LAPORAN MAGANG
Di Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Padang
I I
DISUSUN OLEH :
Dyra Hurin Nurjanah
A
E
1803032 NT I
DZ
Oleh :
Dyra Hurin Nurjanah
1803032
Laporan magang ini telah diperiksa oleh pembimbing magang dan telah disetujui
untuk di seminarkan
I
TINJAUAN PROGRAM PENYEDIAAN
ALAT PELINDUNG DIRI PADA BAGIAN OPERASIONAL DAN SARANA
PRASARANA
DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA PADANG
TAHUN 2021
Oleh :
Dyra Hurin Nurjanah
Laporan magang ini telah diseminarkan di depan tim penguji seminar magang
program studi Kesehatan Masyarakat pada tanggal dan telah dinyatakan
memenuhi syarat untuk diterima
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang dengan judul
“Tinjauan Program Penyediaan Alat Pelindung Diri di DAMKAR Kota Padang
Tahun 2021”. Shalawat serta salam untuk junjungan umat yakni Nabi Muhammad
SAW. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, B.MS Ketua Yayasan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Sumatera Barat.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, A.Md. Kep, MM Ketua Stikes Syedza Saintika
Padang.
3. Ibu Oktariyani Dasril, M.Kes Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat Stikes
Syedza Saintika Padang.
4. Bapak Syahrul SE sebagai pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan petunjuk selama pelaksanaan kegiatan magang di
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang.
5. Ibu Annisa Novita Sary, M.Kes sebagai Pembimbing Akademik Magang yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan
Laporan Akhir Magang.
6. Bapak Edison, M.Kes selaku Penguji 1 yang memberikan masukan untuk
laporan magang ini.
7. Ibu Sri Handayani, M.Kes selaku Penguji 2 yang memberikan masukan untuk
laporan magang ini.
8. Staf Anggota Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang yang telah banyak
memberi ilmu yang bermanfaat selama kegiatan magang berlangsung.
9. Seluruh pihak – pihak yang sudah membantu selama pelaksanaan magang
hingga penyusunan laporan magang.
III
Dalam penyelesain laporan magang ini penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam penyajiannya. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan
untuk penulis di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan magang ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan
datang.
Penulis
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................................I
KATA PENGANTAR.......................................................................................................III
DAFTAR ISI........................................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................VII
DAFTAR TABEL...........................................................................................................VIII
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................4
1.3. Manfaat........................................................................................................................4
2.4.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 08
V
3.1. Gambaran Umum Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang....................................17
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................34
BAB V PENUTUP.............................................................................................................39
5.1. Kesimpulan................................................................................................................39
5.2. Saran..........................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................39
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 POA Program Penerapan dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada
Bidang Operasi dan Sapras di Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Padang........................................................................................................19
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengurus juga wajib. Mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-
rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja. Pemakaian alat
pelindung diri adalah upaya terakhir dalam melindungi tenaga kerja apabila
pengendalian teknis dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Namun beberapa jenis APD harus mutlak digunakan oleh pekerja pada saat
melakukan pekerjaan antara lain topi keselamatan, safety shoes, sarung
tangan, masker, pakaian pelindung, dan lain – lain (Permenakertras, 2010).
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) adalah satu-satunya instansi pe
merintah yang memiliki tugas dan fungsi di bidang kebakaran. Oleh sebab itu,
kinerja tim pemadam kebakaran dalam penanggulangan kebakaran perlu dikaj
i. Hal tersebut karena tim pemadam tidak hanya bertanggung-jawab pada kese
lamatan dirinya tetapi juga keselamatan orang lain (Widayanto, 2016).
Namun pada penanganannya kebakaran di Indonesia masih menghada
pi berbagai kendala, baik yang bersifat kebijakan, kinerja institusi, peraturan
perundang-undangan, mekanisme operasional maupun kelengkapan pranatan
ya.Kinerja dan kewenangan institusi pemadam kebakaran (IPK) masih belum
optimal menyangkut sumber daya manusia (SDM), peralatan dan fasilitas pe
ndukungnya. Termasuk kurangnya ketersediaan APD yang sangat
dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanan tugas operasi pemadaman dan
penyelamatan, terutama untuk keselamatan petugas itu sendiri. Lengkap atau
tidaknya ketersediaan APD sangat mempengaruhu keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas operasi pemadaman & penyelamatan kedaruratan lainnya.
Aspek proteksi kebakaran belum dianggap sebagai salah satu basic need. Ak
ibatnya, kejadian kebakaran sering berakibat fatal dan berulang(Wayne, 200
8).
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang sebagai lembaga yang mena
ngani kebakaran telah menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terk
ait manajemen penanggulangan kebakaran yang meliputi tindakan pencegaha
n, penanggulangan, penyelamatan, pengawasan dan pengendalian, evaluasi da
n tindak lanjut, serta rehabilitasi. Alur prosedur tetap operasi penanggulangan
kebakaran meliputi penerimaan berita, pesiapan pemberangkatan, mobilisasi
2
menuju lokasi kejadian, tiba di lokasi size up intensitas kebakaran di tempat k
ejadian perkara (TKP), strategi dan penyiapan operasi penyelamatan dan pem
adaman, pemberangkatan unit mobil dan regu cadangan, proses penyelamatan
pertolongan/perawatan korban (rescue) kebakaran, proses lokalisasi api dan p
emadaman kebakaran, overhaul pasca kebakaran/penataan lapangan (Damkar
Kota Padang, 2020).
Dari rekapitulasi data laporan kejadian kebakaran di Kota Padang yan
g didapatkan menyatakan kasus kebakaran tahun 2019 yaitu sebanyak 295
kasus kebakaran serta 148 kasus penyelamatan kedaruratan lainnya . Terjadi
penurunan kasus kebakaran Di tahun 2020 yaitu sebanyak 244 kebakaran na
mun terjadi peningkatan pada proses penyelamatan sebanyak 246 kasus. Dan
tahun 2021 terjadi 167 kasus kebakaran serta proses penyelamatan sebanyak
301 kasus. Kebakaran itu meliputi bangunan perkantoran, pertokoan, gedung
saran pendidikan, dan sarana kesehatan. Dan untuk proses evakuasi dan
penyelamatan berupa pohon tumbang, Orang hilang, Banjir, Evakuasi sarang
tawon dan ular. Terjadinya peningkatan jumlah kejadian kebakaran di Kota P
adang tahun 2020, maka peluang dan risiko petugas operasional pemadam ke
bakaran untuk terpapar dengan api dan keadaan bahaya lainnya sangat besar,
sehingga berpotensi mengalami kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat ker
ja, untuk itu dilakukan pencegahan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginka
n adalah dengan penerapan penggunaan alat pelindung diri disaat melakukan t
ugas. (Damkar Kota Padang, 2022).
3
irator, jaket anti panas dan sarung tangan agar kejadian yang tidak diinginka
n dapat diminimalisirkan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik membahas tentang “Tinjauan Program Penyediaan Alat Pelindung
Diri di DAMKAR di Kota Padang Tahun 2021”.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
4
1.3.2. Manfaat Bagi Program Studi
1. Bahan masukan dan tambahan referensi kepustakaan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
2. Melihat perkembangan konsep berfikir mahasiswa yang magang di
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2022.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Alat pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala yaitu fire helmet, berfungsi untuk kepala
dari benturan, kejatuhan, atau terpukul benda tajam atau benda keras
yang melayang.
7
3. Alat pelindung pernapasan
Jenis alat pelindung pernapasan terdiri dari masker, respirator.
Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara
menyaring cemaran bahan kimia, partikel yang berupa debu, uap,
asap, gas dan sebagainya.
8
6. Kacamata Anti Asap
Jenis pelindung mata yang berfungsi untuk melindungi area mata
dari pengaruh berbahaya bagi kesehatan indra penglihatan saat
berada atau bekerja di dalam area tertentu.
9
8. Senter Kepala
Alat yang digunakan untuk memperjelas penerangan pada saat
kondisi minim cahaya.
9. Pakaian pelindung
Jenis pakaian pelindung terdiri dari fire jacket, dan pakaian yang
melindungi sebagian atau seluruh bagian badan, berfungsi untuk
untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari
bahaya.
10
2.3 Pemilihan Alat Pelindung Diri
11
2.4.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 08 Tahun 2010 tentang alat pelindung diri
1. Pasal 2 Ayat (1)
Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/ buruh di tempat
kerja
2. pasal 2 Ayat (2)
APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh
pengusaha secara cuma-Cuma.
3. Pasal 5
Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja.
4. Pasal 8 Ayat (1)
APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang atau dimusnahkan.
2. Aspek Ergonomi
12
dan ada juga yang rumit. Contoh model manajemen dan penjabaran
fungsinya adalah sebagai berikut :
Model POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controlling).
Dengan rinci fungsi manajemen sebagai berikut :
a. Planning atau perencanaan
b. Organizing atau pengorganisasian
c. Actuating atau penggerak
d. Controlling atau pemantauan
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara
sistematis kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu (Kurniadin & Machali, 2016). Perencanaan yang baik harus
mancakup beberapa aspek yang bisa membuat perencanaan tersbut berjalan
dengan baik dan mendapatkan hasilnya maksimal. Beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam perencanaan yanitu memenuhi SMART.
(Hasibuan, M. 2012) yaitu :
a. Spesific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya, tidak terlalu lebar dan terlalu idealis.
b. Measurable yaitu Program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
c. Achievable yaitu dapat dicapai jadi bukan angan-angan
d. Realistic artinya sesuai kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit tapi tetap ada tantangan.
e. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan
yang melingkupinya (Effendi, 2015). Tujuan dibentuknya pengorganisasian
untuk menjalakan tugas yang diberikan sehingga ada penanggung jawab yag
13
jelas dan dipegang oleh yang ahli dibidangnya sehingga pengorganisasian
dapat berjalan dengan baik.
Langkah dalam menyusun pengorganisasian yaitu (Effendi, 2015) :
a. Tujuan staf harus dipahami oleh staf.
b. Membagi pekerjaan pokok dalam satuan kegiatan yang praktis.
c. Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan kegiatan yang praktis.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas mendukung yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas.
e. Memilih dan menetapkan staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas
Mendelegasikan wewenang.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Menurut Terry dalam Pratama (2020) penggerakkan/pelaksanaan
merupakan keseluruhan usaha, cara, tekni, dan metode untuk mendorong
para anggota organisasi agar bersedia dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin dan tercapainya tujuan organisasi yang efektif efisien dan
ekonomis. Agar pergerakan berjalan dengan baik dan lancar maka
diperlukan beberapa hal yang dapat menggerakkan seseorang untuk
melakukan tindakan atau pekerjaan, yaitu adanya kepemimpinan,
komunikasi, motivasi dan fasilitas. Pergerakkan merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena itu anggota
juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Fungsi
actuating lebih menekankan pada kehgiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi(Pratam, 2020).
14
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses
manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feedback)
terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya monitoring dan
evaluasi, sulit untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang direncanakan itu
telah dicapai atau belum (PP No.39 Tahun 2006 tentang tata cara
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan).
Monitoring adalah upaya sistematis yang bersifat periodic dan
berkesinambungan untuk mengetahui sedini mungkin apakah pelaksanaan
program sesuai atau menyimpang dari rencana semula dengan memanfaatkan
sekumpulan indikator terpilih. Evaluasi adalah proses periodic dan sistematis
untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan menilai hasil yang telah
dicapai dibandingkan dengan tujuan atau harapan ataupun target, melihat hasi
dari seluruh kegiatan (Terry, 2007).
Monitoring dan evaluasi terhadap suatu kegiatan dilakukan untuk
menjaga kualitas dari kegitan dan hasilnya. Dalam berjalannya kegitatan
umumnya berdasarkan beberapa indikator tertentu dan untuk suatu tujuan
tertentu. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan harus diikuti dengan upaya
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi selama berjalan
sementara minimal setelah kegiatan berjalan satu kali dan dilanjutkan berkala
(Efendi, 2015).
a. Monitoring
Monitoring (pengawasan) adalah kegiatan pemantauan, penelitian,
pelaporan untuk memperoleh kepastian apakah kegiatan pelaksanaan sesuai
dengan rencana semula (Effendi, 2015).
Monitoring memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan, apakah
sesuai dengan standar kerja dan sumber daya.
b. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan tugas.
c. Mengetahui apakah sumber daya dapat digunakan secara efisien.
d. Mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan.
15
b. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur yang telah diterapkan,
dilanjutkan dengan pengambilan keputusan serta penyusun saran yang dapat
dilakukan pada setiap tahap dari pelaksaan program (Effendi, 2015).
Evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengukur tingkat efiensi suatu program untuk dapat diketahui biaya dan
manfaat dari kebijakan.
2. Menentukan tingkat kinerja suatu program untuk dapat diketahui
pencapaian tujuan dan sasarannya.
16
BAB III
HASIL KEGIATAN
17
Berbatas dengan Pelaminan Pengantin dan terdapat Tempat Les Bahas
a Inggris
4. Sebelah Selatan
Berbatas dengan Darma Wanita dan 100 Meter Terdapat Bank BTN
Visi dan Misi Dinas Pemadam Kebakaran
A. Visi
“Tanggap dan Tangguh Menghadapi Bahaya Kebakaran dan
Penyelamatan Kedaruratan Lainnya”
B. Misi
”Tanggap dan Tangguh Menghadapi Bahaya Kebakaran dan
Penyelamatan Kedaruratan Lainnya”
18
Tabel 3.3 APD di pemadam kebakaran
No Jenis Jumlah
1 Masker 60 buah
2 Sarung tangan 60 buah
3 Fire helmet 40 unit
4 Breaching aparatus 11 unit
(SCBA)
5 Scuba 2 set
6 Baju tahan panas 15 stel
Sumber:Laporan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2020
No Jenis Jumlah
1 Blower 2
2 Pompa portable 3
3 Airbag 2
4 Combitool 2
5 Chain saw 2
6 Stik ular 2
Sumber:Laporan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2020
6. Korps musik
19
1. Laporan masyarakat dan petugas
2. Verifikasi laporan
6. Kembali ke mako
rencanakan, pos WMK yang sudah aktif tersebut tersebar di beberapa kecematan
20
Tabel 3.5 Pos Wilayah Manajemen Kebakaran yang Aktif
No Pos Alamat
1 Posko 1113 (WMK 10) Jl. Rasuna said no 56,jati baru, kec.
Padang timur
2 Pos 1 (WKN 7) Jl. Dr moh. Hatta, no 111, kec. Pauh
3 Pos 2 (WKN 8) Jl. Sutan syahrir, mata air, kec padang
selatan
4 Pos 3 (WKN 1) Jl. Flamboyan, lubuk buaya, kec koto
tangah
5 Pos 4 (WKN 1) Jl. Rambutan raya, prumnas belimbing
kec kuranji
6 Pos 5 (WKN 9) Jl. Padang-painan, kec bungus teluk
kabung
7 Pos 6 Pasar Raya jln,moh. yamin komplek
perkantoran Balai Kota lama
Sumber:Laporan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2020
21
3.1.8. Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran
KASI OPERASIONAL KASI PENYEDIAAN KASI PEMELIHARAAN KASI PENCEGAHAN KASI PENGAWASAN KASI PENGUJIAN
Rudi Zubir, STP,MM SARANA PRASARA SARANA PRASARANA KHAIRUL BUKHARI, S.Pd. Dwi Budi Utama, SH RINALDI, S.Sos
197111052008011002 Syahrul, SE RIDWAN, SH M.Pd 197805202005011013 197208152008011004
Gambar.3.1. Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Tahun 2022
22
Adapun uraian wewenang tugas dan dan tanggung jawab pada Dinas Pemad
am Kebakaran. yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kebakaran Dr.H. Edi Hasymi, M.SI
, yaitu:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Wali Kota dalam melaksnaka
n sub urusan Kebakaran dan tugas pembantuan yang di berikan kepada Daerah y
ang berkaitan dengan sub urusan Kebakaran.
2. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala Dinas dalam penusunan
Kebijakan dan Pengkoordinisasian Administratif terhadap pelaksanaan sub urusa
n Kebakaran serta Pelayan Administratif.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum Mempunyai Tugas Membantu Sekretaris dalam melak
sanakan pelayanan administratif, yang meliputi kegiatan umum, perlengkapan, ke
pegawaian, kearsipan dan dokumentasi.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan Mempunyai Tugas membantu Sekretaris dalam me
laksanakan pelayanan administratif, yang meliputi perencanaan, penganggaran, k
euangan, serta evaluasi dan laporan.
5. Kabid Operasi dan Sarana Prasarana
Bidang Operasi dan Serana prasarana mempunyai tugas membantu Kepal
a Dinas dalam pelaksanaan Operasi Pemadam Kebakaran serta penyedian dan pe
miliharaan sarana prasarana Pemadam Kebakaran.
a) Kasi Operasional
Seksi Operasional mempunyai tugas membantu Kepala biadang dalam pel
aksanaan Operasi pemadam kebakaran.
b) Kasi Penyedian Sarana Prasarana
Seksi Penyedian Sarana Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala B
idang dalam pelaksanaan menyediakan sarana prasarana pemadaman kebakaran.
c) Kasi Pemeliharaan Sarana Prasarana
Kasi Pemeliharaan Sarana Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam Pelaksanaan Pemeliharaan sarana prasarana Pemadaman Kebakara
n.
6. Kabid Proteksi dan Pengujian
Bidang Proteksi dan Pengujian mempunyai tugas membantu Kepala Dina
s dalam melaksanakan Proteksi dan Pengujian terhadap resiko kebakaran.
a) Kasi Pencegahan
Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pel
aksanna pencegahan resiko kebakaran.
b) Kasi Pengawasan
Seksi Pengawasan mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pela
ksanaan pengawasan resiko kebakaran.
c) Kasi Pengujian
Seksi Pengujian mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pelaks
anaan pengujian resiko kebakaran.
24
3.2 Gambaran Bidang Operasi Sarana dan Prasarana
Program - program dalam Bidang Operasi dan Sarana Prasarana pada tahun
2021 terbagi atas 3 seksi yaitu sub bidang operasi, sub bidang sarana prasarana dan
sub bidang pemeliharaan sarana dan prasarana. Seksi operasional memiliki program
antara lain; program penerapan penggunaan alat pelindung diri, dan program
pelatihan penanggulanganan kebakaran. Pada Seksi Penyediaan Sarpras adapun
programnya yaitu program mengakomodir dan menganalisis kebutuhan APD,
Program penyediaan sarana dan prasarana dan program pendistribusian APD,
selanjutnya pada seksi pemeliharaan sapras bentuk programnya antara lain program
fungsi dan pemeliharaan sapras, serta program pengelolahan sarana dan prasarana.
Berikut merupakan jenis program yang ada di Bidang Operasi dan Sarana
Prasarana di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang :
A. Seksi Operasi
a) Program Tinjauan Kelengkapan Dan Kelayakan Peralatan Pemadam Kebakaran
25
Program ini merupakan program pelatihan yang di terapkan kepada anggota
pemadam kebakaran yang diikuti oleh seluruh komando dan anggota di bawah
pimpinan bidang operasional. Akan tetapi didalam penerapannya belum berjalan
dengan optimal dikarenakan proses identifikasi APD dilakukan pada saat terjadi
insiden kebakaran saja, jumlah APD yang diterima oleh petugas pemadam kebakaran
tidak sesuai dengan jumlah personil karena keterbatasan anggaran dari pemerintahan,
proses pengajuan yang harus menunggu satu tahun, dan beberapa APD yang dimiliki
masih belum sesuai standart. Walaupun target Program ini adalah untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam penerapan penggunaan APD.
saja yang dibutuhkan oleh petugas DAMKAR. Pada tahap ini, Kasi Penyediaan
Sarpras melakukan analisis dengan melihat langsung kondisi lapangan atau
melakukan diskusi dengan para anggota DAMKAR terkait apa saja yang menjadi
kekurangan dan kebutuhan bagi para petugas.
Program ini termasuk dalam Program jangka panjang dan program tunggal di
bidang sarana dan prasarana, karena hanya dilakukan dalam 1 x 1 Tahun.
Pelaksanaanya memerlukan pencatatan, penyusunan serta anggaran yang harus
disetujui oleh Pemerintah. Sebelum melakukan program ini perlu adanya perencanaan
yang tepat agar dapat meminimalisir kesalahan yang akan terjadi. Perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan
penentuan skala prioritas,seperti perlengkapan yang sudah tidak ada / tidak memadai
akan di prioritaskan untuk didapatkan terlebih dahulu dibandingkan dengan
perlengkapan lainnya. Didalam program ini tidak hanya menyusun analisis dan skala
prioritas saja,akan tetapi juga melakukan penyusunan proposal pengadaan sarana dan
prasarana,serta pembuatan draf anggaran/biaya yang dibutuhkan.
26
c) Program Pendistribusian APD
Program ini termasuk kedalam program jangka pendek. Biasanya program ini
dilakukan untuk pencatatan hasil pengecekan fungsi sarana dan prasarana yang
dilakukan pada saat 1 x sehari setelah apel pagi. Program ini dilaksanakan langsung
oleh komando dan anggotanya, tujuan dari program ini adalah agar dapat diketahui
sarana dan prasarana mana yang memiliki masalah, seperti biasa yang dilakukan
adalah pengecekan mobil pemadam kebakaran,alat-alat pemadam kebakaran,alat
pelindung diri,dls. Selain itu program pemeliharaan Sapras ini juga bertujuan agar
Sapras tidak mudah rusak, dan idak mudah hilang. Target dari program ini adalah
untuk mencapai kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di Dinas
Pemadam Kebakaran.
27
Adapun yang menjadi pokok pembahasan dalam laporan ini adalah bidang
operasional dengan program penerapan dan penggunaan alat pelindung diri. Karena
berdasarkan wawancara mahasiswa dengan pemegang program dan berdasarkan
laporan Dinas Pemadam Kebakaran tahun 2020 program yang terlaksana di sub
bidang Operasional pada tahun 2020 hanya ada satu program saja, hal itu terjadi
dikarenakan tidak ada kelengkapan alat pelindung diri di Dinas Pemadam Kota
Padang.
1. Melakukan analisa terkait kebutuhan APD bagi para petugas pada saat
bertugas guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Melakukan pengadaan/ penyediaan APD yang telah dianalisa.
3. Melakukan pendistribusian kelengkapan APD yang telah dipenuhi
untuk petugas pemadam kebakaran sesuai dengan kebutuhan masing – masing
berupa (helm safety,sarung tangan safety,masker respirator,jaket anti panas) yang
28
bertujuan untuk tetap melaksanakan pekerjaan dengan safety.
Jadi perencanaan diawali dengan pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran
(RKA) yang biasanya dimulai pada bulan Juni – September untuk perencanaan
tahun berikutnya. Dalam kurun waktu tersebut dilakukan proses menganalisa
rencana kebutuhan dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahapan
tersebut (menganalisa dan mengakomodasi rencana kebutuhan dan kegiatan)
dilakukan dengan rapat konsultasi dan rapat koordinasi secara internal Dinas
Pemadam Kebakaran (Kabid & Kasi beserta staff yang bersangkutan) dan rapat
Eksternal (Dinas Damkar, DPRD,DPKA,Tokoh Masyarakat).
29
Tabel 3.1
POA “Program Penyediaan Alat Pelindung Diri Pada Seksi Penyediaan Sapras
di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang”
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksanaan Waktu Dana penanggung Jawab
1. Mengakomodir dan Untuk mengetahui Anggota Pemadam Kepala seksi Dilakukan pada APBD Pemerintah Bidang Operasional
menganalisis kebutuhan apa saja yang Kebakaran Kota penyediaan sarpras minggu ke- 1 Kota Padang tahun dan Sarana Prasarana
APD di bidang Operasi dibutuhkan oleh Padang & Staff fungsional Januari 2021 2021.
dan Sarpras para petugas umum
2. Menyediakan sarana & Untuk memenuhi Seluruh Anggota Kepala seksi Dilakukan pada APBD Pemerintah Bidang Operasional
prasarana yang ketersediaan APD Pemadam Kota penyediaan sarpras triwulan kedua Kota Padang tahun dan Sarana Prasarana
dibutuhkan di bidang bagi petugas Padang & Staff fungsional pada 2021 (April- 2021.
operasi dan sarpras Damkar umum Juni)
3. Mendistribusikan Untuk memastikan Seluruh Anggota Kepala seksi Dilakukan pada APBD Pemerintah Bidang Operasional
kebutuhan terkait dengan bahwa APD yang Pemadam Kebakaran penyediaan sarpras triwulan ke- 3 Kota Padang tahun dan Sarana Prasarana
sarana & prasarana yang sudah dibeli sudah Kota Padang & Staff fungsional (juli 2021) 2021.
dibutuhkan di bidang terdistribusi dengan umum
operasi & sarpras baik sesuai dengan
kebutuhan
29
3.3.2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian program kegiatan penyediaan APD melibatkan
Kepala Dinas selaku penanggung jawab dan pengawas kegiatan,
Sekretaris dan Kasubag Keuangan sebagai penanggung jawab
administrasi & keuangan. Kepala Bidang Operasi dan Sarpras sebagai
koordinator pelaksanaan program kegiatan. Kasi Penyediaan dan Sarpras
sebagai pelaksana teknis program kegiatan penyediaan APD & dibantu
oleh staff fungsional dan umum / Administrasi.
32
b. Evaluasi Program
Evaluasi program di lakukan oleh kepala dinas pemadam kebakaran yang
seharusnya dilakukan secara berkala untuk mengetahui progres dari berjalan atau
tidaknya sebuah program. Evaluasi dilakukan untuk mereview apakah program
penerapan dan penggunaan APD sudah dilakukan secara menyeluruh dan apakah
masih ada petugas pemadam yang belum menerapkannya dengan benar.
Monitoring dan evaluasi di bidang operasional belum berjalan dengan maksimal,hal
ini dikarenakan kegiatan tersebut masih dilakukan secara non sistematis. Tidak di
tentukan jadwal yang jelas mengenai hal tersebut.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
sudah dapat di ukur namun belum maksimal karena belum ada tanggal kegiatan yang
jelas yang di buat dalam perencanaan.
3. Achievable (Tujuan yang jelas)
Maksudnya yaitu setiap kegiatan harus dapat dicapai. Merupakan program
kerja/rencana kerja yang dapat diukur. Kegiatan program penyediaan APD
merupakan kegiatan yang dapat diukur keberhasilannya berdasarkan observasi dan
pengamatan langsung kepada petugas pemadam kebakaran. Tingkat keberhasilan dari
program penyediaan APD yaitu meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja pada
anggota pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
4. Realistic (Memperhatikan sumber daya)
Maksudnya adalah setiap program yang dibuat bisa dilakukan sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki. Perencanaan program Seksi penyediaan sapras sudah
memaksimalkan sepenuhnya dalam memanfaatkan sumber daya manusia yang
dimiliki dalam pelaksanaan.
5. Time (Waktu yang tersedia)
Artinya ada batas waktu yang jelas dalam pelaksanaannya, sehingga mudah
dinilai dan di evaluasi. Di perencanaan Program penyediaan sarpras sudah ada batas
waktu dari pencapaian perencanaan kegiatan.
35
disetujui untuk penyediaan APD tersebut dialihkan/recofusing untuk kegiatan
penanganan COVID-19. Sehingga kegiatan tersebut batal dilaksanakan. Secara
otomatis, Perencanaan APD tersebut tidak jadi terlaksana. Bidang operasi dan sapras
sudah membuat program dengan baik, namun terkait adanya kendala pandemic
COVID-19 tujuan dari program tersebut tidak tercapai dengan baik.
36
gas memakai pakaian dinas dengan lengkap dan memakai APD pada saat pemadaman
kebakaran, melakukan pelaksanaan teknis pemadaman kebakaran dan melaksanakan
apel pagi sebelum melaksanakan tugas.
Menurut Terry dalam Pratama (2020) penggerakkan/pelaksanaan merupakan
keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar bersedia dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin dan tercapainya
tujuan organisasi yang efektif efisien dan ekonomis. Agar pergerakan berjalan dengan
baik dan lancar maka diperlukan beberapa hal yang dapat menggerakkan seseorang
untuk melakukan tindakan atau pekerjaan, yaitu adanya kepemimpinan, komunikasi,
motivasi dan fasilitas. Pergerakkan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh
karena itu anggota juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya. Fungsi actuating lebih menekankan pada kehgiatan
yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi(Pratama, 2020).
Pada program Operasional Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri belum
berjalan dengan baik hal ini dikarenakan masih banyak kekurangan ketersediaan APD
di Dinas Pemadam Kebakaran diantaranya seperti tidak tersedianya helm safety
secara lengkap,jaket safety yang minim dan pelindung mata atau kacamata safety
yang tidak memadai.
Berdasarkan analisis dapat di simpulkan pada fungsi pelaksanaan sudah berjal
an dengan baik, namun ketersediaan APD yang lengkap secara keseluruhan belum
dimiliki oleh seluruh anggota DAMKAR untuk itu pengadaan perlengkapan APD ini
telah di rencanakan pada Tahun 2020 dan akan di realisasikan pada Tahun 2021 agar
safety work berjalan dengan maksimal serta melaporkan hasil inspeksi dan membuat
laporan. Selain menunggu peanggaran dapat direalisasikan bidang operasi dan sarana
prasana memberikan solusi sementara terhadap permasalahan tersebut,diantaranya
37
adalah dengan cara memperbaiki/mereparasi helm yang rusak agar dapat digunakan
kembali dengan system ,dan penggantian masker respirator dengan masker biasanya.
38
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Perencanaan program Program Penggunaan Alat Pelindung Diri di
DAMKAR Kota Padang Tahun 2021 sudah terlaksana dengan baik.
2. Pengorganisasian program Program Penggunaan Alat Pelindung Diri di
DAMKAR Kota Padang Tahun 2021 sudah cukup jelas.
3. Pelaksanaan kegiatan program Program Penggunaan Alat Pelindung Diri di
DAMKAR Kota Padang Tahun 2021 belum berjalan secara maksimal.
4. Monitoring dan evaluasi Program Penggunaan Alat Pelindung Diri di
DAMKAR Kota Padang Tahun 2021 sudah dilakukan secara maksimal kare
na monitoring jarang di lakukan.
5.2. Saran
Sebaiknya penyediaan APD untuk tahun berikutnya harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan demi kelancaran tugas dan keselamatan petugas damkar
itu sendiri.
39
DAFTAR PUSTAKA
nuari2020(http://www.politikindonesia.com/index.php?
k=politisiana&i=36495)
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Hia F, 2010, Standarisasi Status Kelembagaan IPK, Buletin Media 113 Pemadam
International Labour Office (ILO). 2013. Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Issn 2442-7659.
Sagung Seto.
40
Sary, Poppy Cyntia Devita . 2012. Pemakaian Alat Pelindung Diri Sebagai Upaya
Suprapto, 2007, Status Bervariasi Sama Misi dan Tupoksi. Buletin Media
(www.usfa.fema.gov/data/statistics/)
41
LAMPIRAN
42
KEGIATAN HARIAN
Senin, 04 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.20 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.20-10.00 Pengenalan dan interaksi Untuk mendapatkan informasi mengenai
dengan pembimbing peraturan dan tatacara magang
lapangan
10.00-12.20 Orientasi/pengenalan diri Dapat pengenal petugas yang tergabung
dengan Kabid Ops & di bagian operasi
Sarpras
12.00-12.50 ISO
12.50-14.00 Sosialisasi dengan petugas Mendapatkan informasi mengenai
pelenton C pelatihan hewan liar dan binatang berbisa
14.00-14.30 Pengambilan absen pulang Mendapatkan informasi mengenai
dan Arahan serta bimbingan pembuatan laporan dimana laporan
dengan pembimbing dibuat dalam dua format yang digunakan
lapangan dari kampus dan format laporan harian
untuk di tinggal di dinas pemadam
kebakaran
43
Kabid Proteksi
08.10-08.30 Pengenalan dan sosialisasi Mendapatkan ilmu tambahan mengenai
dengan petugas yang berada proteksi bangunan gedung
di ruangan Proteksi
08.35-09.10 bimbingan dengan Mendapatkan informasi mengenai program
pembimbing lapangan 2021 yang ada di dinas pemadam
kebakaran
09.15-12.20 Pengenalan Petugas Peleton Menjalin silaturahmi dengan petugas untuk
A Pada bagian Operasi memudahkan komunikasi dalam kegiatan
Magang
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Melanjutkan komunikasi Mendapatkan iformasi mengenai
dengan Petugas Peleton A pengalaman bekerja di dinas pemadam
kebakaran kota padang
14.00-14.05 Pengambilan Absen pulang
44
Rabu, 06 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.10 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.10-08.00 Pemeriksaan rutin Armada Untuk memastikan peralatan yang akan
digunakan berada pada tempatnya
08.00-08.05 Pengambilan Absen
08.05-10.00 bimbingan dengan Mengidentifikasi Masalah yang ada di
pembimbing lapangan dinas pemadam kebakaran untuk
menentukan judul laporan magang
10.00-12.20 Pengenalan Petugas Peleton Dapat pengenal petugas yang tergabung
B Pada bagian Operasi di bagian operasi
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Membuat Laporan Dapat menentukan judul laporan magang
14.00-14-10 Pengambilan Absen Pulang
45
Kamis, 07 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.10 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.10-08.00 Pemeriksaan rutin Untuk memastikan peralatan yang akan
Armada digunakan berada pada tempatnya
08.00-08.05 Pengambilan Absen Pagi
08.05-09.00 Interaksi dengan Petugas Mendapatkan Informasi mengenai
Peleton C Pengalaman Petugas saat bekerja di dinas
pemadam kebakaran
09.00-10.20 Kegiatan Membersihkan Kendaraan menjadi lebih bersih
Kendaraan Pemadam
Kebakaran
10.20-12.20 Membuat Laporan Dapat membuat latar belakang untuk
laporan magang
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Melanjutkan Interaksi Mendapatkan informasi mengenai
dengan Petugas Peleton C pengalaman dalam penyelamatan hewan
14.00-14.05 Pengambilan Absen
Pulang
IZIN
46
Senin, 11 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.20 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.20-08.00 Pemeriksaan rutin Untuk memastikan peralatan yang
Armada akan digunakan berada pada
tempatnya
08.00-08.05 Pengambilan Absen
08.05-09.30 Curve Lingkungan menjadi bersih
09.30-10.00 Interaksi dengan Petugas Menjalin silaturahmi dengan petugas
Peleton A dan berbagi ilmu
10.00-12.20 Kunjungan pembimbing
akademik
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Bimbingan dengan Mendapatkan data mengenai
pembimbing lapangan pelatihan Penyelamatan Hewan liar
dan pengambilan absen dan binatang berbisa dari tahun
pulang 2019-2021
47
Peleton B dan dilanjutkan mengenai APD dan Alat yang
interaksi dengan petugas digunakan dalam kegiatan
penyelamatan hewan liar dan
binatang berbisa
11.10-12.20 Membuat Laporan Melengkapi Laporan Mengenai BAB
Magang 1
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Melanjutkan Membuat
Laporan Magang
14.00-14.10 Pengambilan Absen
Pulang
48
Kamis, 14 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.10 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.10-08.00 Pemeriksaan rutin Untuk memastikan peralatan yang
Armada akan digunakan berada pada
tempatnya
08.00-08.05 Pengambilan Absen
08.05-09.30 Curve Ruangan Menjadi lebih bersih
09.30-12.20 Membuat Laporan Melengkapi Laporan BAB II
Magang
12.20-12.50 ISO
12.50-14.30 Diskusi laporan dengan
pembimbing lapangan
dan pengambilan absen
pulang
IZIN
SAKIT
49
Rabu, 20 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.10 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.10-08.00 Pemeriksaan rutin Untuk memastikan peralatan yang
Armada akan digunakan berada pada
tempatnya
08.00-08.05 Pengambilan Absen
08.05-08.45 Curve Ruangan Menjadi lebih bersih
08.45-09.30 Interaksi dengan peleton Menjalin silaturahmi
A
09.30-12.20 Pemeriksaan APD Untuk Dapat mengetahui APD yang
Penyelamatan Hewan liar digunakan untuk Penyelamatan
dan binatang berbisa Hewan liar dan binatang berbisa
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Melanjutkan melengkapi
Laporan
14.00-14.05 Pengambilan absen
pulang
Kamis, 21 April 2022
Jam Kegiatan Output
06.55-07.00 Persiapan Apel
07.00-07.10 Apel Pagi Meningkatkan kedisiplinan
07.10-08.00 Pemeriksaan rutin Untuk memastikan peralatan yang
Armada akan digunakan berada pada
tempatnya
08.00-08.45 Pemantauan Perbaikan Untuk mengetahui bagimana
Armada yng rusak memperbaiki dan menangani
kerusakan armada
50
08.45-08.50 Pengambilan Absen
08.50-09.20 Curve Ruangan Menjadi lebih bersih
sehingga ruangan lebih nyaman dan
enak untuk dilihat
09.20-10.30 Revisi Laporan
10.30-11.20 Pemeriksaan alat yang Dapat mengetahui alat apa saja yang
ada di bagian atas ada di bagian atas armada
armada
12.20-12.50 ISO
12.50-14.00 Melanjutkan melengkapi
Laporan
14.00-14.10 Pengambilan absen
pulang dan arahan dari
pembimbing
51
14.30-14.40 Pengambilan absen
pulang
IZIN
ALFA
IZIN
52
Dokumentasi
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Foto Bersama Pihak Hotel Truntum setelah
Kegiatan sosialisasi dari pihak damkar terkait
melakukan sosialisasi proteksi gedung
dengan system proteksi gedung pada saat
terjadi kebakaran
53
Gambar 5. Gambar 6.
54