Makalah Pewarisan Sifat Persilangan Dihibrid
Makalah Pewarisan Sifat Persilangan Dihibrid
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sifat pada tanaman, binatang maupun manusia yang diatur oleh
satugen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan
masing-masing orang tua ataupun parental mewariskan gen tersebut pada
keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dati orang tua kepada
keturunannya secara genetic disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti
pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajati cara
pewarisan gen akan dimengert mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana
sifat tetap ada dalam pupolasi.
Oleh karena itu, disusunlah makalah ini dengan judul “ GENETIK dan
PEWARISAN ( GENETIC and INHERITANCE)”.
B. Tujuan
Untuk mengetahui prinsip pewarisan sifat
Untuk mengetahui macam-macam pewarisan sifat
Untuk mengetahui permasalahan dalam bidang genetika beserta
penyelesaiannya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi
makhluk hidup.Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma,
badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul
yang terdiri dari satumolekulDNAdan berbagai protein terkait yang
merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima
jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan
termasuk genunsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang
berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin.
2
Mendeldan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa
gen. Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau
hipotesis Sutton-Boveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi
kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu. Pada 1910, Thomas Hunt
Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen.
(Anonymousa,2011)
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid
masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid
adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang
terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase).
Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid.
Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
2. Kromomer
3
berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk
kromosom seperti kawat).
3. Sentromer
4. Lekukan kedua
5. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung
lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah
tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer
4
Gambar 2. Struktur kromosom
5
Ekspresi gen
Ekspresi gen adalah proses dimana kode-kode informasi yang ada pada
gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi di dalam sel. Ekspresi
gen terdiri dari dua tahap:
6
2. Menyampaikan informasi genetic kepada generasi berikutnya
Pada zaman gregor mendel , gen sering disebut dengan istilah
factor penentu atau elemen atau determinan.
7
hereditas itu dikenal sebagai hokum Mendel. Karena jasa-jasanya itu, Mendel
dijuluki sebagai “Bapak Genetika”.
Dari hasil percobaanya ternyata diperoleh hasil bahwa sifat resesif
yang tidak muncul; pada F1 ternyata muncul pada F2. Sifat resesif yang
muncul p[ada F2 kurang lebih seperempat (25%) dari seluruh biji. Sedangkan
sifat dominan yang tampak tiga perempat (75%).
Dari hasil percobaanya, Mendel menyusun hipotesis. Hipotesis
tersebut untuk menjelasakan peristiwa persilangan. Hipotesis yang
dikemukakan oleh Mendel adalah sebagai berikut.
1) Setiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang factor keturunan
yang sekarang disebut gen. Satu dari induk jantan dan satu dari
induk betina.
2) Setiap pasang factor keturunan menunjukan bentuk alternative
sesamanya,
misalnya tinggi atau pendek, bulat atau keriput, asam atau manis.
Kedua bentuk alternative itu disebut alel.
3) Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama, factor dominant akan
menutup factor resesif.
4) Pada saat pembentukan sel kelamin, pasangan factor ketureunan
memisah. Setiap gamet akan menerima salah satu fajtor dari pasangan
itu. Pada proses pembuahan factor-faktor itu akan berpasangt-pasangan
secara acak.
5) Individu galur murni memiliki dua alel yang sama, alal dominant
disimbolakan dengan huruf besar, sedangakan alel resesif disimbolkan
dengan huruf kecil. Misalnya, TT untuk pasangan alel tinggi domonan
dan tt untuk pendek resesif.
Dari hipotesis tersebut, Mendel dapat menghemukakan beberapa
hokum, yaitu hokum I Mendel dan hokum II Mendel. Hukum – huikum
Mendel ini merupakan dasar prinsip geneika.
1) Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hokum pemisahan alel-alel dari
8
sati gen yang berpasangan). Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin
(gamet), pasangan – pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini
berlaku untuk persilangan denagn satu sifat benda (monohybrid).
2) Hukum II Mendel (hokum pengelompokan gen secara bebas atau
asortasi).
Dalam peristiwa pembentukan gamet , alel membutuhkan kombinasi
secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunanya beranmeka
ragam. Hukum ini berlaku dengan persilangan dua sifat beda (dihibrid)
atau lebih.
1. Persilangan Dihibrid
P2 F1 >< F1
BbKk BbKk
G BK, Bk, BK, Bk
bK, bk bK, bk
♂ ♀ BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Persilangan
9
Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada
beberapa macam persilangan :
1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari
varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut
persilangan Intraspesifik
3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies
tetapi masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan
Intragenerik. Persilangan ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya
ressistensi terhadap hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke
lain spesies. Misal : tomat, tebu
4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari genera yang
berbeda.
Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit
dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang
sudah dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5. Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah
sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid
yang terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang
mendominir tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip pewarisan sifat didasarkan pada hukum Mendel I (segregasi) dan
hokum Mendel II (pengelompokkan bebas).
Macam-macam pewarisan sifat bergantung pada macam persilangannya
antara lain, monohybrid dan dihibrid. Selain itu, intervarietal, intrvarietal,
interspesifik, intergenerik, introgresif.
Permasalahan yang sering terjadi dalam bidang genetika adalah sindrom
down, sindrom turner, cri du cat, hemophilia, buta warna (pada manusia),
chlamydomonas (pada tumbuhan eukariotik). Sedangkan penyelesaian
untuk permasalahan tersebut dengan dilakukannya rekayasa genetika
antara lain, kloning, inseminasi buatan (pada hewan dan manusia), kultur
jaringan, tanaman transgenic (pada tumbuhan).
B. Saran
Untuk para pembaca agar lebih memahami dan mengerti materi mengenai
pewarisan sifat (gen and heritance),untuk materi berikutnya agar lebih
dikembangkan lagi secara materi namun tetap pada batas permasalahn yang
dibahas.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/Gen_Sebagai_Substansi_Hereditas_12.1
Di akses 21 Desember 2011
http://www.news-medical.net/health/Chromosomal-Abnormalities-
(Indonesian).aspx Di akses 21 Desember 2011
12
MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Rieke Ayuni
Annisa Yulianti
Devi Utami
M. Tedi
Siti Maesaroh
Kelas IX H
13