Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Depok


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas / Semester : X/1
Materi Pokok : konsep berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang, dan
waktu dalam sejarah
Sub Materi Pokok : 1.Konsep kronologis (Diakronik)
2. Periodisasi (Sinkronik)
3. Ruang dan waktu
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya, Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d.
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g.
pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai denganperkembangan anak di
lingkungan, keluarga,sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a). ilmu pengetahuan, b). teknologi,
c). seni, e). humaniora Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a). efektif, b).
kreatif, c). produktif, d). kritis, e). mandiri, f). kolaboratif, g). komunikatif, dan h). solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami konsep 3.1.1. Menjelaskan konsep berfikir kronologis dalam
berpikir kronologis, sejarah
diakronik, 3.1.2. Menjalaskan konsep berfikir diakronik dalam
sinkronik, ruang, sejarah
dan waktu dalam 3.1.3. Menjelaskan konsep berfikir Sinkronik dalam
sejarah sejarah
3.1.4. Menjelaskan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
3.1.5. Mencontohkan berfikir kronologis dan diakronik
dalam sejarah
4.1 Menyajikan hasil 4.1.1 Menyusun konsep berpikir kronologis, diakronik,
penerapan konsep sinkronik, ruang, dan waktu dalam peristiwa sejarah
berpikir kronologis, dalam bentuk tulisan atau bentuk lain
diakronik, sinkronik, 4.1.2 Menyajikan contoh konsep berpikir kronologis,
ruang, dan waktu diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam
dalam peristiwa peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk
sejarah dalam lain
bentuk tulisan atau
bentuk lain

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Think Pair And Share dan problem based learning, peserta didik
dapat memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu
dalam sejarah, memiliki sikap responsif (berfikir kritis) dan proaktif (kreatif), dan mampu
menyajikan hasil penerapan konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan
waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk lain.

D. Materi Pembelajaran
1. Berfikir kronologis, Singkronik, diakronik, ruang dan waktu dalam sejarah

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Problem based learning dan Think Pair And Share

F. Media/Alat Dan Bahan Pembelajaran


 Media/Alat dan bahan pembelajaran: Lembar Kerja, Gambar, White Board, LCD
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. ( Edisi Revisi )
Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif.
2. Djoned Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusato. 2009. Sejarah Nasional
Indonesia I. Jakarta : Balai Pustaka.
3. http://resto-history.blogspot.co.id/2014/08/pendekatan-diakronik-dan-sinkronik.htm,
diunduh pada tangal 4 Mei 2017
4. Hapsari Ratna.2013.Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
http://sejarah10-jt.blogspot.co.id/2012/09/periodisasi-dan-kronologi-dalam-
ilmu.html, diunduh pada tanggal 4 Mei 2017

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1

Deskripsi AW
Pendahuluan

1. Menyiapkan kondisi peserta didik untuk mengikuti


pembelajaran,
2. seperti mempersilakan salah satu peserta didik memimpin doa
memberi salam,
10 menit
3. doa
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (Jika pada jam pertama)
5. Absensi
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti

1. Mengorientasi peserta didik pada masalah.


Siswa mengamati gambar-gambar mengenai sumpah palapa,
perang dunia, Sumpah Pemuda, Proklamasi kemerdekaan
Indonesia, Reformasi, jam kuno.

2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.


 Siswa menjawab pertanyaan guru hal-hal peristiwa-
peristiwa yang terkait dengan gambar yang ditayangkan
dalam kaitannya dengan sejarah 70 Menit
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok.
 Siswa berpasang-pasangan untuk mediskusikan hal-hal
yang terkait dengan konsep berfikir kronologis, sinkronik,
diakronik, serta konsep ruang dan waktu dalam sejarah

Penutup
a. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
b. menyampaikan rencana pembelajaran diskusi akan dilanjutkan 10 menit
dalam pertemuan berikutnya

Pertemuan 2

Deskripsi AW
Pendahuluan

1. Menyiapkan kondisi peserta didik untuk mengikuti


pembelajaran,
2. seperti mempersilakan salah satu peserta didik memimpin doa
memberi salam,
10 menit
3. doa
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (Jika pada jam pertama)
5. Absensi
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti

3. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 70 Menit


 Dari hasil diskusi yanng dilakukan secara berpasang-
pasangan dilanjutkan dengan dengan diskusi degan
pasangan-pansangan yang lain di seluruh kelas
4. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
 memecahkan masalah dan mencari solusi dari maslah yang
dihadapi
Penutup
c. Menyimpulkan hasil pembelajaran 10 menit
d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
e. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
f. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

I. Penilaian, Pembelajaran, Remidial dan Pengayaan


1. Teknik penilaian:
a. Sikap : Observasi dan jurnal (Kerjasama dan kepedulian) (Lampiran 1)
b. Pengetahuan : Tes lisan dan tes tulis (Lampiran 2)
c. Keterampilan : Produk (Lampiran 3)

2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan
b. Tes tertulis/penugasan : lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi

2. Instrumen penilaian
a. Sikap : Observasi dan jurnal
b. Pengetahuan : Tes tertulis
c. Keterampilan : Produk

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remidial
 Belajar bersama tutor sebaya
b. Pengayaan
 Menjadi tutor sabaya bagi teman-teman yang belum tuntas.

Mengetahui, Jakarta, Juli 2017


Kepala SMA Negeri 81 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Drs. Shohibul Bakhri, MM Drs. Edi Sukmadi, M.Pd
NIP. 195810051991031005 NIP. 196901261996011001
Lampiran RPP

1. Instrumen penilaian Sikap


a. Sikap yang menjadi focus penilian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjwab, kerjasama
dan proaktif
b. Untuk sipap akan dilihat peserta didi yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap diatas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut:

CATATAN SISWA
TANGGAL NO. NAMA KET.
(Bisa positif atau negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

c. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke
wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang
penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2. Instrumen Penilaian Pengetahuan


a. Tes Tulis

Indikator Pencapaian
No Soal Jawaban
Kompetensi
1. Menjelaskan konsep Jelaskanlah mengenai konsep
berfikir kronologis berfikr kronologis dalam
dalam sejarah sejarah
2 Menjelaskan konsep Jelaskan konsep berfikir
berfikir diakronik diakronik dalam sejarah
dalam sejarah
3 Menjelaskan konsep Jelaskan konsep berfikir
berfikir Sinkronik Sinkronik dalam sejarah
dalam sejarah
4 Menjelaskan konsep Jelaskan konsep ruang dan
ruang dan waktu waktu dalam sejarah
dalam sejarah

SKOR PENILAIAN :
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

b. Tugas Mandiri Terstruktur

KD IPK Tugas
4.1 4.1.1. Menyusun konsep konsep Membuat laporan berupa karya-karya
berpikir kronologis, diakronik, ( kliping peristiwa sejarah ) serta
sinkronik, ruang, dan waktu memaknai adanya unsur kronologis,
dalam peristiwa sejarah dalam sinkronik, ruang dan waktu dalam
bentuk tulisan atau bentuk lain peristiwa sejarah tersebut.

3. Penilaian Ketrampilan
Rubrik Penilaian ketrampilan (Presentasi Kelompok)
a. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok

Argumentas
Nama Komunikasi Mendengar Kontribusi Sko
No i
1-4 1–4 1-4 r
1–4
1
2          
3          
4          
5          

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal

Keterangan ;
 Menkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau
menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif
 Mendengarkan dipahamin sebagai kemampuan pesertadidik untuk tidak menyela,
memotong, menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan
gagasanya
 Berargumentasi menunjukan kemampuan peserta didik dalam melakukan argumentasi
logis ketika ada pihak yang bertanya atau memtantakan gagasannya
 Berkontribusi kemampuan peserta didik memberi masukan gagasa-gagasan yang
mendukung atau mengarah pada penarikan kesimpulan termasuk didalamnya
menghargai perbedaan pendapat

b. Penilaian Presentasi

No Nama Siswa Menjelaskan Memvisualisasikan Merespon R Nilai

Keterangan Nilai
 80 – 90 : cukup mampu menjelaskan, memvisualisasikan dan
merespon
 91- 100 : Mampu Menjelaskan menjelaskan, memvisualisasikan dan
Keterangan ketrampilan
 Menjelaskan : adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan
diskusi secara menyeluruh
 Memvisualisasikan : adalah kemampuann mengemas informasi seunik dan
semenarik mngkin
 Merespon : adalah kemampuan peserta didi menyampaiakn tanggapan
atas pertanyaan, bantahan dan sanggahan dari pihak lain
secara empatik

Mengetahui, Depok, Agustus 2017


Kepala SMA Negeri 2 Depok Guru Mata Pelajaran

Drs. Shohibul Bakhri, MM Tezar Baskoro Irianto S. Pd


NIP. 195810051991031005
Lampiran 2 : Lampiran Matrei Pelajaran

Konsep Pereodisasi, Sinkronik dan diakronik

Gambar diatas adalah gambar peristiwa sejarah tentang penguasaan gedung MPR RI
oleh mahasiswa pada tahun 1997. Dan gambar yang lain adalah gambar tentang pidato
mundurnya presiden Soeharto dari kursi kepemimpinan.
Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden Soeharto meletakan jabatannya sebagai
presiden pada 21 Mei 1998. Mengapa? Padahal ia merupakan penguasa Orde Baru yang
dapat bertahan 32 tahun lamanya. Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia
mengalami dampak langsung dari krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia.
Ketika krisis ini melanda Indonesia, nilai rupiah jatuh secara drastis, dampaknya terus
menggerus di segala bidang kehidupan, mulai dari bidang ekonomi, politik dan sosial. Tidak
sampai menempuh waktu yang lama, sejak pertengahan tahun 1997, ketika krisis moneter
melanda dunia, bulan Mei 1998, Orde Baru akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan
bagi kita menuju terwujudnya kehidupan berdemokrasi yang sehat, yang selama ini
terkukung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang serba menguasai semua sisi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

1. Pereodisasi
Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang
yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk
memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan
manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun
periodisasi sejarah.
Pereodisasi dapat dibuat berdaasrakan perkembangann politik, ekonomi,
budaya , dan agama . pembuatan pereodisasi untuk mempermudah dalam
mempelajari sejarah. Penyususnan pereodisasi bertujuan untuk mempermudah
dalam mempelajari sejarah. Penyususnan pereodisasi yang paling mudah adalah
dnegan menggunakan urutan abad, namun pereodisasi yang demikian tidak
mengungkapan corak khas pada zaman-zaman yang ditinjau.
Contoh pembagian waktu dalam ereodisasi dalams sejarah indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Zaman kerajaan Hindu-budha
b. Zaman kerajaan Islam
c. Zaman kolonial
d. Zaman kemerdekaan

2. Konsep Diakronik dalam Sejarah

Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam
bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronik adalah berpikir
kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-
kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa
sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan
waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah
dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan
suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan
waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk
menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan
pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga
memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan
sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan.Perkembangan
Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan Revolusi Fisik di
Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang menggunakan
pendekatan diakronik.
3. Cara Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah

Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan
sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada
struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu
pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan
tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya
menganalisis suatu kondisi seperti itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga
gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu
sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam
waktu yang terbatas. Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial
yang disusun dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan
Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa
ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya
ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan
sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peranan militer dalam politik
(1945-1999) yang ditulis seorang ahli ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang
ditulis ahli sosiologi.

4. Konsep Ruang dan Waktu


Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.

a. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia
adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga
mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai
aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal
munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya
kebudayaan.

b. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau
tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas
yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh
dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan
kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
c. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini,
dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti,
melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap
peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang
waktu sebelumnya.

5. Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah

Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau
pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan
waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu
tempat dimana manusia hidup (beraktivitas),

a. Konsep Ruang dalam Sejarah

Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian (Sumaatmadja, 1981). Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan
permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan
bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan danau)
dan dibawah permukaan bumi (air dan tanah) sampai ke kedalaman tertentu. Ruang juga
mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya
bagi kehidupan.
Berbagai organisme dan makluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan
demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang
mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi.
Konsep waktu dalam mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan
kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu waktu lampau, waktu
sekarang, dan waktu yang akan datang. Demikian kita memahami tempat (ruang) dan waktu
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

b. Konsep Waktu dalam Sejarah


Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yanki makna denotatif dan makna
konotatif . makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan : detik, menit, jam,
hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan sebagainya. Sedangkan makna waktu secara konotatif
adalah waku sebagai suatu konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa alam maupun peristiwa social dan peristiwa sejarah dalam proses
perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa social dan
peristiwa sejarah. dengan demikian ketiga konsep tersebut, yaitu ruang, waktu, dan manusia
merupakan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya. Pentingnya waktu dalam sejarah. keterkaitan antara waktu dengan peristiwa
sejarah meliputi 4 hal berikut :
1) Perkembangan Perkembangan masyarakat terjadi bila berturut-turut masyarakat
bergerak dari satu bentuk ke bentuk yang lain. biasanya masyarakat akan berkembang
dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contoh paling jelas adalah
perkembangan demokrasi Amerika Serikat yang mengikuti perkembangan kota.
Perkembangan masyarakat manusia dari masa lampau sampai sekarang.
2) Kesinambungan Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan
adopsi lembaga-lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah
kelajutan dari patrionalisme. Demikianlah, kebijakan kolonialisme hanya mengadopsi
kebiasaan lama.
3) Pengulangan Pengulangan terjadi bila peristtiwa yang pernah terjadi di masa lampau
terjadi lagi pada masa yang selanjutnya, misalnya ; jatuhnya kekuasaan Presiden
Soekarno akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Peristiwa ini kembali terjadi,
dimana presiden Soeharto lengser akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
4) Perubahan Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran dan
perkembangan. Akan tetapi, asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran
dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh
dari luar. Contohnya, gerakan Padri di Sumatera Barat yang menentang kaum Adat
sering dianggap sebagai hasil pengaruh gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat
para haji sepulang dari Mekkah, dan tidak puas dengan kekuasaan kaum Adat.

Anda mungkin juga menyukai