0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
124 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai istilah dan kondisi medis yang berkaitan dengan sistem pernapasan, mulai dari infeksi saluran napas bagian atas seperti tonsilitis dan faringitis, hingga penyakit paru seperti bronkitis, pneumonitis, dan kanker paru. Juga dibahas anatomi dan fisiologi sistem pernapasan mulai dari rongga hidung, tenggorokan, bronkus, paru-paru, hingga mekanisme pernapasan.
Dokumen tersebut membahas berbagai istilah dan kondisi medis yang berkaitan dengan sistem pernapasan, mulai dari infeksi saluran napas bagian atas seperti tonsilitis dan faringitis, hingga penyakit paru seperti bronkitis, pneumonitis, dan kanker paru. Juga dibahas anatomi dan fisiologi sistem pernapasan mulai dari rongga hidung, tenggorokan, bronkus, paru-paru, hingga mekanisme pernapasan.
Dokumen tersebut membahas berbagai istilah dan kondisi medis yang berkaitan dengan sistem pernapasan, mulai dari infeksi saluran napas bagian atas seperti tonsilitis dan faringitis, hingga penyakit paru seperti bronkitis, pneumonitis, dan kanker paru. Juga dibahas anatomi dan fisiologi sistem pernapasan mulai dari rongga hidung, tenggorokan, bronkus, paru-paru, hingga mekanisme pernapasan.
2. Faringitis, adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu. 3. Rhinosinusitis, adalah suatu kondisi yang merupakan manifestasi dari respon keradangan membran mukosa sinus paranasalis, yang biasanya dihubungkan dengan infeksi yang dapat menyebabkan penebalan mukosa dan akumulasi sekret mukus dalam rongga sinus paranasalis. 4. Oedema, adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terkumpulnya cairan – cairan berlebihan yang terperangkap pada jaringan tubuh. 5. Hypertrophy, (dari bahasa Yunani ὑπέρ “berlebihan” + τροφή “pengayaan gizi”) adalah peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen sel. 6. Hemophilus, adalah merupakan golongan bakteri kecil, gram-negatif pleomorfik,untuk mengisolasikannya dibutuhkan perbenihan diperkaya yang biasanya mengandung darah atau turunannya. 7. Faktor Predisposisi, adalah faktor menjadi lebih mungkin atau rentan 8. Rinosinusitis, adalah inflamasi pada organ hidung dan sinus paranasal, yang karakteristiknya ditandai oleh dua faktor mayor atau kombinasi dari satu faktor mayor dan dua faktor minor. 9. Transiluminasi, yaitu dengan cara menyinari daerah sinus dengan senter di ruang gelap. 10. Nasoskopi (Nasoendoskopi) adalah suatu pemeriksaan rongga hidung, dapat digunakan untuk melihat adanya kelainan-kelainan di dalam rongga hidung, misalkan mengetahui adanya polip, penyebab mimisan dan lain sebagainya. 11. Sinuskopi merupakan pemeriksaan untuk melihat keadaan sinus paranasal yang dikenal masyarakat dengan penyakit sinusitis, dengan menggunakan alat endoskop. 12. Nasofaringoskopi merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran langsung tentang adanya kelainan-kelainan ataupun adanya tumor di daerah nasofaring (daerah di belakang hidung). 13. Antihistamin, adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). 14. Bronchitis, adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru). 15. Bronchiolitis, adalah peradangan bronchioles, bagian-bagian udara yang terkecil dari paru-paru. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh virus. 16. Sinobronkitis, adalah adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru. 17. Drainage, adalah selang kecil yang dihubungkan dari tempat/lokasi operasi ke (biasanya) botol infus. 18. Eksudat purulen, adalah eksudat yang terjadi daripada nanah. 19. Adenovirus, adalah sekelompok virus yang bertanggung jawab untuk berbagai penyakit pernapasan serta infeksi lambung dan usus (gastroenteritis), mata (konjungtivitis), dan kandung kemih (sistitis) dan ruam. 20. Droplet, adalah partikel air kecil (seperti hujan rintik-rintik) yang mungkin dihasilkan ketika seseorang batuk atau bersin atau ketika air diubah menjadi kabut halus oleh aerator atau shower. 21. Inspeksi, adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. 22. Palpasi, adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. 23. Perkusi, adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. 24. Auskultasi, adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. 25. Otitis adalah peradangan pada telinga. 26. Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. 27. Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru- paru keseluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. 28. Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin 29. Laringitis, adalah inflamasi laring (ensiklopedia keperawatan). 30. Abses paru, adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. 31. Hematemesis, adalah muntah darah. 32. Sputum, adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea, bukan bahan yang berasal dari tenggorokan, hidung, atau mulut. 33. Bronkoskopi, adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru. 34. Pneumonitis, adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi 35. Asma, yaitu penyakit yang dikarenakan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus. 36. Wheezing, adalahsuara yang bernada tinggi yang terjadi akibat aliran udara yang melalui saluran napas yang sempit (Rumende, 2007:40). 37. Dyspnea, kesulitan atau ketidaknyamana untuk bernapas. 38. Diaphoresis, adalah pengeluaran bendalir, terutamanya terdiri daripada air serta pelbagai salutan terlarut (terutama hidroklorik), yang dikeluarkan oleh kelenjar peluh pada kulit mamalia. 39. Sianosis (cyanosis) adalah warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah. 40. Eosinofil,(bahasa Inggris: eosinophil, acidophil) adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiselular dan beberap infeksi pada makhluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinofil juga ikut mengendalikan mekanisme alergi. 41. Bronkiektaisis, adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronis permanen. (Irman Soemantri, 2008) 42. Bronkografi, adalah salah satu pemeriksaan yang menggunakan sinar X yang tujuanya untuk memeriksa jalan nafas setelah cairan kontras khusus dimasukkan melalui selang atau dalam ilmu kesehatan disebut kateter, dan selang itu diarahkan ke trakes dan bronkus. 43. Kemoterapi, (bahasa Inggris: chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker. 44. Edema paru, adalah suatu keadaan terkumpulnya cairan patologi di ekstravaskular dalam paru 45. Asites, adalah penumpukan cairan yang dapat ditemukan dalam cavum peritoneal. Asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit. 46. Efusi pleura, adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan dalam rongga dada yang seharusnya tidak ada (normalnya ada sedikit sekali cairan sebagai pelumas), dimana cairan tersebut akan menekan paru dan jantung sehingga akan menimbulkan sesak. 47. Kanker paru, merupakan keganasan pada jaringan paru 48. Pneumonitis, peradangan pada pneumonia 49. Rongga Hidung ( Cavum Nasalis ) adalah Udara dari luar akan masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Rongga hidung dilapisi oleh lapisan selaput lendir yang didalamnya mengandung kelenjar minyak dan kelenjar keringat. 50. Trakea ( Batang Tenggorokan) adalah Suatu saluran udara berbentuk pipa yang panjangnya lebih kurang 12 cm. Trakea terletak di bagian depan esofagus. 51. Inspirasi adalah proses menarik napas / memasukan udara. 52. Ekspirasi adalah proses mengeluarkan udara. 53. Bronkus adalah Cabang Batang Tenggorokan. Struktur mikroskopis bronkus mirip dengan trakea , hanya saja , tulang rawan yang menyusun bronkus bentuknya tidak teratur. 54. Bronkioulus adalah anak cabang dari batang tenggorokan yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjag sampai paru-paru 55. Alveolus adalah istilah anatomi umum untuk rongga cekung atau lubang , merupakan bagian pada ujung bronkiouus terdapata banyak sekali gelembung- gelembung kecil. 56. Pernapasan Perut adalah merupakan pernapasan yang melibatkan aktivitas otot- otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. 57. Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. 58. Spirometri adalah pengukuran keadaan aliran udara dan kapasitas vital paru- paru. 59. Duktus Alveolus adalah setiap bagian bronkiolus terminalis bercabang-cabang lari menjadi bronkiolus respirasi kemudian menjadi duktus alveolaris. 60. Pleura Luar ( Pleura Parietalis ) adalah selaput bagian luar yang menyelaputi paru-paru. 61. Pleura Dalam ( Pleura Visceralis ) adalah selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru. 62. Pleura adalah paru-paru dibungkus oleh 2 selaput tipis. 63. Membran serosa adalah 2 selaput tipis yang di bungkus oleh paru-paru. 64. Pulmo Sinister adalah paru-paru kiri yang terdiri atas 2 lobus. 65. Pulmo Dekster adalah paru-paru kanan yang terdiri atas 3 lobus. 66. Esofagus adalah saluran pencernaan yang berbentuk seperti selang air. 67. Vocal Fold adalah lipatan pita suara. 68. Choane adalah muara rongga hidung yang berhubungan dengan tekak. 69. Nasofaring adalah bagian setelah belakang rongga hidung yang terhubung dan merupakan bagian awal dari faring ( tekak ) 70. Olfaktorious adalah bagian atas rongga hidung yang mengandung sel-sel pembau sebagai resetor aroma. 71. Trakeotomi adalah pembuatan lubang pada trake serangga untuk membantu pernapasan. 72. Udara biasa ( udara tidal ) adalah merupakan volume udara yang masuk atau keluar dari hidung sewaktu bernapas dalam keadaan istirahat. 73. Udara suplementer adalah merupakan volume udara ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal. 74. Udara komplementer adalah merupakan volume udara inspirasi yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal. 75. Udara residu adalah merupakan volume udara sisa setelah kita mengelurakan napas maksimal yang selalu tinggal di dalam paru-paru dan tidak dikeluarkan dari paru-paru. 76. Kapasitas Vital adalah merupakan jumlah volume suplementer ditambah volume tidal dan volume komplementer atau sama dengan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam sekali ekspirasi setelah inspirasi maksimal. 77. Oksihemoglobin adalah pengangkutan oksigen dapat dilakukan melalui persenyawaan dengan hemoglobin . 78. Eupnea adalah gerakan pernapasan normal. 79. Hiperpnea adalah peningkatan gerakan pernapasan. 80. Hipopnea adalah penurunan gerakan pernapasan. 81. Apnea adalah penghentian pernapasan. 82. Bradypnea adalah perlambatan abnormal dari pernapasan (frekuensi). 83. Tachypnea adalah pernapasan yang sangat cepat (frekuensi) 84. Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai dibawah tingkat fisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai. 85. Hypoxic h. adalah hipoksia akibat kurangnya oksigen yang mencapai darah 86. Stagnant h. adalah hipoksia akibat gagalnya transpor oksigen yang kurang memadai karena kurang memadainya aliran darah 87. Hyperkapnia adalah kelebihan CO2 dalam darah. 88. Hypocapnia adalah kekurangan CO2 dalam darah. 89. Hypoksemia adalah defisien oksigenasi darah. 90. Ventilasi adalah proses pertukaran udara antara paru-paru dan udara luar. 91. Syndrome traumatica adalah asfiksi yang terjadi sebagai akibat kompresi mendadak atau berat pada thoraks atau abdomen atas , atau keduanya . 92. Dyspnea adalah pernapasan yang sesak / sukar (pernapasan subjektif). 93. Ortopnea adalah pernapasan yang sulit, kecuali pada posisi tegak atau duduk. 94. Erfusi adalah tindakan meng pada atau lewat , khususnya pengaliran cairan lewat pembuluh darah organ khusus. 95. Luxury adalah peningkatan aliran darah kedaerah otak secara abnormal akibat pembengkakan. 96. Sleep a. adalah serangan sementara kegagalan kontrol otomatis pernapasan, yang menjadi jelas pada waktu tidur serta menyebabkan asidosis dan vasokontriksi arteriol paru dan hipertensi. 97. Dyspnea : pernapasan yang sukar /sesak (perasaan subjektif) 98. Paroxysmal nocturnal d. adalah episode gawat napas yang membangunkan penderita dari tidur dan berhubungan dengan posisi tidur (terutama bila tidur berbaring pada waktu malam), biasanya berhubungan dengan gagal jantung kongestif dengan edema paru, tetapi kadang berhubungan dengan penyakit paru kronis. 99. Ortopnea adalah pernapasan yang sulit, kecuali pada posisi tegak atau duduk 100. Asfiksi adalah perubahan patologis yang disebabkan kurangnya oksigen dalam udara pernapasan, yang mengakibatkan hipoksia dan hiperkapnia 101. Perfusi adalah Tindakan menuang pada atau lewat, khususnya pengaliran cairan lewat pembuluh darah organ khusus. 102. Luxury p. adalah peningkatan aliran darah ke daerah otak secara abnormal, akibat pembengkakan. 103. Hyperventilation adalah peningkatan ventilasi paru-paru secara abnormal, menyebabkan penurunan tegangan CO₂, yang jika berkepanjangan menimbulkan alkalosis (pH darah diatas 7,4) 104. Hypoventilation adalah penurunan jumlah udara yang memasuki alveoli paru- paru yang menyebabkan asidosis (pH darah dibawah 7,4). 105. Emfisema adalah berkumpulnya udara secara patologis dalam jaringan atau organ 106. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. 107. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun. 108. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil- bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah. 109. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat. 110. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik. 111. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak. 112. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. 113. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi. 114. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). 115. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu. 116. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri. 117. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru. 118. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel. 119. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru- paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium. 120. Polip hidung adalah massa polypoidal yang timbul terutama dari selaput lendir hidung dan sinus paranasal. Polip hidung bukan penyakit yang murni berdiri sendiri. Pembentukannya sangat terkait erat dengan berbagai problem THT lainnya seperti rinitis alergi, asma, radang kronis pada mukosa hidung-sinus paranasal, kista fibrosis, intoleransi pada aspirin, dll.Polip hidung biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung. 121. Suatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru-paru adalah mancatat volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer. 122. Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml. 123. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah volume ekstra udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira- kira 3000 ml. 124. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal, biasanya volume ini kira-kira 1100 ml. 125. Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini rata- rata 1200 ml. 126. Kapasitas paru-paru dalam siklus paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan 2 atau lebih volume udara tersebut di atas secara bersama- sama. Penggabungan ini disebut kapasitas paru-paru. Kapasitas paru-paru berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini. 127. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV). Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru- parunya hingga maksimum. 128. Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu (RV). Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml). 129. Kapasitas vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV) + volume cadangan ekspirasi (ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum. 130. Kapasitas total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC = IRV + TV + ERV + RV. 131. Penyakit paru-paru basah adalah suatu gangguan kesehatan pada tubuh yakni saluran pernafasan yang menuju ke paru-paru terlalu banyak terendam air.