Proses masalah kaki pada penderita diabetes mellitus terjadi diawali dengan adanya
hiperglikemi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motoric dan autonom
menyebabkan berbagai perubahaan pada otot dan 12 kulit yang selanjutnya mengakibatkan
terjadinya perubahan ditribusi tekanan pada telapak kaki dan kemudian akan mempermudah
merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang akan lebih lanjut
menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes Ulkus diabetikum terdiri dari adanya
kavitas sentral dan biasanya lebih besar disbanding pintu masuknya, dikelilingi oleh kalus
keras dan tebal. Awalnya pembentukan ulkus berhubungan dengan adanya hiperglikemia
yang memberikan dampak terhadap saraf perifer, keratin, kolagen dan suplai vaskuler
Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin yang keras pada daerah kaki yang
mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris perifer dapat menyebabkan terjadinya trauma
berulang yang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan area kalus. selanjutnya dapat
menyebabkan terbentuknya kavitas yang membesar dan akhirnya ruptur yang melus
sampai ke permukaan kulit dan menimbulkan terjadinya ulkus. Adanya iskemia dan
space infection. Akhirnya sebagai konsekuensi system imun yang abnormal, bakteri sulit
dibersihkan, dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya (Wijaya, Andra Saferi dan
Mariza Putri,
2013).Pasien diabetik sering kali mengalami gangguan pada sirkulasi. Gangguan sirkulasi
ini adalah yang berhubungan dengan Pheripheral Vascular Disease (PAD) yang merupakan
factor perkembangan ulserasi kaki sampai 50% kasus. Kondisi ini umumnya mempengaruhi
arteri peroneal pada otot betis dan arteri tibialis. Disfungsi sel endotelial dan abnormalitas
sel otot polos berkembang pada pembuluh arteri sebagai konsekuensi status hiperglikemia
hiperkoagulasi plasma. Selain itu juga terjadi penurunan fungsi matriks ekstraseluler
pembuluh darah yang memicu terjadinya stenosis lumen arteri. Akumulasi kondisi diatas
memicu terjadinya penyakit obstruksi arteri yang pada akhirnya mengakibatkan iskemia
pada ekstremitas bawah dan meningkatkan Risiko ulserasi pada DM. Efek sirkulasi inilah
yang menyebabkan kerusakan pada saraf. Hal ini terkait dengan neuropati yang berdampak
pada sistem saraf autonom, yang mengontrol fungsi otot-otot kalus, kelenjar dan organ
visceral.