Anda di halaman 1dari 5

AGNES PRAMASHINTA

Nama : ………………………….
857762291
NIM : ………………………….

TUGAS INDIVIDU / MANDIRI 4

Hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran, selain ditentukan oleh aspek perkembangan
kognitif masing-masing siswa, banyak juga dipengaruhi oleh karakteristik maupun gaya
belajar siswa. Tugas guru adalah memenuhi semua kebutuhan siswa dengan berbagai latar
belakang dan karakteristik yang dimiliki, tidak terkecuaIi siswa berkebutuhan khusus.
Guru harus dapat memahami setiap karakteristik, gaya belajar, keIemahan maupun
kelebihan setiap siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan.

Kondisi ini terjadi pada Bu Lis yang mengajar pada kelas 2 SD di suatu sekolah di
Sumatera. Pagi itu Bu Lis harus mengajar Matematika di kelas 2 dengan jumlah 25 siswa.
Setelah mernbuka kelas dengan salam dan menanyakan kabar siswa, Bu Lis mulai
menjelaskan pelajaran Matematika kepada semua siswa dengan menggunakan kelereng.
Pagi itu semua siswa akan mempelajari penjumlahan dan pengurangan puluhan dan
satuan.
Bu Lis: "Ada berapa kelompok kita semua nya'"
Siswa: "Ada 5 Bu"
Bu Lis: "Bagus. Ibu harap kalian bisa bekerja sarna dengan sesama anggota kelompok
ya?"
(Bu Lis membagikan LKS kepada setiap kelompok sebelum menjelaskan pelajaran
berhitung)
Bu Lis: "Sebelum kita belajar, Ibu sudah membagikan LKS kepada setiap kelompok
nanti diisi sesuai dengan apa yang Ibu minta. Dan Ibu juga akan membagikan sekantong
kelereng untuk setiap kelompok"
Giyas: "Asik, bisa main kelereng"
Bu Lis: "Boleh bermain, tapi kerjakan dulu tugasnya ya?"
Siswa: "Iya Bu“
Bu Lis mulai menjelaskan materi penjumlahan puluhan menggunakan kelereng yang
telah dibagikan.
Bu Lis: "Jadi kantong sebelah kanan, untuk meletakkan kelereng yang ibu minta ya,
nanti baru ditambahkan, kalian hitung jumlah semua, hasilnya tuLiskan di LKS. Sudah
paham belum maksudnya?" Tiba-tiba seorang siswa bernama Dani melemparkan satu
kelereng ke papan tuLis. Bu Lis kaget dan bertanya "siapa yang melempar kelereng tadi"
Dinar: "Dani Bu"
Bu Lis: "Benar Dani?
Dani hanya diam tidak menjawab. Bu Lis mengingatkan semua siswa agar tidak –
melempar kelereng ke sembarang tempat, dan hanya menggunakan kelereng untuk
belajar berhitung.
Bu Lis: "Baik, semua kelompok sekarang mulai mengerjakan soal yang ada LKS ya,
gunakan kelereng untuk menghitungnya"
Bu Lis berkeliling kepada semua kelompok, hingga sampailah pada kelompok Dani.
Bu Lis: "Kamu sudah bisa belum Dani?"
Riana: Dani dari tadi hanya main-main saja dengan kelerengnya Bu, gak mau membantu
kita buat menghitung”
Bu Lis "Dani coba belajar bersama teman sekelompoknya, biar tahu berhitungnya ya?"
Dani: “Gak mau, aku gak suka berhitung, main aja"
Riana: "Tuh kan Bu, dia itu hanya maunya main aja dari tadi, jadi rebutan kelereng sama
kita" Bu Lis kemudian mengajak Dani ke kursi depan kelas dekat meja guru.
Bu Lis: "Bu Lis mau main sama Dani boleh gak?"
Dani: "Gak mau ah, gak seru main sama ibu“
Bu Lis: "Kita main kelereng Dani” (Dani akhirnya mau diajak bermain kelereng oleh Bu
Lis)
Bu Lis: “Jadi karena jumlah kelerengnya tadi sudah dihitung ada 15, kita menuLis angka
15 disini ya?” Coba sebutkan ini angka berapa Dani?”
Dani: “Angka 5”
Bu Lis : “Coba lihat lagi, angka lima belas ya. Nah, kalo ini kita hitung tadi, angka 50”
Coba ibu tanya lagi, mana yang angka 15?”
Dani : “Yang ini” (Dani menunjuk angka 50)
Bu Lis : “Bukan, Dani itu salah. Yang 15 yang ini, kalo yang itu angka 50. Paham kan?”
Dani : “Iya bu. Tapi aku gak mau belajar lagi. Aku laper bu sama haus juga”
(Bu Lis menyuruh Dani mengambil minuman dan mengajak Dani belajar lagi)
Bu Lis: “Jadi ini angka 13, ini 30. Kalo ini angka 24 dan ini 40 ya. Coba ibu tanya lagi.
Mana angka 40?”
Dani menunjukkan angka 15.
Bu Lis : “Salah Dani, kalo angka 40 itu yang ini. Kalau yang itu kan 15. Aduh, gimana
sih Dani, kan tadi sudah dikasih tau, kok masih salah sih?”
Dani : “Aku gak mau belajar lagi, ibu aja”
Bu Lis : “Sedikit lagi, kalau ini tanda tambah, nah kalo ini tanda kurang ya?” Tahu kan
Dani? Sekarang ibu tanya lagi ya, yang mana tanda tambha?”
(Dani tidak memperdulikan bu Lis bertanya, sambil matanya melihat ke tempat lain).
Bu Lis: “Ayo yang mana tanda tambah Dani? Yang ini apa yang ini?”
Dani menjawab dengan menunjukan tanda kurang dihadapan bu Lis, sambil berlari ke
teman-temanya yang lain.
Berdasarkan kasus diatas, Dani termasuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus dengan
kategori anak kesulitan belajar matematika (Discalculia)

1. a.Sebutkan 3 hambatan yang dimiliki oleh siswa yang memiliki kesulitan belajar
Matematika (Discalculia) seperti yang dialami Dani.
• Sulit mengenal angka
• Tidak bisa membedakan lambang-lambang dalam matematika
• Tidak keinginan atau motivasi untuk bealajar belajar
b.Jelaskan 3 kelebihan cara mengajar Bu Lis dalam menangani Dani.
• Bu Lis membimbing Dani secara mandiri tidak dijadikan satu dengan teman yang
lain
• Bu Lis menggunakan alat perga untuk berhitung, dimana alat perga tersebut
sangat dikenal oleh anak-anak, yaitu berupa kelereng
• Bu Lis berusaha membuat Dani untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
c. Jelaskan 3 kelemahan cara mengajar Bu Lis dalam menangani Dani.
• Bu Lis kesulitan untuk memberi pengertian kepada Dani Ketika Dani sudah
mulai tidak ingin belajar
• Alat peraga yang kurang menarik untuk Dani dalam mengikuti pembelajaran
• Bu Lis kurang mampu mengakomodir Ketika Dani sudah mulai bosan dalam
mengikuti pembelajaran

2. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan di kelas yang ada siswa
Discalculia adalah metode Latihan. Buatlah langkah-langkah pembelajaran (kegiatan
pembuka, inti, dan penutup) dengan metode Latihan untuk pelajaran berhitung
(lambang bilangan dan tanda operasi penjumlahan dan pengurangan) di kelas rendah
di SD yang memiliki siswa Discalculia.

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,


Pendahuluan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal.
3. Anak mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran.
4. Anak melakukan diskusi ringan dengan guru
tentang kegiatan pembelajaran sebelumya.
5. Anak dibimbing untuk mengetahui tujuan dari
pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan instruksi guru tentang
pembelajaran yang akan di laksanakan
2. Kemudian guru meminta siswa kembali
mengamati gambar ilustrasi bacaan yang tadi
mereka baca. Kali ini siswa diminta mengamati
banyaknya benda-benda yang ada pada gambar.
3. Dengan bantuan gambar tersebut siswabelajar
membilang benda berjumlah 1-20. Untuk
memperkuat pemahaman siswa guru dapat
melakukan permainan menghitung benda
menggunakan biji-bijian, manik-manik, batang
kayu, kelereng, dan lain-lain.
4. Untuk memperkuat konsep guru melakukan
permainan membentuk kelompok. Caranya
adalah guru menentukan suatu bilangan antara 1-
20, lalu siswa berlomba membentuk kelompok
dengan jumlah yang ditentukan guru.
5. Kelompok yang berhasil bisa diberikan reward
oleh guru.
6. Selanjutnya siswa berlatih berhitung secara
mandiri dengan mengerjakan lembar kerja.
7. Guru memberi bimbangan khusus kepada anak
diskalkulia, dengan menggunakan kartu
bergambar angka untuk membantu anak
diskalkulia dalam membedakan bentuk angka
Kegiatan 1. Siswa dan guru berdiskusi tentang materi yang
Penutup belum dipahami oleh siswa.
2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran.
Siswa bersama guru menutup pelajaran dengan
berdo’a bersama.
Catatan :

1. Tugas individu / mandiri 4 dikerjakan secara individu hasilnya diupload di silayar


sampai batas waktu 12 Nopember 2023

2. Bahan diskusi kelas tutorial pada sesi 6, tanggal 12 Nopember 2023

Anda mungkin juga menyukai