlaksana secara optimal. Hal ini karena kurangnya koordinasi dan pertukaran
Dengan demikian perlunya alur dan mekanisme koordinasi pertukaran data dan
di Kota Kendari.
oleh TRC dan TAGANA yang mana sebagian data dampak didapatkan dari
5) Pengelolaan sektor kesehatan pada saat tanggap darurat bencana banjir di Kota
Kendari instasi atau lembaga yang terlibat BPBD Kota Kendari, Dinkes Kota
Kendari, RS. Umum Daerah, Puskesmas dan PMI. Pengelolaan tanggap darurat
bencana banjir Kota Kendari khususnya pada sektor pelayanan kesehatan sudah
berjalan dengan baik. hal ini dapat dilihat dalam kegiatan-kegiatan yang
kejadian luar biasa dapat dilaksanakan dengan lebih baik, cepat, tepat dan
terpadu.
6) Pengelolaan bantuan logistik bagi korban bencana banjir di kota kendari pada
Tahun 2017 mengacu pada Perka BNPB Nomor 13 Tahun 2008 tentang
ditetapkan oleh Komando Tanggap Darurat dan dapat didukung oleh lembaga
7) Pengelolaan sumber daya dari NGO dan Lembaga Usaha pada bencana banjir di
(Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Perhubungan), lembaga masyarakat (PMI) dan
Kota Kendari, instasi atau lembaga yang ikut terlibat SAR, BPBD, TNI-POLRI,
baik. Hal ini dapat dilihat dalam proses pengelolaan kegiatan telah melakukan
logistik SAR perlu adanya manajemen yang efektif dan efisien demi
masyarakat.
bencana banjir di Kota Kendari, instansi atau lembaga yang ikut terlibat yaitu
BPBD Kota Kendari, Dishub Kota Kendari, Diskominfo, Dinas Sosial, PU,
Pertamina, Media Cetak dan Elektronik (Media TV, Radio BUMN dan BUMS),
Biro Umum, RAPI, ORARI, TNI, Polri, TELKOM, Provider Seluler, Satpol PP
Kota Kendari lebih pada pemanfaata teknologi yang pupuler seperti media sosial
dalam proses penanganan darurat bencana banjir di Kota Kendari sudah cukup
baik hal ini dapat dilihat sudah mempunyai perencanaan sektoral yang di buat
memastikan bahwa semua lembaga dapat menerima dan berbagi informasi yang
tepat dari berbagai sumber. Hal ini dapat membantu terbentuknya keputusan
kritis dan tepat waktu, termasuk di mana dan bagaimana menempatkan sumber
daya fisik untuk meminimalkan risiko dan korban bencana. Untuk itu, sangat
dengan tepat.
4.2 Saran
beberapa hal:
darurat bencana sebagai acuan bagi pemerintah daerah dan lembaga terkait.
terkait kebijakan dan sistem komando dan penanganan darurat bencana yang
pelaporan darurat bencana secara online yang terintegrasi untuk mengelola data
darurat bencana.
5) Perlunya pelatihan bersama (para pihak yang ikut terlibat) dalam penanganan
darurat bencana agar dapat memahami dan mengetahui tugas dan fungsi masing-
rutin dalam hal pemanfaatan teknologi agar pada saat terjadi bencana, para aktor
lebih akurat agar dalam mengelola data dan laporan tanggap darurat bencana
Alwi, L.O., Sinukaban, N., Solahuddin, S., and Pawitan, H., 2011. Kajian Dampak
Dinamika Penggunaan Lahan terhadap Erosi dan Kondisi Hidrologi DAS
Wanggu ds. Jurnal Hidrolitan, Vol 2: 2: 74-86, 2011, ISSN 2086-4825.
Askar, 2014. Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014-2018. Kendari: Dinas Pertanian dan
Kehutanan.
Badan Pusat Statistik Kota Kendari, 2018. Kota Kendari dalam Angka 2018. Kota
Kendari: Badan Pusat Statistik.
Emaliyawati E., Ayu P., Iyus Y. dan Kusman I., 2016. Manajemen Mitigasi
Bencana dengan Teknologi Informasi di Kabupaten Ciamis.
Gandri, L., Purwanto, M. Y. J., Sulistyantara, B., Zain, A.F.N., 2019. Pemodelan
Bahaya Banjir Kawasan Perkotaan (Studi Kasus di Kota Kendari). Jurnal
Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian, Kampus Institut Pertanian Bogor, P-ISSN 2407-0475
E-ISSN 2338-8439 Vol. 7, No. 1, April 2019.
Grigg, N., 1988. Infrastructure Engineering and Management. John Wiley and
Sons.
Helmyati S., Endri Y., Risnhukathulistiwi dan Setyo U. W., 2018. Manajemen Gizi
dalam Kondisi Bencana. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
143
144
Jaya, 2016. Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Wilayah Pesisir Teluk Kendari
Menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi (Kurun Waktu 2003-2009).
Forum Geografi, Vol. 27, No. 2, Desember2013:183 – 192.
Kasim S., Imran T., Guni A., Zainal A. I., 2017. Laporan Penilaian Ketangguhan
Kota Kendari 2017. Kendari: USAID APIK dan Perkumpulan Lingkar.
Lestari P., Prabowo A., dan Wibawa A., 2012. Manajemen Komunikasi Bencana
Merapi 2010 pada saat Tanggap Darurat. Jurnal Ilmu Komunikasi UPN
”Veteran” Yogyakarta, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012.
Pribadi, K. S., Paripurno, E. T., Sugeng, T., Reegina, R., Hadi, P., Silvia, J. F.,
Marlina, A., Milly, M., Faisal, D., Irwan, M., Arial, M., dan Reperiza, M.,
2018. Pembelajaran Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Lombok.
Bandung: FPT-PRB dan Pusdiklat BNPB.
Rahayu H.P., dan Wahdiny I.I., dan Utami A., dan Asparini M., 2009. Banjir dan
Upaya Penanggulangannya. Bandung: Program for Hydro-Meteorological
Risk Mitigation Secondary Cities in Asia (PROMISE).
Robert B. K., 1998. Emergency Industrial Preparedness. New York: Van Nostrand
Nost Reindhold.
Robert J. K., 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta: Andi
Offset.
145
Ramli S., 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta: Dian Rakyat.
Ramli S., 2011. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat.
Sahilala, I. M., Sarwono dan Hanafi I., 2015. Tata Kelola Distribusi Bantuan
Logistik Korban Bencana Alam (Studi Empiris pada Bencana Banjir di
Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Vol. 3, No. 5.
Siagian, P. S., 2004. Fungsi-Fungsi Manajerial Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara.
Subarsono, A.G., 2010. Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peraturan Perundang-undangan
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
II. Pertanyaan
1. Pelaksanaan penentuan status keadaan darurat pada bencana banjir
di kota kendari.
a) Apakah penentuan status keadaan darurat pada bencana banjir di kota
kendari mengacu kepada prosedur/aturan yang ada?
b) Siapa yang menetapkan status keadaan darurat pada bencana banjir di
kota kendari? Siapa yang dilibatkan?
c) kapan ditetapkannya status tanggap darurat?
d) Bagaimana proses penetapan status tanggap darurat?
e) Kendala dan masalah apa yang muncul dalam penetapan status tanggap
darurat?
f) Bagaimana Solusi terhadap kendala dalam penetapan status tanggap
darurat?
2. Pembentukan atau aktivasi dan manajemen Pos Komando tanggap
darurat bencana banjir di Kota Kendari.
a) Acuan apa yang digunakan dalam pembentukan Pos Komando tanggap
darurat?
b) Bagaimana kronologis pembentukan Pos Komando tanggap darurat?
Apa peran Pusdalops?
c) Bagaimana struktur organisasi Pos Komando? Apa saja
komponenenya?
d) Siapa saja aktor yang terlibat pada Pos Komando?
e) Apa peran aktor-aktor dalam pengoperasian Pos Komando?
147
148
Lampiran 2
DAFTAR INFORMAN PENELITIAN
Gambar 10: Dokumentasi Posko Pengungsian Bencana Banjir Kota Kendari 2017
168