Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT SANJIWANI    

1. PENGKAJIAN

Identitas Klien
Nama : Ny.a
Umur : 25 tahun
Alamat : Gianyar
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : SPG

2. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan disuruh ibu dan kakaknya untuk melanjutkan pengobatan untuk
penyakitnya, klien tampak murung, sering menyendiri dan tidak mau bertemu dengan
siapapun dan sering menangis sendiri, sulit diajak komunikasi.

3. ALASAN MASUK

Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit klien sering menyendiri, menangis sendiri
dikamarnya. Klien juga sulit untuk diajak berbicara oleh orang tuanya.

4. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Klien mengalami luka bakar pada wajah dan tubuh bagian tangan kanan kurang lebih
2 minggu yang lalu.

b. Klien mengatakan wajahnya sangat jelek dan semua orang jijik melihatnya

c. Klien mengatakan keluarganya tidak perduli sama dirinya.

d. Klien sering diejek sama anak-anak yang melihatnya.

5. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-Tanda Vital
 Tekanan Darah :120/80

 Suhu : 36 °C

 RR : 20x/menit

 Nadi :82x/menit

b. Ukuran

 Tinggi Badan :160cm

 Berat Badan : 50 kg

c. Kondisi Fisik

Klien mengalami luka bakar pada wajah sebelah kanan, luka bakar pada tangan kanan
dengan kulit yang sedang mengelupas.

6. PSIKOSOSIAL

A. GENOGRAM

 KET:

: Meninggal : Klien

: Perempuan : Tinggal satu rumah

: Hubungan keluarga

: Laki-laki

B.  KONSEP DIRI
a. Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata karena
bisa melihat dan wajah yang sangat cantik

b. Identitas : Klien mengatakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. 

c. Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak

d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan dan ingin
bekerja lagi.  

e. Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain
ibu dan adiknya, klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, kurang
interaksi sosial.

f. Masalah Keperawatan : harga diri rendah.

g. Hubungan Sosial : Orang yang dekat dengan klien adalah ibu

h. Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti presentasi
di kantornya 

i. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat jalan
temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.

j. Masalah Kepeawatan : Menarik diri.

k. Spiritual Klien mengatakan jarang sembahyang, jika sembahyang klien berdoa agar
cepat sembuh.

7. STATUS MENTAL

a. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju yang sudah lama
tidak diganti.

b. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.

c. Aktivitas Motorik : Klien lebih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.

d. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan dirumah ingin cepat sembuh, klien sedih
belum bisa bertemu teman-temannya .

e. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat


f. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang karena menunduk, sesekali klien
menengadah, selalu menjawab jika ditanya.

g. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan

h. Pola Fikir : Tidak ada waham.

i. Tingkat kesadaran : Klien sadar saat ditanya hari, tanggal dan waktu saat pengkajian,
senin 3 agustus 2020 jam 10.30 WITA.

j. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya

k. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20  – 15= 5

l. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai saat melihat kursi tidak rapi, klien
memilih membereskan kursi.

m. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit

8. MEKANISME KOPING

a. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu. 

b. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri.

c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka
diam.

d. Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

a. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari lingkungan.

b. Masalah dengan kesehatan : Klien mengalami luka bakar.

c. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya..

d. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh keluarga selama klien
tidak kerja

10. POHON MASALAH


Menurut Keliat (1999) pohon masalah pada kasus harga diri rendah adalah sebagai

berikut:

Resiko perilaku kekerasan Akibat

Core
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah problem

Koping individu tidak efektif.


Penyebab

Gambar 2: pohon masalah harga diri rendah (Keliat, 1999)

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI POHON MASALAH

Keliat (1999) berpendapat bahwa diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan dari
pohon masalah tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif.
12. FOKUS INTERVENSI

Fokus intervensi dari diagnosa keperawatan yang muncul diatas pada klien dengan
harga diri rendah adalah sebagai berikut:
1. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah. (Keliat, 1999).
Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1.1. Klien dapat membina berhubungan saling percaya
Kriteria evaluasi: ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak
mata, mau berjabat tangan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk
berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi:
1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatika kebutuhan dasar klien.
Rasional: hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan interaksi
selanjutnya.
1.1.2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria evaluasi: klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimiliki klien di RS,
rumah, dan tempat kerja. Daftar positif keluarga klien dan daftar positif lingkungan
klien.
Intervensi:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
b. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.
c. Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif
klien.
Rasional: diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri
atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya,
reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien, dan pujian yang
realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian.
1.1.3 Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Kriteria evaluasi: klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah
sakit dan klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah.
Intervensi keperawatan:
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di rumah sakit.
c. Berikan pujian.
Rasional: diskusikan pada klien tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat
untuk berubah dan mengerti tentang kemampuan yang dimiliki dapat memotivasi
klien untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
1.1.4 Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Kriteria evaluasi: klien memiliki kemampuan yang akan dilatih, klien mencoba,
dan membuat jadwal harian.
Intervensi keperawatan:
a. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
b. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
d. Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih.
e. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan, buat jadwal kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan
sebagian, dan kegiatan yang membutuhkan bantuan total
f. Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien
g. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
Rasional: klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri, klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya, dan
contoh peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk melaksanakan
kegiatan.
1.1.5 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Kriteria evaluasi: klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan
bantuan atau tergantung), klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri.
Intervensi Keperawatan :
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri kllien dan
memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan
1.1.6 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Kriteria evaluasi: keluarga dapat memberi dukungan dan pujian serta memahami
jadwal kegiatan harian klien.
Intervensi keperawatan:
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah.
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d. Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah.
e. Anjurkan keluaraga untuk memberi pujian pada klien setiap berhasil.
Rasional: mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat
proses penyembuhan klien dan meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat
klien di rumah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif (Keliat, 1999).
Tujuan umum:
Klien dapat memiliki koping yang efektif.
Tujuan khusus:
2.1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya secara bebas.
Kriteria evaluasi: Klien mengungkapkan perasaanya secara bebas.

Intervensi:
a. Ijinkan klien untuk menangis.
b. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara.
c. Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti apabila klien belum siap
membicarakan permasalahannya.
2.2. Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian
yang dihadapi.
Kriteria evaluasinya klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan
dengan kejadian yang dihadapi.
Intervensi:
a. Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami hal yang sama.
b. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi perasaan dan masalah.
c. Identifikasi koping yang pernah dipakai.
d. Diskusikan dengan klien alternatif koping yang tepat bagi klien.
2.3. Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif.
Kriteria evaluasi: klien memodifikasi pola kognitif yang negatif.
Intervensi:
a. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien.
b. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau
substitusi.
c. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
d. Identifikasi ketetapan persepsi klien yang tepat tentang penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak rasional.
e. Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya.
f. Evaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien.
g. Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya dan perubahan yang terjadi.
2.4. Klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatan dirinya.
Kriteria evaluasi: klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan perawatan dirinya.
Intervensi:
a. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatan yang ingin dicapai.
b. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan diri.
c. Berikan klien privasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan.
d. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat.
e. Berikan pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilannya bagus.
f. Motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut.
2.5. Klien dapat memotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.
Kriteria evaluasi: klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.
Intervensi:
a. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan kegiatan pada saat
sekarang bukan pada masa lalu.
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
c.Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien.
d. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif
untuk berpartisipasi dan pencapaiannya.
e.Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan
tidak bersalah.
13. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa I

A. Bina hubungan saling percaya dengan :

 Menyapa klien dengan ramah


 Memperkenalkan diri dengan sopan

 Menanyakan nama lengkap serta alamat klien

 Menunjukan sikap empati, jujur dan menempati janji

 Menanyakan masalah yang dihadapi

B. Bina hubungan terapeutik dengan perawat dengan :

 Pendekatan dengan baik ,menerima klien apa adanya

 Mengidentifikasi perasaan dan reaksi perawatan diri sendiri

 Menyediakan waktu untuk bina hubungan yang sopan

 Memberikan kesempatan untuk merespon

Diagnosa II

A. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dengan :

 Membantu mengidentifikasi dengan aspek yang positif

14. EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa I

S :Klien menjawab salam dan mengatakan selamat pagi,menyebutkan nama dan alamat

O :Klien mau berjabat tangan

:Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

:Klien mau mengutarakan masalahnya

:Klien mampu berbincang – bincang dengan perawat

:Klien mampu merespon tindakan perawat.

A : SP 1 tercapai
Pp : Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.

- Pk : Anjurkan klien untuk dapat menyapa perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang dihadapi .

- Anjurkan klien mampu berkomunikasi,mampu memulai berbicara dan tidak


janggung..

Diagnosa II

S : Klien mengatakan cara penilaian positif tidak boleh berfikir jelek terhadap orang
lain,sopan santun dan ramah yang diutamakan.

O : - Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

- Mendorong agar berpenilaian positif

- Membantu mengungkapkan perasaannya

A : SP 2 teratasi sebagian

P: - lanjutkan SP 1 keluarga

- Anjurkan klien untuk mempertahankan hubungan saling percaya berinteraksi secara


terarah.

Anda mungkin juga menyukai