Anda di halaman 1dari 13

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

SILVIA KRISTANTRI ANGELIA PANJAITAN

181101070

Silviapanjaitan0@gmail.com

Abstrak
Pelayanan kesehatan yang berorientasi pada promosi atau peningkatan status kesehatan klien harus
dikembangkan untuk menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini juga sejalan dengan perubahan
paradigma di bidang kesehatan dari paradigma sakit kepada paradigma sehat. Salah satu upaya di
bidang keperawatan adalah melalui perubahan orientasi dari pemberian asuhan keperawatan yang
berorientasi kepada masalah menjadi pemberian asuhan yang berorientasi pada kemampuan dan
kekuatan klien. Salah satu upaya itu ditunjukkan dengan perumusan atau penegakan diagnosa
keperawatan sejahtera yang merupakan salah satu bentuk diagnosa keperawatan yang perlu
dikembangkan. Penulisan diagnosa sejahtera ini dapat dilakukan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dan menuntut perubahan perilaku perawat dari yang berorientasi pada upaya
penyembuhan kepada upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien.

Kata kunci : pelayanan kesehatan , Diagnosa keperawatan , perawar.

A. Latar Belakang

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien.

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi,
dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para
penerima tindakan keperawatan. Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang
memasukkan proses keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konsepatual
mereka.
B. Tujuan

Dalam penyusunan jurna ini dengan tujuan sebagai berikut :

1. Bisa mengartikan atau menjelaskan tentang Diagnosa Keperawatan.

2. Bisa menyebutkan Kategori-kategori Diagnosa Keperawatan

3. Untuk mengetahui komponen – komponen diagnosa keperawatan

4. Untuk mengetahui faktor-faktor atau gejala pemeliharaan dan Penentuan


sifat/karakteristik

C. Metode

Metode yang dipakai oleh penulis adalah metode kepustakaan yaitu dengan cara membaca
buku-buku yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas.

D. Hasil

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasaikan dan memberikan interfensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan membatasi ,mencegah ,dan merubah.

Diagnosa Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien

NANDA Menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang


respon individu ,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau
potensial ,sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat “semua diagnosa keperawatan harus
didukung oleh data ,dimana menurut NANDA diartikan sebagai”definisi karaktristik
“definisi karakterristik di namakan “tanda dan gejalah “tanda adalah suatu yang dapat
diobossitas dan gejalah adalahb sesuatu yang di rasakan oleh klien .

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini
merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat
mengidentifikasi “ respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual
dan potensial.” Pada beberapa negara ( mis., Kansas, New york ) mendiagnosa
diidentifikasikan dalam tindakan Praktik Keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal
dari seorang perawat professional, Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk
untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya.

Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan juga direfleksikan
dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini memberikan satu dasar luas mengevaluasi
praktik dan merefleksikan pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan
keperawatan .

Diagnosa keperawatan tidak dapat lebih lama diakui sebagai bagian dari masa depan
keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah saat ini. Hal ini memberikan suatu tantangan
bagi para pendidik dan administrator keperawatan untuk mendukung tidak hanya peserta
didik keperawatan saat ini tapi juga perawat-perawat terdaftar saat ini merupakan staf
dalam badan-badan keperawatan yang tidak pernah diperkenalkan kepada diagnosa
keperawatan dalam program-program pendidikan dasar mereka.

Diagnosa keperawatan, konsep diagnosa dirancang untuk pola penghargaan. Diagnosa


keperawatan untuk situasi perawatan kesehatan pasien/ keluarga meliputi nama diagnosa
dan faktor-faktor berhubungan yang mempengaruhi awal gejala/ pemeliharaan dari suatu
diagnosa aktual atau nama diagnosa dan faktor-faktor resiko tinggi.

E. Pembahasan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons individu,keluarga, atau


komunitas terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial,atau proses kehidupan.
Diagnosa keperawatanmerupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia .
status kesehatan atau risiko perubahan pola 2 dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pastiuntuk
menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah, atau mengubahnya.

diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, ia mampu dan mempunyaikewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan.

diagnosa keperawatan sebagai keputusan klinis mengenaiindividu, keluarga, atau


masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan
sistematis, memberikan dasar pembuatan ketentuan+ketentuan untuk terapi yang pasti
dimana perawat bertanggung jawab.8adi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa diagnosakeperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu, keluarga,
ataumasyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap
masalahkesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.
PROSES PENYUSUNAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Klasifikasi & Analisis Data

Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu


dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya. Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia
(taksonomi NANDA) dan/atau pola fungsi kesehatan .

Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) :

ð Pertukaran

ð Komunikasi

ð Berhubungan

ð Nilai-nilai

ð Pilihan

ð Bergerak

ð Penafsiran

ð Pengetahuan

ð Perasaan

Pola Fungsi Kesehatan :

Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan

Nutrisi : pola metabolisme

Pola eliminasi

Aktivitas : pola latihan

Tidur : pola istirahat

Kognitif : pola perseptual

Persepsi diri : pola konsep diri

Peran : pola hubungan


Seksualitas : pola reproduktif

Koping : pola toleransi stress

Nilai : pola keyakinan

2. Interpretasi /identifiikasi kelebihan dan masalah klien

Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau meninggal dengan damai,
yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
dimilikinya.

Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang
kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga
kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.

1.Menentukan kelebihan klien

2.Menentukan masalah klien

3.Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien

4.Penentuan keputusan

- Tidak ada masalah,

- Masalah kemungkinan (possible problem)

- Masalah aktual, resiko, atau sindrom

- Masalah kolaboratif :

3. Memvalidasi diagnosa keperawatan

Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang kemudian merujuk
kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama
dengan klien sangat penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang tepat.

Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang dilakukan bersama
klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaan atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan
interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.

4. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritasnya


Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan memvalidasi data-data yang
signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan
dan wellness.

Menyusun diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan menurut kebutuhan yang


berlandaskabn hirarki Maslow (kecuali untuk kasus kegawat daruratan menggunakan
prioritas berdasarkan “yang mengancam jiwa”).

Kategori Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses).

Diagnosa keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang menyajikan keadaan klinis
yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosis
keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor
yang berhubungan.

Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik. Definisi
menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. Batasan karakteristik adalah
karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini
juga mengacu pada gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis
keperawatan, yang teridiri dari batasan mayor dan minor. Faktor yang berhubungan
merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan
yang berhubungan, situasional, dan maturasional.

2. Diagnosis Keperawatan Resiko (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses)

Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau
komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok
lain pada situasi yang sama atau hampir sama.

Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang memperlihatkan
keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak
menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalag : PE (problem
& etiologi).

3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan(Possible Nursing Diagnoses)

Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan
dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya
faktor resiko.
4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera(Wellness Nursing Diagnoses)

Diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok,


atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang
lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini adalah dengan menggabungkan pernyataan
fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang
disahkan. Dalam menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya
peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.

5.Diagnosis Keperawatan Sindrom (Syndrome Nursing Diagnoses)

Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang terdiri dari


sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena
suatu kejadian atau situasi tertentu.

Komponen diagnosis keperawatan

Ada tiga komponen yang esensial dalam suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk
sebagai bentuk PES ( Gordon, 1987 ). “ P “ diidendtifikasi sebagai masalah/ problem
kesehatan, “E” menunjukan etiologi/ penyebab dari problem, dan “S” menggambarkan
sekelompok tanda dan gejala, atau apa yang dikenal sebagai “ batasan karakteristik” ketiga
bagian ini dipadukan dalam suatu pernyataan dengan menggunakan “ yang berhubungan
dengan.” Kemudian diagnosa-diagnosa tersebut dituliskan dengan cara berikut : Problem “
yang berhubungan dengan “ etiologi” dibuktikanoleh“tanda-tanda dan gejala-
gejala(batasankarakteristik).

Rumusan diagnosis keperawatan mengandung tiga komponen utama, yaitu :

1. Problem (P/masalah)

Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan.


Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan
sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang
telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya :

a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum

b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan


c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah
medis

d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian


dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

Problem dapat diidentifikasikan sebagai respons manusia terhadap masalah-masalah


kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang didapat dari pengkajian
yang dilakukan oleh perawat. Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman
individu yang telah lalu, pengaruh genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini, atau
perubahan-perubahan patofisiologis. Tanda dan gejala menggambarkan apa yang pasien
katakan dan apa yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikan adanya masalah
tertentu.

Informasi yang ditampilkan pada setiap diagnosa keperawatan mencakup hal-hal berikut :

1. Defenisi. Merujuk kepada defenisi NANDA yang digunakan pada diagnosa –diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan tersebut.

2. Kemungkinan Etiologi (“yang berhubungan dengan”). Bagian ini menyatakan penyebab-


penyebab yang mungkin untuk masalah yang telah diidentifikasi. Yang tidak dinyakatakan
oleh NANDA diberi tanda kurung [ ]. Faktor yang berhubungan/ Risiko diberikan untuk
diagnosa yang beresiko tinggi.

3. Batasan karakteristik (“dibuktikan oleh”). Bagian ini mencakup tanda dan gejala yang
cukup jelas untuk mengindikasi keberadaan suatu masalah. Sekali lagi seperti pada defenisi
dan etiologi. Yang tidak dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung .

4. Sasaran / Tujuan. Pernyataan –pernyataan ini ditulis sesuai dengan objektif perilaku
pasien. Sasaran/ tujuan ini harus dapat diukur, merupakan tujuan jangka panjang dan
pendek, untuk digunakan dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan dalam
mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Mungkin akan ada lebih dari satu tujuan
jangka pendek, dan mungkin merupakan “batu loncatan” untuk memenuhi tujuan jangka
panjang.

5. Intervensi dengan Rasional Tertentu. Hanya intervensi-intervensi yang sesuai untuk


bagian diagnosa yang ditampilkan Rasional-rasional yang digunakan untuk intervensi
mencakup memberikan klarifikasi pengetahuan keperawatan dasar dan untuk membantu
dalam menseleksi intervensi-intervensi yang sesuai untuk diri pasien.

6. Hasil Pasien yang Diharapkan/ Kriteria Pulang. Perubahan perilaku sesuai dengan
kesiapan pasien untuk pulang yang mungkin untuk dievaluasi.
7. Informasi Obat – obatan. Informasi ini mencakup implikasi keperawatan, menyertai bab-
bab yang mana tiap klarifikasinya sesuai.

2. Etiologi (E/penyebab)

Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang


memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku,
lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :

a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat
menyebabkan / mendukung masalah.

b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)

c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi


atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.

d. Maturasional :

Adolesent : ketergantungan dalam kelompok

Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua

Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

3. Sign & symptom (S/tanda & gejala),

Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis keperawatan.

Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES. Persyaratan Penyusunan Diagnosis


Keperawatan

Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau keadaan yang
dihadapi

1. Spesifi dan akurat (pasti)

2. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab

3. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan

4. Dapat dilaksanakan oleh perawat


pencerminan keadaan kesehatan klien

Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis.

Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:

Diagnosa keperawatan :

1.Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.

2.Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.

3.Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.

4.Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi.

Diagnosa Medis :

1.Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.

2.Berorientasi kepada keadaan patologis

3.Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.

4.Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada


perawat.

Faktor-faktor dan Penentuan Resiko/ Sifat Diagnosa Keperawatan

` Dibawah ini merupakan contoh Faktor-faktor disertai dengan penentuan resiko/


sifat diagnosa keperawatan:

a. Gangguan mobilitas fisik

Suatu keadaan dimana individu mengalami keterbatasan kemampuan dalam ketidak


tergantungan pergerakan fisik.

b. Gangguan Perlindungan

Suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan dalam kemampuannya untuk


melindungi diri dari ancaman internal atau eksternal seperti penyakit atau cidera.

c. Gangguan harga diri rendah situsional


Evaluasi/ perasaan negatif tentang diri yang berkembang sebagai respon terhadap
kehilangan atau perubahan pada individu yang dulunya memiliki evaluasi diri yang positif.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN

1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat

2. Bersifat aktual atau potensial

3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan

4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor


penyebab timbulnya masalah tersebut.

ALASAN PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif

2. Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan

3. Meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan lainnya

4. Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam menjamin mutu
asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman
dalam melakukan evaluasi

5. Menciptakan standar praktik keperawatan

6. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

F. Penutup

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien .

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang


diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan
gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan
kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang
perawat.

G.Daftar pustaka

Azis, A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

Donges, ME. 2002. Penerapan Proses


Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Effendy, N. (1995). Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Haryanto. (2007). Konsep dasar keperawatan dengan pemetaan konsep (concept mapping).
Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara et.al. (2004). Fundamentals of nursing: Conepts, Process, and
Practice.Seventh Edition. New Jersey: PEARSON
Lismidar, H. d. (2009). Proses Keperawatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan


Aplikasi Dalam praktik keperawatan Profesional. Jakarata : Selemba Medika.
Potter, & Perry. (2009). Fundamental of Nursing. 7th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby
Elsevier.

Rachmania, D. (2016). Pengembangan Instrument Diagnosis & Intervensi


Keperawatan Berbasis Standardized Nursing Language (NANDA-I, NOC,
NIC). Jurnal Ners. 11(2)

Rohmah, N. (2010). INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN DALAM PEMBELAJARAN


KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK. The
Indonesian Journal of Health Sience, 1(1), 1-11.

Salmawati. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan


Keperawatan di Ruang Perawatan RSUD Labuang Baji Makassar. SKRIPSI-UIN Alauddin
Makassar. Makassar: Tidak Dipublikasikan.
Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA. Vol. 4. No.
2

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember: University Press.

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jember: University Press.

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH'HUY. Surakarta: Kekata Publisher.

Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.

Ttieng, Y. (1993). Prinsip-Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai