0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan3 halaman
Dokumen pertama menceritakan percakapan antara tiga saudara tentang jumlah dan nama-nama bulan dalam setahun. Dokumen kedua menceritakan percakapan antara seorang guru dan muridnya mengenai pentingnya jujur dalam mengerjakan ujian. Murid tersebut mempertanyakan apakah guru akan tetap mengapresiasi usaha murid yang mendapat nilai rendah.
Dokumen pertama menceritakan percakapan antara tiga saudara tentang jumlah dan nama-nama bulan dalam setahun. Dokumen kedua menceritakan percakapan antara seorang guru dan muridnya mengenai pentingnya jujur dalam mengerjakan ujian. Murid tersebut mempertanyakan apakah guru akan tetap mengapresiasi usaha murid yang mendapat nilai rendah.
Dokumen pertama menceritakan percakapan antara tiga saudara tentang jumlah dan nama-nama bulan dalam setahun. Dokumen kedua menceritakan percakapan antara seorang guru dan muridnya mengenai pentingnya jujur dalam mengerjakan ujian. Murid tersebut mempertanyakan apakah guru akan tetap mengapresiasi usaha murid yang mendapat nilai rendah.
nampak berbincang dengan Rhea -kakaknya-. Namun, di tengah perbincangan keduanya, Dhea -adik kecil mereka- muncul dari balik pintu sambil memegang sebuah buku tulis. Dhea berniat menanyakan sesuatu kepada kedua kakaknya. Dhea membolak-balik halaman bukunya, kemudian berhenti di salah satu halaman. “Kak, satu tahun ada berapa bulan?” tanya Dhea. “Ada 12 bulan dalam satu tahun,” jawab Ghea. “Ooh, ini Dhea dapat tugas baru, Dhea harus hafal nama- nama bulan,” jelas Dhea. “Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember. Itu nama-nama bulan dalam setahun.” ucap Rhea menyebutkan secara perlahan. “Oke kak, terima kasih!” Dhea bergegas meninggalkan keduanya. “Ghe, tahu nggak 2020 ada berapa bulan?” tanya Rhea tiba-tiba. “12 bulan kan?” jawab Ghea. Rhea menggeleng, “Tahun 2020 cuma ada dua bulan, Januari sama Februari.” ralat Rhea. “Hah? Kok bisa?” tanya Ghea bingung. “Karena kita cuma bisa hidup seperti biasa selama bulan Januari sampai Februari doang, sisanya cuma dikurung di rumah.” jelas Rhea. NILAI Pada suatu siang, seorang guru tengah membagikan kertas ujian ke setiap muridnya. Mereka tengah bersiap untuk melaksanakan ujian tulis untuk mengisi nilai raport sisipan. Selesai memastikan setiap muridnya mendapat kertasnya masing-masing, Bu Guru kembali menuju mejanya. “Anak-anak, selalu ingat, kalian harus jujur dalam setiap ujian, Ibu akan memperhatikan kalian agar kalian tidak melakukan kecurangan, nilai kalian harus dari hasil kejujuran dari kalian,” terang Bu Guru. Toni mengangkat tangannya, “Apakah Ibu yakin dengan ucapan Ibu barusan?” tanya Toni. “Apakah ada yang salah dengan yang ibu ucapkan, Toni?” tanya Bu Guru balik. “Tidak sedikit guru yang memarahi muridnya karena muridnya mendapatkan nilai yang jelek, padahal muridnya sudah berusaha. Dan tidak sedikit juga guru yang sering membangga-banggakan murid yang mendapat nilai bagus, padahal guru itu sendiri tidak tahu proses mereka mendapatkan nilai sebagus itu,” ujar Toni, “Singkatnya, meskipun banyak guru yang mengucapkan hal yang sama dengan Ibu, nyatanya mereka lebih mengapresiasi Si pemilik nilai bagus karena menyontek daripada, daripada Si pemilik nilai pas-pasan karena usahanya sendiri,”.