Anda di halaman 1dari 3

NAMA BULAN

Pada suatu pagi di pertengahan tahun 2020, Ghea


nampak berbincang dengan Rhea -kakaknya-. Namun, di
tengah perbincangan keduanya, Dhea -adik kecil
mereka- muncul dari balik pintu sambil memegang
sebuah buku tulis. Dhea berniat menanyakan sesuatu
kepada kedua kakaknya. Dhea membolak-balik halaman
bukunya, kemudian berhenti di salah satu halaman.
“Kak, satu tahun ada berapa bulan?” tanya Dhea.
“Ada 12 bulan dalam satu tahun,” jawab Ghea.
“Ooh, ini Dhea dapat tugas baru, Dhea harus hafal nama-
nama bulan,” jelas Dhea.
“Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November, Desember. Itu
nama-nama bulan dalam setahun.” ucap Rhea
menyebutkan secara perlahan.
“Oke kak, terima kasih!” Dhea bergegas meninggalkan
keduanya.
“Ghe, tahu nggak 2020 ada berapa bulan?” tanya Rhea
tiba-tiba.
“12 bulan kan?” jawab Ghea.
Rhea menggeleng, “Tahun 2020 cuma ada dua bulan,
Januari sama Februari.” ralat Rhea.
“Hah? Kok bisa?” tanya Ghea bingung.
“Karena kita cuma bisa hidup seperti biasa selama bulan
Januari sampai Februari doang, sisanya cuma dikurung
di rumah.” jelas Rhea.
NILAI
Pada suatu siang, seorang guru tengah membagikan
kertas ujian ke setiap muridnya. Mereka tengah bersiap
untuk melaksanakan ujian tulis untuk mengisi nilai
raport sisipan. Selesai memastikan setiap muridnya
mendapat kertasnya masing-masing, Bu Guru kembali
menuju mejanya.
“Anak-anak, selalu ingat, kalian harus jujur dalam setiap
ujian, Ibu akan memperhatikan kalian agar kalian tidak
melakukan kecurangan, nilai kalian harus dari hasil
kejujuran dari kalian,” terang Bu Guru.
Toni mengangkat tangannya, “Apakah Ibu yakin dengan
ucapan Ibu barusan?” tanya Toni.
“Apakah ada yang salah dengan yang ibu ucapkan,
Toni?” tanya Bu Guru balik.
“Tidak sedikit guru yang memarahi muridnya karena
muridnya mendapatkan nilai yang jelek, padahal
muridnya sudah berusaha. Dan tidak sedikit juga guru
yang sering membangga-banggakan murid yang
mendapat nilai bagus, padahal guru itu sendiri tidak tahu
proses mereka mendapatkan nilai sebagus itu,” ujar
Toni, “Singkatnya, meskipun banyak guru yang
mengucapkan hal yang sama dengan Ibu, nyatanya
mereka lebih mengapresiasi Si pemilik nilai bagus
karena menyontek daripada, daripada Si pemilik nilai
pas-pasan karena usahanya sendiri,”.

Anda mungkin juga menyukai