Anda di halaman 1dari 5

KEJUJURAN HARGA MATI

Nama Pemain:

Hanin

Erisa

Naila

Sandi

Bowo

Pak Budi (Kepala Sekolah)

Prolog: Bulan Maret 2023 merupakan bulan yang sangat sibuk bagi SMA Taruna Jaya terutama
untuk kelas 12. Kelas 12 akan melaksanakan Ujian Sekolah yang akan menentukan lulus atau
tidaknya siswa-siswa SMA Taruna Jaya. Para siswa sangat sibuk mempersiapkan ujian sekolah
dengan belajar, pergi ke perpustakaan, dan mengikuti berbagai macam les. Mereka sangat
takut tidak lulus, karena ujian sekolah di SMA Taruna Jaya terkenal sangat susah.

Hanin adalah juara kelas di Kelas 12 IPS 2, dia sangat rajin mengingatkan teman-temannya
untuk belajar mempesiapkan ujian.

Hanin: Teman-teman, seminggu lagi nih kita mau ujian, ayok nanti malam kita belajar kelompok
mau ngga?

Naila: Ayo, gimana kalau nanti belajar kelompok di rumahku?

Erisa: Boleh juga tuh, masih banyak materi yang aku belum paham nih, takutnya nanti malah
ngga bisa ngerjain.

Sandi: Males ah, ngapain susah susah belajar, mending mabar mobile legend, iya nggak wo?

Bowo: Iya dong, eh nanti malem mabar mobile legend yuk, aku baru beli hero baru loh Nai,
kamu kan pro player banget nih.
Naila: Jangan ngawur deh wo, seminggu lagi kita ujian. Bisa-bisanya masih ngurusin tuh hero-
hero.

Bowo: Yah, nggak asik jadi orang.

Sementara itu, Bowo dan Sandi mengutarakan kegelisahan persiapan ujian mereka satu sama
lain di Kantin.

Bowo: Heh San, gimana nih, seminggu lagi ujian sekolah. Aku sama sekali nggak paham
pelajaran yang diujikan.

Sandi: Eh tenang aja wo, aku punya kenalan orang yang jual beli kunci jawaban nih. Dijamin
kalau pakai itu nilai kita bagus, otomatis lulus deh.

Bowo: Boleh juga tuh, berapa harganya?

Sandi: 400 ribu wo, kita harus cari 2 orang lagi nih buat patungan, biar cuma bayar 100 ribu aja.

Bowo: Gimana kalau kita ajak Erisa sama Naila.

Sandi: Yakin mereka mau? mereka kan sudah belajar mati-matian buat ujian

Bowo: Yakin deh, mereka kan takut banget nggak lulus, lagian mereka juga nggak pintar-pintar
banget kayak Hanin, haha.

Keesokan harinya di Kelas, Bowo dan Sandi menemui Naila dan Erisa.

Bowo: Nai, ada kabar bagus nih..

Naila: Apaan dah, heboh bener.

Bowo: Aku tau caranya otomatis lulus dapet nilai yang bagus, tanpa harus repot-repot belajar.

Naila: Aneh-aneh aja ini orang, emang gimana?


Erisa: Eh gimana-gimana, aku sudah pusing banget nih, nggak paham-paham meskipun sudah
diajarin sama Hanin.

Bowo: Biar dijelasin sama Sandi yang lebih paham deh.

Sandi: Daripada belajar, mendingan kita patungan buat beli kunci jawaban. Aku ada kenalan
anak kelas sebelah, dia punya kunci jawaban ujian tahun ini. Dijamin tokcer deh

Naila: Eh jangan aneh-aneh ya, iya kalau kunci jawaban bener, kalau salah gimana? lagipula itu
kan perbuatan dosa.

Bowo: Halah udah deh, kalau ada yang praktis gampang ngapain susah-susah belajar sih,
mending beli kunci jawaban, hahaha. Lumayan nanti kita patungan 100 ribuan berempat.

Erisa: Aku mau deh Wo, sudah pusing banget ini...

Naila: Gila ya kamu Erisa, mendingan kita belajar saja minta ajarin si Hanin, misalkan kita lulus,
kita lulus dengan berkah Er, aku nggak mau ikutan deh.

Bowo: Yee yasudah kalau nggak mau.

Akhirnya Bowo, Sandi, dan Erisa sepakat untuk membeli kunci jawaban ujian tersebut. Naila
tetap teguh dengan pendiriannya untuk terus belajar mempersiapkan ujian bersama Hanin.

Naila: Han, menurut kamu gimana? Anak-anak ada yang mau beli kunci jawaban. Kamu nggak
takut kalau peringkatmu jadi kegeser?

Hanin: Siapa yang beli Nai?

Naila: Bowo, Sandi, sama Erisa. Kalau mereka beli kunci jawaban, otomatis kan jawaban mereka
betul semua, dan nilainya nanti dapat yang tertinggi.
Hanin: Kalau aku sih tidak percaya Nai ada kunci jawaban, sekolah nggak mungkin seceroboh itu
akan nyebar soal sama kunci jawaban. Lagian aku sudah berdoa dan berikhtiar semampuku, aku
percaya usaha tidak menghianati hasil Nai.

Naila: Subhanallah Han, mulia sekali hatimu. Kamu benar-benar tidak hanya pintar, tapi juga
berbudi luhur.

Hanin: Alhamdulillah Nai, yang penting hasil ujian kita murni dari usaha kita sendiri, dan
hasilnya akan lebih berkah. Sudah-sudah tidak usah dihiraukan lagi Nai, mendingan kita fokus
belajar lagi, ujiannya kan besok.

Naila: Iya Han, ayo kita belajar lebih keras lagi!

Hari Ujian SMA Taruna Jaya pun tiba, seluruh siswa kelas 12 bersiap-siap untuk masuk kelas dan
mengikuti ujian, tak terkecuali Hanin, Naila, Erisa, Sandi, dan Bowo.

Sandi yang telah membawa kunci jawaban, lantas membagikannya kepada Erisa dan Bowo,
mereka mengerjakan soal demi soal dengan berpatokan dengan kunci jawaban yang telah
mereka beli dari anak kelas sebelah. Sedangkan Hanin dan Naila mengerjakan soal per soal
dengan sangat teliti dan hati-hati, raut wajah mereka senang karena soal yang keluar adalah
soal yang selama ini mereka pelajari.

Tiba saatnya pengumuman kelulusan Ujian Sekolah SMA Taruna Jaya, seluruh siswa kelas 12
dikumpulkan di Aula oleh Kepala Sekolah yaitu Bapak Budi. Pak Budi sangat sedih karena
banyak siswa yang tidak lulus, dan beliau pun mendengar desas desus isu tentang terserbarnya
kunci jawaban ujian sekolah.

Pak Budi: Assalamualaikum anak-anak. Hari ini Bapak mau menyampaikan hasil ujian sekolah.
Sebelumnya Bapak menyatakan kecewa kepada kalian, banyak siswa yang tidak lulus, setiap
kelas ada 3 sampai 5 orang yang tidak lulus. Bapak ingin tanya kepada kalian, apakah betul yang
tidak lulus adalah orang yang membeli kunci jawaban?
Seluruh siswa diam tidak ada yang berani menjawab pertanyaan dari Pak Budi.

Pak Budi: Baiklah kalau tidak ada yang mau menjawab, bapak hanya ingin menyampaikan
kepada kalian, jangan sekali-kali untuk percaya dengan kunci jawaban. Karena sekolah tidak
akan membocorkan soal apalagi kunci kepada siswa hanya karena uang. Sekolah kita ini
berpedoman "KEJUJURAN HARGA MATI". Setelah Bapak teliti, kunci jawaban yang beredar
adalah kunci jawaban ujian tahun kemarin, dan otomatis akan salah jika digunakan untuk
menjawab ujian sekolah tahun ini.

Bowo, Sandi, dan Erisa sangat menyesal membeli kunci jawaban agar lulus, mereka menyesal
mengapa tidak berusaha dulu untuk belajar menghadapi ujian sekolah. Mereka berjanji akan
lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian sekolah susulan yang diadakan sekolah, dan
pastinya akan menjunjung prinsip "KEJUJURAN HARGA MATI"

Anda mungkin juga menyukai