Teknik kromatografi kolom 1. Pemilihan sistem 2. Pengemasan kolom 3. Pemasukan cuplikan 4. Pengelusian 5. Pengumpulan fraksi eluat yang keluar dari kolom 1. Pemilihan sistem a. Menggunakan data KLT adsorben : - jenis dan pabrik sama - ukuran >, kec. u./ KCV atau tekan. b. Data pustaka ada data penelitian c. Prekromatografi : u/ cuplikan yg blm dikenal sm sekali. 2. Pengemasan kolom Kolom : umumnya dr gelas Ukuran : umumnya panjang 10-100 x ɸ kolom. • Kuantitas adsorben u/ preparatif scr ksr perbandingan solut : adsorben = 1 : 2 smp 1 : 50. u/ pemisahan kompleks/memperoleh komponen murni, solut : adsrbn = 1 : 200 smp 1 : 2000. • Pemasukan adsorben Secara kering : adsorben dimasukan langsung kedalam kolom elusi Secara basah : menggunakan lumpuran adsorben dgn pelarut yg akn digunakan sbg pelarut pertama. * Pengelusian dilakukan dengan eluen isokratik • Pengumpulan fraksi eluat pengumpulan dpt secara manual atw dgn alat pengumpul fraksi eluat otomatis (waktu dan volume). Tipe kromatografi kolom 1. Adsorpsi tambatan solut disebabkan oleh interaksi dgn permukaan adsorben padat. • Dapat digunakan untuk pemisahan geometrik dan struktural dgn BM smp 1000. 2. Partisi (interksi solut thd f.d dan f.g) Kromatografi cair-cair/kr. Partisi. Terjadi distribusi solut antara 2 pelarut tak campur. • Kr. P. fase normal : fase diam lebih polar • Kr. P. fase balik : fase diam lebih non polar lanjutan • Fase terikat Silika yang termodifikasi secara kimia antara gugus silanol dan klorosinol. 1. Silan dgn rantai C-alkil 8-22 partikel hidrofobik. 2. Inkorporasi gugus alkohol, amina, siano lebih polar 3. Dgnkn untk kromatografi fase balik, untuk kromatografi biasa dan kr. Fase normal. • Pertukaran Ion Fase diam : polimer berpori, yg terikat gugus penukar kation atau anion. Eluen : biasanya larutan dapar. Tambatan dan pemisahan solut tjd menurut derajat ionisasi solut dan afinitas thd sisi ionik pd fs diam. Tambatan dpt dikendalikan dgn pengubahan kekuatan ion, pH dan suhu. • Eksklusi ukuran : • Pemisahan berdasarkan ukuran. Molekul paling besar dieksklusi paling dulu. • Dapat digunakan juga untuk menentukan BM atau distribusi bobot dr molekul • Afinitas Fd mempunyai ggs khas dengan afinitas tinggi terhadap solut. Solut teradsorpsi selektif dr larutan mll antaraksi dgn ggs ttt pd adsorben (matriks padat). Fs diam pd kromatografi cair kolom Janis fs diam Jenis kromatografi
Padat, adsorben Kromatografi cair padat
Padat, damar penukar Kromatografi pertukaran ion
Cairan dgn penyangga Kromatografi cair-cair,
Kromatografi partisi
Padat, gel, ayakan molekul Kr. Eksklusi molekul
Kr. Permeasi gel Kr. Filtrasi gel
Padat, ligan Kromatografi afinitas
Padat, fase terikat Kromatografi fase terikat
Cairan, tanpa pendukung penyangga Kromatografi lawan arus
Teori kolom • Melibatkan parameter : 1. Resolusi 2. Kapasitas cuplikan kecepatan/waktu analisis. Untuk mencari kond. Optimum pd pemisahan pd st ketika mengubah satu parameter saja. Parameter lain : tambatan kolom (Vr), efisiensi kolom. • Tambatan • Dengan memperhitungkan K (koefisien distribusi), K’ (faktor kapasitas), maka diperoleh : • Vr = V0 (1 + K’) Vr = Volume tambat • Tr = to (1 + K’) tr = waktu tambat • Tr = L (1 + K’) Vo= vol. fg dlm kolom V to = wkt yg dibthkn pelarut u/ mll kolom L = pjg kolom V = kecepatan alir • Tujuan dr metode pemisahan scr kromatografi : untuk mendapatkan pemisahan solut yang jaraknya lebih lebar dr lebar puncak solut dlm waktu seminimal mungkin. • Dalam prakteknya puncak kromatogram tdk sll berdasarkan distribusi normal Gauss. • Nisbah tambat (Rr) • Rr = 1 . 1 + K’ Makin lama solut berada dalam sistem, puncak makin lebar. Efisiensi pemisahan • Yang ditinjau 2 atau lebih solut • Dibedakan 2 hal : 1. berhubungan dgn hanya 2 solut 2. spesifikasi efisiensi sistem 1. Tinjauan thd 2 solut a. Faktor pemisahan = nisbah pemisahan = nisbi Tambat relatif = selektivitas kolom α = (Vr) B α > 1 = pemisahan baik (Vr) A b. Resolusi (Rs) Rs = 2 tr2 – tr1 = 2 Δ tr . W2 + W1 W2 + W1 Bila W2 = W1 Rs = Δ tr W Puncak berdekatan sekali lebar puncak dianggap sama.
Rs ± 1,5 pemisahan sempurna
Rs ˂ 1 pemisahan kurang baik Memperbaiki pemisahan a. Memperbesar jarak puncak selektivitas kolom d ˃˃ b. Memperkecil lebar puncak (lebar pita) efisiensi kolom w ˂˂ Pemisahan puncak maksimum dipengaruhi a.l oleh jarak migrasi/perpisahan. Jarak migrasi makin besar, lebar puncak naik. Jadi pita memisah lebih cepat dari pelebaran pita kolom lebih panjang, pemisahan lebih baik sesuai dengan : Tr = L (1 + K’) V 2. Tinjauan terhadap sistem a. Efisiensi kolom Fs. Dr parameter kolom, seperti : kecepatan laju pelarut, ukuran partikel, kemasan kolom, viskositas pelarut dll. N=L N = jumlah plat teoritsi H L = Panjang kolom H = (jarak) N > besar, pemisahan lebih baik H > kecil, pemisahan lebih baik b. Pelebaran pita sumber utama : - neka alur (pelebaran pita) Hp - Difusi molekul Hd - efek alih massa antr fase- fase Hs dan Hm Memperbaiki resolusi • Dipengaruhi oleh efisiensi kolom, selektivitas, faktor kapasitas. • Pemisahan dapat diperbaiki dengan mengatur salah satu dari ketiga faktor. 1. Memperpanjang kolom (dpt dihit. Dari Nbutuh dan H). Co. Rs diamati 0,6, dikehendaki 1,25 𝑅𝑠 2 1,25 ( )2 = ( )2 = 4 (pjg kolom hrs dinaikan 4 x) 𝑅𝑠 1 0,6 2. Kr. Daur ulang landai 3. Pemrograman pelarut (elusi gradien) Parameter kromatografi kolom yg penting 1. Panjang kolom 7. elusi gradien 2. Diameter kolom 8. pemrograman alir 3. Bentuk kolom 9. tekanan kolom 4. Penyangga padat 10. suhu kolom 5. Fase gerak 11. asimetri kolom 6. Fase diam Memperbaiki resolusi 1. Pemisahan dapat diperbaiki dgn mengatur salah satu dari tiga faktor berikut : efisiensi, selektivitas dan faktor kapasitas. 2. Panjang kolom Memperpanjang kolom akan memperbaiki pemisahan (Rs lebih tinggi). 3. Diameter kolom untuk KCKT pemisahan analitik : ɸ ± 2 – 4 mm pemisahan preparatif : ɸ ± 8 – 10 mm dengan cuplikan 10 – 1000 mg. Kapasitas cuplikan naik dengan kuadrat diameter. 4. Bentuk kolom umumnya untuk KCKT lurus, bila terdiri dari banyak kolom penghubungnya harus sgt sempit. 5. Penyangga padat ɸ partikel tergantung dari tipe penyangga yg digunakan. Beberapa pendekatan a. Partikel berpori dan kecil luas permukaan tinggi, partikel cukup rata efisiensi tinggi. Kelemahan : aliran tertahan, pengemasan sukar. b. manik-manik berlapis berpori = penyangga penikular. Manik-manik dilapisi partikel dan lapisannya berpori. * Dgn partikel sekecil mungkin resolusi dan kapasitas cuplikan diperbaiki. Luas permukaan naik kapasitas naik. 6. Fase gerak a. harus selektif u/ berbagai komponen b. tidak teralu kental, mengurangi penurunan tekanan dan menaikan kecepatan alih massa. c. mudah menguap : memudhkn menghilangkan dari cuplikan terutama pada kr. Preparatif. d. Kelarutan solut dalam fs gerak terutama pada kr. Preparatif. 7. Fase diam a. tdk boleh larut dalam fase gerak dan stabil thd fg. Misal silika sgt lrt pd pH >7,5 jg pH <2. b. u/ adsorben : permukaan harus rata menghindari ‘tailing’ dan adsorpsi ‘irreversible’ c. Resin/ damar penukar ion harus mempunyai cukup sambung silang (agar tahan thd tekanan) d. luas permukaan besar kapasitas tinggi (jg dgn menaikan jumlah cairan) 8. Pemrograman pelarut-elusi gradien-elusi landaian. a. Untuk menurunkan wkt analisis dan pemisahan optimum ditinjau dari waktu resolusi b. u/ pemisahan campuran kompleks yg mencakup jarak kr. Preparatif dibuat cuplikan sesederhana mungkin. c. Dapat digunakan pd kr. Daur ulang pd kolom yg sama (jk menggunakan kolom yg sm). 9. Pemrograman aliran dan kecepatan alir 10. Tekanan Makin kecil diameter partikel, penurunan tekana makin tinggi. Penurunan tekanan diperkecil dgn menggunakan pelarut dgn viskositas rendah menaikan efisiensi (Dm > besar) 11. Suhu Umumnya kromatografi dilakukan pd suhu kamar. Pengendalian suhu penting untuk keterulangan pemisahan. Kenaikan suhu dapat a. Menaikan resolusi b. Menaikan kelarutan cuplikan kr. Eksklusi) c. Menaikan efisiensi kolom d. Menurunkan tekanan 12. Asimetri puncak kromatogram. Kapasitas puncak • Kapasitas puncak u/ sistem kr. Cair dan kr. Gas dapat diperbaiki dengan menggunakan satu atau lebih teknik landaian, seperti alusi landaian (gradien) atau pemrograman suhu.