Alena Sekar Arum-05-Xips4
Alena Sekar Arum-05-Xips4
Teks anekdot
Absen 05 Absen 15
Teks 1
Stuktur Abstraksi:
Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4
Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke
lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.
Struktur Orientasi:
Tetapi kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel
kereta. Sesuah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang
berwarna merah lalu mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan.
Struktur Krisis:
Kebetulan lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh,
masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal darurat yang
membahayakan. Lalu kereta berhenti tepat di samping tukang kupat tahu tadi.
Tukang Kupat Tahu: “Gak ada apa-apa, pak, tinggal bumbunya saja.”
Struktur Koda:
Seketika itu Masinis turun lalu memukuli tukang kupat tahu.
Amanat:Dari teks diatas dapat diambil amanatnya yaitu kita harus berhati-hati dalam memilih tempat
untuk berjualan atau membeli makanan agar tidak menimbulkan masalah fans seharusnya masinis itu
menyelesaikan masalah dengan kepala dingin supaya tidak menambah konflik permasalahan yang ada.
Teks 2
Struktur abstraksi:
Struktur Orientasi:
Seorang laki-laki kekar tibalah di sebuah rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh
seperti bekas terbakar.
Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri saya sedang
ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu dari istri saya …
saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
Struktur Reaksi:
Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak kenapa?”
Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat karena saya jejeritan. Eh, ada yang nelpon
lagi. Jadi dua-duanya kena.”
Struktur Koda:
Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
Amanat:Dari teks diatas dapat diambil amanatnya yaitu kita harus tetap berhati-hati dan waspada agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan seharusnya dokter tersebut mengobati laki-laki berbadan
kekar itu.
KOLOM NILAI