Anda di halaman 1dari 52

KETERBATASAN SARANA PRASARANA RUANGAN PENYIMPANAN

DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG TAHUN 2022

LAPORAN PKL 1

Oleh :

Leli Anggraini
NIM. 2106012

PROGRAM STUDI D4 SARJANA TERAPAN MANAJEMEN INFORMASI


KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG

2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KETERBATASAN SARANA PRASARANA RUANGAN

PENYIMPANAN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS

ANDALAS PADANG TAHUN 2022

Oleh :

Leli Anggraini
NIM. 2106012

Laporan PKL 1 ini telah periksa oleh

Pembimbing PKL 1 dan telah disetujui untuk diseminarkan

Padang, Agustus 2022

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Alfita Dewi, M. Kes Rizki Yulia, A. Md. RM


NIDN: 1022089201
KETERBATASAN SARANA PRASARANA RUANGAN PENYIMPANAN

DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG TAHUN 2022

Oleh :

Leli Anggraini
NIM. 2106012

Laporan PKL 1 ini telah diseminarkan didepan Tim Penguji Seminar PKL 1
Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan

pada tanggal,

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Padang, Agustus 2022

Menyetujui

Penguji I Penguji II

Nurul Ardillah, M. Kom Fajrihuda yuniko, M.Pd


NIDN: NIDN:

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Alfita Dewi, M. Kes Rizki Yulia, A. Md. RM


NIDN: 1022089201
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan Laporan Praktek Lapangan 1 ini yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Universitas Andalas Padang.Dengan laporan ini setiap mahasiswa yang mengikuti
praktek kerja lapangan dapat mampu menerapkan dan melaksanakan praktik kerja
lapangan dengan baik.Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah untuk
menambah pengalaman dasar agar mahasiswa mempunyai bekal dan ilmu yang
cukup untuk diterapkan di tempat bekerja nantinya.

Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan banyak dukungan, yakni :

1. Bapak Prof.Dr.Syamsul Amar, M.S sebagai pembina Yayasan Pengembangan


Sumber Daya Manusia Sumatera Barat.
2. Bapak Drs.H.Hasrinal A.md Kep, MM sebagai Ketua Yayasan STIKes Syedza
Saintikayang memberikan kesempatan terhadap kami untuk melakukan praktik
kerja lapangan 1 di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang.
3. Bapak Dr. dr. Yevri Zulfiqar, Sp.B-Sp.U selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Universitas Padang yeng telah menerima kami untuk melakukan praktik kerja
lapangan I di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang.
4. Ibuk Dr.Arasy Nanda, Sp. Kj selaku ketua inntalasi Rekam Medis Rumah Sakit
Universitas Andalas Padang yang menerima kami untuk melakukan praktik
karja lapangan 1 di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang.
5. Ibu Chamy Rahmatiqa, MPH sebagai Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Manajemen Informasi Kesehatan STIKes Syedza Saintika dalam penyusunan
laporan Praktik kerja lapangan 1.
6. Ibu Alfita Dewi, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik saya dan juga
dosen program studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan STIKes
Syedza Saintika yang telah membimbing kami selama melakukan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan 1 dan penyelesaian laporan Praktik Kerja Lapangan 1.
7. Ibu Nurul Abdillah, M. Kom sebagai dosen penguji I dan dosen di Stikes
Syedza Saintika.
8. Bapak Fajrilhuda Yuniko, M. Pd sebagai dosen penguji II dan dosen di STIKes
Syedza Saintika.
9. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi
Kesehatan.
10. Seluruh Karyawan dan Karyawati Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang.
11. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan PKL 1 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.

Penulis berhadap bahwa laporan priktik kerja lapangan 1 ini merupakan


karya tulis terbaik yang dapat penilis persembahkan. Penulis menyadari dalam
penyusunan laporan praktik kerja lapngan 1 ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran sifat yang membanggun,
dan akan penulis terima demi sempurnanya laporan ini. Semoga semua bantuan
dan saran yang telah diberikan mendapat balasan dari allah SWT. Penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pihak
yang membutuhkan.

Padang, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................


B. Tujuan .......................................................................................
1. Tujuan Umum ......................................................................
2. Tujuan Khusus .....................................................................
C. Manfaat .....................................................................................
1. Bagi Penulis .........................................................................
2. Bagi Akademik ....................................................................
3. Bagi Rumah Sakit ................................................................
D. Ruang Lingkup .........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................

A. Rekam Medis ............................................................................


B. Tujuan .......................................................................................
C. Sistem Penyimpanan ................................................................
D. Unsur Dasar Manajemen .........................................................
E. Kkpmt Berkaitan Kardiofaskular, Respirasi, Muskuloskeletal
F. Kkpmt Bekaitan Dengan Pencernaan, Endokrin,Urinari ....

BAB III HASIL PENGMATAN .........................................................


1. Gambaran Umum Rumah Sakit .............................................
1. Sejarah Rumah Sakit Universitas ........................................
2. Profil Rumah Sakit Universitas Andalas Padang ................
3. Visi, Misi Dan Motto Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
..............................................................................................
4. Tujuan Rumah Sakit Universitas Andalas Padang ..............
5. Organisasi Dan Manajemen Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
..............................................................................................
2. Alur Rekam Medis Di Rumah Sakit Universitas Andalas padang
3. Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Terkait Masalah Kardiovaskular,
Respirasi, Muskuloskeleta
1. Sistem Muskuloskeletal
2. Sistem Kardiovaskular
3. Sistem Respirasi
4. Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Terkait Malasah Pencernaan,
Endokrin, Urinary
1. Sistem Pencernaan
2. Sistem Endokrin
3. Sistem Urinary

BAB IV PEMBAHASAN

A. Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan


B. Permasalahan Yang Terkait Filling
C. Berdasarkan Teori
1. Pengertian filling
2. Tugas Pokok
3. Peran Dan Fungsi
D. Hasil Perbandingan Pengamatan Dengan Teori

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lemari Pintu

Gambar 2. 2 Contoh Rak Kayu

Gambar 2. 3 Contoh Rak Besi

Gambar 3. 1 Umum Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

Gambar 3. 2 struktur organisasi rumah sakit universitas andalas padang


DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Data Diagnosa Icd Sistem Musculoskeletal

Tabel 3. 2 Data Diagnosa Icd Sistem Kardiovaskular

Tabel 3. 3 Data Diagnosa Icd Sistem Respirasi

Tabel 3. 4 Data Diagnosa Icd Sistem Pencernaan

Tabel 3. 5 Data Diagnosa Icd Sistem Endokrin

Tabel 3. 6 Data Diagnosa Icd Sistem Urinary


DAFTAR LAMPIRAN

Lempira 3. 1 Tabel Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Lampiran 3. 2 Daftar Hadir Praktik Kerja Lapangan

Lampiran 3. 3 Log Book Praktik Kerja Lapangan

Lampiran 3. 4 Foto Mencari Status Booking

Lampiran 3. 5 Bimbingan Praktik Kerja Lapangan

Lampiran 3. 6 Foto Bersama Hari Terakhir PKL


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripura yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,rawat darurat ( PERMENKES,
2018 ). Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggarakan rekam medis (permenkes, 2008). Selain itu,
rumah sakit wajib atas keamanan dan kerahasiaan rekam medis pasien
( PERMENKES, 2014 ). Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan rekam medis
pasien maka diperlukan pengelolaan rekam medis yang baik salah satunya yaitu
penyimpanan berkas rekam medis di ruang filling ( Darmawan,2020 ).
Menurut PERMENKESNo. 269 MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
medis Bab III, pasal 7 bahwa Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan
fasilitas yang diperlukan dalam rangka menyelenggarakan rekam medis. Rekam
Medis diselenggarakan oleh Unit Rekam Medis salah satunya yaitu filling yang
merupakan media untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang berfungsi
sebagai penyimpanan, penyedia dan pelindung dokumen rekam medis. Bagian
filling memiliki peran dalam hal penyimpanan sampai perlindungan dokumen
rekam medis.penyimpanan Dokumen Rekam Medis akan berjalan dengan baik
apabila terdapat fasilitas yang menunjang yaitu rak penyimpanan sehingga
selaindokumen tertata dengan baik hal ini juga dapat mempermudah dalam
pengambilandan penyimpanan dokumen rekam medis (Anis, 2017).
Aspek tata ruang kantor dalam lingkungan kerja sangat mempengaruhi
kualitas dan kinerja bagi organisasi yang bersangkutan. Tata kerja di ruang
Perekam Medis dapat disesuaikan dengan alur kerja. Salah satu pendukungnya
adalah sarana dan prasarana yang memadai yang akan membantu dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang cocok, aman,
nyaman dan tidak menimbulkan keluhan-keluhan petugas, serta dapat
mengurangikelelahan (Asri, 2020).
Filing merupakan bagian dalam unit rekam medis yang memiliki peran
sertafungsi sebagai menyimpan dokumen rekam medis, menyediakan dokumen
rekam medis untuk berbagai keperluan, melindungi setiap kerahasiaan isi
dokumen rekammedis dari pihak yang tidak berkepentingan, dan melindungi arsip
dokumen rekammedis dari bahaya kerusakan fisik, kimiawi, ataupun biologi
(Darmawan, 2020).
Penataan ruang kerja di unit rekam medis khususnya bagian filing dapat
mempengaruhi kegiatan pelayanan yang diberikan, sehingga tata ruang kerja di
bagian ruang filing perlu diperhatikan agar pelayanan yang diberikan dalam unit
rekam medis dapat berjalan dengan lancar (Darmawan, 2020).

Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam ruang penyimpanan dokumen


rekam medis yaitu suhu, luas ruangan filling, jarak aman, pencahayaan, debu,
faktor penyakit (Anis, 2017).

Kenyamanan lingkungan kerja juga sangat membantu dalam meningkatkan


produktivitas kerja para petugas dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit,
sehingga pasien mendapatkan pelayanan maksimal. Kondisi ruangan yang panas
akan mengakibatkan petugas mengantuk dan letih dalam bekerja dan akan
mengurangi kestabilan kerja yang akan berdampak pada kesalahan kerja.
Sebaliknya, kondisi dingin akan mengakibatkan rasa malas untuk bekerja yang
akan mengurangi kosentrasi (Putri R. W., 2020).

Menurut pengalaman yang saya dapatkan selama PKL Di Rumah Sakit


Universitas Andalas Padang dengan judul “Keterbatasan sarana prasarana
Ruangan Penyimpanan di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang”
Menghasilkan pengelolaan rekam medis nya cukup baik, akan tetapi ada beberapa
permasalah yaitu dokumen rekam medis yang disimpan di samping setiap rak
penyimpanan dokumen rekam medis sehingga menyulitkan ruang gerak petugas
karena space untuk lalu lalang yang dipenuhi oleh dokumen ada disetiap
sudutnya. Selain itu juga kesulitan dalam pengambilan dokumen rekam medis
karena jarak antara rak yang satu dengan yang lainnya berdekatan sehingga
petugas kesulitan melakukan pengambilan dan penyimpanan secara bersamaan di
tempat yang sama (harus bergantian dalam melakukan pengambilan maupun
penyimpanan dokumen rekam medis). Selain itu juga berdasarkan hasil
wawancara kepada salah satu petugas di tempat penyimpanan dokumen rekam
medis bahwa petugas sering mengalami pegal-pegal setiap setelah selesai
melakukan tugas di Rumah Sakit.

Menurut pengalaman yang saya dapatkan selama PKL Di Rumah Sakit


Universitas Andalas Padang dengan judul “Keterbatasan sarana prasarana rungan
penyimpanan di rumah sakit universitas andalas padang” diperoleh hasil bahwa
masalah yang dihadapi di unit rekam medis antara lain petugas merasa kurang
nyaman terhadap ruang unit rekam medis yang sempit dikarenakan dokumen
rekam medis yang masih berserakan di lantai dan ruangannya yang sempit.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui masalah yg terjadi akibat” Keterbatasan sarana
prasarana ruangan penyimpanan di Rumah Sakit Universitas Andalas
Padang”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi factor-factor penghambat dalam coding.


b. Untuk mempermudah petugas coding dalam mengkoding diagnos
c. Mengetahui pengelolaan dokumen RMIK (Manajemen
InformasiKesehatan).
d. Mengetahui KKPMT pada sistem kardiovascular, system respirasi, dan
stem muskuloskeletal.
e. Mengetahui KKPMT pada sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan
sistem endokrin

C. Manfaat
1. Bagi Penulis

Laporan ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi penulis


khususnya untuk mengetahuidimana rekam medis meletakan dokumen
rekam medis.
2. Bagi Akademis
Laporan ini sebagai bahan masukan untuk institusi Pendidikan dalam
hal pengembangandan peningkatan ilmu pengetahuan serta keterampilan
bagi mahasiswa.
3. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen
rumah sakit.

D. Ruang Lingkup
Praktek Kerja Lapangan 1 dilaksanakan di Rumah Sakit universitas andalas
Padang pada unit rekam medis di bagian filling ditempat penyimpanan rekam
medis. Praktek kerja lapangan 1 dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2022 – 03
September 2022. Adapun lingkup materi manajemen rekam medis dan informasi
kesehatan meliputi mampu memahami media dokumen rekam medis(paper,
computer,dan website), Memahami isi dan struktur ruangan bagian filling rawat
inap, memahami tempat penyimpanan dokumen pasien
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam medis

Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah


berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam
tentang indentitas, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala
pelyanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik
yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat.

Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No,29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran disebutkan bahwa, yang dimaksud “ Rekam Medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien” dan
yang dimaksud dengan “petugas” adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien.

B. Tujuan rekam medis


Menurut Hatta (2009) tujuan rekam medis dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder.
1. Tujuan primer

Tujuan primer rekam medis adalah ditujukan kepada hal yang paling
berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.Tujuan primer terbagi
dalam lima kepentingan, yaitu:

 Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat buktiutama


yang mampu membenarakan adanya pasien yang jelas dan telah
mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana
pelayanan kesehatan dengan segala serta konsekuensi biayanya.
 Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumen
tasikan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang
medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas
pelayanan kesehatan.
 Untuk kepentingan manajemen pelayanan, rekam medis yang
lengkap memuat segala aktivitas yang terjadi didalam menganalisis
berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk
mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan.
 Untuk kepentingan menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci
akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan
penenganan sumbersumber yang ada pada organisasi pelayanan
pusksesmas, menganalisis kecenderungan yang terjadi dan
mengomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda.
 Untuk kepentingan pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat
segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien.
Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar.
2. Tujuan sekunder

Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan


dengan linkungan pasien namun tidak berhubungan secara spesifik, yaitu
untuk kepentingan endukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan.
Tata kerja rekam medis bertujuan untuk terlaksananya pengaturan kegiatan
rekam medis dengan cepat dan benar. Untuk terlaksananya tujuan tersebut
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depkes RI, 1991):

 Setiap pasien yang datang berobat baik rawat jalan maupun rawat
inap, harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat.
 Pada tiap unit pelayanan harus tersedia buku register yang diisi
setiap saat kunjungan diterimanya seorang pasien.
 Setiap petugas puskesmas yang melayani/ melakukan tindakan yang
diberikan kepada pasien ke dalam lembaran-lembaran rekam medis,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.
 Setiap rekam medis jika diperlukan harus dapat ditemukan dengan
cepat dan tepat.
C. Sistem Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu sistem yang digunakan pada penyimpanan arsip


yang mana untuk memudahkan dan menemukan arsip yang sudah disimpan serta
dapat dilakukan dengan cepat bilamana arsip tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan.
Menurut (Depkes RI 2006) ditinjau dari lokasi penyimpanan berkas rekam medis,
maka cara penyimpanannya dibagi menjadi 2 cara yaitu:

a. Sentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu


sistem penyimpanan dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien
rawat jalan, rawat ina, dan rawat darurat kedalam suatu folder tempat
penyimpanan. Kelebihan dan kekurangan penyimpanan berkas rekam
medis secara sentralisasi menurut (Depkes RI 2006) adalah :

Kelebihannya

 Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan


penyimpanan berkas rekam medis.
 Mengurangi jumlah biaya yang diperlukan untuk peralatan dan
ruangan.
 Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pecatatan medis mudah
distandarisasikan.
 Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpana.

Kekurangannya

 Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat


jalan, rawat inap.
 Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.
b. Desentralisasi
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu
suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan berkas rekam medis
pasien rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap pada folder tersendiri dan
atau tempat tersendiri. Biasanya berkas rekam medis pasien rawat jalan
dan rawat darurat disimpan pada rak penyimpanan berkas rekam medis di
unit rekam medis atau ditempat pendaftaran rawat jalan. Sedangkan berkas
rekam medis rawat inap disimpan diruang penyimpanan lain, seperti
dibangsal atau di unit rekam yang terpisah dari tempat penyimpanan rekam
medis rawat jalannya. Kelebihan dan kekurangan penyimpanan berkas
rekam medis secara disentralisasi menurut (Depkes RI 2006) adalah:

Kelebihannya

 Efisiensi waktu
 Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

Kekurangannya

 Terjadi duplikasi dalam pembuatan berkas rekam medis


 Biaya yang dikeluarkan banyak untuk peralatan dan ruang. Secara
teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi, tetapi pada
pelaksanaanya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing
puskesmas.

Hal-hal yang mempengaruhi situasi dan kondisi tersebut:

 Terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang mengenai


pengelolaan rekam medis
 Dana puskesmas yang dikelola oleh pemerintah. Penggunaan sistem
sentralisasi merupakan sistem yang paling tepat untuk dipilih
mengingat pelayanan akan mudah diberikan kepada pasien.

D. Unsur Dasar Manajemen dalam Rekam Medis


Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management, ada
enam unsur dasar dari manajemen, Yaitu:
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia membuat tujuan dan melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas baik
sesuai dengan kompetensi dibidangnya masing-masing.
2. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam rekam medis khususnya ruang filing, material mencakup pada
bahan yang digunakan dalam pembuatan formulir rekam medis, map
dokumen, jenis dan warna tinta yang dipakai, serta bahan yang digunakan
dalam pembuatan rak filing.
3. Machine atau sarana dan prasarana digunakan untuk memberi kemudahan
serta menciptakan efesiensi kerja petugas dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi petugas di ruang filing. Berikut adalah peralatan yang
digunakan :
a. Lemari Arsip

Adalah lemari tempat menyimpan arsip dalam berbagai bentuk arsip.


Lemari ini dapat terbuat dari kayu atau juga besi yang dilengkapi dengan
daun pintu yang menggunakan engsel, pintu dorong, atau pun
menggunakan kaca. Ada juga yang dibuat untuk menyimpan banyak arsip
dengan menghemat ruangan, lemari seperti ini yang dinamakan dengan
roll o pack. Penyusunan arsip dapat dilakukan dengan cara berdiri
menyamping (lateral) dengan terlebih dahulu arsip dimasukkan ke dalam
ordner atau dengan cara ditumpuk mendatar (horizontal) dengan terlebih
dahulu arsip dimasukkan ke map, berfungsi untuk menyimpan berbagai
macam bentuk arsip.

Gambar 2. 1 Lemari Pintu


b. Rak Arsip Adalah

lemari tanpa pintu tempat menyimpan arsip yang disusun secara lateral
(menyamping). Arsip-arsip yang akan disimpan di rak terlebih dahulu
dimasukkan ke dalam ordner atau kotak arsip. Ordner atau kotak arsip
ditempatkan di rak arsip sehingga tampak punggung dari ordner atau kotak
arsip, yang berguna untuk menepatkan label atau judul dari arsip yang ada
di dalamnya. Rak arsip dapat dibuat dari kayu atau besi.

Gambar 2.2 Contoh Rak Kayu

Gambar 2. 3 Contoh Rak Besi


c. Desain Sarana Rak Filing

Perancangan peralatan kerja yang baik sangat penting untuk


mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat
adanya kesalahan desain (design induced error). Oleh karena itu desain
sarana rak filing harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

d. Komputer

Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi


informasi. Komputer digunakan untuk meningkatkan hasil kerja dan
memecahkan berbagai masalah. Serta dapat menyimpan dan menampilkan
informasi yang diperlukan.

Gambar 2.4 komputer

e. Pencahayaan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang


diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan yang
baik dapat memberikan keuntungan, yaitu :

 Peningkatan pelayanan.
 Peningkatan kecermatan.
 Kesehatan yang lebih baik.
 Suasana kerja yang lebih nyaman.
 Keselamatan kerja yang lebih baik.
E. KKPMT Berkaitan Kardiovaskular, Respirasi, Muskuloskeletal

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377/MenKes/SK/III/2007


tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan menyatakan
bahwa salah satu atau kompetensi yang harus dimiliki oleh perekam medis adalah
klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan tindakan medis. Sistem pengkodean/system klasifikasi penyakit
pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis kedalam satu grub nomor kode
penyakit sejenis sesuai dengan International Statistical Classification Of Disease
and Related Health Problem revisi 10 (ICD-10) untuk istilah penyakit dan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan, dan International Statistical
Classification Of Disease Clinical Modification revisi kesembilan (ICD-9 CM)
untuk prosedur / tindakan medis yang merupakan klasifikasi komprehensif
(Kasim, 2011).
Dalam pengkodean diagnosis yang akurat, komplet dan konsisten akan
menghasilkan data yang berkualitas. Ketepatan dalam pemberian kode diagnosis
merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis,
kualitas data terkode merupakan hal penting bagi kalangan tenaga Manajemen
Informasi Kesehatan. Ketepatan data diagnosis sangat krusial di bidang
manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal lain yang
berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan (Hatta. GR, 2008).

1. Sistem kardiosvaskuler
Sherwood, L. (2001) Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem
yang secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh,
sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh
darah dan darah. Jantung adalah organ berongga dan berotot yang
memompa semua darah; sebanyak lebih kurang lima liter; ke seluruh tubuh
sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat berolahraga. Darah
mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluhpembuluh yang lebih
kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan
vena, yang membawa darah kembali ke jantung.

2. Sistem Respirasi
Majumder, N. (2015) Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu
proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga
penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun
menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika
oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang
banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

3. Sistem Muskuluskeletal
Fikriyah, S. and Febrijanto, Y. (2012) muskuloskeletal adalah istilah
umum yang berhubungan dengan otot dan kerangka tubuh. Lebih detilnya,
sistem muskuloskeletal meliputi tulang, otot, sendi, tulang rawan, ligamen,
tendon, dan bursae. Sistem muskuloskeletal dapat memberikan stabilitas
dan membuat tubuh bergerak. Dengan adanya sistem muskuloskeletal,
tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai aktivitas, seperti berjalan,
berlari, berenang, hingga sesederhana mengambil suatu benda.Sistem
muskuloskeletal juga berperan dalam membentuk postur dan bentuk tubuh
serta melindungi berbagai organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru,
ginjal, dan hati.

F. KKPMT berkaitan dengan Pencernaan, Endokrin, Urinari


1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ
pencernaan untuk mengolah makanan agar dapat diserap nutrisinya
dan diubah menjadi energi.Adapun yang mendefinisikan pencernaan
makanan sebagai proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus. (Dalimartha, S. (2002)
2. Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang menghasilkan
hormon-hormon. Sistem tersebut menggunakan hormon-hormon
untuk pengendalian dan pengaturan metabolisme tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan, tingkat energi, reproduksi dan respons terhadap
cedera, stres dan suasana hati. (Griyana, Frenti. 2009)
3. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk
membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh
terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing
dan produk sisanya. (Hadisantoso, 2003)
BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Universitas Andalas


1. Sejarah Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

Gambar 3.1 Umum Rumah Sakit Universitas Andalas

Rumah Sakit Unand merupakan Rumah sakit Perguruan tinggi Negeri


(RSPTN) yang berada dibawah pengelolaan Universitas Andalas. Rumah sakit
yang berada di kompleks kampus Unand Limau Manis, kecamatan Pauh, kota
Padang, Sumatera Barat. Rumah sakit ini berdiri di atas tanah seluas 3.5 Ha
dengan luas bangunan 21.306 m2 didirikan dengan dana dari Islamic
Development Bank (IDB).

Perencanaan rumah sakit ini telah dimulai sejak tahun 2006 yang berkaitan
dengan adanya kebijakan untuk pendirian rumah sakit perguruan tinggi dan
terbatasnya fasilitas pendidikan di rumah sakit pendidikan utama di RS. M.
Djamil, Padang. Melalui berbagai proses dan tahapan, peletakan batu pertama
rumah sakit dilakukan 29 Maret 2014 oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional,
Prof. Dr.Ir. Musliar Kasim, MS yang juga mantan Rektor Universitas Andalas.
Rumah sakit ini dibangun dengan 200 tempat tidur serta difasilitasi dengan
sarana dan prasana yang cukup lengkap yang telah disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Fasilitas yang ada di rumah sakit ini sangat
lengkap, dengan program unggulan pada penyakit keganasan dan gastrointestinal.
Pelayanan meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan kamar
operasi, pelayanan UGD, instalasi farmasi, pelayanan pasien rujukan, pelayanan
ICU, ambulance, pelayanan penunjang (radiologi, laboratorium dan gizi) serta
dilengkapi fasilitas radioterapi yang sangat modern.

2. Profil Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

Nama : Rumah Sakit Universitas Andalas Padang

Alamat : Jl. Universitas Andalas Padang Limau Manis,


Kecamatan Pauh, Kota, Padang, Sumatera Barat

Letak : Strategis

Type :B

Berdiri : Tahun 2017

Status Kepemilikan : Pemerintah

Jaringan Rumah Sakit : Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri


(ARSPTN)

3. Visi dan Misi Rumah Saki Universitas Andalas Padang


Visi :
“ Menjadi Rumah Sakit pendidikan terkemuka dan bermatabat di
sumatera tahun 2022
Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
bermutu berbasis bukti dibidang kesehatan terutama pelayanan
onkologi terpadu untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
b. Menyelenggarakan pendidikan profesi yang berkualitas,
berkarakter dan berkesinambungan.
c. Menyelenggarakan penelitian translasional di bidang profesi
kesehatan terutama onkologi terpadu.
d. Mengembangkan organisasi dalam meningkatkan kualitas tata
kelola yang baik (good university hospital governance), menuju
tata kelola yang unggul (exelllent university hospital
governance), serta mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan strategis.
e. Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan menjalin
jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan
berbagai pihak baik di tingkat pemerintah maupun swasta
ditingkat daerah, nasioal, dan internasional.
Motto :
“ bekerja dengan ilmu, amal, dan spiritual demi kemaslahatan pasien”
4. Tujuan Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
a. Tujuan Umum
menjadi rumah sakit perguruan tinggi yang mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas, professional dan ilmiah
serta menjadi pusat pendidikan dan penelitian kesehatan yang
mampu mendukung sistem layanan.
b. Tujuan khusus
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
professional, ilmiah tanpa diskriminasi terhadap semua pasien.
2) Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan secara terus
menerus berbasis Evidence Based Medicine (EBM) sehingga
mutu layanan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3) Mengembangkan riset klinis sehingga mampu menjadi salah
satu pusat riset klinis di Indonesia.
4) Mengembangkan sistem riset produktif yang dapat menjadi
sumber pendapatan rumah sakit sekaligus pusat riset
translasional di Indonesia.
5) Memjadi pusat pelatihan dan workshop di bidang kesehatan,
khususnya Indonesia bagian barat.
6) Mengembangkan sistem pendidikan klinik yang mampu
meningkatkan kompetensi mahasiswa didik.
7) Menjadi rumah sakit pendidikan yang berkontribusi untuk
melahirkan sumber kesehatan yang handal dan berkualitas.

5. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit Universitas Andalas Padang


a. Struktur organissi di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
1) Struktur organisasi di RS Universitas Andalas Padang

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Universitas Andalas Padang


Rumah Sakit Universitas Andalas Padang melayani pasien UMUM dan
BPJS KESEHATAN, IGD dan PONEK 24 jam, pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, pelayanan peninjang.
a) Pelayanan Rawat Jalan
(1) Poli Umum
(2) Poli Gigi Dan Bedah
(3) Poli Spesialis
a. Spesialis Bedah
b. Spesialis Orthopedi
c. Spesialis Kandungan
d. Spesialis Anak
e. Spesialis Penyakit Dalam
f. Spesialis THT
g. Spesialis Mata
h. Spesialis Saraf
i. Spesialis Paru
j. Spesialis Raditerapi
k. Spesialis Jantung
l. Spesialis Penyakit
m. Spesialis Forensik dan Medikolegal
b) Pelayanan Rawat Inap
a. Rawat inap VIP
b. Rawat inap kelas I
c. Rawat inap kelas II
d. Rawat inap kelas III
e. HCU
f. ICU
g. PICU
h. NICU
c) Pelayanan Penunjang
a. Laboratorium 24 jam
b. Radiologi 24 jam
c. Fisioterapi
d. Kemoterapi
e. Radioterapi
f. MIS
g. Cathlab
2) Srtuktur Organisasi Rekam Medis
Rekam medis di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
memiliki 18 staf rekam medis diantaranya :
a. Kepala unit rekam medis : 1 orang
b. Pendaftaran rawat jalan : 2 orang
c. Pendaftaran gawat darurat dan rawat inap IGD : 4 orang
d. Pendaftaran rawat inap dan informasi : 1 orang
e. Pengelolaan data, koding dan pelaporan : 2 orang
f. Assembling, analisa dan pengelolaan rekam medis : 1 orang
g. Administrasi : 1 orang
h. Penyimpanan : 4 orang
i. Radioterapi : 2 orang

B. Alur rekam medis di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang


1. Pendaftaran
Pendaftran pasien di RS Universitas Andalas Padang dimulai sejak
saat pasien melakukan registrasi. Pada proses ini, petugas akan
menanyakan mengenai data sosial pasien, seperti nama, alamat
lengkap, tempat tanggal lahir, umur, penanggung jawab pembayaran,
dan lain sebagainya.

a. Unit rawat jalan

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit rawat


jalan dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran rawat jalan :


petugas pendaftaran mendaftarkan pasien yang mau
berobat rawat jalan
2) Penyimpanan dan distribusi rekam medis :
petugas menyiapkan dan mendistribusi berkas rekam
medis pasien rawat jalan
3) Pengelolaan data dan pelaporan :
 Petugas membutuhkan data pelayanan dan penyakit
rawat jalan
 Unit rawat jalan membutuhkan data yang sudah
diolah oleh petugas pelaporan rekam medis
b. Unit gawat darurat
Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit gawat
darurat dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran gawat darurat :


Petugas pendaftaran mendaftarkan pasien yang mau
berobat di unit gawat darurat
2) Penyimpanan dan distribusi rekam medis :
Petugas menyiapkan dan mendistribusikan berkas rekam
medis pasien gawat darurat
3) Pengelolaan data dan pelaporan :
Petugas membutuhkan data pelayanan dan penyakit di unit
gawat darurat
c. Unit rawat inap

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit gawat


darurat dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran gawat darurat :


Petugas pendaftaran mendftarkan pasien yang mau berobat
di unit gawat darurat
2) Penyimpanan dan distribusi rekam medis :
Petugas menyiapkan dan mendistribusi berkas rekam
medis pasien gawat darurat
3) Pengelolaan data dan pelaporan :
d. Unit kamar bersalin

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit kamar


bersalin dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran :
Petugas pendaftaran mendaftarkan pasien yang mau
berobat di unit kamar bersalin
2) Penyimpanan dan distribusi rekam medis :
Petugas menyiapkan dan mendistribusi berkas rekam
medis pasien kamar bersalin
3) Pengelolaan data dan pelaporan :
Petugas membutuhkan data pelayanan dan penyakit di unit
kamar bersalin
e. Unit kamar operasi

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan kamar operasi


dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran :
Petugas pendaftaran mendaftarkan pasien yang mau
berobat di unit kamar operasi
2) Penyimpanan dan distribusi rekam medis :
Petugas menyiapkan dan mendistribusi berkas rekam
medis pasien kamar operasi
3) Pengelolaan data dan pelaporan :
Petugas membutuhkan data pelayanan dan penyakit di unit
kamar operasi
f. Unit Radiologi
Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit
radiologi dalam koordinasi untuk pelayanan :
1) Pendaftaran :
Petugas pendaftaran membuatkan kartu berobat pasien
yang ada didalamnya nomor rekam medis pasien
2) Pengelolaan data dan pelaporan :
Petugas membutuhkan data kunjungan dan pelayanan di
nit radiologi
g. Unit farmasi

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit farmasi


dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pendaftaran :
Petugas pendaftaran membuatkan kartu berobat pasien
yang ada didalamnya nomor rekam medis pasien
2) Pengelolaan data dan pelaporan :
Petugas membutuhkan data pelayanan obat di unit farmasi
h. Unit gizi

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit gizi


dalam koordinasi untuk pelayanan :

1) Pengelolaan data dan pelaporan :


Petugas membutuhkan data pelayanan di unit gizi
i. Unit IPSRS

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit IPSRS


dalam koordinasi untuk pelayanan :

Perawatan fasilitas dan sarana pelayanan di unit rekam medis


j. Unit linen

Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan unit linen


dalam koordinasi untuk pelayanan :

Petugas linen membutuhkan data rekam medis untuk


perhitungan pengadan linen
k. Manajemen
Unit rekam medis memiliki hubungan kerja dengan manajemen
dalam koordinasi untuk pelayanan :
1) Kelengkapan peralatan, perlengkapan kerja, ATK, cetakan
yang digunakan di unti rekam medis disiapkan oleh bagian
umum tata usaha
2) Kedislipinan dan kebutuhan SDM unit rekam medis
berhubungan dengan bagian SDM tata usaha
3) Menajemen membutuhkan data rekam medis sebagai
indicator mutu pelayanan di RS Universitas Andalas.
C. Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Terkait Masalah Kardiovaskular,
Respirasi, Musculoskeletal
1. Sistem Muskulosketal

Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot, jaringan


ikat, saraf, serta tulang sendi. Muskuloskeletal adalah istilah umum yang
berhubungan dengan otot dan kerangka tubuh. Dengan adanya sistem
musculoskeletal, tubuh dapat bergerak dan menjalani berbagai aktifitas
seperti berjalan, berenang, berlari dan lainnya. (fikriyah, N. 2015)

Didalam ICD -10 sistem musculoskeletal terdapat pada chapter XIII


“Disease off the musculoskeletal system and connective tissue M00-M99”

No ICD 10 Diagnosa
1 M00-M25 Arthropati
2 M40-M54 Dorsopati
3 M60-M63 Kelainan otot
4 M86-M90 Osteopati lain
Table 3.1 data diagnosa ICD 10 sistem musculoskeletal

2. Sistem kardiovaskular

Kardiovaskular merupakan suatu sistem yang secara umum berperan


mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat
gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut semua zat buangan.
(Sherwood, L. 2001)

Didalam ICD -10 sistem kardiovaskular terdapat pada chapter IX “Disease


off the Circulatory I00-I99”
No ICD 10 Diagnosa
1 I00-I02 Demam Rematik Akut
2 I05-I09 Penyakit Jantung Rematik Kronik
3 I10-I15 Penyakit hipertensi
4 I20-I25 Penyakit jantung iskemik
5 I26-I28 Penyakit Jantung Paru
Tabel 3.2 diagnosa ICD 10 sistem kardiovaskular

3. Sistem Respirasi

Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran


karbohidrat hingga penggunaan energy di dalam tubuh.( majumder, N. 2015)

Didalam ICD -10 sistem respirasi terdapat pada chapter X “Disease off the
Respiratory System J00-J99”

No ICD 10 Diagnosa
1 J00-J06 Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2 J10-J18 Influenza Dan Pneumonia
3 J20-J22 Infeksi Saluran Pernapasan Bawh Akut
Lainnya
4 J30-J39 Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Atas
5 J40-J47 Penyakit Saluran Pernapasan Bawah Kronik
Tabel 3.3 Diagnosa ICD 10 Sistem Rspirasi

D. Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Terkait Masalah Pencernaan,


Endokrin, Urinary
1. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ


pencernaan untuk mengelola makanan agar dapat diserap nutrisinya dan di
ubah menjadi energy. (Dalimartha, s. 2002)
Didalam ICD -10 sistem pencernaan terdapat pada chapter XI “Disease
off the Digestive System K00-K93”

No ICD 10 Diagnosa

1 K00-K14 Penyakit Rongga Mulut

2 K20-K31 Penyakit Esophagus

3 K35-K38 Penyakit Appendix

4 K40-K46 Hernia

5 K50-K63 Enteritis Dan Colitis Non-Infektif

Table 3.4 dianosa ICD 10 sistem pencernaan

2. Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang menghasilkan hormon-


hormon untuk pengendalian dan pengaturan metabolisme tubuh. (Griyana,
Frenti. 2009)

Didalam ICD -10 sistem Endokrin terdapat pada chapter IV “Endocrine,


nutritional, and metabolic E00-E99”

No ICD 10 Diagnosa
1 E00-E07 Kelenjar Tiroid
2 E10-E16 Pankreas
3 E20-E21 Kelenjar Paratiroid
4 E22-E23 Kelenjar Hipofisis
5 E24-E27 Kelenjar Adrenal
Tabel 3.5 Diagnosa ICD 10 Sistem Endokrin
3. Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolism makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawan nitrogen
seperti urea dan keratinin. (Hadisantoso, 2003)

Didalam ICD -10 sistem perkemihan terdapat pada chapter XIV “Disease
off the Genitourinary System N00-N99”

No ICD 10 Diagnosa
1 N34.1 Uretritis Nonspesifik
2 N34.2 Uretritis Lainnya
3 N34.3 Sindrom Uretra
4 N39.0 Infeksi Saluran Kemih
5 N39.9 Gangguan Sistem Perkemihan
Tabel 3.6 Diagnoa ICD 10 Sistem Perkemihan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan


1. Unit Kerja Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Rumah Sakit Universitas Andalas Padang memiliki 18 staf rekam medis


diantaranya 4 orang dibagian UGD, 4 orang dibagian filling dan pendaftaran, 7
orang dibagian pendaftaran SEP, dan 2 orang dibagian radioterapi, dan 1 orang di
ranap. Terdapat juga 2 ruangan yang khususkan untuk menyimpan berkas-berkas
rekam medis pasien yang cukup banyak. Untuk sarana dan prasarana dibagian
rekam medis masih cukup minim seperti rak penyimpanan yang kurang sehingga
menyebabkan berkas rekam medis harus disimpang didalam kardus dan membuat
ruangan menjadi sempit.

penelitian (Ningsih & Hikmawan, 2016) dengan judul Kebutuhan Rak Dan
Penyimpanan Rekam Medis Di Rumah Universitas Andalas Padang. Pelitian ini
menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Saat dilakukannya observasi diruang
penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit tersebut diperoleh rak
penyimpanan berkas rekam medis yang penuh, hal tersebut mengakibatkan
petugas mengalami kesulitan dalam pengambilan dan pengembalian berkas rekam
medis, serta beberapa berkas rekam yang tidak tertata rapi bahkan terdapat berkas
rekam medis yang disimpan di luar rak penyimpanan berkas rekam medis seperti
di dalam kardus yang nantinya dapat menyebakan rusaknya berkas rekam medis
pasien. Hal itu mendorong perlunya penambahan rak berkas rekam medis dengan
Sampel yang digunakan Kepala Bagian Rekam Medis, tiga orang petugas rekam
medis bagian penyimpanan, Rak penyimpanan, Berkas Rekam Medis. Hasil
penelitian menunjukan terdapatnya rak penyimpanan 2 macam rak yaitu rak kayu
dan rak roll’o pack.
Di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang terdapat 2 bagian ruangan
penyimpanan yang terpisah yaitu satu penyimpanan rawat inap dan yang satu lagi
penyimpanan rawat jalan. Di dalam ruangan penyimpanan rawat inap juga ada
rekam medis pasien COVID-19 dan rekam medis pasien HIV, sedangkan diruang
penyimpanan rawat jalan hanya rekam medis pasien rawat jalan tidak ada selain
rekem medis pasien seperti dipenyimpanan rawat inap tersebut.

2. Konsep Identifikasi Pasien


a. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)

Tempat pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Andalas


Padang masih terlalu panjang dan membuat pasien kebingungan Untuk pasien
umum harus terdapat nomor antrian, dan aplikasi yang digunakan juga terlalu
rumit dan terkadang jaringan computer sering terganggu dan menyebabkan
penumpukan pasien yang cukup banyak.

TPPRJ adalah tempat pendaftaran pasien rawat jalan yang mempunyai


tugas pokok menerima pasien yang berobat di rawat jalan dan mencatat
pendaftaran pasien (registrasi). Menyediakan formulir-formulir rekam medis
dalam folder DRM, memberi informasi tentang pelayanan-pelayanan di rumah
sakit yang bersangkutan.

Alur prosedur di TPPRJ dibagi menjadi dua yaitu pasien baru dan pasien
lama. Pasien lama juga dibedakan menjadi dua yaitu pasien lama bawa KIB
dan pasien lama tidak bawa KIB.

Pelayanan Kepada Pasien baru:


1) Petugas menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat
pada komputr rekam medis rawat jalan, KIB, dan KIUP.
2) Petugas menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk dibawa
kembali bila datang berobat berikutnya.
3) Petugas menyimpan KIUP sesuai urutan abjad (alphabet).
4) Petugas menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan dalam
mengarahkan pasien ke poliklinik yang sesuai.
5) Petugas menyakan apakah membawa surat rujukan atau tidak.
6) Petugas mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu
poliklinik yang sesuai.
7) Petugas mengirimkan DRM ke potiklinik yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi.
Pelayanan kepada pasien lama:
 Petugas menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.
 Bila membawa KIB maka mencatat nama dan nomor rekam medisnya
pada tracer untuk dimintakan DRM lama kebagian filing.
 Bila tidak membawa KIB, maka petugas menanyakan nama dan
alamatnya untuk dicari di KIUP.
 Petugas mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di
KIUP pada tracer untuk dimintakan DRM ke bagian filing.
 Petugas mempersilahkan pasien baru untuk membayar di loket
pembayaran.
 Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan
prosedur asuransi penangung biaya pelayanan kesehatan.
b. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
Tempat pendaftaran pasien gawat darurat di RS Universitas Andalas tidak
serumit itu. Disini petugas registrasi hanya meminta keluarga pasien mengisi
data sosial setelah itu petugas mengisi formulir dengan dan menginputkannya
kedalam aplikasi SIMRS. Setelah itu keluarga menandatangani formulir dan
petugas registrasi pun mengantarkan formulir rekam medis ke station nurse
yang ada di IGD. Diloket IGD ini hanya terdapat 2 staf RM yaitu satu
dibagian pendaftaran satu lagi bertugas untuk mencetak SEP jadi ketika pasien
IGD terlalu ramai maka petugas pendaftaran kewalahan untuk mengisi
formulir secara manual dan mengantarkannya ke station nurse sehingga
terkadang petugas memberikannya kepada pasien untuk mengantarkannya ke
station nurse.
Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD) adalah tempat
pelayanan pendaftaran di rumah sakit yang melayani pasien selama 24 jam
setiap harinya. Pada dasarnya, pasien yang datang merupakan pasien dalam
keadaan darurat (emergency), namun tidak jarang pasien datang dalam
keadaan tidak darurat, tetapi darurat waktunya yaitu pasien yang datang pada
waktu malam hari pada waktu loket pendaftaran tidak dibuka  (Shofari, 2002).
Alur Prosedur pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD):
1) Menyiapkan formulir-formulir rekam medis dan nomor rekam medis
setiap hari.
2) Menyiapkan map DRM gawat darurat lengkap setiap kali ada pasien
datang.
3) Mencatat hasil-hasil pelayanan klinis pada formulir gawat darurat.
4) Bila dirujuk ke Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP), membuat
surat permintaan pemeriksaan penunjang sesuai bagian yang
dikehendaki.
5) Menempelkan hasil pemeriksaan penunjang atau dilampirkan dalam
map DRM rawat inap pasien.
6) Bila dirujuk ke pelayanan khusus, mencatat perintah tersebut pada
formulir perjalanan penyakit rawat inap.
7) Melampirkan semua formulir rekam medis hasil pelayanan khusus
tersebut pada map DRM rawat inap pasien.
8) Bila dikonsultasikan dengan dokter lain, mencatat pada formulir
konsultasi dan jawaban konsultasi dicatat pada formulir yang sama.
2. kebutuhan rak penyimpanan dan sarana prasarana di ruang penyimpanan
berkas rekam medis
a) kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam medis
Menghitung kebutuhan rak harus memperhatikan rata-rata kunjungan
pasien, ketebalan berkas rekam medis, jenis rak penyimpanan yang
digunakan, dan lama simpan rekam medis. Dalam Permenkes no 269 tahun
2008 dijelaskam bahwa penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5
tahun dihitung dari tanggal pasien dating atau periksa.
Berdasarkan hasil pengamatan di Puskesmas II Temon, masih terdapat
rekam medis yang diletakkan tertumpuk di lantai. Berkas tersebut merupakan
berkas yang akan di lakukan pemusnahan, sehingga diletakkan di lantai. Hal
tersebut akan mempengaruhi kerja petugas dalam mobilitas di ruang
penyimpanan, selain itu juga bisa mengakibatkan data dalam rekam medis
tersebut kemungkinan hilang yang akan mempengaruhi aspek keamanan data.
b. Sarana dan prasarana di ruang penyimpanan rekam medis
Sebagai penunjang pelayanan medis, unit rekam medis tidak memiliki
peralatan medik, namun hanya memiliki peralatan-peralatan umum yang dapat
menunjang proses pelayanan rekam medis. Menurut Rustiyanto dan Rahayu
(2011) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di ruang filing yaitu; tracer sebagai
alat petunjuk keluarnya berkas rekam medis, buku register sebagai alat pencatat
berkas rekam medis yang keluar maupun yang dipinjam, buku ekspedisi sebagai
alat control penggunaan berkas rekam medis, folder berkas rekam medis kosong
untuk mengganti folder yang rusak.
Berdasarkan observasi terkait sarana dan prasarana di Rumah Sakit
Universitas Andalas Padang. Sarana dan prasarana sudah cukup lengkap dan sudah
dimanfaatkan dengan baik. Namun ada beberapa sarana yang belum ada diruang
penyimpanan seperti, APAR, tangga, trolly barang, dan meja sortir.
c. Ruang penyimpanan rekam medis
Luas ruangan penyimpanan rekam medis belum memadai karena ruangannya
yang kecil, lemari penyimpanannya juga masih kurang dan masih banyak rekam
medis yang tidak diletakkan di lemari penyimpanan. Berkaitan dengan tata kelola
ruang rekam medis dan ruang penyimpanan rekam medis, terdapat beberapa
persoalan antara lain ruang kerja petugas masih menjadi satu dengan ruang
penyimpanan rekam medis.
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan sarana dan fasilitas
untuk kegiatan/unit bagian rekam medis yang meliputi ruangan kegiatan, rak file,
komputer, peralatan penunjang kegiatan rekam medis. Dengan demikian petugas
rekam medis dapat bekerja dengan efektif dan efisien.
B. Permasalahan yang terkait filling
1. masih menggunakan rak unsur kayu sehingga ruangan menjadi sempit dan
dokumennya tidak tertata rapi.
2. petugas menggunakan kardus.
3. Ruangan yang masih kurang besar sehingga ruangan menjadi sempit.
4. tangga buat pengambilan dokumen rekam medis.
5. kurangan sarana meja dan kursi sehingga petugas rekam medis duduk
didokumen rekam medis sehingga dokumen tersebut hilang dan berserakan.
C. Berdasarkan teori
1. Pengertian Filing
adalah suatu ruangan yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan, retensi
dan pemusnahan dokumen rekam medis. Selain itu filing juga menyediakan
dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan
penggunaan mencari informasi sewaktu-waktu jika diperlukan.
2. Tugas Pokok
a. Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan
penyimpanan DRM.
b. Mengambil kembali (retriev) DRM untuk berbagai keperluan.
c. Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sarana pelayanan kesehatan, d. Memisahkan penyimpanan
DRM in-aktif dari DRM aktif.
d. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.
e. Menyimpan DRM yang dilestarikan (diabadikan), dan
f. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.
3. Peran dan Fungsi
a. Sebagai penyimpan DRM.
b. Menyimpan DRM untuk berbagai keperluan.
c. Pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis,
dan.
d. Melindungi arsip-arsip DRM terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi,
dan biologi.
D. Hasil Perbandingan Pengamatan dengan teori
Bedasarkan teori filling suatu ruangan yang bertanggung jawab terhadap
penyimpanan, retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis sedangkan bedasarkan
pengamatan,filling adalah Kegiatan yang dilakukan oleh petugas yang mengambil
karcis yang berisikan nama, poli tujuan, dr yang dituju, dan No. RM pasien. Lalu di
klip di tracer sebagai tanda untuk mengembalikan berkas RM setelah berkas RM
bertemu lalu dimutasikan di computer dan dletakkan di rak sesuai poli tujuan. Setelah
itu akan diambil oleh petugas kurir dan diantarkan ke poli tujuan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat dilakukannya observasi diruang penyimpanan berkas rekam medis di
Rumah Sakit tersebut diperoleh rak penyimpanan berkas rekam medis yang penuh,
hal tersebut mengakibatkan petugas mengalami kesulitan dalam pengambilan dan
pengembalian berkas rekam medis, serta beberapa berkas rekam yang tidak tertata
rapi bahkan terdapat berkas rekam medis yang disimpan di luar rak penyimpanan
berkas rekam medis seperti di dalam kardus yang nantinya dapat menyebakan
rusaknya berkas rekam medis pasien.Hal itu mendorong perlunya penambahan rak
berkas rekam medis dengan Sampel yang digunakan Kepala Bagian Rekam Medis,
tiga orang petugas rekam medis bagian penyimpanan, Rak penyimpanan, Berkas
Rekam Medis.Di dalam ruangan penyimpanan rawat inap juga ada rekam medis
pasien COVID-19 dan rekam medis pasien HIV, sedangkan diruang penyimpanan
rawat jalan hanya rekam medis pasien rawat jalan tidak ada selain rekem medis
pasien seperti dipenyimpanan rawat inap tersebut.

B. Saran
1. Sebaiknya ruangan penyimpanan rekam medis lebih luas supaya tenaga rekam
medis tidak kesulitan dalam mencari rekam medis pasien.
2. Menurut saya sebaiknya rumah sakit menambah tenaga rekam medis dibagian
penyimpanan.
3. Sebaiknyan rumah sakit menambah fasilitas penyimpanan dokumen agar data-
data pasien tersimpan dengan rapih.
Daftar pustaka

Anis, C. A. (2017). Analisa Tata Ruang Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Di


Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Jurnal online Cakra Buana.
Asri, Y. B. (2020). Evaluasi Ruang Kerja Bagian Rekam Medis Rawat Inap
Berdasarkan Aspek Tata Ruang Kantor Rumah Sakit Delta Siduarjo. Jurnal
Manajemen Informasi kesehatan.
Darmawan, M. A. (2020). Tata Ruang Filing Poliklinik Jkn Berdasarkan Lingkungan
Fisik Yang ErgonomisJUrna. Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan.

Permenkes RI No. 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008. Rekam Medis. Jakarta : DepkesRI.
LAMPIRAN
PERENCANAN JADWAL KEGIATAN

Lampiran. 3.1 Tabel jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan


DAFTAR HADIR

Lampiran.3.2 Daftar hadir praktik kerja lapangan


LOG BOOK

Lampiran. 3. 3 Log Book praktik kerja lapangan


DOKUMENTASI

Lampiran. 3. 4 Foto Mencari Status Booking


Lampiran. 3. 5 Bimbingan Prakik Kerja Lapangan
Lampiran. 3. 6 Foto Bersama Hari Terakhir PKL

Anda mungkin juga menyukai