Anda di halaman 1dari 1

EKONOMI TRANSPORTASI

UAS SEMESTER GANJIL 2020/2021

DOSEN PENGAMPU :
1. SITI ANUGRAH MULYA PUTRI OFRIAL., S.T., M.T.
2. DR. RAHAYU SULISTYORINI., S.T., M.T.

1. (20%)Jelaskan prinsip-prinsip permintaan dan penawaran jasa transportasi (pengertian,


hubungan antara permintaan dan penawaran)

2. (20%) Guna menganalisis kelayakan pembangunan jalan di daerah pedesaan, umumnya


digunakan analisis surplus produksi. Jelaskan metoda analisis surplus produksi tersebut,
serta perbedaannya dengan analisis kelayakan pembangunan jalan di daerah perkotaan yang
padat penduduknya !

3. (10%) Apakah yang dimaksud dengan sifat permintaan transportasi “derived demand”?
4. (10%) Bagaimana transportasi menimbulkan nilai guna tempat dan waktu!
5. (40%) Jalan eksisting sepanjang ±37,34 km. sering mengalami kemacetan sehingga
kecepatan maksimum hanya 35 km/jam dan tundaan 21 menit. Biaya tundaan asumsi Rp.
1000/menit/smp. Direncanakan membuat jalan tembus sehingga kecepatan jalan eksisting
meningkat menjadi 60 km/jam dengan tundaan menurun 18 menit dan jalan tembus tersebut
kecepatannya 50 km/jam dan tundaannya 16 menit.
Total biaya yang dibutuhkan hingga akhir masa proyek adalah sebesar Rp 2.505,32 milyar.
Total biaya itu terdiri atas biaya pembebasan lahan sebesar Rp 365,39 milyar, biaya
pembangunan/konstruksi sebesar Rp 1.144,09 milyar, biaya pemeliharaan rutin sebesar
Rp.101,89 milyar, serta biaya pemeliharaan berkala sebesar Rp.893,95 milyar.

Penghitungan keuntungan (benefit) pada Studi Kelayakan Jalan Tembus Lawang Batu
terbagi menjadi dua skenario, yaitu benefit pada saat do nothing dan pada saat do something.
Do nothing adalah kondisi eksisting dimana belum adanya jalan tembus Lawang Batu,
sedangkan do something adalah kondisi pada saat jalan tembus Lawang Batu telah dibangun
dan beroperasi.

Buatlah analisis kelayakannya!

Anda mungkin juga menyukai