Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MEN


ANGGULANGI BENCANA ALAM TANAH
LONGSOR DIDESA BERAMPU
KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2024

ALDO OJAHAN MANULLANG


NIM : P07520421001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D III KEPERAWATAN DAIRI
TAHUN 2024

i
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MEN


ANGGULANGI BENCANA ALAM TANAH
LONGSOR DIDESA BERAMPU
KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2024

ALDO OJAHAN MANULLANG


P07520421001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D III KEPERAWATAN DAIRI
TAHUN 2024

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Gambaran Psikologis Masyarakat Terdampak


Pasca Tanah Longsor Di Desa Suka Dame
Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi Thaun
2024
Nama Mahasiswa : Aldo O. Manullang
NIM : P07520421001

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Sidikalang, Februari 2024

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Risdiana M. Naibaho, SST, M.Kes Perak M.A Hutagalung, SST, M.K.M


NIP. 197803232003122007 NIP: 197510021997032003

Ketua Program Studi


D-III Keperawatan Dairi Poltekkes Kemenkes Medan

Jojor Silaban, SST,M.Kes


NIP. 197604182003122001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proposal : Gambaran Psikologis Masyarakat Terdampak


Pasca Tanah Longsor Di Desa Suka Dame
Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi Thaun
2024
Nama Mahasiswa : Aldo O. Manullang
NIM : P07520421001

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diseminarkan pada


Sidang Ujian Akhir Program D-III Keperawatan Dairi
Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2024

Penguji I Penguji II

Rugun T. Lingga, Akp. M.Kes Jojor Silaban, SST, M.Kes


NIP.197401242002122005 NIP. 197604182003122001

Ketua Penguji

Risdiana Melinda Naibaho, SST, M.Kes


NIP. 197507012003122002

Ketua Prodi D-III Keperawatan Dairi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Jojor Silaban, SST, M.Kes


NIP. 197304182003122001

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas kasih dan berkat-nya, Penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan Judul “Gambaran Kondisi Psikologis Masyarakat Terdampak
Pasca Tanah Longsor Di Desa Suka Dame Kecamatan Tanah Pinem
Kabupaten Dairi Tahun 2024 “
Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Ibu Risdiana Melinda Naibaho SST,M.Kes selaku
pembimbing utama dan Ibu Perak M.A Hutagalung, SST, M.K.M selaku
pembimbing pendamping Penulis yang telah sabar memberi arahan,
bimbingan, dukungan dan semangat sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini.
Pada Kesempatan ini Penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1 Ibu RR, Sri Arini Winarti Rinawati, SKM, M.Kep Selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
2 Ibu Dr. Amira P.Tarigan,S.Kep,NS,M.Kes selaku ketua jurusan
keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
3 Ibu Jojor Silaban SST, M.K.M sekalau Kepala Prodi Keperawatan
Dairi Poltekkes Kemenkes Medan yang telah memberikan izin
kepada Penulis untuk melaksanakan penelitian
Penulis menyadari bahwa Proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan proposal ini. Harapan penulis
semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………..…………………….iii
KATA PENGANTAR…………………………………………….…………….v
DAFTAR ISI………………………………....………………………………....vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………......……….....vi
DAFTAR TABEL…………………………………..……………..……………vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………….………………….viii
BAB I PENDAHULUAN.………………..……………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………….…………..……….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………….………….…....4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………….………………...5
1.4 Manfaat Penelitian……………………………….,.……..……………….5
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian……….………………………………..….5
1.4.2 Bagi Peneliti………….……………….....………………………....5
1.4.3 Bagi Institusi………….…………………..……….…………….….5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori…………………………………………………….….….6
2.1 Defenisi Bencana……………………….……….…………….…..……..6
2.2 Jenis-jenis Bencana………………………….……….……….….…......6
2.3 Devinisi bencana tanah longsor………………………………………...6
2.4 Penyebab terjadinya bencana tanah longsor………….……..……….7
2.5 Jenis jenois tanah longhsor ……………………………………..……..8
2.6 Penyebab terjadinya bencana tanah longsor………………..……….9
2.7 Tanda dan Gejala Tanah Longsor ………………………..………..….10
2.8 Dampak Terhadap Kehidupan ………………………….…….………..11
2.9 Dampak Terhadap Lingkungan ………………………………………...11
2.10 Manajemenn penanggulangan bencanatanah lonsor ……….....….12
2.11 Devinisi pengertian psikologi menurut para ahli ……………..……..13

vi
2.12 Macama Macam penyakit psikologis yang bisa terjadi yaitu ….....15
2.13 Dampak bencana alam bagi psikologis banyak problem yang
berhubungan dwengan bencana alam ………………………..…...23
2.14 Kerangka konsep …………………….……………….……….…...…25
2.15 Definisi operasional……..…………..………………………….….…..26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………….………………..……..27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………..……………27
3.2.1 Lokasi Penelitian………………………………………………...27
3.2.2 Waktu Penelitian………………………………………………...27
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……………..…………………………27
3.3.1 Populasi Penelitian……………………………………..…………27
3.3.2 Sampel Penelitian……………………..…………………………..27
3.4 Metode Pengumpulan Data…………...…………………………....…..29
3.5 Pengolahan Data dan Analisa Data.………………………………..….29
3.5.1 Pengolahan Data………..……………………………….………..29
3.5.2 Analisa Data……………..……………...…………….…………...30
3.6 Jadwal Penelitian……………………………………………...…….…...30
DAFTAR PUSTAKA……………...…………………….…….………..…….31

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana adalah suatu gangguan ekstrim fungsi dari suatu masyarak
at yang menyebabkan kerugian sosial, material dan lingkungan yang melu
as dan lingkungan yang meluas dan melebihi kemampuan masyarakat ter
dampak untuk mengatasi dengan hanya menggunakan sumber daya send
iri (Chazienul, M 2014) .
Bencana alam adalah bencana yg diakibatkan oleh periistiwa atau
serangkain peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa,
gempa bumi, sunami, gunung Meletus, kekeringan, angin topan ,
dantanah longsor.(UU No.24 tahun 2007).
Berdasarkan data yang terdapat dalam EM-DAT tahun 2022 dalam A
sian Disaster databook and An Analytical Overview (2022) terdapat total 3
88 bencana,diantaranya terdapat banjir 177 kejadian 46%, badai 105 keja
dian 28% dan gema bumi 31 kejadian 8% merupakan bencana yang serin
g terjadi. Beberapa kejadian kekeringan 16, tanah longsor 18, kebakaran
hutan 12, suhu ekstrem 17 serta aktivitas gunung berapi 5.
Dalam Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa data bencana
pada tahun 2022 mencatat 3544 kejadian bencana,dan 92% didominasi
hidrometeorologi . jumlah kejadian tersebut antara lain banjir 1531
kejadian, cuaca ekstrim 1068,tanah longsor 634, kebakaran hutan dan
lahan 252,bumi 28, gelombang pasang 26, kekeringan 4, letusan gunung
api 1 kejadian
Tanah longsor adalah pergerakan material berupa batuan atau tanah
yaitu permukaan bidang miring yang disebut lereng. Batuan atau tanah
mengalami longsoran menuruni tebing searah dengan kemiringan lereng
(Supriyono, 2014). Penyebab Terjadinya Tanah Longso menurut suharno,
(2018) dalam Heriaty, Herlina,Rugun, (2023), yaitu curah hutan,
kemiringan lereng, kondisi tanah, getaran, dan aktivitas manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dirumuskan berdasarkan dari latar belakang diata
s adalah bagaimana Gambaran kesiapsiagaan masyarakat dalam
menanggulangi bencana alam tanah longsor didesa berampu kabupaten
dairi tahun 2024

1
1.3 Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah bagaimana Gambaran kesiapsiagaan
masyarakat dalam menanggulangi bencana alam tanah longsor didesa
berampu kabupaten dairi tahun 2024
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana
Gambaran kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggulangi bencana
alam tanah longsor didesa berampu kabupaten dairi tahun 2024
Memberikan informasi dan masukan mengenai daerah yang rawan
terhadap bencana tanah longsor didesa berampu dan sebagai upaya
untuk antisipasi dini serta meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana
tanah longsor.

1.4.2 Bagi Peneliti


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data atau referensi bagi
penelitian selanjutnya yang berminat untuk meneliti tentang bagaimana
Gambaran kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggulangi bencana
alam tanah longsor didesa berampu kabupaten dairi tahun 2024
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data atau referensi bagi pen
elitian selanjutnya yang berminat untuk meneliti tentang pengetahuan dan
sikap kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggulangi bencana alam ta
nah longsor didesa berampu kabupaten dairi tahun 2024
1.4.4 Bagi Institusi Prodi D-III Keperawatan Dairi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadi
referensi serta bacaan di perpustakaan

2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga meng- akibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan ling-
kungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU RI No. 24
Tahun 2007).

2.2 Jenis Bencana


Adapun jenis bencana menurut Undang-undang nomor 24 tahun
2007 diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu :
1 Bencana alam Bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan alam, antara lain : gempa bumi,
kekeringan, tsunami, angin topan, gunung meletus, tanah longsor,
dan banjir.
2 Bencana non alam Bencana yang diakibatkan peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan non alam, antara lain : gagal
teknologi, epidemic, gagal modernisasi, dan wabah penyakit
3 Bencana soial Bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan manusia, yang meliputi konflik social
antar kelompok atau antar komunitas, dan terror.

2.3 Definisi Bencana Tanah Longsor


Tanah longsor adalah pergerakan material berupa batuan atau tanah
yaitu permukaan bidang miring yang disebut lereng. Batuan atau tanah
14mengalami longsoran menuruni tebing searah dengan kemiringan
lereng (Supriyono, 2014).

4
2.4 Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Setelah hujan lebat, tanah longsor biasanya terjadi. Dua komponen u
tama dapat menyebabkan tanah longsor: faktor pendukung, yang mempe
ngaruhi material yang mengalami longsor secara langsung; dan faktor pen
cetus, yang membuat material bergerak atau bergerak (Aminudin, 2021).
Berikut ini penyebab tanah longsor yang sering terjadi yaitu (Suharno, 201
8)
1 Hujan Hujan lebat dapat menyebabkan tanah longsor. Air akan meng
alir melalui tanah yang pecah ke bagian bawah lereng, menyebabka
n perkembangan ke samping. Namun tanah longsor akan dapat dice
gah apabila ada pohon di permukaannya karena air hujan yang turun
akan diserap oleh tumbuhan atau pohon tersebut.
2 Getaran Getaran dapat disebabkan oleh beberapa peristiwa yang dis
ebabkan oleh peristiwa bencana dan getaran serta peristiwa non-reg
uler seperti ledakan, getaran dari mesin besar dan juga getaran mela
lui kendaraan yang lewat.
3 Penggundulan Hutan Karena tidak adanya pembatas air tanah, longs
oran biasanya terjadi di daerah yang agak tandus.
4 Lereng Terjal Kemiringan genting dibentuk oleh disintegrasi sungai,
mata air, air laut dan angin.
5 Pengikisan/Erosi Tebing yang menjadi terjal disebabkan karena adan
ya pengikisan yang dilakukan oleh air sungai ke tebing dan juga pen
ggundulan hutan di sekitaran sungai.
6 Daerah Pembuangan Sampah Tempat pembuangan sampah yang m
embutuhkan penggunaan lapisan tanah yang rendah dapat menimbu
lkan longsoran ditambah dengan adanya hujan yang membuat air m
enjadi deras.
7 Adanya bidang Diskontinuitas (Bidang tidak Sinambung) Berikut beb
erapa bidang yang mudah terjadi longsor dan bisa terjadi luncuran ta
nah longsor kapan saja:
a. Area yang dilapisi batuan
b. Area yang terhubung antara tanah penutup dan batuan dasar

5
c. Wilayah yang terkait antara patahan batuan serius wilayah kekua
tan batu kuat
d. Area yang terhubung antara tanah lembek dan tanah yang padat.

2.5 Jenis-Jenis Tanah Longsor


Menurut Departemen ESDM (2005), ada jenis jenis tanah longsor,
yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan
batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran
translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan
longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah
aliran bahan rombakan.
a. Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk rata atau meng- gelombang landai.
b. Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk cekung.
c. Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran
translasi blok batu. Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar
batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh
dengan bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga
menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang
terjatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
d. Aliran bahan rombakan yaitu jenis tanah longsor yang terjadi ketika
massa tanah bergerak oleh air. Kecepatan aliran bergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
e. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Dibeberapa tempat bisa sampai ribuan meter
seperti di daerah aliran sungai disekitar gunung api.

2.6 Penyebab Terjadinya Bencana Tanah Longsor

6
Peristiwa tanah longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
pedorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong merupakan faktor yang
mempengaruhi kondisi material baik berupa tanah maupun batuan.
(Supriyono, 2014).
2.6.1 Curah hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November
karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang
akan menyebabkan terjadinya penguapan air di atas permukaan tanah
dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau
rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup kebagian yang retak sehingga tanah
dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas
hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada
tanah menjadi jenuh dalam waktu yang singkat. Hujan lebat pada awal
musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah
air akan masuk dan terakumulasi dibagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan dipermukaannya, tanah
longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar
tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
2.6.2 Kemiringan Lereng
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.
Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air
laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor
adalah lebih dari 20 derajat apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
long- sorannya mendatar.
2.6.3 Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang semakin tebal dan kurang padat akan semakin
rentan terhadap tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat seperti
tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dari
sudut lereng lebih dari 20 derajat memiliki potensi untuk terjadinya tanah
longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan

7
terhadap pergerakan tanah karena men- jadi lembek terkena air dan
pecah ketika hawa terlalu panas.
2.6.4 Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gem- pa bumi,
ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan akan
mempengaruhi kestabilan lereng. Getaran pada permukaan bumi yang
cukup keras dapat menye- babkan terjadinya tanah longsor.
2.6.5 Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia yang berdampak memperbesar terjadinya tanah
longsor seperti penggundulan hutan,

2.7 Tanda dan Gejala Tanah Longsor


Sebelum terjadi tanah longsor biasanya disertai dengan tanda-tanda
awal yang mendahuluinya. Tanda-tanda awal terjadinya tanah longsor
menurut (Supriyono, 2014) antara lain sebagai berikut:
a. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah
tebing setelah hujan turun.
b. Air sungai dan air sumur muncul kepermukaan dan berwarna keruh.
c. Dipermukaan tanah muncul mata air baru secara tiba-tiba.
d. Kondisi tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
e. Disekitar lereng pohon-pohon, tiang-tiang dan rumah- rumah mulai
tampak miring.
f. Terjadi perubahan bentuk bangunan rumah, sehingga jendela dan
pintu sulit dibuka.
g. Terdengar suara gemuruh dari atas lereng disertai dengan getaran
pada permukaan tanah.
h. Terjadi runtuhan bagian-bagian dari massa tanah atau batuan dalam
jumlah besar.

2.8 Dampak Terhadap Kehidupan


Terjadinya bencana tanah longsor memiliki dampak yang sangat
besar terhadap kehidupan, khususnya manusia. Bila tanah longsor itu

8
terjadi pada wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, maka
korban. jiwa yang ditimbulkannya akan sangat besar, terutama bencana
tanah longsor yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali adanya tanda-
tanda akan terjadinya tanah longsor. Adapun dampak yang ditimbulkan
dengan terjadinya tanah longsor terhadap kehidupan adalah sebagai
berikut:
a. Bencana longsor banyak menelan korban jiwa.
b. Terjadinya kerusakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan dan
sebagainya.
c. Kerusakan bangunan-bangunan seperti gedung perankantoran dan
perumahan penduduk serta sarana peribadatan.
d. Menyebabkan kerugian secara ekonomi, serta mening- galkan
dampak secara sosial psikologi bagi masyarakat.

2.9 Dampak Terhadap Lingkungan


Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan akibat terjadinya
tanah longsor adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya kerusakan lahan dan hilangnya vegetasi penutup lahan.
b. Terganggunya keseimbangan ekosistem.
c. Lahan menjadi kritis sehingga cadangan air bawah tanah menipis.
d. Terjadinya tanah longsor dapat menutup lahan yang lain seperti
sawah, kebun dan lahan produktif lainnya.

2.10 Manajemen Penanggulangan Bencana Tanah Longsor


Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan
terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi bencana (UU RI No. 24 Tahun 2007).
2.10.1 Fase Pencegahan
Ada beberapa upaya dan tindakan yang dapat dilaku- kan untuk
mencegah terjadinya bencana tanah longsor, diantaranya:

9
a. Tidak membakar pohon atau membakar hutan dilereng perbukitan
atau pegunungan.
b. Menanam pohon berakar kuat seperti bambu, akar wangi, dan
lamtoro di lereng-lereng yang gundul.
c. Tidak memotong tebing disekitar jalan secara tegak lurus, serta tidak
menggali tanah disekitar lereng.
d. Tidak membangun rumah dan fasilitas fisik lainnya dibawah tebing
atau ditepi sungai yang rawan erosi.
e. Mengurangi sudut kemiringan lereng dengan membuat terasering.
f. Membangun sistem pengairan yang baik dengan tu- juan
menghilangkan air lereng.
2.10.2 Fase Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana tanah longsor adalah upaya pengu- rangan risiko
bencana (PRB) dengan cara mengurangi dampak tanah longsor sampai
sekecil mungkin. Beberapa langkah awal yang dapat dilakukan dalam
mitigasi bencana tanah longsor antara lain pemetaan daerah rawan, pem-
buatan prediksi, pendidikan dan latihan, pembuatan jalur dan rambu
evakuasi, pembentukan satuan tugas, dan persiapan peralatan.
2.10.3 Fase Kesiapsiagaan
Tanah longsor termasuk jenis bencana alam yang sifat kejadiannya
berulang atau rutin terjadi sehingga bencana ini sulit untuk dihindari.
Peristiwa tanah longsor yang terjadi menegaskan untuk selalu siaga
dalam menghadapi bencana tersebut. Kesiapsiagaan tanah longsor
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana tanah longsor melalui sikap dan tindakan yang tepat.
Kesiapsiagaan diri, keluarga, sekolah, dan masyarakat akan sangat
berguna untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor baik kerugian
harta benda maupun korban jiwa (Supriyono, 2014). Tindakan
kesiapsiagaan tanah longsor yang dapat dilakukan menurut (Supriyono,
2014)

10
11
2.11 Kerangka Konsep

TIDAKADA
GAMBARAN KONDISI KECEMASAN
TANAH LONGSOR KECEMASAN
PSIKOLOGIS MASYARAKAT
KECEMASAN RINGAN

FAKTOR YANG KECEMASAN SEDSNG

BERHUBUNGAN

 BIOPOLAR
KECEMASAN BERAT
 DEPRESI
 ANOREKSIA
 STRES KECEMASAN BERAT
SEKALI
 TRAUMA

1
2.12 Definisi Operasional
Saya menentukan definisi operasional (DO) adalah berdasarkan
karateristik yang dapat di (ukur) untuk diobsevasi atau pengukuran cermat
terhadap situasi objek yang kemudian dapat dibilang dapat di ulangi oleh
orang lain.

No Variabel Defenisi Kategori Alat Ukur Skala


. Operasional Ukur
1. Psikologis Serangkaian Kecemasan Kuesione Ordinal
kondisi psikologis berat sekali r
Tingkat Kecemasan
kecemasan yang berat
dialami Kecemasan
Masyarakat sedsng
terdampak Kecemasan
korban bencana ringan
tanah longsor Tidakada
KECEMASAN

2 Umur Berdasarkan tan  17-25 Kuesione Interval


ggal lahir yang di Tahun r
hitung sampai de  26-35
ngan ulang tahun Tahun
terakhir responde  36-45
n Tahun
 46-60
Tahun
3. Jenis Jenis kelamin ad  Laki-laki kuesioner Nominal
Kelamin alah sifat/keadaa  Perempua
n jantan atau beti n
na
4. Pendidikan Proses penguba  Tidak Kuesione Ordinal

1
han sikap dan tat sekolah r
a laku seseorang  SD
atau kelompok or  SMP
ang dalam usaha  SMA
mendewasakan  Perguruan
manusia melalui tinggi
upaya pengajara
n dan pelatihan
5. pekerjaan Aktifitas yang di l  Petani Kuesione Nominal
akukan seseoran  IRT r
g dalam kehidup  Pedangan
an untuk memen g
uhi kebutuhan hi  PNS
dup Wiraswasta
6. Pendapata Hasil didapatkan - ≤ 2.500.000 Kuesione Interval
n seseorang dalam juta r
kehidupan untuk - ≥2 .500.000
memenuhi kebut juta
uhan hidup (UMK se-
Sumatera
Utara)

2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang di
maksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain
yang sudah di sebutkan, yang hasilnya di dapaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-
penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang di teliti
(Arikunto, 2013).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian di lakukan di Desa Suka Dame Kecamatan Tanah
Pinem Kabupaten Dairi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan di lakukan selama 6 (Enam) bulan
yaitu bulan Desember sampai Mei 2024.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Popupasi Penelitian
Menurut Arikunto (2013) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan
masyarakat yang ada di Desa Suka Dame Kecamatan Tanah
Pinem Kabupaten Dairi.

3.3.2 Sampel Penelitian


Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang di gunakan
adalah random sampling, yang memrberikan kesempatan yang sama bagi

3
setiap anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Jumlah sampel
ditentukan dalam penelitian ini menggunakan rumus menurut Arikunto
(2012:14) Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka
jumlahnya dimbil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar
dari 100 orang, maka bisa di ambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
populasinya. Data penelitian ini di ambil dari data Register Desa Suka
Dame Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi.

Rumus :

n = 15% x N

n = 10% x 1.456 orang


n = 145 orang

keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi

Maka jumlah sampel yang di peroleh berdasarkan hasil


perhitungan yang menggunakan rumus Arikunto (2012) yaitu 145
sampel. cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan aksidental
yang kebetulan ada atau bersedia di suatu tempat sesuai dengan
konteks.
Masyarakat di Desa Suka Dame Kecamatan Tanah Pinem
yang di tetapkan sebagai sampel penelitian harus memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Merupakan masyarakat bertempat tinggal di lokasi penelitian
2. Umur 17 - 60 tahun
3. Bersedia menjadi objek penelitian
Kriteria ekslusi kelompok sebagai berikut:

1. Yang bukan merupakan masyarakat Desa Suka Dame

4
2. Berada di luar umur yang di tentukan
3. Tidak bersedia menjadi objek penelitian

3.4 Metode Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang di peroleh peneliti langsung dari responden,
dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Data primer
dalam penelitian ini meliputi: data demografi terdiri dari umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan data Gambaran Psikologis
Masyarakat terhadap bencana tanah longsor.
2. Data sekunder adalah data yang di peroleh melalui dokumentasi data
dari pemerintah/ atau petugas yang berwenang yakni BPBD Sesuai
dengan permasalahan dan variabel yang di teliti, maka instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu
tinjauan pustaka. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dengan kuesioner.

3.5 Pengolahan Data dan Analisis Data

3.5.1 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan sebagai berikut (Trisliantato, 2017) :
1. Editing (Pemeriksaan data)
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul,
meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban,
relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan pada
kuesioner.
2. Pengkodean data (Coding)
Yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di
setiap instrumen penelitian (dalam Kuesioner). Tujuan kegiatan ini
untuk memudahkan dalam pengentrian data di komputer.
3. Entry data

5
Semua jawaban yang telah diberikan kode kategori kemudian,
dimasukkan kedalam tabel data dengan cara menghitung frekuensi
data.
4. Cleaning
Yaitu pemberian data yan merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang telah di entri, apakah terdapat kesalahan atau tidak saat
pengentrian data
5. Aspek pengukuran variabel
Pernyataan yang diajukan untuk responden terdiri dari 15 pernyataan.
Membuat kategori singkat kesiapsiagaan seseorang menjadi lima
tingkatan yang didasarkan pada perhitungan nilai indeks yaitu sebagai
berikut:
a. Kecemasan berat sekali nilainya 42-56
b. Kecemas berat nilainya 28-41
c. Kecemasan sedang nilainya 21-27
d. Kecemasan ringan nilainya 14-20
e. Tidak ada kecemasan jika nilainya 0 - 19

Dengan rumus:
p=Jumlah skor yang didapatSkor tertinggix 100%

3.5.2 Analisa Data


Analisis yang digunakan adalah analisis univarite. Digunakan
untuk menggambarkan frekuensi kejadian dalam bentuk
prensentasi ataupun proporsi yang disajikan dalam bentuk tabel.
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan serta
mendeskripsikan karakteristik masing masing variabel yang di teliti
yaitu pengetahuan.

6
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian
Bulan
No. Kegiatan 12- 01- 02- 03- 04- 05-
2023 2024 2024 2024 2024 2024
1 Melakukan Survei 
2 Penyusunan Proposal 
3 Seminar Proposal 
4 Pengumpulan Data 
5 Penyusunan laporan hasil 
penelitian
6 Seminar hasil peneitian 
7 Revisi dan finalisasi laporan 

7
Daftar Pustaka

Adiyoso., W., (2018). Manajemen bencana pengatar isu-isu strategis.


Jakarta: Sinar grafika offset.
Arikunto., (2013). Manajemen penelitian. Jakarta: PT RINEK
A CIPTA
Arikunto., (2013). Prosedur penellitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Anies. (2018). Manajemen Bencana. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2024. Data Informasi Bencana


Indonesia 2023.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022. Data Bencana


Indonesia
Berutu., Herlina, Rugun. (2023). Bencana alam tanah longsor. Jawa
Barat. CV Adamu Abimata.

Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta.
Priyoto. 2018. Ilmu keperawatan komunitas. Yogyakarta. Pustaka
Panasea
Jenita doli. 2021. Psikologi keperawatan. Yogyakarta . PT.PUSTAKA
BARU
Jaya Kusnadi .2015. keperawatan jiwa. Tangerang Selatan. BINARUPA
AKSARA
krisanty Paula dkk. 2016. Asuhan keperawatan Gawat Darurat. Jakarta
timur. Cv.Trans Info Media

8
Siswanto.2007. Kesehatan mental . Yogyakarta .CV. ANDI OSFFSET
Jenny.2010. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Masalah
PSIKOSOSIAL dan Gangguan jiwa. Medan .Kampus USU.
Kurniati Amelia, 2018.Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana.
Singapore. ENA

9
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN KONDISI PSIKOLOGIS MASYARAKAT TERDAMPAK
PASCA TANAH LONGSOR DI DESA SUKA DAME
KECAMATAN TANAH PINEM KABUPATEN
DAIRI TAHUN 2024

Tanggal Pengisian :
I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :

II. Petunjuk pengisian


a. Mohon dijawab pada pertanyaan yang ada di bawah ini dengan melingkari jaw
aban yang menurut anda benar.
b. Mohon diisi dengan teliti dan jangan ada pertanyaan yang terlewatkan
Pertanyaan :
1. Perasaan Cemas
a. Firasat buruk
b. Takut akan pikiran sendiri
c. Mudah tersinggung

2. Ketegangan terdiri dari:


a. Merasa tegang
b. Lesu
c.Tidak dapat istirahat dengan tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah

3. Ketakutan
a. Pada gelap
b. Ditinggal sendiri

10
C. Pada orang asing
d. Pada binatang besar
e. Pada keramaian lalu lintas
f. Pada kerumunan orang banyak

4. Gangguan tidur terdiri dari:


a. Sukar memulai tidur
b. Tidak pulas
c. Terbangun malam hari
d. Bangun dengan lesu
e. Mimpi yang menakutkan

5. Gangguan kecerdasan:
a. Daya ingat buruk
b. Sulit konsentrasi
c. Sering bingung

6 . Perasaan depresi terdiri dari:


a. Kehilangan minat
b. Sedih
C. Bangun di malam hari
d. Daya ingat buruk
e. Sulit konsentrasiSering bingung

7. Gejala rematik pada otot-otot:


a. Nyeri otot
b. Kaku
C. Kedutan otot
d. Gigi gemertak
e. Suara tidak stabil

8. Gejala sensorik:

11
a. Telinga berdengung atau tinnitus
b. Penglihatan kabur
C Muka merah dan pucat
d. Merasa lemah
e. Perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala kardio vaskuler:


a. Denyut nadi cepat
b. Berdebar-debar
C. Nyeri dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lemah seperti mau pingsan
f. Detak jantung hilang sekejap

10. Gejala pernafasan


a. Rasa tertekan di dada
b. Perasaan tercekik
c. Merasa nafas pendek atau sesak
d. Sering menarik nafas panjang

11. Gejala Gastrointestinal


a. Sulit menelan
b. Mual muntah
c. BB menurun
d. Konstipasi
e. Perut melilit
f. Gangguan pencernaan
g. Nyeri lambung
h. Rasa puas di perut
i. Perut terasa penuh

12. Gejala urogenetalia

12
a. Sering kencing
b. Tidak dapat menahan kencing

13. Gejala vegetative atau otonom


a. Mulut kering
b. Muka kering

14. Apakah ibu merasakan:


a. Pusing sakit kepala
b. Bulu roma berdiri
c. Mudah berkeringat
d. Gelisah
e. Tidak tenang
f. Nafas pendek dan lepas
g. Muka merah

13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai