Anda di halaman 1dari 125

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)
DINAS KESEHATAN
KOTA KUPANG
TAHUN 2017-2022

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


JLN. S. K. LERIK, KELAPA LIMA - KUPANG
Telp. 0380 – 825 796, Fax 0380-825730,
Website : www.dinkes-kotakupang.web.id,
Email : dinkeskotakupang46@gmail.com
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1. Tugas,Fungsi,dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Perangkat Daerah
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih
3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan (K/L), Renstra
Dinkes Prov. NTT, dan Renstra Dinkes Kota Kupang
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAN DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Pengertian Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Kupang
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan
sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut
diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun
2017-2022 adalah dokumen resmi perencanaan yang merupakan
arah dan tujuan bagi seluruh komponen Dinas Kesehatan Kota
Kupang dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)-nya dalam
mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan selama kurun waktu lima tahun kedepan.
Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Daerah
Kota Kupang No. 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susuan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota
Kupang, maka perlu disusun dokumen Rencana Strategis (Renstra).

1.1.2 Proses Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota


Kupang
Dasar hukum dari proses penyusunan Renstara adalah Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 7 dan Pasal 263 dan pasal
272 yang merupakan perubahan dari UU No. 25 tahun 2004,
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja
perangkat daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra OPD).
Selain itu, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana
Strategis OPD telah diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017, yang merupakan pedoman pelaksanaan
yang wajib diacu oleh seluruh OPD dalam menyusun Renstra OPD.
Dalam ketentuan tersebut tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,dan global, dan tetap
berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan dokumen Rencana strategis setidaknya
memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara mencapai
tujuan dan sasaran), yang memuat kebijakan, program dan kegiatan
dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), namun berdasarkan acuan
UU No 23 tahun 2014 sebagai dasar hukum penyusunan Renstra
OPD maka setiap OPD hanya memuat tujuan , sasaran, program,
dan kegiatan pembangunan, sedangkan setiap visi dan misi OPD
melekat langsung pada visi dan misi Kepala Daerah, sehingga secara
tidak langsung diharapkan melalui penyederhanaan sistem seperti
ini pencapaian visi dan misi masing-masing daerah dapat tercapai
dan diukur dengan lebih baik.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka Dinas Kesehatan
Kota Kupang perlu menyusun dan menetapkan Rancangan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2017-2022. Rancangan
Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang ini merupakan dokumen
perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan datang dan
dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau
mungkin timbul.
Proses Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang dapat
dilihat dalam gambar berikut ini
Gambar 1.1 Proses Penyusunan Rencana Strategis OPD
1.1.3 Keterkaitan Antara Renstra Dinkes Kota Kupang dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) merupakan satu kesatuan
yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan lainnya, baik
ditingkat pusat maupun daerah sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
RPJMD tersebut akan dijadikan pedoman penyusunan Renstra
Dinas Kesehatan Kota Kupang . Setiap tahunnya, RPJMD akan
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pemerintah Kota Kupang, dan RKPD ini akan dijadikan acuan bagi
Dinas Kesehatan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas
Kesehatan Kota Kupang.
Dalam kaitan dengan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, penjabaran RPJMD kedalam RKPD Kota Kupang akan
dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Kupang. Sedangkan
bagi Dinas Kesehatan, berdasarkan Renja Dinas Kesehatan disusun
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Setelah RAPBD disahkan
menjadi APBD, maka disusun rincian APBD dalam bentuk DPA
Dinas Kesehatan. Keterkaitan antar dokumen perencanaan dan
penganggaran dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 1.2 Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
Gambar 1.3 Keterkaitan antara RPJMN dengan Dinas Kesehatan

MISI WALIKOTA KUPANG

Mengembangkan Sumber Daya


Manusia (SDM) Yang Sehat,
Cerdas, Berakhlak, Profesional dan
Berdaya Saing (KUPANG SEHAT -
CERDAS)

Mengembangkan Perekonomian
Kota Kupang Yang Berdaya Saing
dengan Meningkatkan Peran Swasta
(KUPANG MAKMUR)

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial


dan Mengembangkan Budaya Kota
Yang Tertib, Aman, Kreatif dan
Berprestasi dalam Menunjang Kota
Jasa (KUPANG BAGAYA-
BERPRESTASI)

Mempersiapkan Kota Kupang


Menuju Metropolitan yang
Berwawasan Lingkungan (KUPANG
HIJAU)

MeningkatkanTatakelola
Pemerintahan Yang Bebas KKN dan
Transparansi Pengelolaan Keuangan
(KUPANG JUJUR)

Membangun Kota Kupang sebagai


Rumah Besar Persaudaraan Dan
Kerukunan Lintas SARA (KUPANG
RUKUN DAN AMAN)
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun
2017-2022 didasarkan pada :
1.2.1. Ketentuan Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
dan Kewenangan Dinas Kesehatan
1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
6. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 16 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Kota Kupang (Lembaga Daerah Kota
Kupang Tahun 2000 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Kupang Nomor 72);
7. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Kupang.

1.2.2. Ketentuan Tentang Perencanaan dan Penganggaran


1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Nomor
5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi
(Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 25 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5107);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
12. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 199); 18.Peraturan Presiden Nomor 2
tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan
Daerah;
16. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Kupang
Tahun 2007-2025;
17. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang Tahun 2011-2031;
18. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Kupang
Tahun 2017-2022.
19. Peraturan Walikota Kupang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penetapan Rencana Strategis Perangkat Daerah kota Kupang
Tahun 2017-2022.

1.2.3 Ketentuan Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang


Kesehatan
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan merupakan acuan
bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak diperolehsetiap warga secara
minimal Adapun indikator dan target Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 1.1 Indikator dan Target Standar Pelayanan Minimal


NO INDIKATOR TARGET
1 Cakupan ibu hamil yang mendapat Pelayanan kesehatan 100
2 Cakupan ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan 100
Cakupan bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
3 100
kesehatan bayi baru lahir
Cakupan anak usia 0-59 tahun yang mendapatkan
4 100
pelayanan kesehatan balita sesuai standar
Cakupan anak usia pendidikan dasar yang mendapat
5 skrining kesehatan sesuai standar
100

Cakupan warga negara usia 15-59 tahun (usia produktif)


6 100
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Cakupan warga negara usia 60 tahun keatas (Lansia)
7 mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
100

Cakupan penderita hipertensi mendapat pelayanan


8 kesehatan sesuai standar
100

Cakupan penyandang Diabetes Mellitus yang mendapat


9 pelayanankesehatan sesuai standar
100
Cakupan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat
10 yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai 100
standar
Cakupan orang dengan Tuberkulosis (TB) mendapatkan
11 pelayanan TB sesuai standar
100

Cakupan orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan


12 pemeriksaan HIV sesuai standar
100

1.2.4 Ketentuan Tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK)


Pemerintah Pusat berkewajiban mengevaluasi kinerja
pemerintahan daerah atau disebut sebagai evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah (EPPD) untuk mengetahui
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian
keluaran dan hasil yang telah direncanakan. Tujuan utama
dilaksanakannya evaluasi, adalah untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya peningkatan
kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang
baik.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan Indikator Kinerja Kunci
(IKK) untuk setiap pengukuran yang secara otomatis akan
menghasilkan peringkat kinerja daerah secara nasional yang dapat
digunakan untuk menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas
pemerintahan daerah dalam rangka mendorong kompetisi antar
daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Rincian Indikator
Kinerja Kunci (IKK) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Target dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan
Kota Kupang Tahun 2016
NO INDIKATOR TARGET
1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 70
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2 94
yang memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
3 (UCI)
85

4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100


Cakupan penemuan dan penanganan penderita
5 penyakit TBC BTA
100

Cakupan penemuan dan penanganan penderita


6 penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
100

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien


7 masyarakat miskin
100

8 Cakupan kunjungan bayi 88

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1.Maksud Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Kota Kupang
Maksud penyusunan Review RENSTRA Dinas Kesehatan Kota Kupang
adalah:
1. Menjabarkan Rencana Strategis Kota dalam Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Jangka Menengah (5 Tahun);
2. Menyelaraskan Rencana Strategis Kota dengan Pelayanan Dinas
Kesehatan, usulan masyarakat, dan Evaluasi Kinerja 5 Tahun
lalu, menjadi Rencana Strategis Dinas Kesehatan;
3. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan kesehatan;
4. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar wilayah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah;
5. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan pengawasan
kegiatan;
6. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
7. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; dan
8. Menyelaraskan dan menyesuaikan dokumen Rencana Strategis
Dinas Kesehatan dengan kebijakan organisasi perangkat daerah
termasuk kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan
fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kota Kupang yang baru.

1.3.2. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan


Kota Kupang
Adapun tujuan penyusunan Review RENSTRA Dinas Kesehatan Kota
Kupang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah untuk:
1. Menjadi pedoman penyelarasan dalam implementasi strategi dan
visi misi Pemerintah Kota Kupang yang ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Kupang
Tahun 2017-2022;
2. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan Dinas Kesehatan
dalam jangka waktu 5 tahun;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran Dinas
Kesehatan;
4. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kerja dan kegiatan
pembangunan kesehatan di kota Kupang sesuai dengan tugas
dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Kupang.

1.4. Sistematika Penulisan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota


Kupang Tahun 2017-2022 disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra Perangkat
Daerah, fungsi Renstra Perangkat Daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan
Renstra Perangkat Daerah, keterkaitan Renstra Perangkat
Daerah dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra
provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja Perangkat
Daerah, Landasan Hukum, maksud dan tujuan, serta
sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan
Kota Kupang dan UPTD-nya dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan, mengulas secara
ringkas sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota
Kupang dan menjelaskan capaian-capaian indikator kinerja
kesehatan penting dalam pelaksanaan rencana strategis
periode sebelumnya, serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan kesehatan.
BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
Memuat Permasalahan-permasalahan pelayanan dan faktor
yang mempengaruhinya, tugas dan fungsi Dinas Kesehatan,
telaahan Rencana Strategis K/L dan Propinsi Nusa Tenggara
Tmur, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, serta Penentua Isu-isu strategis.
BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN
Memuat rumusan pernyataan Tujuan Dan Sasaran jangka
menengah Dinas Kesehatan.
BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Memuat rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan
Dinas Kesehatan dalam lima tahun mendatang.
BAB VI: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Memuat Rencana Program dan Kegiatan, indikator kinerja
Dinas Kesehatan Kota Kupang yang akan dicapai Dinas
Kesehatan Kota Kupang dalam lima tahun mendatang,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif.
BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas
Kesehatan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang
akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
BAB VIII : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah


Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan kesehatan,
upaya-upaya kesehatan perlu dilaksanakan melalui pola-pola struktur
organisasi yang telah ditentukan berdasarkan Tugas Pokok Dinas
Kesehatan Kota Kupang sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota
Kupang Nomor : 6 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Kupang melalui
Sekretaris Daerah.
Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Kepala Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi :
1. Merumuskan kebijakan teknis sesuai kewenangan daerah di
bidang kesehatan yang meliputi kebijakan teknis Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan;
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang kesehatan, yang meliputi Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan;
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas di
bidang Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga,
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan
Lingkungan dan Promosi Kesehatan;
4. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kesehatan yang diberikan
oleh Walikota.
SEKRETARIAT DINAS
Sekretariat Dinas adalah unsur staf/pembantu pimpinan yang dipimpin
oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sekretaris Dinas mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan
pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan
program, dan anggaran Dinas Kesehatan, secara terpadu, serta
mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian,
urusan keuangan dan perlengkapan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Dinas mempunyai
fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta
melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan koordinasi
penyelenggaraan penyusunan program dananggaran Dinas
Kesehatan, serta penyusunan laporan, evalusai pelaksanaan
program Dinas Kesehatan;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta
melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan koordinasi
pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian yang meliputi, urusan
rumah tangga, organisasi, hukum, hubungan masyarakat,
kepegawaian, akreditasi dan pengembangan sumber daya manusia
tenaga kesehatan;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta
melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan koordinasi
pelaksanaan administrasi keuangan dan perlengkapan, yang meliputi
administrasi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi dan
tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan administrasi pengadaan,
pendistribusian, pemeliharaan dan administrasi inventarisasi barang
lingkup Dinas Kesehatan.
Sekretariat Dinas terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
membantu Sekretarisdalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna penyusunan program/perencanaan
dinas kesehatan,
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna penyusunan anggaran Dinas
Kesehatan,
3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi
yang diperlukan guna penyusunan laporan Dinas Kesehatan,
termasuk laporan realisasi keuangan,
4. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna evaluasi pelaksanaan program Dinas
Kesehatan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu


Sekretaris dalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan urusan umum, yang
meliputi, urusan rumah tangga, hukum, humas dan protokoler,
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi
kepegawaian,
3. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi
akreditasi tenaga fungsional kesehatan dan pengembangan SDM
tenaga Kesehatan.

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas membantu


Sekretaris dalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan administrasi
keuangan yang meliputi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti
rugi dan tindak lanjut LHP,
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan
informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan urusan
perlengkapan yang meliputi perencanaan pengadaan barang,
pendistribusian, pemeliharaan dan pengadministrasian inventaris
barang.
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
Bidang Pelayanan Kesehatan adalah unsur pelaksana dinas di
bidangnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas memberi tahu Kepala
Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan
serta mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan, pelaksanaan registrasi dan akreditasi sarana
kesehatan, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Kesehatan
mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan,pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan penyediaan sarana dan prasarana peralatan
kesehatan, termasuk penyelenggaraan kefarmasian, yang meliputi
perencanaan pengadaan, pemanfaatan sarana dan peralatan
kesehatan, di Puskesmas dan jaringannya, perencanaan pengadaan,
pengelolaan dan pengawasan obat, dan kosmetika;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan registrasi dan akreditasi sarana dan peralatan
kesehatan swasta, dan pelayanan kesehatan swasta;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi
pembinaan teknis pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan,
penyelenggaraan kesehatan khusus, dan penyelenggaraan jaminan
kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan
b. Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan, mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam:
1. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pendistribusian,
pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan peralatan kesehatan bagi
Puskesmas dan jaringannya sesuai ketentuan yang berlaku,
2. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pendistribusian dan
pemanfaatan dan pemeliharaan obat Puskesmas dan jaringannya,
3. Melakukan pengawasan peredaran obat, NAPZA (Narkotika,
Psikotrpoika, dan Zat Adiktif lainnya) dan kosmetika,
4. Melakukan bimbingan dan pengendalian peredaran dan penggunaan
narkoba, serta
5. Melakukan bimbingan dan pengendalian penyehatan makanan dan
minuman.
Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan, mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam:
1. Melakukan registrasi, akreditasi tenaga medis, dan perijinan bagi
tenaga para medis/tradisional terlatih dan tenaga non medis,
2. Melakukan kegiatan penertiban perijinan dan registrasi, akreditasi
dan sertifikasi sarana dan peralatan kesehatan Swasta dan
Pemerintah.

Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam:
1. Melakukan upaya pembinaan penyelenggaraan kesehatan dasar
termasuk kesehatan komunitas,
2. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan rujukan, yang meliputi
kesehatan rujukan spesialistik, dan sistem rujukan,
3. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan khusus yang meliputi,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan gigi dan mulut,
4. Melakukan kegiatan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang
meliputi, kepesertaan, pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan.
BIDANG PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT (P2P)
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) adalah unsur
pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan
teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan pengendalian, pemberantasan penyakit, yang
meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan
penyakit, dan penanggulangan masalah kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Pengendalian
dan Pemberantasan
Penyakit (P2P) mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan penyakit,
yang meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan
pemberantasan penyakit;
2. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
penyelenggaraan pengamatan penyakit (surveilans) dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian Laboratorium Dinas Kesehatan dan
Puskesmas;
3. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta
pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pengendalian dan pemberantasan penyakit, yang meliputi
surveilans, epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit
tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra;
4. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta
pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
penanggulangan masalah kesehatan, yang meliputi penyiapan
tenaga, peralatan, bahan dan obat dalam rangka pelaksanaan
P3K(Pertolongan pertama pada kecelakaan), penanganan KLB,
penanggulangan bencana dan imunisasi.
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) terdiri dari :
a. Seksi Pengamatan Penyakit
b. Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit
c. Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan
Seksi Pengamatan Penyakit mempunyai tugas membantu Kepata Bidang
pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam :
1. Melaksanakan pengamatan penyakit melalui surveilans terpadu,
sentinel dan surveilanskhusus,
2. Melaksanakan pengamatan vektor penyakit menular langsung dan
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit
tidak menular, kesehatan haji dan kesehatan dan kesehatan
transmigrasi, melaksanakan survei khusus bidang kesehatan,
3. Melaksanakan pengamatan laboratorium penunjang diagnosa
penyakit yang ada pada dinas kesehatan dan puskesmas, termasuk
perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, tenaga dan regensia
untuk menunjang kualitas Laboratorium Dinas Kesehatan, serta
melaksanakan bimbingan dan pengendalian terhadap Laboratorium
Dinas Kesehatan.
4. Melaksanakan pembinaan SKD (Sistem Kewaspadaan dini) dan
investigasi KLB.

Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit
dalam :
1. Melakukan upaya pengendalian, dan pemberantasan penyakit yang
meliputi surveillance epidemiologi, pengendalian penyakit menular
langsung, penyakit menular bersumber binatang, pengendalian
penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan mata,
2. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis, hasil kegiatan
pemberantasan/ penanggulangan penyakit menular dan tidak
menular, serta menyebarluaskan informasi cara pemberantasannya,
3. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis hasil kegiatan
pemberantasan/ penanggulangan penyakit menular langsung dan
tidak langsung, serta menyebarluaskaninformasi cara
pemberantasannya,
4. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis data,
monitoring, evaluasi dan pelaksanaan pelaksanaan vaksinasi rutin
dan insidental pada unit pelaksana (Posyandu, Puskesmas dan unit
pelaksana lainnya) serta menganalisis hasil penelitian penyakit yang
disebabkan oleh imunisasi (KIPI).
Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit dalam :
1. Melakukan upaya pengendalian wabah dan bencana, yang meliputi,
kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat dan pemulihan,
2. Melaksanakan kegiatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian serta bimbingan dan
pelaksanaan kegiatan P3Ktermasuk penyediaan obat dan alat
kesehatan serta tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada P3K,
3. Melakukan analisis terhadap penyebab masalah kesehatan serta
penanggulangannya, Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian
bimbingan dan pelaksanaan masalah kesehatan dan KLB penyakit
yang meliputi managemen informasi, dana dan sarana.

BIDANG KESEHATAN KELUARGA


Bidang Kesehatan Keluarga adalah unsur pelaksana dinas di bidang
yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Kesehatan Keluarga
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam
merumuskankebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu, dan
pelayanan kesehatan Keluarga, pelayanan kesehatan anak, remaja dan
usila serta pembinaan peningkatan gizi keluarga dan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, bidang kesehatan
keluarga mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peningkatan kesehatan ibu, keluarga danpelayanan kontrasepsi KB;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan peningkatan kesehatan anak dan remaja, penyelenggaraan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan peningkatan kesehatan usia
lanjut;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan peningkatan gizi keluarga dan masyarakat.
Bidang Kesehatan Keluarga Terdiri dari :
a. Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga
b. Seksi Anak, Remaja dan Usila
c. Seksi Gizi

Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala


Bidang Kesehatan Keluarga dalam :
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan
ibu, keluarga dan pelayanan KB,
2. Melakukan bimbingan, pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan kegiatan upayapeningkatan kesehatan ibu dan KB,
3. Melakukan pembinaan kemitraan dari kerjasama lintas sektor
dalam upaya peningkatankesehatan ibu dan KB.

Seksi Anak, Remaja dan Usila mempunyai tugas membantu Kepala


Bidang Kesehatan Keluarga
dalam :
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan
anak, remaja usaha kesehatan sekolah dan usila,
2. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kesehatan anak, remaja
dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), melakukan bimbingan,
pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan
peningkatan kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dan usila,
3. Melakukan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dalam
upaya peningkatan kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan usila,
4. Melakukan identifikasi masalah kesehatan anak, remaja, Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila,
5. Melakukan pembinaan teknis program kesehatan anak, remaja,
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila.

Seksi Gizi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan


Keluarga dalam :
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan gizi keluarga
dan masyarakat; Menyelenggarakan kegiatan program peningkatan
gizi keluarga dan masyarakat,melaksanakan bimbingan;
pengawasan dan pengendalian penyelenggaraankegiatan upaya
peningkatan gizi keluarga dan masyarakat;
2. Melaksanakan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor
dalam rangka upaya peningkatan gizi keluarga dan masyarakat;

BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN


Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan adalah unsur
pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan
teknis dan kebijakan pelaksanaan
serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyehatan tempat
pengolahan makanan, pengawasan kesehatan lingkungan dan promosi
kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Penyehatan
Lingkungan dan Promosi
Kesehatan mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan,pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
tempat pengolahan makanan dan minuman baik pada tempat-
tempat industri pengolahan makanan maupun pada rumah-rumah
makan dan restoran;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pencegahan keracunan pada makanan dan minuman
serta pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan
kebersihan tempat-tempat umum dan melakukan pengawasan,
pemantauan pencemaran lingkungan tempat-tempat umum;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
kualitas air serta pencegahan terhadap pencemaran air, perbaikan
kualitas air dan kesehatan Iingkungan;
4. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
kualitas lingkungan perumahan, lingkungan pemukiman,
pembinaan pengelolaan sampah dan pemantauan pencemaran di
lingkungan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA);
5. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan,pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peningkatan kesehatan masyarakat pekerja serta pencegahan dan
perlindungan terhadap kecelakaan kerja;
6. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit
berbasis lingkungan serta pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak
KesehatanLingkungan (ADKL), penyusunan kebijakan teknis dan
kebijakan pelaksanaan serta
7. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan promosi kesehatan masyarakat, pembinaan kemitraan
dan peran serta masyarakat dalam upaya promosi kesehatan serta
peningkatan sistem informasi kesehatan.

Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan terdiri dari :


a. Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan
b. Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan
c. Seksi Promosi Kesehatan

Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan dalam :
1. Melakukan upaya pengumpulan bahan, pembinaan dan pengawasan
terhadap tempat pengolahan makanan (industri makanan dan
minuman, rumah makan dan restoran),
2. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna
pelaksanaan kegiatan pencegahan keracunan makanan dan
minuman,
3. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna
pelaksanaan kegiatan peningkatan kebersihan tempat-tempat
umum,
4. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna
pelaksanaan kegiatan pemantauan pencemaran makanan.

Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membantu


Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan :
1. Melakukan pembinaan dan petunjuk cara pengawasan kualitas air,
mengumpulkan danmengestimasi bahan guna pencegahan,
pencemaran dan perbaikan kualitas air serta kesehatan lingkungan,
2. Mengumpulkan bahan perencanaan peningkatan kebersihan
lingkungan pemukiman serta melakukan koordinasi kegiatan
peningkatan kebersihan lingkungan,
3. Mengumpulkan dan melakukan estimasi bahan guna pelaksanaan
kegiatan pengawasan kualitas lingkungan perumahan serta
pencegahan pencemaran lingkungan,
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan pengelolaan sampah serta
melakukan pemantauan pencemaran di lingkungan Tempat
pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA),
5. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengendalian dan
pemberantasan vektor penyakit berbasis lingkungan serta
pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
(ADKL).

Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Penyehatan Lingkungan
dan Promosi Kesehatan dalam :
1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan
dengan menggunakan metode dan media penyampaian promosi
kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat luas,
2. Melakukan pembinaan dan pengembangan kemitraan dan peran
serta masyarakat gunameningkatkan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan,
3. Melaksanakan peningkatan sistem informasi kesehatan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas
Kesehatan Kota Kupang yang terdiri dari :
1. UPTD Puskesmas Alak
2. UPTD Puskesmas Kupang Kota
3. UPTD Puskesmas Pasir Panjang
4. UPTD Puskesmas Oesapa
5. UPTD Puskesmas Penfui
6. UPTD Puskesmas Sikumana
7. UPTD Puskesmas Oebobo
8. UPTD Puskesmas Oepoi
9. UPTD Puskesmas Naioni
10. UPTD Puskesmas Bakunase
11. UPTD Puskesmas Manutapen
12. UPTD Instalasi Farmasi
13. UPTD Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Kupang
2.2. Sumber daya Perangkat Daerah
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Kupang
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dilingkungan Dinas
Kesehatan Kota Kupang dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Puskesmas, Instalasi Farmasi dan Laboratorium Kesehatan
Lingkungan sampai dengan Desember 2016 berjumlah 771 orang
dengan rincian sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kota Kupang


berdasarkan Jabatan
UNIT KERJA
LABORATORIUM BRIGADE
NO JABATAN INSTALASI %
DINAS PUSKESMAS KESEHATAN KUPANG
FARMASI
LINGKUNGAN SEHAT
1 Struktural Eselon II 1 - - - - 0.18
2 Struktural Eselon III 5 - - - - 0.89
3 Struktural Eselon IV 15 22 2 2 - 7.30
4 Pelaksana Fungsional Kesehatan 6 419 3 4 14 79.36
5 Pelaksana Fungsional Umum 44 19 3 - 3 12.28
Jumlah 71 460 8 6 17 100.00

b. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kota Kupang


berdasarkan Jenis Kepegawaian
UNIT KERJA
LABORATORIUM BRIGADE
NO JENIS KEPEGAWAIAN INSTALASI %
DINAS PUSKESMAS KESEHATAN KUPANG
FARMASI
LINGKUNGAN SEHAT
1 PNS 70 456 8 6 17 72.34
2 CPNS 1 4 - - - 0.65
3 PTT 19 164 2 - 23 27.01
Jumlah 90 624 10 6 40 100.00
c. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kota Kupang
berdasarkan Golongan
UNIT KERJA
LABORATORIUM BRIGADE
NO GOLONGAN INSTALASI %
DINAS PUSKESMAS KESEHATAN KUPANG
FARMASI
LINGKUNGAN SEHAT
1 Golongan IV 9 7 - 1 - 3.02
2 Golongan III 57 357 5 3 7 76.33
3 Golongan II 5 93 3 2 10 20.11
4 Golongan I - 3 - - - 0.53
Jumlah 71 460 8 6 17 100.00

d. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kota Kupang


berdasarkan Tingkat Pendidikan
UNIT KERJA
LABORATORIUM BRIGADE
NO JENIS PENJENGJANGAN DIKLAT INSTALASI %
DINAS PUSKESMAS KESEHATAN KUPANG
FARMASI
LINGKUNGAN SEHAT
1 Diklat PIM II 1 - - - - 8.33
2 Spama/Diklat PIM III 2 - - - - 16.67
3 Adum/Adumla/Diklat PIM IV 6 2 1 - - 75.00
Jumlah 9 2 1 0 0 100.00
e. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kota Kupang berdasarkan Tingkat Pendidikan
UNIT KERJA
LABORATORIUM
BRIGADE KUPANG %
NO TINGKAT PENDIDIKAN DINAS PUSKESMAS INSTALASI FARMASI KESEHATAN
SEHAT
LINGKUNGAN
PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT
1 S2 - - - - - - - - - -
Kesehatan 5 - 3 - - - 1 - - - 1.17
Umum 1 - - - - - - - - - 0.13
2 S1 - - - - - - - - -
Dokter Umum 1 - 18 25 - - - - 2 5 6.62
Dokter Gigi - 15 3 - - - - - - 2.34
Apoteker 5 - 2 - 1 - - - - - 1.04
Nurse 2 - 5 1 - - - - 1 2 1.43
Keperawatan - 10 2 - - - - - 3 1.95
Kebidanan 1 - 2 - - - - - - 0.39
SGz - 3 - - - - - - - 0.39
Kesehatan Masyarakat 27 2 24 2 1 1 7.40
Analis Kesehatan - - 1 - - - - - - - 0.13
Teknik Lingkungan 1 - - - - - - - - - 0.13
Umum 8 4 2 14 - - - - - - 3.64
3 D-IV - - - - - - - - - -
Keperawatan - - 1 - - - - - - - 0.13
Kebidanan - - 19 - - - - - - - 2.47
Gizi - - 1 - - - - - - - 0.13
Kesehatan Gigi - - 2 - - - - - - - 0.26
4 D-III - - - - - - - - - -
AKBID 1 - 87 38 - - - - 1 5 17.14
AKPER 7 - 75 13 - - - - 10 2 13.90
AKFAR 1 - 15 1 2 - - - - - 2.47
AAK - - 8 7 - - 3 - - - 2.34
AKZI - - 14 2 - - - - - - 2.08
AAKM - - 1 - - - - - - 0.13
AKG - - 13 2 - - - - - - 1.95
AKL 5 - 14 1 - - - - - - 2.60
Umum - - 1 - - - - - - 0.13
5 D-I - - - - - - - - - -
SPPH - - 5 - - - 1 - - - 0.78
BIDAN - - 34 - - - - - - - 4.42
SPAG - - 3 - - - - - - - 0.39
6 SMA - - - - - - - - -
SPK 1 - 36 - - - - - - - 4.81
SMF - - 8 1 1 - - - - - 1.30
SPRG - - 10 - - - - - - - 1.30
SPAG - - - - - - - - - - 0.00
SMAK - - 2 - - - - - - - 0.26
UMUM 5 13 23 45 3 2 3 6 12.99
7 SMP - - - 2 - - - - - - 0.26
8 SD - - 4 4 - - - - - - 1.04
JUMLAH 71 19 460 164 8 2 6 0 17 23 100.00
2.2.2. Anggaran
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah merupakan unsur penting dalam mendukung
penyediaan kebutuhan belanja daerah. Secara rinci Pendapatan
Dinas Kesehatan Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.
b. Belanja Daerah
Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berdasarkan pada
anggaran kinerja (performance budget) yaitu belanja daerah yang
berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Secara rinci
realisasi belanja daerah Dinas Kesehatan Kota Kupang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan OPD Dinas Kesehatan
Propinsi NTT / Kota Kupang

Rasio antara Realisasi dan Anggaran


Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke- Rata-rata Pertumbuhan
Uraian Tahun ke-
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PENDAPATAN
DAERAH
Pendapatan Asli
3,668,632,500 11,139,727,250 12,042,654,050 12,707,516,750 12,811,163,500 3,604,944,948 11,275,502,753 12,695,968,539 12,185,601,786 13,365,376,460 98.26 101.22 105.43 95.89 104.33 12,077,437,000 12,644,387,470
Daerah
Hasil retribusi
3,668,632,500 1,208,731,250 1,360,081,250 1,364,353,250 1,468,000,000 3,604,944,948 963,687,750 1,786,622,285 1,437,556,500 1,426,183,000 98.26 79.73 131.36 105.37 97.15 734,273,500 705,194,010
daerah
Lain-lain PAD yang
- 9,930,996,000 10,682,572,800 11,343,163,500 11,343,163,500 - 10,311,815,003 10,909,346,254 10,748,045,286 11,939,193,460 - 103.83 102.12 94.75 105.25 11,343,163,500 11,939,193,460
sah

BELANJA DAERAH

Belanja Tidak
29,699,573,683 31,502,625,562 33,237,236,763 35,061,048,563 30,059,578,800 28,450,312,346 30,469,143,554 32,389,289,306 34,675,457,293 29,399,392,776 95.79 96.72 97.45 98.90 97.80 24,119,664,063 23,709,330,307
Langsung

Belanja Pegawai 29,699,573,683 31,502,625,562 33,237,236,763 35,061,048,563 30,059,578,800 28,450,312,346 30,469,143,554 32,389,289,306 34,675,457,293 29,399,392,776 95.79 96.72 97.45 98.90 97.80 24,119,664,063 23,709,330,307

Belanja Langsung 23,744,960,872 36,157,760,312 37,546,354,465 56,167,860,909 71,229,460,305 19,327,694,425 33,207,790,412 35,623,945,759 50,279,277,024 62,940,712,472 81.40 91.84 94.88 89.52 88.36 66,480,468,131 59,075,173,587

Belanja Pegawai 1,503,950,000 2,714,175,000 3,920,800,000 6,198,150,000 13,571,580,000 1,438,100,000 2,530,673,750 3,778,947,500 5,773,561,250 12,939,526,167 95.62 93.24 96.38 93.15 95.34 13,270,790,000 12,651,906,167

Belanja Barang dan


17,988,084,260 27,401,599,572 27,361,130,774 36,051,387,363 46,971,483,876 13,737,313,864 24,881,912,992 25,850,455,374 32,138,679,169 39,654,467,513 76.37 90.80 94.48 89.15 84.42 43,373,867,024 36,907,004,740
Jasa

Belanja Modal 4,252,926,612 6,041,985,740 6,264,423,691 13,918,323,546 10,686,396,429 4,152,280,561 5,795,203,670 5,994,542,885 12,367,036,605 10,346,718,792 97.63 95.92 95.69 88.85 96.82 9,835,811,107 9,516,262,680

Total 53,444,534,555 67,660,385,874 70,783,591,228 91,228,909,472 101,289,039,105 47,778,006,771 63,676,933,966 68,013,235,065 84,954,734,317 92,340,105,248 89.40 94.11 96.09 93.12 91.16 90,600,132,194 82,784,503,894
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Indikator Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya mengemukakan ada/tidaknya kesenjangan/gap
pelayanan kesehatan, target yang telah tercapai, faktor apa saja yang
mempengaruhi keberhasilan pelayanan ini, pada pelayanan mana saja
target belum tercapai serta faktor yang mempengaruhi belum
berhasilnya pelayanan tersebut. Hasil interpretasi ini ditujukan untuk
menggambarkan potensi dan permasalahan pelayanan Dinas
kesehatan ditinjau dari kinerja pelayanan periode sebelumnya.
Dalam bagian ini akan dikemukakan tingkat capaian kinerja perangkat
daerah berdasarkan sasaran/ target renstra perangkat daerah periode
sebelumnya, pencapaian menurut standar pelayanan minimal bidang
kesehatan untuk urusan wajib, dan indicator kinerja pelayanan
penrangkat daerah lainnya seperti indikator kinerja utama (IKU) dan
indikator kinerja kunci (IKK) yang telah diratifikasi oleh pemerintah.
Pencapaian kinerja dimaksud akan disajikan dalam tebal T-C.23
sebagai berikut :
Tabel T-C. 23
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah pada Dinas Kesehatan
Kota Kupang
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
SPM
I Pelayanan Kesehatan Dasar

1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 95 88 90 92 94 95 82.27 82.97 79.76 83.88 80.0 93.49 92.19 86.69 89.23 84.21

Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang


2 80 40 50 50 70 80 49.19 53.03 53.70 61.79 58.00 122.97 106.06 107.39 88.27 72.50
ditangani.
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3 atau tenaga kesehatan yang memiliki 90 85 86 90 94 97 91.00 82.50 86.07 97.01 89.07 107.06 95.93 95.63 103.21 91.82
kompetensi kebidanan.
4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90 70 75 80 85 90 82.15 84.16 78.93 94.63 88.0 117.35 112.21 98.66 111.33 97.78

Cakupan neonatal dengan komplikasi yang


5 80 40 50 60 70 80 32.41 20.12 26.01 17.82 16 81.03 40.25 43.35 25.45 20.00
ditangani

6 Cakupan kunjungan bayi. 90 82 84 86 88 90 100.40 93.52 62.55 107.54 90.01 122.43 111.33 72.73 122.21 100.01

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child


7 100 70 75 80 85 85 68.63 58.82 41.18 58.82 56.86 98.04 78.43 51.47 69.20 66.89
Immunization (UCI).

8 Cakupan pelayanan anak balita. 90 20 30 35 40 45 93.11 88.28 93.37 94.31 47.00 465.54 294.26 266.77 235.79 104.44

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI


9 100 100 100 100 100 100 28.13 74.63 45.81 30.53 100 28.13 74.63 45.81 30.53 100.00
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.

10 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan


11 100 60 65 70 75 80 68.18 100.00 92.73 62.58 89.9 113.63 153.85 132.47 83.44 112.38
setingkat

12 Cakupan peserta KB Aktif 70 65 66 68 69 70 75.64 66.44 62.37 53.63 59.0 116.37 100.66 91.72 77.73 84.29

Cakupan Penemuan dan penanganan


13
penderita penyakit
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
a 100 100 100 100 100 100 2.73 3.09 4.40 9.28 5 2.73 3.09 4.40 9.28 5.00
100.000 penduduk < 15 tahun
b Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 100 100 100 100 100 4.53 3.12 1.26 5.78 7.32 4.53 3.12 1.26 5.78 7.32
c Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100 100 100 100 100 100 166.96 80.18 78.80 85.26 41.40 166.96 80.18 78.80 85.26 41.40
d Penderita DBD yang Ditangani 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
e Penemuan Penderita Diare 100 100 100 100 100 100 49.83 46.31 45.52 39.69 77.1 49.83 46.31 45.52 39.69 77.10
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
14 100 100 100 100 100 100 75.38 24.38 19.51 18.46 32.57 75.38 24.38 19.51 18.46 32.57
masyarakat miskin
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
SPM

II Pelayanan Kesehatan Rujukan


Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
15 100 100 100 100 100 100 0.50 0.55 0.95 0.52 0.93 0.50 0.55 0.95 0.52 0.93
masyarakat miskin.
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg
16 100 10 20 30 40 50 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 1,000.00 500.00 333.33 250.00 200.00
harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kota.
IIIPenyelidikan
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
17 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 KLB KLB KLB KLB KLB KLB KLB KLB
IV Promosi

18 Cakupan Desa Siaga Aktif 80 20 30 40 50 60 17.65 13.73 100.00 100.00 100 88.24 45.75 250.00 200.00 166.67
IKK
1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 40 50 50 70 80 49.19 53.03 53.70 61.79 58.00 122.97 106.06 107.39 88.27 72.50
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
2 97 85 86 90 94 97 91.00 82.50 86.07 97.01 89.07 107.06 95.93 95.63 103.21 91.82
kesehatan yang memiliki kompetensi
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
3 85 70 75 80 85 85 68.63 58.82 41.18 58.82 56.86 98.04 78.43 51.47 69.20 66.89
Immunization (UCI)
4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Cakupan Penemuan dan penanganan
5 100 100 100 100 100 100 76.15 38.40 38.17 40.59 41.40 76.15 38.40 38.17 40.59 41.4
penderita penyakit TBC BTA (+)
Cakupan Penemuan dan penanganan
6 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.0 100.00 100.00 100.00 100.00 100
penderita penyakit DBD
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
7 100 100 100 100 100 100 0.50 0.55 0.95 0.52 74.79 0.50 0.55 0.95 0.52 74.79
masyarakat miskin
8 Cakupan Kunjungan Bayi 95 82 84 86 88 90 100.40 93.52 62.55 107.54 90.01 122.43 111.33 72.73 122.21 100.01
IKU
Meningkatnya Kelangsungan Hidup Ibu dan
I
Bayi
1 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 1 5 3 3 2 1 6.35 3.38 3.87 2.05 4.35 127.00 112.67 129.00 102.50 435.00

2 Angka Kematian Balita per 1000 balita 0 5 35 2 1 0 0.49 3.84 0.12 4.94 5.06 9.80 10.97 6.00 494.00 #DIV/0!

3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tangani 80 40 50 50 70 80 49.19 53.03 53.70 61.79 58.00 122.97 106.06 107.39 88.27 72.50

4 Cakupan Persalinan Nakes 97 85 86 90 94 97 91.00 82.50 86.07 97.01 89.07 107.06 95.93 95.63 103.21 91.82

Angka kematian ibu melahirkan per 100.000


5 30 70 40 50 40 30 61.07 81.47 60.00 48.00 47.00 87.24 203.68 1.20 1.20 1.57
kelahiran hidup
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
II Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
1 Usia Harapan Hidup 70 65 66 67 68 70 68.09 68.14 68.34 68.46 104.75 103.24 102.00 100.68 -
Cakupan Kelurahan dengan Universal Child
2 85 70 75 80 85 85 68.63 58.82 41.18 58.82 56.86 98.04 78.43 51.47 69.20 66.89
Immunization (UCI)
3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria <1 <1 <1 <1 <1 <1 1.12 0.54 0.29 0.15 0.26 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

4 Angka Kesakitan karena penyakit TBC ≤ 210 210 210 210 210 210 167.00 137.20 203.13 211.00 186 79.52 65.33 96.73 100.48 88.57

5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD ≤ 51 75 70 70 60 51 73.20 26.55 61.14 96.00 132 kss 97.60 37.93 87.35 160.00 #VALUE!

6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare ≤ 250 285 280 280 280 250 21.08 19.59 19.25 17.00 16 7.40 7.00 6.88 6.07 6.40

7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta ≤ 13 18 16 16 14 13 17.24 15.61 18.93 13.00 17 95.80 97.54 118.32 92.86 130.77

8 Angka Prevalensi Kasus HIV < 0,5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.24 0.03 0.21 0.05 0.06 48.00 6.00 42.00 10.00 12.00
Tidak
Cakupan KLB (penyakit menular) yang Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
9 Tidak Ada KLB 100 100 100 100 Ada 100.00 100.00
ditangani KLB KLB KLB KLB KLB KLB KLB KLB
KLB
III Menurunnya Kasus Gizi Buruk
1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi) <1 1 1 1 1 1 2.27 1.08 1.48 1.90 1.23 227.00 108.00 148.00 190.00 123.00
Angka anak - anak di bawah berat badan
2 25 25 25 25 25 25 15.68 2.40 3.04 3.10 3.4 62.72 9.60 12.16 12.40 13.60
normal (Gizi Kurang)
3 Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif 80 80 80 80 80 80 57.06 57.74 52.76 67.13 47.23 71.33 72.18 65.95 83.91 59.04
Meningkatnya Upaya Pnyehatan Lingkungan
IV
Sehat dan Sanitasi Perorangan
Persentase rumah yang mempunyai Jamban
1 90 65 65 65 70 90 96.86 32.43 93.23 83.60 79.78 149.02 49.89 143.43 119.43 88.64
Keluarga Sehat
Persentase keluarga yang mempunyai SPAL,
2 75 60 60 60 70 75 45.00 78.71 85.80 54.00 58.49 75.00 131.18 143.00 77.14 77.99
TSK sehat
3 Persentase Rumah Tangga Sehat 85 80 80 80 85 85 72.43 29.93 36.50 77.10 81.55 90.54 37.41 45.63 90.71 95.94

4 Persentase RT Ber-PHBS 65 40 50 50 60 65 32.36 33.91 43.23 33.60 37.64 80.90 67.82 86.46 56.00 57.91
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Meningkatnya Upaya Pelayanan Kesehatan
V
Masyarakat di Kota Kupang
Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis dan
1 para medis, termasuk PTT) terhadap jumlah
penduduk pada suatu saat.

a Dokter (Termasuk Tenaga PTT) 1 1 1 1 1 1 1.09 0.89 0.91 1.09 1.04 109.00 89.00 91.00 109.00 104.00

b Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT) 1 1 1 1 1 1 0.38 0.29 0.39 0.35 0.39 38.00 29.00 39.00 35.00 39.00

c Bidan (Termasuk Tenaga PTT) 1 1 1 1 1 1 4.57 0.43 0.45 0.47 0.46 457.00 43.00 45.00 47.00 46.00

d Perawat 1 1 1 1 1 1 3.94 0.37 0.40 0.40 0.39 394.00 37.00 40.00 40.00 39.00
Persentase penduduk miskin yang terjangkau
2 75 50 75 75 75 75 304859 jiwa 217360 jiwa 305006 jiwa 305006 jiwa 173 230.67
dalam jamkesmas/jamkesda
Persentase penduduk yang memanfaatkan
3 15 15 15 15 15 15 222,336 19.36 14,822.40 1.29
Puskesmas/Rumah sakit
Terpenuhinya Sarana Prasarana Kesehatan
VI bagi Puskesmas dan Pustu di Wilayah Kota
Kupang
1 Rasio Puskesmas rawat inap 1 1 1 1 1 1 40.00 0.21 0.67 0.67 0.67 4,000.00 21.00 67.00 67.00 67.00

2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

3 Rasio Pustu 1 1 1 1 1 1 0.96 1.02 1.02 0.97 0.97 96.00 102.00 102.00 97.00 97.00
Persentase ketersediaan obat-obatan sesuai
4 kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu 90 90 90 90 90 90 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 111.11 111.11 111.11 111.11 111.11
(standar askes)
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
RENSTRA

Rasio Puskesmas rawat Inap 1 per Kec 1 1 1 1 1 40.00 0.21 0.67 0.67 0.67 4,000.00 21.00 67.00 67.00 67.00

1 per 20.000
Rasio Puskesmas per penduduk 1 1 1 1 1 0.53 0.52 0.56 0.55 0.53 53.00 52.00 56.00 55.00 53.31
penduduk

1 per 10.000
Rasio Pustu per penduduk atau rasio Pustu per
penduduk atau 1 1 1 1 1 1.04 1.04 1.02 0.85 0.97 104.00 104.00 102.00 84.52 97.00
Kelurahan
1 per kel

Rasio Posyandu per balita 1 per 50 balita 1 1 1 1 1 2.20 1.50 1.61 0.80 0.40 220.00 150.00 161.00 80.49 39.68

1 per 5.000
Rasio Klinik Bersalin per penduduk 1 1 1 1 1 0.29 0.31 0.24 0.36 0.38 0.29 0.31 0.24 0.36 0.38
penddk
Rasio Tempat Tidur Puskesmas Rawat Inap 10 TT 10 10 10 10 10 8 8 8 8 8 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00
1 per 10.000
Rasio Dokter 1 1 1 1 1 0.40 0.89 0.90 1.22 40.00 89.00 90.00 122.00
penduduk
1 per 10.000
Rasio Dokter Gigi 1 1 1 1 1 0.26 0.29 0.38 0.45 26.00 29.00 38.00 45.00
penduduk
1 per 10.000
Rasio Apoteker 1 1 1 1 1 0.13 0.05 0.10 0.05 13.00 5.00 10.00 5.00
penduduk
2 per 10.000
Rasio Asisten Apoteker 2 2 2 2 2 0.85 0.62 0.67 0.35 42.50 31.00 33.50 17.50
penduduk
2 per 10.000
Rasio Analis 2 2 2 2 2 0.48 0.36 0.38 0.26 24.00 18.00 19.00 13.00
penduduk
1 per 1.000
Rasio Bidan 1 1 1 1 1 3.94 0.39 0.45 0.47 394.00 39.00 45.00 47.00
penduduk
1 per 1.000
Rasio Perawat 1 1 1 1 1 3.99 0.37 0.39 0.40 399.00 37.00 39.00 40.00
penduduk
2 per 10.000
Rasio Perawat gigi 2 2 2 2 2 0.69 0.68 0.64 0.34 34.50 34.00 32.00 17.00
penduduk
1 per 5.000
Rasio Ahli Gizi 1 1 1 1 1 0.63 0.30 0.56 0.30 63.00 30.00 56.00 30.00
penduduk atau
1 per 5.000
Rasio Ahli Sanitasi 1 1 1 1 1 0.74 0.67 0.34 74.00 #VALUE! 67.00 34.00
penduduk
1 per 10.000
Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat 1 1 1 1 1 1.08 0.34 0.36 0.40 108.00 34.00 36.00 40.00
penduduk
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rata – Rata Persentase Anggaran Kesehatan
15 6 8 12 14 15 5.95 6.19 5.71 7.00 99.17 77.38 47.58 50.00
Dalam APBD
Dokumen Yankes (RKA-SKPD, DPA-SKPD,
Profil Kesehatan, LAKIP, Renstra, Laporan 6 dok 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 100.00 83.33 83.33 83.33 83.33
Tahunan)
Persentase Monev Program 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Persentase SIK On Line (SIK Terpadu) 100 60 70 80 90 100 20 20 20 20 20 33.33 28.57 25.00 22.22 20.00

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil ke 1 100 100 100 100 100 100 97.70 97.00 97.70 98.60 94 97.70 97.00 97.70 98.60 94.00

Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil ke 4 95 88 90 92 94 95 82.27 83.00 79.76 83.90 80 93.49 92.22 86.70 89.26 84.21
Cakupan Deteksi Bumil Resti oleh :
a. Nakes 15 85 88 25 20 15 49.20 53.04 53.69 61.78 58 57.88 60.27 214.76 308.90 386.67

b. Masyarakat 85 60 70 75 80 85 72 61 44.5 30.1 36 120.00 87.14 59.33 37.63 42.35


Cakupan Ibu Hamil Risti :
a. Yang ditangani 90 85 86 88 89 90 49.2 53.04 53.69 67.9 71 57.88 61.67 61.01 76.29 78.89

b. Yang dirujuk 10 10 10 10 10 10 49 48 51 34.2 39 490.00 480.00 510.00 342.00 390.00


Cakupan Pertolongan Persalinan oleh :
a. Nakes 97 85 88 90 94 97 91.00 82.50 86.07 97.00 89 107.06 93.75 95.63 103.19 91.75

b. Non Nakes 3 5 4.5 4 3.4 3 2 3.1 2.96 3.0 11 40.00 68.89 74.00 88.24 366.67
Cakupan Kunjungan Nifas
a. KF 1 97 88 90 92 95 97 92 84 87 98.98 90 104.55 93.33 94.57 104.19 92.78
b. KF 2 90 73 75 80 85 90 86.4 81 82 95.24 89 118.36 108.00 102.50 112.05 98.89
c. KF 3 90 70 75 80 85 90 82.0 84.2 78.9 94.6 88 117.14 112.27 98.63 111.29 97.78
Cakupan pemeriksaan Bumil dengan Anemia 35 31 32 33 34 35 14.8 17.6 16.1 16.34 20.6 47.74 55.00 48.79 48.06 58.86

Cakupan Bumil dengan Anemia yang ditangani 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Cakupan peserta KB Aktif 70 65 66 68 69 70 75.64 66.44 62.37 53.63 59 116.37 100.66 91.72 77.73 84.29

Cakupan Bumil KEK <10 <10 <10 <10 <10 <10 12.8 12.3 15.7 12.57 15.57 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Cakupan Kunjungan Bayi 95 83 85 87 90 95 100.40 93.52 62.55 107.54 90 120.96 110.02 71.90 119.49 94.74

a. KN 1 100 80 85 90 95 100 98.70 87.40 91.32 98.94 99 123.38 102.82 101.47 104.15 99.00

b. KN 2 90 85 86 88 89 90 89.3 82.6 86.29 95.35 98 105.06 96.05 98.06 107.13 108.89


Cakupan BBLR
a. Yang ditanggani (sesuai kemampuan) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

b. Yang dirujuk (sesuai indikasi) 80 40 50 60 70 80 0.16 0.35 0.46 1.8 0.7 0.40 0.70 0.77 2.57 0.88
Cakupan Neonatal Resti yang Ditanggani
100 100 100 100 100 100 39.4 20.1 26.0 17.8 16 39.40 20.10 26.00 17.80 16.00
(sesuai kemampuan)
Rujukan kasus Resti Neonatal 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Cakupan kunjungan bayi 95 83 85 87 90 95 100.40 93.52 62.55 107.54 90 120.96 110.02 71.90 119.49 94.74

Cakupan penanganan komplikasi :

a. Obstetri 80 40 50 60 70 80 49.2 53 54 61.79 58 123.00 106.00 90.00 88.27 72.50

b. Neonatal s 40 50 60 70 80 32.4 20.1 26.01 12.82 16 81.00 40.20 43.35 18.31 20.00
Cakupan Balita Mendapat kapsul Vit. A
1-5 Bulan 90 80 80 85 85 90 96.8 91.1 99.00 94.07 95.9 121.00 113.88 116.47 110.67 106.56

6-59 Bulan 90 80 80 85 85 90 93.11 93.45 94.24 92 94.87 116.39 116.81 110.87 108.24 105.41

Cakupan Bufas mendapat kapsul Vit A 90 70 70 70 80 90 86.99 80.55 84.96 98.6 90 124.27 115.07 121.37 123.25 100.00

Cakupan Bumil yg mendapat 90 tablet Fe 90 85 85 85 90 90 74.83 68.68 76.86 98.56 89 88.04 80.80 90.42 109.51 98.89

Bayi yg mendapat ASI Eksklusif 80 80 80 80 80 80 68.63 58.80 52.76 67.13 47.23 85.79 73.50 65.95 83.91 59.04
Cakupan pemberian MPASI anak Usia 6 - 24
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
bln kelg. Miskin
Cakupan Balita gizi buruk yg mendapat
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
perawatan
Tidak ada
Cakupan DDTK anak Balita & Prasekolah 45 20 30 35 40 45 11.8 15.84 49.12 42.3 #VALUE! 39.33 45.26 122.80 94.00
data
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/TK, Tidak ada
80 60 65 70 75 80 940 1267 3761 28.1 #VALUE! 1,446.15 1,810.00 5,014.67 35.13
SMP dan SMA oleh nakes data
Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Jalur dalam sekolah 80 72 74 76 78 80 382 5947 8360 5591 23719 530.56 8,036.49 11,000.00 7,167.95 29,648.75
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jalur Luar sekolah/ Kunjungan ke Klinik 20 12 14 16 18 20 1660 9961 15653 4769 9838 13,833.33 71,150.00 97,831.25 26,494.44 49,190.00
Tidak ada Tidak ada
Prevalensi anemia pada remaja 20 12 14 16 18 20 50 139 22 #VALUE! #VALUE! 312.50 772.22 110.00
data data
Cakupan pelayanan kesehatan usila 30 15 18 21 25 30 11.67 32.48 30.83 23.13 26364 77.80 180.44 146.81 92.52 87,880.00

Cakupan bumil mendapat :

TT 1 70 50 55 60 65 70 48.1 41.5 42.91 47.5 36.2 96.20 75.45 71.52 73.08 51.71

TT 2 Plus 80 80 80 80 80 80 111.7 73.3 82.29 94.20 80.5 139.63 91.63 102.86 117.75 100.63
Cakupan Bayi mendapat :
BCG 95 95 95 95 95 95 108 108.04 109.22 109.2 102.9 113.68 113.73 114.97 114.95 108.32

HB. 0 90 90 90 90 90 90 92.1 89.4 83.4 97.6 111.8 102.33 99.33 92.67 108.44 124.22

DPT - HB 1 95 95 95 95 95 95 106.1 97.26 109.57 107.1 103.9 111.68 102.38 115.34 112.74 109.37

DPT - HB 2 95 95 95 95 95 95 105.4 97.26 105.5 100.2 100.2 110.95 102.38 111.05 105.47 105.47

DPT - HB 3 85 85 85 85 85 85 99.90 97.26 105.74 102.53 99 117.53 114.42 124.40 120.62 116.47

Campak 90 90 90 90 90 90 100.40 93.51 102.72 107.46 94.8 111.56 103.90 114.13 119.40 105.33

Polio 1 95 95 95 95 95 95 116.9 104.7 112.1 112.6 109.7 123.05 110.21 118.00 118.53 115.47

Polio 2 90 90 90 90 90 90 109.4 97.7 110.5 104 104.8 121.56 108.56 122.78 115.56 116.44

Polio 3 90 90 90 90 90 90 98.04 91.2 103.1 98.5 96.9 108.93 101.33 114.56 109.44 107.67

Polio 4 85 85 85 85 85 85 99.7 90.37 102.09 96.71 96.6 117.29 106.32 120.11 113.78 113.65

Cakupan Balita dgn KMS 80 70 75 75 75 80 100 100 100 100 100 142.86 133.33 133.33 133.33 125.00

Cakupan Balita ditimbang 75 65 70 70 75 75 64.07 69.6 70.85 70.49 69.5 98.57 99.43 101.21 93.99 92.67

Cakupan Balita yang naik BB 70 60 64 66 68 70 49.20 65.57 58.30 48.13 50.39 82.00 102.45 88.33 70.78 71.99

Cakupan Balita dgn BGM 5 5 5 5 5 5 2.27 4.73 2.95 3.25 3.4 45.40 94.60 59.00 65.00 68.00
Persentase Kelurahan UCI (DPT - HB 1, DPT -
85 70 75 80 85 85 68.63 58.82 41.18 58.82 56.86 98.04 78.43 51.47 69.20 66.89
HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB 0)
Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana
15 15 15 15 15 15 - - - -
Pelayanan Kesehatan Umum
Pelayanan Gangguan Jiwa dirujuk 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan
Pelayanan Gawat Darurat Yang Dapat Diakses 50 10 20 30 40 50 - - - -
Masyarakat
Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi
Penyakit Berpotensi Wabah pada saat 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
peningkatan kasus, KLB dan wabah
Kelurahan Mengalami KLB Yang Ditangani < 24
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 100.00 100.00 100.00 100.00 -
Jam
Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 82.56 100.00 100.00 100.00 100.00 82.56
Penyakit PD3I dan AFP

>2/100000 2/10000 2/10000 2/10000 2/10000 2/10000


Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
penduduk < 15 00 < 15 00 < 15 00 < 15 00 < 15 00 < 15 3 8 5 10 5 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
penduduk <15 tahun sebesar ≥ 2 thn
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
181/100.000
Case Notification Rate (CNR) 165 173 181 189 197 172 138 202 214 186 104.24 79.77 111.60 113.23 94.42
Penduduk
Succes Rate >85 >85 >85 >85 >85 >85 74 79 71 75 79 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Angka Konversi (Conversion Rate) 80 80 80 80 80 80 84.7 82.2 73.3 72.6 81 105.88 102.75 91.63 90.75 101.25

Angka Kesalahan Laboratorium (ER = Error


Rate) (Persentase Laboratorium Fasilitas <5 <5 <5 <5 <5 <5 2.4 (ER) 41.8 62.5 52.1 87.5 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
dengan Kinerja Baik 100%
Angka Proporsi Suspek Yang Diperiksa
100 100 100 100 100 100 100 91.7 99.1 98.8 98.3 100.00 91.70 99.10 98.80 98.30
Dahaknya
Angka Proporsi Penderita BTA Positif Diantara
10 10 10 10 10 10 11.4 15.9 13.2 12.9 14.7 114.00 159.00 132.00 129.00 147.00
Suspek
Angka Proporsi Penderita BTA Positif Diantara
<65 <65 <65 <65 <65 <65 53 58.44 38.79 40.35 46.8 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Semua Penderita TB Paru tercatat
Cakupan Penemuan Pneumonia pada Balita
100 100 100 100 100 100 90 63 117 96 225 90.00 63.00 117.00 96.00 225.00
yang ditangani

Klien Yang Mendapat Penanganan HIV – AIDS 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Infeksi Menular Seksual Yang Diobati 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Penderita DBD Yang Ditangani 80 60 65 70 75 80 100 100 100 100 100 166.67 153.85 142.86 133.33 125.00

Angka Penderita Malaria Yang Diobati 100 90 90 100 100 100 100 100 100 100 100 111.11 111.11 100.00 100.00 100.00
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Annual Parasite Insidens (API) <1 <1 <1 <1 <1 <1 1.10 0.54 0.28 0.13 0.26 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Slide Positive Rate (SPR) <5% <5% <5% <5% <5% <5% 2.14 2.5 4.4 1.81 3.63 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Penderita Kusta Yang Selesai Berobat/RFT >80 >80 >80 >80 >80 >80 72.8 76.6 72 75.3 64.7 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Cakupan penemuan penderita kusta (CDR) <14 <18 <17 <16 <15 <14 15.7 13.4 14.4 12.4 12.6 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Prevalensi penemuan kusta <2 <3 <3 <2 <2 <2 1.86 1.8 1.86 1.61 1.7 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Balita Dengan Diare Yang Ditangani 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Angka Bebas Jentik 95 65 70 75 80 95 57.12 62.9 44.87 40.59 40.48 87.88 89.86 59.83 50.74 42.61

Cakupan Kelurahan dilakukan abatesasi 100 44 58 72 86 100 100 100 100 100 100 227.27 172.41 138.89 116.28 100.00
Cakupan Kelurahan dilakukan fogging fokus
100 31 49 66 83 100 43% 54% 49% 45% 52.9 1.39 1.10 0.74 0.54 52.90
(sesuai kasus dan hasil PE)
Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan 90 90 90 90 90 90 100 100 100 100 100 111.11 111.11 111.11 111.11 111.11
Penyediaan Obat Esensial 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Penyediaan Obat Generik Berlogo 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Penulisan Resep Obat Generik 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Cakupan JPKM KK Miskin 100 50 75 100 100 100 100 100 100 100 100 200.00 133.33 100.00 100.00 100.00
Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR = Bed
50 50 50 50 50 50 29.34 27.54 27.71 26.36 29 58.68 55.08 55.42 52.72 58.00
Occupacy Rate) di Puskesmas RRI
Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur (BTO =
25 Kali 25 Kali 25 Kali 25 Kali 25 Kali 25 Kali 37.74 34.85 37.06 33.32 35.87 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Bed Turn Over) di Puskesmas RRI
Angka Rata - Rata Lama Perawatan (LOS =
3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 2.79 2.81 2.80 2.84 3.0 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
Average Length Of Stay) di Puskesmas RRI
Angka Interval Penggunanaan Tempat Tidur
2 Hari 2 Hari 2 Hari 2 Hari 2 Hari 2 Hari 6.83 7.59 7.12 8.07 7.22 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
(TOI = Turn Over Interval) di puskesmas RRI
Posyandu Aktif 50 30 35 40 45 50 16.44 18 20.20 40.89 41.59 54.80 51.43 50.50 90.87 83.18

Kemandirian Posyandu

Persentase Posyandu Pratama 5 10 10 8 8 5 11.78 6.93 3.26 7.03 7.94 117.80 69.30 40.75 87.88 158.80

Persentase Posyandu Madya 45 55 55 52 52 45 72.39 76.24 76.55 52.08 50.48 131.62 138.62 147.21 100.15 112.18
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Persentase Posyandu Purnama 38 23 25 30 33 38 15.49 15.18 17.92 35.46 36.19 67.35 60.72 59.73 107.45 95.24

Persentase Posyandu Mandiri 12 7 10 10 12 12 0.34 1.65 2.28 5.43 5.40 4.86 16.50 22.80 45.25 45.00

Kelurahan Siaga Aktif 60 20 30 40 50 60 17.65 13.73 100.00 100.00 100 88.24 45.75 250.00 200.00 166.67

Cakupan inspeksi sanitasi sarana air bersih 90 85 85 85 85 90 44.0 19.7 20.7 53.2 68.2 51.76 23.18 24.35 62.59 75.78

Cakupan pemeriksaan kualitas air bersih 25 22 22 23 24 25 44.0 19.7 20.7 53.2 68.2 200.00 89.55 90.00 221.67 272.80

Cakupan penyuluhan air bersih 90 85 85 85 85 90 44.0 19.7 20.7 53.2 68.2 51.76 23.18 24.35 62.59 75.78

Cakupan rumah yang di inspeksi sanitasi 90 85 85 85 85 90 37.3 31.4 26.7 77.0 81.7 43.88 36.94 31.41 90.59 90.78

Cakupan inspeksi sanitasi jamban keluarga 90 85 85 85 85 90 42.4 33.9 27.6 83.6 79.7 49.88 39.88 32.47 98.35 88.56

Cakupan inspeksi sanitasi SPAL 90 85 85 85 85 90 41.4 33.6 33.8 53.9 58.4 48.71 39.53 39.76 63.41 64.89

Cakupan inspeksi sanitasi TPS 75 60 60 65 70 75 89.61 56.10 52.68 37.40 17.81 149.35 93.50 81.05 53.43 23.75

Cakupan inspeksi sanitasi TSK 75 60 60 65 70 75 31 42.6 31.0 23.6 50.3 51.67 71.00 47.69 33.71 67.07

Cakupan TPM yang terdaftar 95 87.5 87.5 90 92.5 95 55.2 77.6 79.02 81.07 84.93 63.09 88.69 87.80 87.64 89.40

Cakupan inspeksi sanitasi TPM 95 87.5 87.5 90 92.5 95 86.37 88.3 89.61 90.15 92.6 98.71 100.91 99.57 97.46 97.47

Cakupan TTU yang terdaftar 80 72.5 72.5 75 77.5 80 50 70 71.12 71.67 73.09 68.97 96.55 94.83 92.48 91.36

Cakupan inspeksi sanitasi TTU 75 60 60 65 70 75 38.77 37.6 40.10 42.82 57.5 64.62 62.67 61.69 61.17 76.67

Cakupan TP2 yang terdaftar 75 60 60 65 70 75 33.33 33.3 42.50 45.90 46.47 55.55 55.50 65.38 65.57 61.96

Cakupan inspeksi sanitasi TP2 90 85 85 85 85 90 62.01 33.3 71.42 76.51 82.04 72.95 39.18 84.02 90.01 91.16
Cakupan industri kecil dan rumah tangga yang
65 62.5 62.5 62.5 65 65 36 60 50.01 56.00 70.03 57.60 96.00 80.02 86.15 107.74
terdaftar
Cakupan inspeksi sanitasi industri kecil dan
95 87.5 87.5 90 92.5 95 44.68 62.5 84.19 88.04 89.45 51.06 71.43 93.54 95.18 94.16
rumah tangga
Cakupan inspeksi sanitasi kawasan/lingkungan
60 55 55 55 60 60 43.9 62.5 45.20 47.23 49.55 79.82 113.64 82.18 78.72 82.58
industri/permukiman
Cakupan RS/Klinik/Tempat praktek Kesehatan
90 85 85 85 85 90 43.02 50 63.41 72.40 77.39 50.61 58.82 74.60 85.18 85.99
yang terdaftar
Cakupan inspeksi sanitasi RS/Klinik/Tempat
75 60 60 65 70 75 43.02 25.8 46.72 55.18 63.38 71.70 43.00 71.88 78.83 84.51
praktek Kesehatan
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kontribusi Keluarga Yang Memiliki Akses
75 50 60 65 70 75 105 44.68 38.82 83.6 210.00 74.47 59.72 119.43 -
Terhadap Air Bersih
Persentase Pasangan Usia Subur / PUS Yang
70 30 40 50 60 70 75.6 66.4 62.4 53.63 59 252.00 166.00 124.80 89.38 84.29
Menjadi Akseptor KB

Cakupan akses keluarga terhadap air bersih 90 85 85 85 85 90 44.0 33.10 46.27 53.2 68.2 51.76 38.94 54.44 62.59 75.78

Cakupan kualitas air bersih (ms) 75 60 60 65 70 75 95.28 90.84 86.9 86.8 68.2 158.80 151.40 133.69 124.00 90.93

Cakupan keluarga yang menggunakan jamban


75 65 65 70 70 75 80.80 32.43 34.70 83.60 79.7 124.31 49.89 49.57 119.43 106.27
keluarga sehat
Cakupan keluarga yang menempati rumah
85 80 80 80 80 85 73.20 41.36 48.88 78.67 81.7 91.50 51.70 61.10 98.34 96.12
sehat
Cakupan keluarga yang mempunyai SPAL
75 60 60 65 70 75 66.30 78.71 85.80 61.92 58.4 110.50 131.18 132.00 88.46 77.87
sehat

Cakupan keluraga yang mempunyai TSK sehat 75 60 60 65 70 75 68.50 69 56.22 75.37 50.3 114.17 115.00 86.49 107.67 67.07

Cakupan TPM yang memenuhi syarat


75 60 60 65 70 75 54.29 55.35 57.61 46.29 74.3 90.48 92.25 88.63 66.13 99.07
kesehatan
Cakupan TTU yang memenuhi syarat
65 62.5 62.5 62.5 62.5 65 54.29 63.30 75.5 67.65 54.9 86.86 101.28 120.80 108.24 84.46
kesehatan
Cakupan TP2 yang memenuhi syarat
75 60 60 65 70 75 44.44 50 53.40 60.32 64.70 74.07 83.33 82.15 86.17 86.27
kesehatan
Cakupan RS/Klinik/Tempat praktek Kesehatan
80 70 70 75 75 80 53.76 55.93 57.88 61.74 69.79 76.80 79.90 77.17 82.32 87.24
memenuhi syarat kesehatan

Persentase Rumah Tangga PHBS 65 40 50 55 60 65 28.4 33.90 43.23 33.60 37.6 71.00 67.80 78.60 56.00 57.85

Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan


Puskesmas :
Cakupan Kunjungan Puskesmas/Cakupan
15 15 15 15 15 15 534,853 322,180 325,469 377,926 366,936 35,656.87 21,478.67 21,697.93 25,195.07 2,446,240.00
Rawat Jalan
Cakupan Rawat Inap 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 419 1774 1638 1566 1363 27,933.33 118,266.67 109,200.00 104,400.00 90866.66667
Persentase Sarana Kesehatan Dengan
Kemampuan Laboratorium Kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
(puskesmas)
Persentase Perawatan dan Pengobatan/Tata
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Laksana Kasus Sesuai protap
Angka Kematian Bayi 1 5 3 3 2 1 6.35 3.38 3.87 2.05 4.35 127.00 112.67 129.00 102.50 435.00
Target Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Target Target
NO Indikator
SKPD SPM IKK
Lainnya 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Angka Kematian Balita 0 5 35 2 1 0 0.49 3.84 0.12 4.94 5.06 9.80 10.97 6.00 494.00 #DIV/0!
Angka Kematian Ibu 30 70 40 50 40 30 61.07 81.47 60.00 48.00 47.00 87.24 203.68 1.20 1.20 156.67
Angka Usia Harapan Hidup 70 65 66 67 68 70 68.09 68.14 68.34 68.46 104.75 103.24 102.00 100.68 -

Angka Gizi Buruk Balita <1 <1 <1 <1 <1 <1 2.27 1.48 1.05 1.90 1.69 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

Angka Balita Dibawah Garis Merah (BGM) 5 5 5 5 5 5 5.40 2.47 13.45 2.30 2.6 108.00 49.40 269.00 46.00 52.00

Angka Gizi Kurang Balita 25 25 25 25 25 25 5.40 2.40 2.95 3.10 2.6 21.60 9.60 11.80 12.40 10.40

Angka Gizi Lebih Balita 1 1 1 1 1 1 0 - - 0.91 0 - #VALUE! #VALUE! 91.00 -

Angka Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) 8 10 9.5 9 8.5 8 3.70 3.37 7.50 3.73 4 37.00 35.47 83.33 43.88 50.00

Angka Kesakitan Tetanus Neonatorum 0 Kss 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Angka Kesakitan Difteri 0 Kss 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Angka Kesakitan Pertusis 0 Kss 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Angka Kesakitan Campak 0 Kss 0 0 0 0 0 9 30 63 216 86 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
210 per
Angka Kesakitan TB Paru 210 210 210 210 210 171.07 137.2 203.13 171.07 186 81.46 65.33 96.73 81.46
100.000
Angka Kesakitan AFP 0penddk
Kss 0 0 0 0 0 3 8 5 10 5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
51 per 100.000
Angka Kesakitan DBD 75 70 65 60 51 73 26.6 61.14 94.7 132 97.33 38.00 94.06 157.83
penddk
250 per 1000
Angka Kesakitan Diare 285 280 275 260 250 20.35 19.59 19.25 17.00 16 7.14 7.00 7.00 6.54
penddk
13 per 100.000
Angka Kesakitan Kusta 18 16 15 14 13 17 15.9 18.9 16.4 17 94.44 99.38 126.00 117.14
penddk
Secara rinci interpretasi dan penjelasan menyangkut pencapaian kinerja
pelayanan perangkat daerah untuk Dinas Kesehatan Kota Kupang selama 5
tahun terakhir seperti yang digambarkan dalam penjelasan berikut ini :

ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Angka Kematian ≤1 4.35 Per 1000 23


Kelangsungan Bayi per 1000 Kelahiran
Hidup Ibu dan Kelahiran Hidup Hidup
Bayi

Berdasarkan Data diatas untuk Angka Kematian Bayi (AKB) berada diatas
target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, dimana realisasi capaian
indikator angka kematian bayi untuk Tahun 2017 sebesar 4.35 per 1000
Kelahiran Hidup (KH) di atas target maksimal Renstra Dinas Kesehatan Kota
Kupang sebesar 1 Kasus Kematian bayi per 1000 KH. Untuk itu capaian
indikator AKB untuk tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Untuk itu diperlukan upaya khusus dari Dinas Kesehatan Kota
Kupang untuk terus menekan Angka Kematian Bayi di Kota Kupang, agar
dapat mencapai target yang ditetapkan.
Trend Angka Kematian Bayi selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Untuk Trend Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Kupang pada tahun
selama 5 Tahun terakhir digambarkan dalam grafik diatas terlihat fluktuatif
namun cenderung mengalami penurunan, namun untuk tahun 2017,
sedikit mengalami peningkatan. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2017
sebesar 4.35 per 1.000 kelahiran hidup yang berada diatas target maksimal
Renstra Dinkes Kota Kupang 1 Kematian/1000 Kelahiran Hidup, dengan
capaian Kinerja Indikator sebesar 23%.
Selain itu Pada tahun 2017 dari data yang dikumpulkan Bidang Kesehatan
Keluarga terdapat 37 kasus kematian bayi dari sasaran 8499 kelahiran
hidup. Namun jika dibandingkan dengan realisasi Angka Kematian Bayi
Tingkat Nasional Capaian Pemerintah Kota Kupang jauh berada dibawah
Kematian bayi tingkat Nasional yang berkisar 29-35 kasus Kematian per
1000 Kelahiran hidup. Artinya bahwa secara nasional jumlah kasus
kematian bayi di Kota Kupang sudah cukup rendah namun belum dapat
memenuhi target Pemerintah Kota Kupang sendiri.

Foto Pelatihan PONED Pada Tenaga Bidan Puskesmas sebagai salah satu
Upaya mendukung penurunan AKI dan AKB

Terdapat beberapa faktor dominan yang mempengarui AKB tetapi tidak


mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang
kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan
pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesadaran
masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup merupakan faktor-faktor
yang sangat berpengaruh terhadap AKB, oleh karena itu kedepannya Dinas
Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya untuk menurunkan AKB
melalui berbagai upaya kegiatan seperti peningkatan kualitas pelayanan
melalui penguatan kualitas SDM, pelatihan Tenaga Kesehatan, peningkatan
kualitas sarana prasarana pendukung Puskesmas khususnya Puskesmas
PONED, dan berbagai program kegiatan Kesehatan Bayi lainnya.
ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Angka Kematian 0 5.06 Per 1000 2


Kelangsungan Hidup Balita per 1000 Kelahiran
Ibu dan Bayi Kelahiran Hidup Hidup

Untuk Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Kupang pada tahun 2017
berada diatas target maksimal Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang,
dimana realisasi capaian indikator angka kematian bayi untuk Tahun 2017
sebesar 5.06 per 1000 Kelahiran Hidup (KH) di atas target Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang 0 kasus kematian balita. Hal ini menunjukan angka
Kematian Balita di Kota Kupang tergolong cukup tinggi, dan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya angka ini mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dimana capaian AKABA pada Tahun 2016 berkisar
2.17 Kasus kematian/1000 KH, sedangkan Tahun 2017 meningkat menjadi
5.06 Kasus Kematian/1000 Kelahiran Hidup.
Data Jumlah kematian balita ini, didapatkan dari pencatatan dan pelaporan
kasus kematian balita, dan diharapkan semua balita yang meninggal dapat
dilaporkan ke instansi terkait. Data Kematian balita sebagian besar
disebabkan jumlah kasus penyakit DBD dan Diare. Selain itu dapat
dijelaskan pula bahwa data AKABA di atas termasuk data kematian bayi.
Trend Kasus Kematian Balita selama 5 tahun terakhir seperti yang
tergambar dalam grafik berikut ini :

Berdasarkan data diatas tampak bahwa sejak tahun 2014 angka kematian
balita di Kota Kupang menurun secara signifikan, namun pada tahun 2017
meningkat cukup signifikan. Hal ini menunjukan diperlukan upaya khusus
dari Dinas Kesehatan dalam melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan
Anak Balita, baik pelaksanaan kegiatan Pencegahan Penyakit, maupun
pelayanan kesehatan khusus seperti Deteksi Dini Tumbah Kembang Bayi
dan Balita, Pelayanan Pada Penyakit khusus pencegahan balita, dan
berbagai program teknis lainnya dianggap cukup berhasil dalam rangka
menekan angka kematian balita.

CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Cakupan
Meningkatkan
Komplikasi 72
Kelangsungan 80 57.91 %
Kebidanan yang
Hidup Ibu dan Bayi
ditangani

Untuk angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani realisasi tahun


2017 sebesar 57.91% juga belum mencapai Target Renstra Dinas Kesehatan
Kota Kupang sebesar 80% dengan capaian kinerja sebesar 72%, yang
berartinya masih ada kasus komplikasi kebidanan yang belum ditangani
oleh Tenaga Kesehatan. Kedepannya diharapkan ini menjadi perhatian dari
Dinas Kesehatan Kota Kupang agar terus berupaya meningkatkan Cakupan
Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani agar mencapai target yang
telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Kupang sebesar 80%.
Trend Pencapaian Penanganan Komplikasi Kebidanan selama 5 tahun
terakhir seperti tergambar dalam grafik berikut ini :

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa selama 4 tahun terakhir capaian


penanganan bumil dengan komplikasi terus mengalami peningkatan
walaupun pada tahun 2017, sedikit mengalami penurunan. Hal ini sejalan
dengan upaya yang dilakukan berupa penanganan khusus untuk bumil
dengan risiko komplikasi melalui upaya peningkatan kunjungan antenatal
care yang lengkap, deteksi dini faktor risiko, kegiatan P4K maupun kegiatan
program lain dengan penanganan komplikasi pd ibu hamil.
Sebagai gambaran hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kota
Kupang terjadi penurunan kasus komplikasi kebidanan bahwa semua ibu
hamil dengan komplikasi yang ditemukan yaitu sebanyak 1083 kasus pd
tahun 2017 semuanya telah mendapat penanganan sesuai dengan tingkat
pelayanan yang diberikan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit
Rujukan. Penurunan Persentase ini juga diengaruhi oleh besarnya angka
sasaran proyeksi sehingga capaian indikator ini masih dibawah target yang
ditetapkan.

CAKUPAN PERSALINAN DI TOLONG TENAGA KESEHATAN

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Cakupan
Kelangsungan Persalinan di 92
97 89.07 %
Hidup Ibu dan tolong Tenaga
Bayi Kesehatan

Untuk angka cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan, realisasi


tahun 2017 sebesar 89.07% juga sudah hampir mencapai Target Renstra
Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 97%, dengan capaian kinerja sebesar
92%. Ini menunjukan sebagian besar persalinan di Kota Kupang sudah
ditangani oleh Tenaga Kesehatan, namun terdapat beberapa persalinan di
beberapa wilayah tertentu yang asmdih ditolong oleh Tenaga Non Kesehatan.

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa angka Persalinan di tolong Tenaga


Kesehatan pada tahun 2017 terjadi penurunan yang cukup signifikan dari
97% tahun 2016 menjadi 89.07% tahun 2017. Berdasarkan hasil evaluasi
bersama program angka ini secara umum juga dipengaruhi oleh data
sasaran proyeksi yang cukup tinggi untuk tahun 2017 sebanyak 8924
persalinan. Selain itu ada beberapa faktor yang turut berperan dalam
penurunan indikator ini antara lain masih banyaknya warga yang belum
menggunakan bantuan Dana Jampersal untuk mendapatkan pelayanan
persalinan oleh tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang memadai
serta kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk memeriksakan
kehamilan dan bersalin ditolong oleh nakes di faskes yang memadai.
Untuk itu, Pemerintah Kota Kupang juga telah meluncurkan Program
Pelayanan Kesehatan Gratis dengan menggunakan E-KTP dan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Pemerintah Pusat yang diharapkan
dapat membantu masyarakat dari segi pembiayaan untuk mengakses
layanan bagi ibu hamil dan ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan, peningkatan
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan dan bersalin di
Fasilitas Kesehatan yang memadai dan ditangani oleh Tenaga Kesehatan
yang berkompeten dan berbagai variabel kunci lainnya. Berdasarkan
pencatatan dan pelaporan riil Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2017
khususnya Jumlah Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan sebesar 7949
kasus dari jumlah total sebanyak persalinan 8120 kasus (97,89%), yang
meningkat dibandingkan dengan tahun 2016.

Evaluasi Pasca Pelatihan untuk penanganan Komplikasi pada Bayi dan Ibu Hamil
Di Puskesmas

ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Angka Kematian ≤ 30 47 per 64


Kelangsungan Ibu per 100.000 100.000
Hidup Ibu dan Kelahiran Hidup Kelahiran
Bayi Hidup

Untuk indikator Angka Kematian Ibu (AKI), realisasi capaian indikator untuk
tahun 2017 sebesar 47 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup,
berada di atas target Renstra Dinas Kesehatan sebesar 30 Kasus Kematian
per 100.000 Kelahiran Hidup dengan capaian Kinerja untuk indikator ini
sebesar 64%. Walaupun berada diatas Target Renstra Namun AKI Kota
Kupang Tahun justru tetap di angaka 47 per 100.000 Kelahiran Hidup yang
juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan capaian nasional
yang berkisar pada angka 225 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup.
Trend angka kematian ibu di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir tampak
pada grafik berikut ini :

Berdasarkan data diatas tampak bahwa capaian AKI Kota Kupang tahun
2017 sebesar 47 per 100.000 Kelahiran Hidup, karena berada diatas target
Pemerintah Kota Kupang sebesar 30 Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup,
artinya bahwa angka kematian ibu di Kota Kupang masih cukup tinggi
walaupun berada di bawah rata-rata capaian nasional. Untuk itu diperlukan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program yang lebih baik sebagai
upaya untuk menurunkan jumlah kematian ibu selama proses kehamilan,
persalinan, dan Nifas di masa mendatang serta diharapkan dari seluruh
proses ini terjadi peningkatan kualitas perawatan selama proses kehamilan
dan pelayanan pasca persalinan bagi ibu hamil dan ibu bersalin dapat
berlangsung dengan baik dan selamat.

Audit Maternal Perinatal pada Kematian ibu untuk mengetahui penyebab kematian
Angka kematian Ibu (AKI) di Kota Kupang mengalami penurunan yang
signifikan pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2014.
Upaya Penurunan AKI terus dilakukan melalui program Revolusi KIA di
Provinsi NTT, yang mendapat perhatian besar dan dukungan Pemerintah
serta berbagai Pihak. Strategi akselerasi penurunan Angka Kematian Bayi
dan Ibu di Provinsi NTT dilaksanakan dengan berpedoman pada poin penting
Revolusi KIA yakni Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
kompeten di fasilitas kesehatan yang memadai. Selain itu dengan revolusi
KIA juga diharapkan setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat
pelayanan yang adekuat, peningkatan kualitas dan akses pelayanan
kesehatan bagi Ibu serta melakukan kemitraan lintas sektor dan lintas
program.

CAKUPAN KELURAHAN DENGAN


UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Usia Cakupan Kelurahan dengan 85 56.86 % 67


Harapan Hidup Universal Child
mencapai 75 Immunization (UCI)
Tahun

Untuk indikator cakupan kelurahan UCI (Universal Child Immunization)


terlihat bahwa Realisasi Cakupan Kelurahan UCI masih berada dibawah
target yang ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 56.86% dari target
85% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 67%. Jika dibandingkan
dengan Cakupan UCI tahun sebelumnya yakni sebesar 59.83% maka
cakupan untuk itu pada Tahun ini mengalami sedikit penurunan. Realisasi
Cakupan UCI untuk 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Dalam rangka meningkatkan status UCI Puskesmas, maka akan
dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator UCI
untuk seluruh Kelurahan di Kota Kupang, melalui peningkatan sistem
pelayanan Imunisasi, melaksanakan Sweeping, backlog fighting untuk
bayi/balita yang belum mendapatkan imunisasi, meningkatkan pelaksanaan
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), dan berbagai upaya percepatan
lainnya, selain itu tahun 2017 juga dilaksanakan kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio, dan beberapa upaya teknis lainnya dari program
imunisasi pada Dinas Kesehatan Kota Kupang.

Pelayanan Imunisasi Anak Sekolah pada Bulan imunisasi Anak Sekolah

ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT MALARIA

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka Kesakitan <1 0,26 per 1000 379


Usia Harapan Karena Penyakit Penduduk
Hidup mencapai Malaria
75 Tahun

Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan Malaria terlihat bahwa Realisasi


Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni
sebesar 0,26 di bawah target, <1 kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan
dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Jika dibandingkan dengan
target nasional yang juga sebesar <1 per 1000 Kelahiran hidup, maka
pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun 2017 perlu
mendapat apresiasi positif karena berhasil menurunkan angka kejadian
kasus malaria secara umum.
Grafik diatas menunjukan trend penurunan kasus malaria di Kota Kupang
selama 4 tahun terakhir sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.
Untuk tahun 2017 Angka Annual Paracite Index (API) sedikit meningkat
menjadi 0,26. Peningkatan yang terjadi menunjukan adanya peningkatan
jumlah masyarakat Kota Kupang yang terinfeksi penyakit malaria, sehingga
berdampak pada peningkatan angka kesakitan malaria. Untuk itu
kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya
menurunkan angka kesakitan karena penyakit Malaria di Kota Kupang,
melalui upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kebersihan
lingkungan yang tidak mendukung tempat berkembang biak nyamuk. Selain
itu beberapa upaya intervensi yang sudah dilakukan dalam rangka menekan
kasus malaria antara lain Pembagian Kelambu Massal bagi masyarakat dan
juga bagi Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC.

Screening Penderita Malaria melalui


Pemeriksaan Darah

Untuk itu pada Tahun 2018, Dinas Kesehatan akan terus melaksanakan
upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator pengobatan pada
penderita malaria sesuai SOP, peningkatan upaya pemberantas nyamuk
sebagai vektor penyakit, peningkatan upaya pencegahan malaria dan DBD
melalui penyuluhan baik kelompok ataupun massal, peningkatan sistem
rujukan pasien malaria, peningkatan upaya pemeriksaan sediaan darah
untuk pasien yang diduga menderita penyakit malaria, pelaksanaan
kegiatan 3M+, kegiatan pendistribusian abate dan pemantauan Jentik
berkala, dan berbagai upaya teknis lainnya.

ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT TBC


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka Kesakitan ≤210 186 per 113


Derajat Karena Penyakit 100.000
Kesehatan TBC Penduduk
Masyarakat

Untuk indikator cakupan Angka Kasus TBC di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2017,
yakni sebesar 186 Kasus Per 100.000 Penduduk dengan capaian kinerja
sebesar 113%, angka ini menunjukan jumlah Kasus TB di Kota Kupang
berada dibawah target angka maksimal yang ditetapkan Dinas Kesehatan
Kota Kupang yakni 210 Kasus Per 100.000 Penduduk. Angka kesakitan
karena TBC ini juga menurun jika dibanding dengan pencapaian tahun
sebelumnya yakni berkisar 211 kasus per 100.000 penduduk.
Pencapaian ini menunjukan angka kejadian kasus TBC selama tahun 2017
mengalami penurunan dan menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan Kota
Kupang dalam menekan angka kejadian TBC, selain itu realisasi Kasus TB
Paru di Kota Kupang juga sebesar 186 Kasus juga berada jauh dibawah
Target Nasional sebesar 245 Kasus Per 100.000 Penduduk. Hal ini
menunjukan bahwa angka kasus TBC di Kota Kupang cukup tinggi namun
masih dibawah batas maksimal jumlah kasus TBC secara Nasional.
Realisasi Angka Kesakitan TBC selama 5 tahun terakhir tergambar dalam
grafik berikut ini :
Secara umum jumlah Kasus TBC di Kota Kupang sedikit diatas target yang
ditetapkan yakni sebanyak ≤210 kasus untuk target Dinas Kesehatan Kota
Kupang dan ≤245 Kasus pada Target Nasional Kemenkes RI. Walaupun
secara umum jumlah kasus TBC yang ada semakin meningkat jika
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan beberapa unit kerja teknis yang melakukan kerjasama
dengan Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk melakukan pencatatan
maupun pengobatan kasus TBC diantaranya RS. Siloam dan Pelayanan
Kesehatan swasta lainnya. Penambahan unit kerja teknis ini membantu
Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam mendeteksi dan melakukan pelayanan
kesehatan bagi setiap masyarakat yang menderita atau terinfeksi penyakit
TBC. Penambahan unit kerja teknis Ini menunjukan keberhasilan Program
TB dalam menemukan Kasus TBC di Kota Kupang, walaupun harus diakui
jumlah Kasus TB masih cukup banyak menunjukan upaya pencegahan dan
pengendalian kasus TB yang masih belum berhasil untuk dilaksanakan
dengan baik, namun untuk menekan penambahan jumlah kasus TB masih
terus dilakukan melalui pengobatan lengkap untuk kasus TB sesuai Protap,
kegiatan pencegahan melalui penyuluhan tentang TBC bagi masyarakat,
dan berbagai kegiatan teknis lainnya.

ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DBD

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka Kesakitan ≤51 32 per 159


Derajat Karena Penyakit 100.000
Kesehatan DBD Penduduk
Masyarakat

Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan karena penyakit DBD terlihat


bahwa Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun
2017, yakni sebesar 32 Kasus Per 100.000 Penduduk dari target ≤51 Per
100.000 Penduduk dengan capaian kinerja sebesar 159%. Angka ini jauh
menurun dari realisasi capaian tahun sebelumnya sebesar 94,70 kasus per
100.000 penduduk. Capaian ini menunjukan Penurunan Kasus DBD di Kota
Kupang sudah cukup baik, karena berada di bawah batas maksimal jumlah
kasus DBD yang dijadikan target oleh Pemerintah kota Kupang yakni 51
Kasus per 100.000 Penduduk, selain itu pencapaian angka ini berada
dibawah target maksimal nasional sudah memewati batas maksimal angka
yang ditetapkan yakni sebesar yang juga sebesar <49 kasus per 100.000
penduduk, maka pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun
2017 sudah cukup baik sehingga kedepannya diperlukan upaya untuk tetap
manjaga angka kasus DBD sehingga tidak melebihi batas target yang
ditetapkan.

Grafik diatas menunjukan fluktuasi kasus DBD di Kota Kupang selama 5


tahun terakhir sejak Tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Peningkatan
Kasus DBD terjadi secara bertahap sejak tahun 2014 sampai dengan tahun
2016, namun untuk tahun 2017 terjadi penurunan yang cukup signifikan
menjadi 32 kasus per 100.000 penduduk. Penurunan yang terjadi
menunjukan upaya penanganan kasus DBD di Kota kupang sudah cukup
baik.
Untuk penanganan DBD, maka Dinas Kesehatan Kota Kupang telah
melakukan berbagai penanganan Kasus DBD di Kota Kupang sepanjang
tahun 2017 diantaranya upaya meningkatkan dukungan masyarakat
khususnya dalam upaya masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan
untuk mencegah peningkatan kasus DBD. Selain itu Dinas Kesehatan Kota
Kupang juga terus berupaya mengendalikan vektor penyebab penyakit DBD
melalui pendistribusian Abate pada tempat-tempat penampungan air serta
upaya fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Pelaksanaan Fogging Focus untuk Mencegah Demam Berdarah
pada daerah berpotensi KLB DBD

Selain itu juga terus dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan


pencapaian indikator pengobatan pada penderita DBD sesuai SOP,
peningkatan upaya pemberantas nyamuk sebagai vektor penyakit,
peningkatan upaya pencegahan DBD melalui penyuluhan baik kelompok
ataupun massal, peningkatan sistem rujukan pasien DBD, kegiatan
pendistribusian abate dan pemantauan Jentik berkala, dan berbagai upaya
teknis lainnya.

ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DIARE

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka Kesakitan ≤250 16 per 1000 1516


Derajat Karena Penyakit Penduduk
Kesehatan Diare
Masyarakat

Untuk indikator cakupan Angka Kasus Diare di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan jauh berada dibawah target yang ditetapkan untuk
Tahun 2017, yakni sebesar 16 Kasus Per 1000 penduduk dari target 250
kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan
Kota Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus Diare di Kota Kupang
masih jauh berada di bawah target maksimal yang ditetapkan. Jumlah
kasus diare yang rendah ini menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan
Kota Kupang dalam menekan angka kasus diare pada Penduduk Kota
Kupang.
Realisasi angka kejadian diare selama 5 tahun terakhir seperti tergambar
dalam grafik berikut ini :
Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan diare di Kota Kupang
dari tahun 2013-2017 terus mengalami penurunan kasus, dimana pada
tahun 2013 insiden rate diare sebesar 20.35 kasus per 1.000 penduduk
menurun menjadi 19.25 kasus per 1.000 penduduk pada tahun 2015 dan
tahun 2017 kembali menurun menjadi 16 kasus per 1000 penduduk.
Khusus untuk penanganan KLB Diare, Tindakan penanganan segera
dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta
dengan meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare
yang dilaporkan setiap minggu dari laporan puskesmas dan rumah sakit
yang ada di wilayah Kota Kupang.
Penurunan Kasus Diare menunjukan keberhasilan Program Diare dalam
menekan angka Kasus Diare di Kota Kupang, walalupun harus diakui
jumlah Kasus Diare masih cukup banyak, namun untuk menekan
penambahan jumlah kasus Diare masih terus dilakukan melalui kegiatan
pencegahan melalui penyuluhan tentang Diare bagi masyarakat,
penyuluhan tentang kebersihan tentang pengelolaan pangan dan jajanan
anak sekolah dan berbagai kegiatan teknis lainnya.

ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT KUSTA

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka Kesakitan ≤13 17 per 75%


Derajat Karena Penyakit 100.000
Kesehatan Kusta Penduduk
Masyarakat

Untuk indikator cakupan Angka Kasus Kusta di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2017,
yakni sebesar 17 kasus per 100.000 penduduk dengan capaian kinerja 75%.
Angka ini yang sedikit meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya sebesar 13 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan target
Renstra Dinas Kesehatan sebesar 13 kasus per 100.000 penduduk. Ini
secara khusus menunjukan jumlah penderita Kusta di Kota Kupang masih
cukup tinggi berada diatas target masksimal jumlah kasus kusta yang
ditetapkan Pemerintah Kota Kupang.
Trend perkembangan kasus Kusta selama 5 tahun terakhir dapat
digambarkan pada grafik berikut ini :

Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan Kusta di Kota Kupang
dari tahun 2013-2017 sangat fluktuatif, dimana pada tahun 2013 kasus
kusta sebesar 17 per 100.000 penduduk menurun menjadi 13 Kasus per
100.000 penduduk pada tahun 2016 namun pada tahun 2017 meningkat
menjadi 17 per 100.000 penduduk. Meningkatnya Angka Kasus Kusta pada
Tahun 2017 menjadi 17 Kasus per 100.000 Penduduk dikarenakan adanya
kegiatan penemuan Kasus Kusta secara aktif untuk menjaring Penderita
Kusta yang selama ini belum melakukan pengobatan yang berlangsung di
11 Kelurahan di Kota Kupang, kegiatan ini sangat bermafaat karena
bertujuan untuk menemukan kasus kusta secara dini sehingga kemudian
dapat dilakukan tindakan pengobatan secara tepat dan efektif untuk
memutuskan rantai penularan kasus di masyarakat. Selain itu Dinas
Kesehatan juga berupaya untuk menekan penambahan jumlah kasus Kusta
masih terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan kota Kupang melalui kegiatan
pencegahan dan pengobatan bagi penderita dan suspect yang rentan
penyakit Kusta, penyuluhan tentang Kusta bagi masyarakat, dan berbagai
kegiatan teknis lainnya.
Rappid Village Survey Kusta

ANGKA PREVALENSI KASUS HIV

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Angka ≤0,5 0,06 % 816


Derajat Kesehatan Prevalensi
Masyarakat Kasus HIV
Untuk indikator Prevalensi Kasus HIV di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun
2017, yakni sebesar 0.06% dari target ≤0.5% yang ditetapkan dalam Renstra
Dinas Kesehatan Kota Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus HIV di
Kota Kupang berada di bawah target yang ditetapkan. Untuk angka
penemuan kasus baru HIV untuk tahun 2017 sebanyak 253 kasus, artinya
terdapat 253 kasus baru/penderita baru HIV/AIDS yang ditemukan
sepanjang tahun 2017.
Berikut ini adalah grafik jumlah kasus HIV di Kota Kupang, baik kasus yang
baru ditemukan dalam tahun ini maupun kumulatif kasus HIV selama 5
tahun terakhir :

Dari gambar di atas terlihat bahwa trend perkembangan kasus baru


HIV/AIDS di Kota Kupang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bila
dibandingkan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2013 yang hanya
berjumlah 168 kasus baru/tahun dan pada tahun 2017 telah mencapai
253 kasus/tahun, hal ini menunjukan bahwa perkembangan kasus ini
begitu cepat walaupun Jumlah kasus HIV yang relatif masih berada
dibawah target pemerintah Kota Kupang yakni sebesar <0,5%, namun
penambahan kasus HIV ini perlu mendapat perhatian kedepan sehingga
wajib untuk dikendalikan.

Zero Survey HIV pada Beberapa Lokasi Beresiko Tinggi


Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berupaya melakukan Upaya
pencegahan agar tidak terjadi penularan yang lebih banyak lagi kepada
masyarakat. Dukungan stakeholder terkait, sangat diperlukan baik berupa
kebijakan dan dukungan dana program, agar upaya pencegahan dapat
direalisasikan. Pengendalian jumlah kasus HIV masih terus dilakukan
melalui kegiatan pencegahan dan pengobatan bagi penderita dan suspect
yang rentan penyakit HIV, penyuluhan tentang HIV bagi masyarakat
khususnya suspect yang rentan seperti PSK, Kaum Marginal, Pelajar,
Pasangan Usia Subur, dan berbagai kegiatan teknis lainnya. Selain
melakukan upaya Pegendalian juga dilakukan upaya penemuan kasus HIV
melalui Zero Survey untuk mendeteksi Kasus HIV secara Dini pada
kelompok yang rentan terhadap penyakit ini.

CAKUPAN KLB PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Cakupan KLB 100 Tidak Ada % Tidak Ada


Derajat Penyakit Menular KLB KLB
Kesehatan yang ditangani
Masyarakat

Untuk indikator pelaksanaan Penanganan KLB di Kota Kupang pada tahun


2017 telah mencapai target karena pada tahun 2017 tidak terjadi KLB di
kota Kupang. Artinya upaya pengendalian terhadap penambahan jumlah
kasus akibat penyakit menular di setiap wilayah Kelurahan di Kota Kupang
yang berlangsung dengan baik. Berdasarkan Laporan KLB, sepanjang tahun
2017 tidak pernah terhadi KLB untuk berbagai penyakit menular walaupun
terdapat peningkatan untuk beberapa jenis penyakit tertentu misalnya
Diare, DBD dan Campak, namun dengan adanya upaya pengendalian yang
baik maka penambahan jumlah kasus tidak sampai berdampak pada
penetapan status KLB pada wilayah Kota Kupang.
Apabila ada wilayah Kelurahan di Kota Kupang yang mengalami KLB
berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, maka akan
segera dilaksanakan penanganan KLB berdasarkan Protap yang berlaku,
sedangkan tahun 2017 tidak Kota Kupang tidak pernah mengalami status
KLB di bidang Kesehatan.

STATUS GIZI BURUK BALITA

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Menurunnya Kasus Status Gizi ≤1 1.69 % 59


Gizi Buruk Buruk Balita
Untuk Indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Di Kota Kupang Terlihat
Bahwa Realisasi Cakupan Tahun 2017 Masih Belum Bisa Menekan Kasus
Balita Gizi Buruk Sesuai Target < 1%, Dimana Untuk Tahun 2017 realiasasi
persentase balita gizi buruk sebesar 1,69% Balita (240 Kasus) menurun jika
dibandingkan Dari Cakupan Balita Gizi Buruk Pada Tahun 2016 Sebesar
1.90% Balita (278 Kasus) dengan capaian kinerja sebesar 59%, artinya
Bahwa Jumlah Balita Dengan Kasus Gizi Buruk Tahun 2017 mengalami
penurunan yaitu Sebesar 0.11% dibandingkan tahun sebelumnya.
Trend Kasus Gizi Buruk di Kota Kupang selama 5 Tahun terakhir seperti
yang tergambar grafik berikut ini :
Masalah gizi pada balita dan ibu hamil dengan krisis ekonomi yang masih
berkelanjutan memberikan dampak timbulnya kasus gizi buruk pada anak
balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Pada umumnya kasus ini
terjadi pada keluarga yang ekonomi dan pendidikannya rendah. Untuk
menanggulangi kasus ini perlu diadakan beberapa kegiatan; Pemberian PMT
Pemulihan dan PMT penyuluhan di Posyandu, memotivasi masyarakat
menjadi masyarakat yang sadar gizi serta pemantauan status gizi setiap
tahunnya.
Beberapa masalah gizi lainnya seperti kebutaan akibat kekurangan vitamin
A, anemi gizi besi, dan kurang zat iodium telah menampakkan
penurunan.Penilaian status gizi yang dilakukan di posyandu menggunakan
indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) sesuai standar WHO.
Untuk itu kedepannya diperlukan upaya khusus Dinas Kesehatan Kota
Kupang agar terus melakukan upaya pengendalian Kasus Gizi buruk agar
mampu mencapai target yang ditetapkan Pemerintah Kota Kupang yakni
<1% dari total seluruh balita yang ditimbang melalui berbagai upaya yang
telah dilaksanakan seperti Pemantauan Status Balita secara berkala, deteksi
Dina Tumbuh Kembang Balita, Pelayanan MTBS, Pemberian PMT Khusus
Balita Gizi Buruk, maupun berbagai paket pelayanan balita gizi buruk yang
diperlukan untuk menunjang Pelayanan Kesehatan Khusus bagi Balita Gizi
Buruk.

ANGKA ANAK - ANAK DI BAWAH BERAT BADAN NORMAL


(GIZI KURANG)

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Menurunnya Kasus Angka anak - anak ≤25 2.63 % 952


Gizi Buruk di bawah berat
badan normal (Gizi
Kurang)

Untuk indikator cakupan Anak dengan berat badan dibawah Normal (Kasus
Gizi Kurang) di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017
berada dibawah target yang ditetapkan, yakni sebesar 2.63% dari target
maksimal ≤25% per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan Jumlah Balita Gizi Kurang di
Kota Kupang masih cukup baik dengan jumlah yang jauh dibawah target
maksimal Pemerintah Kota Kupang yang juga menunjukan keberhasilan
Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam melakukan upaya pengendalian balita
gizi buruk maupun gizi kurang.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya angka kasus balita
gizi buruk tahun 2017 menurun sangat signifikan. Trend Kasus gizi kurang
pada balita dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Untuk Itu terus dilaksanakan berbagai upaya teknis untuk terus menekan
angka gizi buruk dan gizi kurang pada bayi dan balita seperti upaya
Pemberian Makan Tambahan (PMT) pada balita baik itu PMT pemulihan
maupun PMT Penyuluhan, pelaksanaan Kelas ibu bagi Ibu Hamil, Ibu bayi
dan balita untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya Nutrisi
bagi bayi dan balita, penyuluhan gizi bagi orang tua dan anak-anak,
peningkatan kerjasama dengan lintas sektor dalam upaya meningkatkan
penggunaan pangan lokal dalam menyokong upaya pemberian makanan
tambahan bagi balita, serta berbagai upaya teknis program lainnya.

PERSENTASE BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Menurunnya Kasus Persentase Bayi 80 53.42 % 67


Gizi Buruk yang mendapat ASI
Ekslusif

Untuk indikator cakupan Pemberian ASI Ekslusif bagi bayi di Kota Kupang
terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017 berada dibawah target yang
ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 53.42% Bayi yang
mendapatkan ASI Ekslusif dari target 80% yang ditetapkan dalam Renstra
Dinas Kesehatan Kota Kupang, artinya bahwa jumlah Bayi yang
mendapatkan ASI Ekslusif masih sangat Kurang diwilayah Kota Kupang.
Berdasarkan data diatas tampak bahwa jumlah bayi yang mendapatkan ASI
Ekslusif, untuk tahun 2017 sedikit mengalami penurunan, dimana tahun
2016 jumlah bayi mendapat ASI sebanyak 67,13% sedikit menurun menjadi
53,42%. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif, serta memperkuat
dukungan keluarga dalam mendukung ibu untuk memberikan ASI Ekslusif.
Beberapa permasalahan klinis seperti Kurang Gizi pada Ibu dan juga adanya
penyakit penyerta pada ibu menyusui serta berbagai permasalahan sosial
seperti mitos dan kepercayaan seringkali dianggap sebagai berbagai masalah
yang membuat ibu tidak dapat memberikan ASI secara ekslusif pada bayi
juga semakin bisa diatasi lewat promosi perilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus melakukan berbagai upaya
teknis untuk menigkatkan cakupan indikator ini antara lain Penyuluhan
tentang pentingnya ASI Ekslusif, serta cara pemberian ASI Ekslusif pada Ibu
Menyusui melalui Program Kelas Ibu, upaya peningkatan Gizi Ibu Menyusui
melalui pemberian PMT, dan berbagai upaya teknis Program lainnya.

PERSENTASE RUMAH YANG MEMPUNYAI JAMBAN


KELUARGA SEHAT

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Upaya Persentase Rumah 90 79,78 % 89


Penyehatan yang mempunyai
Lingkungan Sehat dan Jamban Keluarga
Sanitasi Perorangan Sehat

Untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki Jamban Sehat di Kota


Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017 masih berada
dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 79,8%
penduduk dengan Jamban Sehat dari target 90% yang ditetapkan dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan masih
kurangnya jumlah penduduk yang memiliki Jamban sehat disetiap rumah.
Untuk itu diperlukan adanya upaya Dinas Kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya ketersediaan jamban dalam rangka
mendukung kesehatan individu masyarakat secara umum. Setiap keluarga
diharapkan sadar akan pentingnya ketersediaan jamban sebagai bagian dari
satu rumah tinggal secara utuh. Grafik ketersediaan jamban keluarga
selama 5 tahun terakhir seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Kedepannya Dinas Kesehatan akan terus berupaya meningkatkan


ketersediaan Jamban sehat melalui program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang menggerakan masyarakat untuk dapat
memberdayakan diri dan memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan
sebagai perilaku dasar untuk menjaga kesehatan individu maupun
keluarga. Program STBM terbukti mampu mendongkrak kesadaran
masyarakat untuk menyediakan sarana sanitasi dasar termasuk jamban
yang memadai dalam setiap keluarga. Ketersediaan jamban akan membantu
masyarakat agar tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang
diharapkan akan menurunkan angka kejadian penyakit akibat perilaku
tersebut seperti Diare dan berbagai penyakit berbasis lingkungan lainnya.
Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang melalui Bidang Penyehatan
Lingkungan dan Promosi Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan
capaian indikator ini melalui berbagai upaya teknis program seperti
Kegiatan-kegiatan penyehatan lingkungan melalui Program STBM, kegiatan
inspeksi sanitasi lingkungan, kegiatan Bantuan Pengadaan MCK dan
Jamban kerjasama dengan berbagai lembaga donor pemerintah ataupun
swasta, serta berbagai model kegiatan penyuluhan Kesehatan Lingkungan
untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan
lingkungan melalui program pemicuan dan peningkatan peran serta
masyarakat dalam mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan lingkungan
dan penentuan tindak lanjut perbaikan.

PERSENTASE PENDUDUK MEMILIKI SPAL SEHAT

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Upaya Persentase 75 58,49 % 78


Penyehatan Penduduk memiliki
Lingkungan Sehat dan SPAL Sehat
Sanitasi Perorangan

Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki


Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Sehat di Kota Kupang terlihat
bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017 berada dinawah target yang
ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 58.49% penduduk dengan
Jamban Sehat dari target 75% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan adanya peningkatan yang
signifikan untuk jumlah penduduk yang memiliki SPAL sehat disetiap
rumah. Grafik ketersediaan SPAL sehat dalam tiap rumah tangga selama 5
tahun terakhir seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa untuk, tahun 2017 terjadi


peningkatan persentase Rumah di Kota Kupang yang memiliki SPAL yang
dinyatakan layak dan sehat. Ketersediaan SPAL menjadi sangat penting
sebagai salah satu sarana sanitasi dasar dalam setiap rumah tangga.
Ketersediaan SPAL dalam tiap rumah akan mencegah terbuangnya air
limbah rumah tangga ke lingkungan dengan tidak terkontrol, SPAL akan
mengalirkan air limbang rumah tangga ke tempat penampungan khusus
sehingga tidak menjadi media hidup vektor penyebab penyakit seperti lalat
dan nyamuk penyebab DBD, Malaria, Diare, dll. Peningkatan kesadaran
masyarakat ini diharapkan akan terus membaik ke depan sehingga mampu
menunjang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari masyarakat Kota Kupang
yang kemudian akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat secara umum.

PERSENTASE RUMAH SEHAT

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Upaya Persentase 85 81,55 % 96


Penyehatan Lingkungan Rumah Sehat
Sehat dan Sanitasi
Perorangan
Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki
rumah sehat di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017
berada dibawah target yang ditetapkan, yakni hanya sebesar 81,55% dari
target 85% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang
dengan capaian kinerja sebesar 96%. Hal ini menunjukan masih cukup
rendahnya jumlah penduduk yang memiliki rumah sehat di Kota Kupang.
Ketersediaan rumah yaang memenuhi standar layak sehat menjadi mutlak
dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, karena tempat tinggal yang tak sehat
tentu saja akan mempengaruhi kesehatan penghuninya.
Dinas Kesehatan Kota Kupang setiap tahunnya bekomitmen untuk terus
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki tempat
tinggal yang layak dan sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara umum. Berikut ini grafik trend ketersediaan rumah yang
memenuhi standar layak sehat di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir :

Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa selama 3 tahun terakhir sejak


tahun 2014, jumlah penduduk yang memiliki rumah sehat terus meningkat.
Penentuan status sehat dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi dasar
yang dilakukan Puskesmas. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota
Kupang terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar
terus menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi tempat tinggal mereka sendiri.

PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatkan Upaya Persentase 65 37.64 % 58


Penyehatan Rumah Tangga
Lingkungan Sehat dan Ber-PHBS
Sanitasi Perorangan

Untuk indikator cakupan Rumah Tangga ber PHBS di Kota Kupang terlihat
bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017 berada dibawah target yang
ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 37,64% Rumah tangga ber-
PHBS dari target 65% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota
Kupang. Capaian kinerja yang dicapai dari indikator ini mencapai 58%.
Berdasarkan data tersebut tampak juga bahwa capaian indikator ini jauh di
bawah target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Rumah tangga ber-PHBS merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur apakah suatu masyarakat memiliki pola hidup yang layak
sesuai standar kesehatan, yang sedianya akan menjadi ukuran kesadaran
masyarakat dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
Data trend 5 tahun terakhir untuk rumah tangga ber PHBS seperti
ditampilkan dalam gambar berikut ini :

Berdasarkan data diatas jumlah RT ber-PHBS untuk tahun 2017 naik dari
33,60% menjadi 37.64% walaupun belum mencapai target yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kota Kupang. Ini membuktikan kesadaran masyarakat
untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang. Sehingga
kemudian kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya
membuat Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menerapkan PHBS
untuk mendukung gaya hidup sehat. Beberapa Upaya yang telah dilakukan
Dinas Kesehatan Kota Kupang terus mendorong masyarakat untuk
menerapkan PHBS melalui Kegiatan-kegiatan promosi PHBS seperti
perayaan HCTPS, Promosi Kesehatan Individu ataupun kelompok, dan
berbagai kegiatan lainnya. Selain itu sejak Tahun 2017 juga telah
dilaksanakan kegiatan Pendataan Keluarga Sehat yang didalamnya
dilaksanakan pemetaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat,
sehingga diharapkan mampu menjadi informasi sejauh mana masyarakat
mengaplikasikan gaya hidup sehat, dari kegiatan ini kemudian akan
didapatkan angka indeks keluarga sehat. Pendataan Keluarga Sehat
merupakan salah satu bagian dari Program Gerakan Masyarakat Sehat
(GERMAS), salah satu Program Nasional Kementrian Kesehatan dalam
rangka mempromosikan gaya hidup sehat bagi seluruh masyarakat.

Pelaksanaan Kegiatan HCTPS

RASIO TENAGA KESEHATAN


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Per 10000 104


Rasio Tenaga Dokter 1 1,04 penduduk
Meningkatnya Upaya Rasio Tenaga Dokter Per 10000 39
1 0,39 penduduk
Pelayanan Kesehatan Gigi
Masyarakat Di Kota Per 1000 46
Rasio Tenaga Bidan 1 0,46
Kupang penduduk
Per 1000 39
Rasio Tenaga Perawat 1 0,39 penduduk

Untuk mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah diperlukan


tenaga kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan merupakan bagian dari
sumber daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan
kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Untuk diperlukan tenaga
kesehatan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk
mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Tenaga kesehatan
memiliki peran strategis dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi
kondusif terhadap Perilaku Hidup Sehat dan Bersih melalui berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan dimaksud.

Foto Pelayanan Puskesmas Oleh Tenaga Kesehatan


Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan merupakan unsur utama
yang mendukung sistem kesehatan. Tenaga kesehatan adalah semua orang
yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang bermutu
secara mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara
berhasil-guna
guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggarany
terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
tingginya.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari
sehari hari tenaga kesehatan merupakan
tenaga yang dibutuhkan berdasarkan rasio standar. Kebutuhan tenaga ini
dikaitkan dengan rencana
rencana pengembangan fasilitas kesehatan, setiap tingkat
administrasi pelayanan mempunyai formasi pegawai bervariasi sejalan
dengan mobilisasi. Setia Tenaga kesehatan di Kota Kupang tersebar Dinas
Kesehatan, dan UPTD Dinas Kesehatan baik Puskesmas, Puskesmas
Pembantu,
bantu, maupun Laboratorium dan IFK.
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa rata-rata rasio jumlah tenaga
kesehatan belum memenuhi rasio jumlah tenaga kesehatan yang
ditargetkan oleh Pemerintah Kota Kupang, berdasarkan target yang
ditetapkan rasio dokter yang ada dan melayani masyarakat yakni 1 per
10.000 penduduk, untuk realisasi untuk tahun 2017 telah mencapai 1,04,
untuk tenaga dokter gigi target rasio dokter yang ada dan melayani
masyarakat yakni 1 per 10.000 penduduk, realisasi untuk tahun 2017 baru
mencapai 0,39, sedangkan tenaga perawat dan bidan masing-masing
realisasi tenaga yang ada baru berkisar 0,46 dan 0,39 dari target 1 per 1000
penduduk.
Ini mengindikasikan jumlah tenaga yang ada belum dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang seharusnya melakukan pelayanan yang
ada di sarana pelayanan kesehatan terkhususnya Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, dan Poskeskel. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas ini tentu
saja berdampak pada tingginya beban kerja dari tenaga kesehatan yang
harus melayani jumlah masyarakat yang melebihi rasio pelayanannya.
Berikut ini grafik perbandingan rasio tenaga kesehatan secara lengkap
dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang
untuk tahun 2017 :

Dari grafik diatas tampak bahwa rata-rata jumlah tenaga kesehatan yang
ada belum mencapai target Rasion Tenaga Kesehatan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kota Kupang. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota
Kupang terus berkomitmen untuk menyediakan tenaga kesehatan agar
memenuhi baik lewat jalur PNS maupun tenaga PTT sesuai standar
kebutuhan tenaga dengan tetap memperhatikan pola distribusi tenaga
kesehatan serta variabel teknis lain yang dianggap mempengaruhi seperti
jumlah kunjungan masyarakat serta jenis pelayanan yang diberikan di
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu. Selain itu juga terus dilakukan
upaya penambahan kualifikasi tenaga kesehatan yang melakukan
pelayanan baik itu kualifikasi pendidikan, maupun ketrampilan atau skill
lewat berbagai pelatihan, ataupun kursus khusus yang diikuti oleh tenaga
kesehatan. Kedepan diharapkan nantinya jumlah tenaga kesehatan yang
tersedia bisa memenuhi kebutuhan tenaga sesuai perbandingan ratio
jumlah penduduk, dengan kualitas SDM yang memenuhi kebutuhan.

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TERJANGKAU


JAMKESMAS/JAMKESDA

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Meningkatnya Persentase Penduduk 100 310.874 % 100


Upaya Miskin Terjangkau Jiwa
Pelayanan Jamkesmas/Jamkesda
Kesehatan
Masyarakat Di
Kota Kupang

Untuk indikator Jumlah Penduduk Miskin yang terjangkau Jaminan


Kesehatan baik Peserta PBI JKN/Jamkesda di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan tahun 2017 sebesar 305.006 jiwa. Jumlah penduduk
yang memiliki Jaminan Kesehatan khusus untuk masyarakat miskin di Kota
kupang sebanyak Capaian 310.874 Jiwa yang terdiri dari Peserta
Jamkesmas (JKN-PBI) sebesar 93.514 Jiwa dan Peserta Jamkesda Kota
Kupang sebanyak 217.360 Jiwa.
Kedepannya sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah secara nasional
untuk integrasi kepesertaan Jaminan Kesehatan, maka diharapkan seluruh
peserta Jaminan Kesehatan di luar Jaminan Kesehatan Nasional akan
terintegrasi dalam program ini sehingga bisa memenuhi standarisasi
pelayanan yaang diberikan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang sejak
Tahun 2017 sudah mempersiapkan pengintegrasian Program Jamkesda ke
dalam program JKN melalui verifikasi kembali data kepesertaan Jamkesda
yang akan diintegrasikan ke dalam JKN, sehingga dari hasil validasi
kepesertaan ini diharapkan jumlah peserta yang mendapatkaan pelayanan
bisa benar-benar sesuai peruntuknnya dan juga meminimalisir kelebihan
penganggaran yang akan dialokasikan, sehingga kedepannya tujuan
universal coverage atau perlindungan kesehatan semesta bagi seluruh
masyarakat miskin di Kota Kupang dapat tercapai dengan lebih cepat.

RASIO PUSKESMAS RAWAT INAP


CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Terpenuhinya Sarana Rasio 1 0,67 Per 67


Prasarana Kesehatan Puskesmas Kecamatan
Bagi Puskesmas Dan Rawat Inap
Pustu Di Wilayah Kota
Kupang

Untuk indikator Jumlah Puskesmas Rawat Inap di Kota Kupang, hingga


saat ini angka Puskesmas rawat inap masih sama dengan tahun
sebelumnya berjumlah 4 unit, yakni Puskesmas Sikumana, Puskesmas
Alak, Puskesmas Bakunase, dan Puskesmas Pasir Panjang dengan ratio
0,67 dari target 1 Puskesmas per kecamatan, artinya dengan jumlah
kecamatan saat ini berjumlah 6 kecamatan, maka dibutuhkan minimal 6
puskesmas rawat inap yang akan memberikan layanan memadai bagi
seluruh masyarakat didalam kecamatan tersebut, untuk dapat memenuhi
target tersebut maka dibutuhkan tambahan peningkatan status untuk 2
puskemas agar ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap khususnya
pada wilayah Kecamatan Oebobo dan Kecamatan Kelapa Lima.

Gedung pelayanan Puskesmas Sikumana dan Pasir Panjang


Kedepannya diharapkan dengan pertimbangan mendekatkan pelayanan
strata 1 bagi masyarakat, maka peningkatan status puskesmas menjadi
rawat inap, akan masuk dalam road map peningkatan pelayanan kesehatan
oleh masyarakat.
Pada tahun 2015, Dinas Kesehatan Kota Kupang kembali meresmikan satu
Puskesmas baru untuk menjangkau pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat yakni Puskesmas Manutapen yang diluncurkan bertepatan
dengan Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tingkat Kota Kupang
tanggal 12 November 2015 lalu. Dengan penambahan satu puskesmas di
wilayah Kecamatan Alak, diharapkan dengan luas wilayah yang demikian
besar maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat bisa menjadi lebih
memadai.
Selain itu di tahun 2017 juga telah dilakukan Relokasi Puskesmas Penfui ,
serta Rehabilitasi Rawat Jalan Puskesmas Alak yang diharapkan akan
meningkatkan pelayanan Puskesmas. Selanjutnya juga kedepan Dinas
Kesehatan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan status Puskesmas
menjadi rawat inap sehingga bisa memenuhi target yang ditetapkan dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang.

KECUKUPAN PERALATAN INSTALASI GAWAT DARURAT

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Terpenuhinya Sarana Kecukupan 100 100 % 100


Prasarana Kesehatan Peralatan instalasi
Bagi Puskesmas Dan Gawat Darurat
Pustu Di Wilayah Kota
Kupang

Untuk indikator Ketersediaan Peralatan untuk penanganan gawat darurat,


dengan target 100%, pencapaian tahun 2017, mencapai 100% yakni 11 dari
11 Puskesmas. Ketersediaan sarana penanganan kegawat daruratan
digunakan untuk menanggulangi ondisi gawat darurat pasien yang
membutuhkan layanan tersebut. Pelayanan kegawatdaruratan kesehatan
bisa dilakukan di 11 Puskesmas di Kota Kupang, maupun 12 Rumah sakit
yang berada di wilayah Kota Kupang.
Selain Itu Pemerintah Kota Kupang juga berkomitmen untuk mendukung
pelayanan gawat darurat yang memadai bagi masyarakat melalui
penyediaan layanan Brigade Kupang Sehat (BKS) yang merupakan salah
satu program inovatif Pemerintah kota Kupang. Layanan Ini merupakan
layanan medis dan ambulanca transport untuk kasus gawat darurat
kesehatan dengan satu nomor call center terintegrasi. Masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kegawat daruratan bisa menghubungi nomor caall
center (0380) 82777 untuk mendapatkan layanan tersebut. Penjelasan lebih
lanjut mengenai program ini kami bahas secara khusus dalam penjelasan
mengenai program inovatif bidang kesehatan di bagian akhir laporan ini.
RASIO PUSKESMAS PEMBANTU

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Terpenuhinya Sarana Rasio 1 0,97 Per 10.000 97


Prasarana Kesehatan Puskesmas Penduduk
Bagi Puskesmas Dan Pembantu
Pustu di Wilayah Kota
Kupang

Untuk Rasio Ketersediaan Puskesmas Pembantu di Kota Kupang saat ini


dengan target Pemerintah Kota Kupang 1 per 10.000 Penduduk maka
jumlah ketersediaan Pustu dan Poskeskel di Kota Kupang sudah hampir
memenuhi rasio kebutuhan pustu tersebut. Kota Kupang memiliki 35 Pustu
dan 5 Poskeskel yang siap memberikan pelayanan kesehatan memadai bagi
masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya. Pustu dan Poskeskel tersebar
pada seluruh wilayah Kecamatan yang di Kota Kupang, kedepannya Dinas
Kesehatan Kota Kupang berkomitmen untuk terus memperbaiki manajemen
distribusi ketersediaan Pustu per kelurahan dengan juga tetap
memperhatikan berbagai faktor teknis lain seperti kebutuhan masyarakat,
Jumlah Penduduk yang membutuhkan layanan, dan juga luas wilayah
pelayanan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut kedepannya diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yang
membutuhkan layanan kesehatan yang memadai.

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT-OBATAN SESUAI


KEBUTUHAN RUMAH SAKIT, PUSKESMAS/PUSTU

CAPAIAN
TARGET KINERJA
SASARAN INDIKATOR REALISASI SATUAN
2017 (%)

Terpenuhinya Sarana Persentase 100 100 % 100


Prasarana Kesehatan Ketersediaan
Bagi Puskesmas Dan Obat-obatan
Pustu Di Wilayah Kota sesuai kebutuhan
Kupang RS, Puskesmas
dan pustu

Untuk Cakupan Persentase Ketersediaan Obat-obatan sesuai kebutuhan di


Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2017 berada sesuai
dengan target yang ditetapkan untuk Tahun 2017, yakni sebesar 100%,
artinya setiap obat yang dibutuhkan tersedia di Puskesmas sesuai standar
kebutuhan. Obat-obatan Puskesmas termasuk dalam golongan obat generik,
artinya seluruh obat-obatan yang digunakan di Puskesmas seluruhnya
wajib menggunakan resep obat generik.
Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kupang juga telah memiliki satu unit UPTD
Khusus yang berkaitan dengan penyediaan, penyimpanan, dan
pendistribusian obat-obatan dan bahan Habis Pakai untuk Puskesmas
yakni Instalasi Farmasi Kota Kupang.

Gedung Instalasi Farmasi Kota Kupang


Instalasi Farmasi Kota Kupang merupakan salah satu UPTD yang mengelola
penyimpanan dan pendistribusian obat sesuai kebutuhan, dengan adanya
instalasi farmasi maka diharapkan proses pengelolaan obat di kota kupang
akan menjadi lebih baik. Untuk itu ketersediaan sarana ini sangat
membantu manajemen obat untuk seluruh UPTD Pelaksana teknis
pelayanan seperti Puskesmas di Kota Kupang.

Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Habis Pakai


Untuk itu diperlukan penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas dan Pustu termasuk sarana dan prasarana pendukung
pelayanan untuk meningkatkan profesionalitas pelayanan dan mendekatkan
pelayanan ke tingkat masyarakat baik melalui dukungan Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah.
Selain itu Pencapaian kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kota Kupang
sesuai dengan komponen penganggaran khususnya rasio antara pagu dan
realisasi anggaran pada Dinas Kesehatan Kota Kupang dapat disampaikan
pada tabel T-C 24 berikut ini :
Tabel T-C.24
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Darah Dinas Kesehatan
Kota Kupang

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata Pertumbuhan
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pelayanan
680,752,270 798,590,880 970,201,100 1,138,840,216 838,142,450 630,315,884 759,395,034 881,994,068 990,992,129 810,038,737 92.59 95.09 90.91 87.02 96.65 701,991,996 683,975,560
Administrasi Perkantoran

Program Peningkatan Sarana


225,385,000 100,000,000 518,800,000 217,260,000 225,185,000 99,899,000 507,800,000 217,060,000 99.91 99.90 97.88 99.91 217,260,000 217,060,000
dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Disiplin


8,800,000 8,800,000 100.00 -1,760,000 (1,760,000)
Aparatur

Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 59,315,650 135,630,000 158,371,200 341,559,000 86,370,200 58,915,400 106,119,600 157,575,200 313,125,196 86,088,382 99.33 78.24 99.50 91.68 99.67 74,507,070 74,305,302
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
20,504,000 26,504,000 25,454,000 20,448,850 26,504,000 25,429,000 99.73 100.00 99.90 25,454,000 25,429,000
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan

Program Penunjang Pelayanan


990,900,000 1,719,825,000 2,198,900,000 3,934,500,000 11,149,500,000 933,400,000 1,553,298,750 2,064,697,500 3,553,876,250 10,517,790,000 94.20 90.32 93.90 90.33 94.33 10,951,320,000 10,331,110,000
administrasi Perkantoran

Program Obat dan Perbekalan


2,380,817,700 2,676,775,300 2,380,474,350 3,444,436,500 6,152,177,550 2,135,308,955 2,439,158,526 2,277,181,932 2,301,113,843 5,913,553,760 89.69 91.12 95.66 66.81 96.12 5,676,014,010 5,486,491,969
Kesehatan

Program Upaya Kesehatan


3,075,594,240 4,743,384,532 5,061,112,000 9,640,562,298 12,020,182,150 2,819,404,368 4,203,726,714 4,721,839,293 8,595,871,694 10,809,634,960 91.67 88.62 93.30 89.16 89.93 11,405,063,302 10,245,754,086
Masyarakat

Program Pengawasan Obat


49,372,250 26,170,000 68,842,800 62,954,000 80,621,700 49,372,250 26,170,000 68,842,800 60,974,600 80,371,700 100.00 100.00 100.00 96.86 99.69 70,747,250 70,497,250
dan Makanan

Program Promosi Kesehatan


dan Pemberdayaan 55,226,500 179,617,500 175,514,000 333,993,400 221,821,900 54,626,500 179,520,000 175,514,000 319,366,600 214,963,300 98.91 99.95 100.00 95.62 96.91 210,776,600 204,038,000
masyarakat
Program Perbaikan Gizi
516,410,100 647,277,500 805,151,500 970,849,400 78,464,800 500,019,400 610,280,000 785,855,300 943,360,520 77,714,800 96.83 94.28 97.60 97.17 99.04 -24,817,220 (22,289,080)
Masyarakat

Program Pengembangan
88,572,400 151,842,500 73,615,300 364,673,100 90,566,500 73,581,900 133,650,920 62,909,100 126,516,900 82,566,500 83.08 88.02 85.46 34.69 91.17 72,852,020 67,850,120
Lingkungan Sehat

Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit 461,720,900 593,836,000 779,813,200 1,236,092,600 715,259,900 443,794,400 590,285,109 739,773,800 1,201,493,840 709,670,401 96.12 99.40 94.87 97.20 99.22 622,915,720 620,911,521
Menular
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata Pertumbuhan
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana 3,646,583,362 4,323,298,600 4,434,387,000 10,816,456,500 8,958,080,478 3,547,599,661 4,157,396,070 4,225,419,342 9,464,475,304 8,681,768,432 97.29 96.16 95.29 87.50 96.92 8,228,763,806 7,972,248,500
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan 11,148,400,000 19,453,796,000 19,478,129,365 22,253,400,795 30,047,220,177 7,506,080,257 17,751,375,189 18,528,076,924 20,808,526,048 24,174,942,118 67.33 91.25 95.12 93.51 80.46 27,817,540,177 22,673,726,067
Kesehatan
Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak 297,884,850 91,920,000 113,275,000 103,528,800 81,498,500 291,179,800 83,743,750 106,570,000 96,823,800 81,498,500 97.75 91.11 94.08 93.52 100.00 21,921,530 23,262,540
balita
Program peningkatan
24,122,000 18,209,100 142,697,800 14,925,800 24,121,500 18,209,100 140,297,800 14,925,800 100.00 100.00 98.32 100.00 14,925,800 14,925,800
pelayanan kesehatan lansia

Program Pengawasan dan


Pengendalian Kesehatan 51,673,500 35,322,000 55,354,600 277,222,600 70,881,100 51,613,500 35,322,000 55,354,600 275,873,600 70,881,100 99.88 100.00 100.00 99.51 100.00 60,546,400 60,558,400
Makanan

Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan 138,437,200 107,877,500 381,546,000 328,882,900 115,014,900 130,532,200 105,952,500 360,831,000 320,377,900 112,110,600 94.29 98.22 94.57 97.41 97.47 87,327,460 86,004,160
dan Anak

Program Kebijakan dan


Manajemen Pembangunan 94,499,950 120,890,000 241,977,150 231,907,000 266,018,200 93,149,950 120,889,750 241,977,150 231,907,000 259,704,382 98.57 100.00 100.00 100.00 97.63 247,118,210 241,074,392
Kesehatan

Program Penataan Peraturan


102,200,000 30,976,800 102,200,000 30,976,800 100.00 100.00 0 0
Perundang-Undangan

Total 23,744,962,887 36,157,762,329 37,546,356,484 56,167,862,930 71,229,462,328 19,327,696,445 33,207,792,434 35,623,947,783 50,279,279,050 62,940,714,500 81.40 91.84 94.88 89.52 88.36 66,480,468,148 59,075,173,605
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan
2.4.1 Analisis Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra Dinkes
Berdasarkan analisis keadaan eksternal Dinas Kesehatan Kota Kupang akan
dapat diidentifikasi faktor eksternal yaitu peluang dan tantangan yang
mempengaruhi strategi pencapaian tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan
Kota Kupang. Faktor eksternal pada dasarnya adalah merupakan faktor
yang ada di sekeliling Dinas Kesehatan Kota Kupang, yang dapat terdiri atas
kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, ketenteraman dan ketertiban,
lingkungan fisik, lingkungan hidup, masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, demografi, stakeholders dan lain-lain. Komparasi capaian sasaran
indikator kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Kupang dengan
capaian indikator kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan Kementerian Kesehatan RI dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN disebutkan
bahwa tantangan pembangunan bidang kesehatan yang dihadapi antara
lain adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan
akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi,
dan gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan yang
kurang memadai; meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan; dan
mengurangi beban ganda penyakit yaitu pola penyakit yang diderita oleh
sebagian besar masyarakat adalah penyakit infeksi menular, namun pada
waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular serta
meningkatnya penyalahgunaan narkotik dan obat-obat terlarang.
1. Penduduk Kota Kupang akan bertambah banyak dengan piramida
penduduk yang terus berubah. Jumlah penduduk Kota Kupang yang
pada tahun 2015 sebesar 390.877 Jiwa, sedangkan pada Tahun 2019
diproyeksi akan bertambah menjadi 434.972 Jiwa (BPS, Proyeksi
Nasional 2010-2035). Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan, terdapat beberapa
tantangan yang dihadapi antara lain: rendahnya kualitas kesehatan
penduduk yang tampak dari masih Tingginya trend AKB, angka
kematian anak balita (AKABA) dan AKI selama 5 tahun terakhir serta
masih adanya anak balita yang mengalami gizi kurang. Menjelang
tahun 2025 derajat kesehatan masyarakat diharapkan akan semakin
bertambah baik karena menurunnya AKB dan AKABA, meningkatnya
status gizi masyarakat, serta UHH.
2. Masalah kesehatan masyarakat lainnya yang dihadapi adalah beban
ganda penyakit yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi
yang harus ditangani, dilain pihak semakin meningkatnya penyakit
tidak menular. Selain itu beberapa penyakit infeksi cenderung
meningkat kembali (re-emerging diseases) seperti penyakit TB, dan
malaria. Penyakit infeksi baru (new emerging diseases) juga telah
muncul, utamanya yang disebabkan karena virus seperti: HIV/AIDS.
Ke depan Kota Kupang perlu mewaspadai timbulnya penyakit-
penyakit baru yang diakibatkan oleh virus.
Tantangan lain yang dihadapi adalah adanya kecenderungan
meningkatnya masalah kesehatan jiwa, masalah-masalah yang
berkaitan dengan usia lanjut yang akan menyebabkan meningkatnya
beban pelayanan dan pembiayaan kesehatan, kecelakaan lalu lintas
dan kecelakaan akibat kerja, dampak perubahan iklim, dan
meningkatnya pencemaran lingkungan serta perubahan gaya hidup
yang tidak sehat. Penyakit jantung dan pembuluh darah
(Kardiovaskular), kanker, dan penyakit tidak menular lainnya juga
cenderung meningkat. Pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan
menjadi sangat maju menjelang tahun 2025 sehingga dapat melayani
semua kebutuhan pelayanan kesehatan. Akibat penyalahgunaan
Napza juga merupakan tantangan yang berat dalam pembangunan
kesehatan.
3. Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum
dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan
dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang
sangat penting. Manajemen kesehatan yang meliputi kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, sistem informasi kesehatan, dan
hukum kesehatan yang mencakup perlindungan masyarakat, belum
sepenuhnya mendukung pembangunan kesehatan. Meskipun sistem
informasi kesehatan daerah (SIKDA) sangat penting untuk
mendukung pembangunan kesehatan, akan tetapi tidak mudah
dalam pengembangannya agar berhasil-guna dan berdayaguna.
4. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan pada umumnya
masih menempatkan masyarakat sebagai objek, bukan sebagai
subjek pembangunan kesehatan. Pengetahuan, sikap dan perilaku
serta kemandirian masyarakat untuk hidup sehat masih belum
memadai. Peningkatan kemitraan dan tersedianya SDM Kesehatan
yang mendukung penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan merupakan tantangan yang sangat penting.
5. Tantangan dalam upaya kesehatan terutama mengenai kesenjangan
kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu antar wilayah, gender, dan antar kelompok tingkat sosial
ekonomi; pelayanan kesehatan reproduksi yang masih lemah; serta
terbatasnya jumlah dan belum optimalnya alokasi pembiayaan
kesehatan.
Dalam pembiayaan kesehatan dimasa depan diharapkan hampir
seluruh penduduk Indonesia diperkirakan telah dicakup oleh sistem
jaminan kesehatan sosial. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
aman, bermanfaat dan bermutu diperkirakan belum sepenuhnya
tersedia secara merata dan terjangkau oleh masyarakat.
6. Dewasa ini belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi dan
mutu tenaga kesehatan. Merupakan tantangan bagi pengembangan
dan pemberdayaan SDM Kesehatan, bahwa menjelang tahun 2025
pemenuhan seluruh kebutuhan SDM Kesehatan bagi pembangunan
kesehatan telah tercapai.
7. Selain itu, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, beberapa masalah dan tantangan baru muncul
sebagai akibat dari perubahan sosial budaya, ekonomi dan politik
serta perubahan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun
nasional.
Perubahan sosial budaya, ekonomi dan politik yang berpotensi
terjadinya konflik sosial dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Tantangan global yang dihadapi adalah upaya dalam pencapaian
sasaran Millennium Development Goals (MDGs).

2.4.2 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah


2.4.3 Analisis terhadap Dokumen KLHS sesuai Pelayanan Dinas Kesehatan
Peluang merupakan faktor pendorong yang berasal dari
eksternalorganisasi Dinas Kesehatan Kota Kupang, beberapa peluang
yangteridentifikasi saat ini dan masih ada di masa yang akan datang
adalah :
a. Kebijakan Pemerintah Kota Kupang Mendukung Program
Kesehatan.Pemerintah Kota Kupang berkomitmen tinggi dalam
mendukungpembangunan kesehatan, hal ini dibuktikan melalui
dukungan kebijakan pembangunan kota yang berwawasan kesehatan,
dukungan dalam pengganggaran program kesehatan, dukungan dalam
mendorong partisipasi secara aktif seluruh lapisan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
b. Adanya Dukungan Dari Lintas Sektoral, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, pihak swasta dan
Masyarakat Dalam pelaksanaan Program Kesehatan. Seluruh lapisan
masyarakat kota Kupang pada umumnya sangat mendukung program
pembangunan kesehatan. Kesadaran akan kesehatan dan Partisipasi
aktif dalam program kesehatan telah terwujud pada sebagian besar
masyarakat.
c. Meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat terhadap
pentingnya menerapkan pola hidup sehat. Masyarakat Kupang
memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pola hidup sehat. Pola
hidup sehat bahkan sudah menjadi kebutuhan pada sebagian besar
masyarakat. Pola hidup sehat sangat penting dalam mewujudkan kota
sehat.
d. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Kupang (Rumah
Sakit Swasta, Klinik, BKS, Puskesmas, Pustu). Fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pihak swasta
sangat berkembang pesat di kota Kupang. Beberapa Rumah Sakit
bahkan menjadi pusat pengembangan pelayanan sesuai dengan
keunggulan masing-masing dan mampu bersaing di tingkat nasional
dan internasional. Selain itu pada Fasilitas pelayanan tingkat dasar
dikembangkan berbagai macam inovasi pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat. Hal ini merupakan kelebihan yang ada di kota Kupang
yang mendukung peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dan layak dipromosikan kepada masyarakat kota lain
bahkan negara lain.
e. Adanya dukungan dan bantuan pembiayaan Pemerintah Pusat,
Propinsi dan luar negeri dalam upaya pengembangan program
kesehatan. Dalam pelaksanaan program dan pengembangan pelayanan
kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kupang mendapatkan banyak
dukungan dan bantuan pembiayaan antara lain :
1. Dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus, Dana Tugas
Pembantuan, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, dan Dana
Pajak Rokok;
2. Dari Pemerintah Propinsi melalui Dana Dekonsentrasi.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Idenfikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Perangkat Daerah
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Kupang pada
tahun 2012 sudah mencapai target MDG’s tahun 2015 (AKI : 102/100.000
KH; AKB : 23/1.000 KH). Namun jika dilihat dari potensi untuk trend AKB
maka yang masih on track maka diperlukan sumber daya manusia yang
kompeten untuk terus menurunkan AKI dan AKB tersebut.
Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah Puskesmas, dibentuknya Pustu
di tiap Kelurahan, dan dijaminnya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat miskin di Puskesmas dan rumah sakit oleh Pemerintah. Namun
akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata, masih terbatasnya
sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, kondisi geografis yang
sulit dan masih terbatasnya transportasi dan infrastruktur.
Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularan infeksi
penyakit menular utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC, dan Malaria) masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol dan perlu upaya
keras untuk dapat mencapai target MDG’s. Selain itu, terdapat beberapa
penyakit seperti penyakit Filariasis, Kusta, Frambusia cenderung meningkat
kembali. Disamping itu, terjadi peningkatan penyakit tidak menular yang
berkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian, utamanya pada
penduduk perkotaan. Target cakupan imunisasi belum tercapai, perlu
peningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Akibat dari cakupan Universal Child Imunization (UCI) yang
belum tercapai akan berpotensi timbulnya kasus-kasus Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di beberapa daerah risiko tinggi yang
selanjutnya dapat mengakibatkan munculnya wabah. Untuk menekan angka
kesakitan dan kematian akibat PD3I perlu upaya imunisasi dengan cakupan
yang tinggi dan merata.
Untuk anggaran pembiayaan kesehatan, permasalahannya lebih pada alokasi
yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran untuk
biaya operasional dan kegiatan langsung untuk Puskesmas. Terhambatnya
realisasi anggaran juga terjadi karena proses anggaran yang terlambat. Akibat
dari pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif dibandingkan pada
promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang tidak
efektif dan efisien, sehingga berpotensi
menimbulkan permasalahan pada kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan
pembiayaan kesehatan. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat
namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi. Kualitas
tenaga kesehatan juga masih rendah, pengembangan karier belum berjalan,
sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Masalah
kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan distribusinya
menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan berkualitas, di samping itu juga menimbulkan
permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk kasus tertentu.
Cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan mengacu pada SKN dan
Renstra Dinkes Kota Kupang, tetapi pelaksanaannya belum optimal, belum
terintegrasi dengan sistem lainnya. Perencanaan pembangunan kesehatan
antara pusat dan daerah belum sinkron dan dirasakan masih perlu
peningkatan koordinasi pusat daerah di tingkat pimpinan. Sistem informasi
kesehatan menjadi lemah setelah diterapkan kebijakan desentralisasi.
Keterbatasan data menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan
penyusunan kebijakan. Pemanfaatan data belum optimal dan surveilans
belum dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Proses
desentralisasi yang belum optimal berpotensi menimbulkan masalah pada
buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan bagi masyarakat.
Permasalahan tersebut antara lain muncul pada pembagian peran
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota termasuk di dalamnya
adalah masalah pembiayaan khususnya untuk kegiatan dan biaya
operasional, munculnya permasalahan pada harmonisasi kebijakan, masalah
pada pelaksanaan kebijakan termasuk sinkronisasi dinas kesehatan dan
manajemen Rumah Sakit, serta komitmen pemerintah daerah untuk biaya
operasional dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar yang masih
minim.
Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunan
kesehatan, promosi kesehatan belum banyak merubah perilaku masyarakat
menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pemanfaatan dan kualitas
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu dan
Poskesdes masih rendah. Upaya kesehatan juga belum sepenuhnya
mendorong peningkatan atau perubahan pada perilaku hidup bersih dan
sehat, yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan yang diderita oleh
masyarakat.
Secara khusus identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi
Pada Dinas Kesehatan Kota Kupang

ASPEK FAKTOR YANG


IDENTIFIKASI FAKTOR
KAJIAN MEMPENGARUHI

a. Internal 1. Kekuatan :
Komitmen yang tinggi untuk meningkatakn mutu upaya
1.1
kesehatan
1.2 Kompetensi SDM cukup
1.3 Inovasi program unggulan untuk layanan kesehatan

Tupoksi 1.4 Kebijakan penatalaksanaan untuk percepatan dan/atau


Dinas perbaikan layanan kesehatan
Kesehatan 1.5 Sarana prasarana operasional kesehatan memadai
1.6 Anggaran untuk pelayanan kesehatan

1.7 Tim gerak cepat diseluruh wailayah puskesmas dalam upaya


penanggulangan bencana

1.8 Standar pelayanan perizinan bidang kesehatan (sarana


pelayanan kesehaatan dan SDM kesehatan)
1.9 Laboratorium kesehatan milik Pemerintah Kota
2. Kelemahan :
2.1 Jumlah SDM kurang memenuhi standar
2.2 Penataan bangunan dibeberapa puskesmas
b. Eksternal 1. Peluang :
1.1 Dukungan masyarakat dalam implementasi program
kesehatan
1.2 Dukungan organisasi akademisi, instansi swasta dan LSM
serta organisasi profesi dalam implementasi program
kesehatan
1.3 Pemanfaatan perkembangan teknologi informasi untuk
peningkatan pelayanan termasuk sistem informasi perijinan
1.4 Dukungan Pemerintah Pusat dalm regulasi pelayanan
kesehatan dan perijinan bidang kesehatan
1.5 Dukungan SKPD lain
1.6 Kebijakan Kepala Daerah dalam pencegahan dan
penanggulangan bencana
1.7 Kondisi geografis kota Surabaya memudahkan dalam
penanganan bencana
ASPEK FAKTOR YANG
IDENTIFIKASI FAKTOR
KAJIAN MEMPENGARUHI
2. Ancaman :
2.1 SDM kesehatan asing yang ilegal dan beroperasi
2.2 Penyakit akibat mobilitas penduduk
2.3 Kondisi sosial, ekonomi dan perilaku masyarakat dalam
mewujudkan hidup bersih dan sehat dan perilaku yang
berpotensi menimbulkan bencana
2.4 Jumlah dan jenis laporan yang ditugaskan oleh Pemerintah
Pusat dan Provinsi yang harus dicukupi dengan tepat waktu
2.5 Sinkronisasi regulasi terkait dengan perizinan
2.6 Fasilitas kesehatan yang tidak berizin
2.7 Pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam
menggunakan bahan-bahan makanan yang sehat
2.8 Adanya produk-produk yang beredar yang belum
bersertifikat dan sesuai standar kesehatan

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka secara lebih spesifik


permasalahan yang melingkupi urusan kesehatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Kesehatan lingkungan dan masyarakat
Permasalahan mengenai kesehatan lingkungan dan masyarakat meliputi
beberapa aspek sebagai berikut :
a.1. Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan
pencapaian kualitas hidup yang lebih baik dengan perilaku hidup
bersih dan sehat;
a.2. Pencegahan penyakit akibat dampak dari kualitas lingkungan,
perilakukonsumsi serta jenis makanan.
b. Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Permasalahan mengenai aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
b.1. Aksesibilitas, kualitas, manajemen, dan pengembangan serta sistem
informasi kesehatan;
b.2. Layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas untuk semua
kalangan masyarakat, meliputi anak, remaja, ibu dan lansia;
b.3. Efektivitas pembiayaan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional;
b.4. Pengawasan dan pengendalian terhadap makanan dan bahan
berbahaya bagi kesehatan;
b.5. Pengendalian penyebaran penyakit tropis dan penyakit serius lainnya
serta penyebaran HIV/AIDS dan NAPZA.
c. Ketersediaan, standarisasi, dan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola
layanan kesehatan
Permasalahan megenai ketersediaan, standarisasi dan kualitas sarana
prasarana serta tata kelola layanan kesehatan meliputi beberapa aspek
berikut :
c.1. Kerjasama pengembangan bidang kesehatan dengan
seluruhstakeholder
c.2. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
1. VISI
“TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS , MANDIRI
DAN SEJAHTERA DENGAN TATAKELOLA BEBAS KKN”
Visi tersebut memiliki empat kunci pokok yakni Kota Layak Huni, Kota
Cerdas, Kota Mandiri dan Sejahtera, dan Kota Bebas KKN.
Kota Layak Huni, mengandung arti Ketersagediaan Sarana dan
prasarana perkotaan seperti air minum yang menjangkau seluruh penduduk,
listrik yang cukup bagi kebutuhan penduduk dan tersedianya transportasi
yang aman bagi warga.
Kota Cerdas, mengandung arti Membantu waga kota dengan
mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberi informasi yang
tepat kepada masyarakat, atau mengantisivasi kejadian yang tak terduka.
Kota Mandiri dan Sejahterah, mengandung arti ekonomi rakyat
berkembang dalam kemampuan daerah dan terwujudnya kesejahteraan
dalam masyarakat.
Kota Bebas KKN, mengandung arti berprinsip pemerintahan yang
baik/ Good Governance and Clean Goverment

2. MISI
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Sehat, Cerdas,
Berakhlak, Profesional dan Berdaya Saing (KUPANG SEHAT -
CERDAS)
2. Mengembangkan Perekonomian Kota Kupang Yang Berdaya Saing
dengan Meningkatkan Peran Swasta (KUPANG MAKMUR)
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Mengembangkan Budaya
Kota Yang Tertib, Aman, Kreatif dan Berprestasi dalam Menunjang
Kota Jasa (KUPANG BAGAYA-BERPRESTASI)
4. Mempersiapkan Kota Kupang Menuju Metropolitan yang Berwawasan
Lingkungan (KUPANG HIJAU)
5. Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan Yang Bebas KKN dan
Transparansi Pengelolaan Keuangan (KUPANG JUJUR)
6. Membangun Kota Kupang sebagai Rumah Besar Persaudaraan Dan
Kerukunan Lintas SARA (KUPANG RUKUN DAN AMAN)

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L), Renstra Dinas Kesehatan


Provinsi Nusa Tenggaran Timur dan Renstra Dinas Kesehatan Kota
Kupang
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan Kota
Kupang tidak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal ini
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai OPD Teknis bidang
kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kebijakan Kementerian
Kesehatan berpengaruh terhadap kebijakan kesehatan di provinsi.
Demikian pula untuk kebijakan Provinsi juga berpengaruh terhadap
kebijakan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota.
Terkait dengan hal tersebut, maka kebijakan, tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan yang ada di Kota Kupang diharapkan
berkesinambungan dengan kebijakan kesehatan di tingkat Pusat dan
Provinsi. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan, Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang
dapat diuraikan sebagai berikut.
Telaahan Visi Kementerian Kesehatan, Dinkes Propinsi Nusa Tenggara Timur
dan Dinkes Kota Kupang
Dinkes Kota Dinkes Prov. NTT
Kemenkes RI
2017-2022 2014-2019
Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kupang Penggerak Utama
tidak mempunyai visi tidak memiliki Visi sendiri Terwujudnya
sendiri tetapi mengikuti visi tetapi mengikuti Visi Walikota Pembangunan
Presiden RI : Kupang : Kesehatan Masyarakat
yang Berkualitas, Adil,
“ Terwujudnya Indonesia “ Terwujudnya Kota Kupang yang Merata dan
yang berdaulat, Mandiri layak huni, cerdas , mandiri dan Berkesinambungan
dan Berkepribadian sejahtera dengan tata kelola
berlandaskan Gotong bebas KKN ”
Royong”

Memperhatikan visi Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Provinsi


Nusa Tenggara Timur perlu adanya keselarasan untuk mempunyai tujuan
yang untuk mewujudkan masyarakat yang berdaulat, mandiri dan sehat.
Maka penentuan visi dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang 2017-
2022 juga harus selaras dengan visi Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Misi
Dalam Rencana Strategis Kementeri Nusa Tenggara Timur an Kesehatan
2015-2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi
Presiden Republik Indonesia. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah
melalui 7 misi pembangunan yaitu
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan ;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum ;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati
diri sebagai negara maritim ;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera ;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing ;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional ;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA
CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya
tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial
dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat
dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan
kelompok lansia. Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak
(impact atau outcome). dalam peningkatan status kesehatan masyarakat,
indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup
(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap(responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadaprisiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan, makaukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Telaah Renstra Dinas Kesehatan Propinsi
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 150 ayat (3)
huruf b bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
untuk jangka waktu lima tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program kepala daerah yang pengesahannya berpedoman kepada RPJP Daerah
dan dengan memperhatikan RPJM Nasional. Visi NTT lima tahun ke depan
yaitu
“Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas,
Sejahtera, Dan Demokratis Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)”. Berdasarkan rumusan di atas maka visi pembangunan
Dinas Kesehatan Provinsi NTT:
“ Penggerak Utama Terwujudnya Pembangunan Kesehatan Masyarakat
yang Berkualitas, Adil, Merata dan Berkesinambungan.”
Makna dari Visi Dinas Kesehatan Provinsi NTT tahun 2013-2018 :
 Penggerak Utama :
Dinas Kesehatan Provinsi NTT berperan sebagai Penggerak Utama
Pembangunan Kesehatan di Provinsi NTT sesuai dengan tugas dan
fungsinya guna Terwujudnya Pembangunan Kesehatan Masyarakat
yang Berkualitas, Adil dan Merata.
 Pembangunan Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas :
Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa: Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maupun
oleh Masyarakat termasuk Swasta yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan kualitas derajad kesehatan masyarakat
NTT yang setingggi-tingginya dapat terwujud.
 Adil dan Merata :
Bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, pemenuhan
pelayanan kesehatan harus berkeadilan, sehingga setiap orang berhak
mendapat akses atas pelayanan kesehatan dan merata ke seluruh
wilayah NTT serta memperhatikan efisiensi, efektifitas sesuai
kebutuhan, tanpa memandang perbedaan suku, golongan, agama,
jenis kelamin, dan status sosial ekonominya untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi - tingginya.
 Berkesinambungan :
Untuk pencapaian indikator kinerja di bidang kesehatan dibutuhkan
upaya dan ketersediaan anggaran yang berkelanjutan.
MISI
Berdasarkan peran dan keterkaitan dengan berbagai bidang urusan
pemerintahan sebagaimana ditetapkan dalam Perda Nomor 7 tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Nusa
Tenggara Timur serta sesuai dengan visi pembangunan kesehatan
sebagaimana telah dirumuskan di atas, maka misi Dinas Kesehatan
Provinsi NTT dirumuskan sebagai berikut:
1. Peningkatan Upaya Kesehatan Yang Bermutu, Adil, Merata dan
Terjangkau bagi Seluruh Masyarakat Yang Berkelanjutan.
2. Peningkatanpembiayaan kesehatan dalam rangka perlindungan
kesehatan masyarakat
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkualitas dan
profesional
4. Peningkatan ketersediaan LogistikFarmasi, Alat Kesehatan dan
Makanan
5. Peningkatan Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan
6. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
7. Pembuatan Penelitian/Pengkajian dibidang Kesehatan dan
Pengembangan Kesehatan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
PETA WILAYAH ADMINISTRASI KOTA KUPANG

a. Pengembangan Struktur Ruang Kota Kupang


- Peningkatan akses pelayanan sarana dan prasarana perkotaan lebih
merata dan berhierarki sesuai jenjang pusat pelayanan kota
- Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, listrik, sumberdaya air, sistem penyediaan
air bersih, sistem pengelolaan air limbah, sistem persampahan, sistem
drainase, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan
kaki, jalur evakuasi bencana, dan penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana perkotaan lainnya.
b. Pengembangan Pola Ruang Kota Kupang
- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
pada kawasan lindung;
- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup;
- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya;
- Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
c. Pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang
- Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung ligkungan hidup
untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem,
melestarikan keanekargaman hayati, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan
bentang alam;
- Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian kota dan wilayah yang produktif, efisien, dan mampu
bersaing dalam perekonomian regional, nasional dan internasional.
Nilai
No Strategis Rincian Nilai Strategis Lokasi Kawasan Kebijakan Pengembangan
Kawasan
1. Kepentingan  Potensi ekonomi cepat tumbuh.  Kawasan Kota  Reklamasi Pantai
Ekonomi  Sektor unggulan yang dapat menggerakan Lama  Reorientasi bangunan
pertumbuhan ekonomi. Kelurahan  Penataan kawasan
 Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas LLBK dan  Penghijuan sempadan pantai
penunjang kegiatan ekonomi Solor

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.  Kawasan  Reorientasi Bangunan


 Sektor unggulan yang dapat menggerakan Pantai Pasir  Penataan kawasan
pertumbuhan ekonomi. Panjang dan  Pembangunan jalan tepi
 Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas Kelapa Lima pantai sebagai pembatas
penunjang kegiatan ekonomi (barrier).
 Penghijuan sempadan pantai

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.  Kawasan  Pengembangan pelabuhan


 Sektor unggulan yang dapat menggerakan Wisata dan dengan konsep Ecoport
pertumbuhan ekonomi. pelabuhan  Penataan kawasan
 Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas Namosain pariwisata dan permukiman
penunjang kegiatan ekonomi

 Potensi ekonomi cepat tumbuh.  Kawasan  Penataan kawasan Industri.


 Sektor unggulan yang dapat menggerakan Industri dan  Penyediaan sarana dan
pertumbuhan ekonomi. Pelabuhan prasarana pendu-kung
 Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas Tenau  Sertifikasi Sistem
penunjang kegiatan ekonomi Manajemen Kesela-matan
 Pintu gerbang ekspor-import bagi pulau Timor dan Kesehatan Kerja (SMK3)
pelabuhan
 Pengembangan fasilitas dan
areal pelabuhan.
2. Kepentingan  Potensi ekonomi cepat tumbuh.  Kawasan  Perlindungan terhadap
Ekonomi  Sektor unggulan yang dapat menggerakan Pantai Oesapa kawasan hutan bakau dan
dan pertumbuhan ekonomi. dan Lasiana hutan lontar
Lingkungan  Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas  Penanaman tanaman bakau
penunjang kegiatan ekonomi dan lontar
 Tempat perlindungan sumberdaya alam hayati  Pengamanan hutan bakau
 Perlindungan keseimbangan iklim mikro dan hutan lontar dari
pemanfaatan kegiatan
permukiman.
 Penataan kawasan
pariwisata pantai Lasiana.

3. Kepentingan  Perlindungan keseimbangan sumberdaya air  Kawasan  Pembangunan badan


Lingkungan  Perlindungan sumberdaya alam hayati Bendungan bendungan Kolhua
hidup dan Kolhua dan  Pengamanan kawasan
Sumberdaya kawasan genangan bendungan
air hulunya  Pengamanan dan penghijuan
kawasan hulu sebagai
kawasan resapan air

 Perlindungan keseimbangan sumberdaya air  Kawasan  Penatabatasan kawasan


 Perlindungan sumberdaya alam hayati Hutan Lindung hutan lindung.
Sisimeni  Penghijauan kawasan hutan.
Sanam  Pengaturan pemanfaatan
antara kawasan
pertambangan dengan
kawasan hutan.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Dalam menentukan isu-isu strategis yang akan tertuang dalam Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2017-2022 telah dilakukan
beberapa tahapan antara lain :
a. Melakukan forum diskusi (Foccussed Group Discussion/FGD) untuk
menentukan permasalahan atau alternatif permasalahan yang dihadapi
yang merupakan fator internal (kekuatan dan kelemahan OPD) dan
eksternal (peluang dan ancaman/tantangan OPD);
b. Menentukan skor dari kriteria atau alternatif permasalahan yang telah
ditentukan;
c. Melakukan penilaian alternatif permasalahan dan ;
d. Menghitung rata-rata skor atau bobot setiap permasalahan sehingga
akandidapat bobot atau nilai yang paling tinggi itu yang dijadikan sebagi
isu strategis.
Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan, maka penentuan isu-isu strategi
Dinas Kesehatan Kota Kupang sebagai berikut :
1. Komitmen yang tinggi untuk meningkatkan mutu upaya kesehatan
antara lain melalui perbaikan tata kelola baik Sumber Daya Manusia,
fasilitas kesehatan dan sarana prasarana serta penerapan program
Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Penurunan masalah kesehatan akibat kondisi sosial, ekonomi dan
perilaku masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta
perilaku masyarakat berpotensi menimbulkan bencana yang meliputi
kematian ibu dan bayi, gangguan gizi, penyakit menular, penyakit tidak
menular dan permasalahan kesehatan khusus.
3. Kebijakan penatalaksanaan untuk percepatan dan / atau perbaikan
layanan kesehatan melalui perbaikan tata kelola baik Sumber Daya
Manusia, fasilitas kesehatan dan sarana prasarana serta penerapan
program Jaminan Kesehatan Nasional.

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaKupang Page106
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.3 TUJUAN DAN SASARAN


Dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Kota Kupang di bidang
kesehatan yaitu “Memantapkan Kesehatan Warga Kota Kupang” yang
tertuang dalam Misi 1 RPJMD Kota Kupang yang kemudian akan menjadi
dasar penyusunan sasaran dan indicator kinerja sasaran pembangunan
kesehatan pada OPD Dinas Kesehatan Kota Kupang. Berdasarkan hal
tersebut kemudian di rumuskan 7 sasaran strategis dalam rangka
mencapai tujuan diatas antara lain sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kematian ibu, bayi, bayi baru lahir dan anak
2. Meningkatnya pelayanan darurat bagi masyarakat seperti BKS
dan pelayanan pada kecelakaan (PPK)
3. Meningkatnya Kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang bermutu, mudah merata dan terjangkau
4. Meningkatnya kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar
5. Meningkatnya promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan melalui jasa asuransi
kesehatan yang ada (BPJS dan JAMKESDA)
7. Meningkatnya kualitas hidup melalui pengendalian jumlah
penduduk.
Dari rincian penjabaran Sasaran yang harus dicapai Dinas Kesehatan
terdapat 6 sasaran dari 7 sasaran yang akan dilaksanakan dan menjadi
tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Kupang. Dalam rangka mengukur
pencapaian dimaksud maka ditetapkan indikator sasaran yang akan
digunakan sebagai alat ukur evaluasi pencapaian sasaran yang juga
merupakan indikator kinerja utama OPD, dengan rincian sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kematian ibu, bayi, bayi baru lahir dan anak
dengan sasaran strategis yang akan dicapai :
a. Menurunnya Angka Kematian Ibu menjadi 35 per 100.000 KH
b. Menurunnya Angka Kematian bayi menjadi 2 per 1000 KH
c. Menurunnya Persentase Kasus Gizi Buruk balita mencapai 0.9 %

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaKupang Page107
2. Meningkatnya pelayanan darurat bagi masyarakat seperti BKS dan
pelayanan pada kecelakaan (PPK) dengan sasaran strategis yang akan
dicapai yakni :
a. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan
kegawat daruratan (BKS) menjadi 80 %
3. Meningkatnya Kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang bermutu, mudah merata dan terjangkau dengan sasaran
strategis yang akan dicapai yakni :
a. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat IKM untuk pelayanan
Puskesmas menjadi 90 %
b. Meningkatnya Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit Menular &
Tidak Menular yang mencapai 100 %
c. Meningkatnya Persentase Ratio Sarana Prasarana Pelayanan
Kesehatan yang Memenuhi Target mencapai 100 %
4. Meningkatnya kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar, dengan
sasaran strategis yang akan dicapai yakni :
a. Meningkatnya Persentase Kelurahan melaksanakan STBM
mencapai 100 %
5. Meningkatnya promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, dengan sasaran strategis yang akan dicapai
yakni :
a. Meningkatnya Persentase Indeks Keluarga Sehat mencapai 30%
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan melalui jasa asuransi kesehatan
yang ada (BPJS dan JAMKESDA), dengan sasaran strategis yang akan
dicapai yakni :
a. Meningkatnya Persentase Masyarakat Memiliki Jaminan Kesehatan
mencapai 100 %

Pada bagian ini akan dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan


sasaran jangka menengah dari OPD Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Pernyataan Tujuan dan Sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan
beserta indicator kinerjanya disajikan dalam tabel T-C.25
sebagaimana dalam Tabel berikut ini :

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaKupang Page108
Tabel T-C 25
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
OPD Dinas Kesehatan Kota Kupang

TARGET KINERJA TUJUAN / SASARAN PADA TAHUN KE -


NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR TUJUAN / SASARAN
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Memantapkan
Kesehatan warga Umur Harapan Hidup 68.58 68.7 68.81 68.93 69.05
kota kupang
46 /100.000 45 /100.000 43 /100.000 40 /100.000 35 /100.000
Angka kematian ibu
KH KH KH KH KH
Menurunnya angka kematian
2,7 / 1.000 2,5 / 1.000 2,4 / 1.000 2,2 / 1.000 2 / 1.000
ibu, bayi, bayi baru lahir dan Angka kematian bayi
KH KH KH KH KH
anak
Presentase Kasus Gizi Buruk
1.6 1.4 1.2 1 0.9
Balita
Meningkatnya pelayanan
Indeks Kepuasan Masyarakat
darurat bagi masyarakat
terhadap Pelayanan 70 72 75 78 80
seperti BKS dan pelayanan
Kegawatdaruratan (BKS)
pada kecelakaan (PPK)
Indeks Kepuasan Masyarakat
80 80 81 85 90
terhadap Pelayanan Puskesmas
Meningkatnya Kualitas dan
Persentase pemenuhan SPM
akses pelayanan kesehatan
penyakit menular dan tidak 100 100 100 100 100
dasar dan rujukan yang
menular yang mencapai target
bermutu, mudah merata dan
terjangkau Persentase ratio sarana
prasarana pelayanan kesehatan 27 55 73 91 100
yang memenuhi target
Meningkatnya kualitas
Persentase kelurahan yang
lingkungan bersih melalui 100 100 100 100 100
melaksanakan STBM
sanitasi dasar
Meningkatnya promosi dan
pemberdayaan masyarakat
Indeks Keluarga Sehat 10 15 20 25 30
dalam pembangunan
kesehatan
Meningkatnya pelayanan
kesehatan melalui jasa Persentase masyarakat yang
100 100 100 100 100
asuransi kesehatan yang ada memiliki jaminan kesehatan
(BPJS dan JAMKESDA)
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan


Strategi merupakan langkah-langkah yang berisi program- program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategiadalah salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy
focussed-management). Rumusanstrategitersebutberupa pernyataan
yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan merupakan
rumusan perencanaan komperhensif mengacu kepada bagaimana
Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan

Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta
sasarannya perlu dipertegas tentang upaya atau cara untuk
mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui strategi yang
dipilih, serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.
Strategi dan arah kebijakan OPD Dinas Kesehatan mengacu kepada
strategi RPJMD Pemerintah Kota Kupang yang tertuang dalam Misi 1
yaitu “Memantapkan Kesehatan Warga Kota Kupang” yang secara rinci
dijabarkan dalam strategi OPD Dinas Kesehatan Kota Kupang ke
dalam Sasaran 1 sampai sasaran 6.
Pada bagian ini akan dikemukakan rumusan Pernyataan Strategi
dan Arah Kebijakan jangka menengah dari OPD Dinas Kesehatan
Kota Kupang. Pernyataan Strategi dan Arah Kebijakan jangka
menengah Dinas Kesehatan beserta indicator kinerjanya disajikan
dalam tabel T-C.26 sebagaimana dalam Tabel berikut ini :

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaKupang Page110
Tabel T-C 26
Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
OPD Dinas Kesehatan Kota Kupang
VISI
TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA DENGAN TATAKELOLA BEBAS KKN
MISI I
MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG SEHAT, CERDAS, BERAKHLAK, PROFESIONAL DAN BERDAYA SAING (KUPANG SEHAT - CERDAS)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Arah Kebijakan 1.1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi ibu
1. Strategi 1.1 Meningkatkan melahirkan dan Anak melalui pelayanan pra dan pasca kehamilan
pelayanan kesehatan Ibu yang berkualitas
melahirkan dan Anak 2. Arah Kebijakan 1.2 Pelaksanaan Deteksi Dini Komplikasi pada
Kehamilan
3. Arah Kebijakan 1.3 Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Bayi dan
2. Strategi 1.2 Meningkatkan
Balita melalui pelaksanaan DDTK
1. Sasaran 1.1 : Pelayanan Kesehatan bagi Anak dan
4. Arah Kebijakan 1.4 Peningkatan Pelayanan Imunisasi bagi Bayi,
Menurunnya angka Balita
Balita dan Anak
kematian ibu, bayi, bayi
5. Arah Kebijakan 1.5 Pemberian makanan tambahan bagi balita
baru lahir dan anak
kurang gizi dan makanan pendamping ASI
6. Arah Kebijakan 1.6 Pendampingan dan pemantauan status gizi ibu
3. Strategi 1.3 Meningkatkan
hamil/menyusui, bayi dan balita
Pelayanan Gizi Masyarakat
7. Arah Kebijakan 1.7 Pemberian makanan tambahan dan suplemen
Tujuan I : khususnya Balita dan Ibu Hamil
bagi ibu hamil
Memantapkan
8. Arah Kebijakan 1.8 Pengembangan Kegiatan TFC (Therapeutic Feeding
Kesehatan
Centre)
Warga Kota
2. Sasaran 2.1 :
Kupang 1. Strategi 2.1 Meningkatkan Upaya
Meningkatnya pelayanan
pelayanan Kesehatan gawat darurat 1. Arah Kebijakan 2.1 Penyediaan Pelayanan Puskesmas dengan
darurat bagi masyarakat
bagi masyarakat seperti BKS dan fasilitas ambulance 24 jam
seperti BKS dan pelayanan
pelayanan pada kecelakaan
pada kecelakaan (PPK)
1. Arah Kebijakan 3.1 Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
masyarakat khususnya pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas
3. Sasaran 3.1 : 2. Arah Kebijakan 3.2 Peningkatan Ketersediaan Obat dan Perbekalan
1. Strategi 3.1 Meningkatkan Kualitas
Meningkatnya Kualitas dan Kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan berkualitas
Upaya pelayanan Kesehatan bagi
akses pelayanan kesehatan 3. Arah Kebijakan 3.3 Peningkatan Upaya Pencegahan dan
masyarakat baik upaya pelayanan
dasar dan rujukan yang Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
kesehatan dasar maupun pelayanan
bermutu, mudah merata 4. Arah Kebijakan 3.4 Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana
kesehatan rujukan
dan terjangkau Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan jaringannya untuk
mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas
5. Arah Kebijakan 3.5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Lansia
VISI
TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA DENGAN TATAKELOLA BEBAS KKN
MISI I
MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG SEHAT, CERDAS, BERAKHLAK, PROFESIONAL DAN BERDAYA SAING (KUPANG SEHAT - CERDAS)
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
6. Arah Kebijakan 3.6 Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian
Kesehatan Makanan yang beredar
7. Arah Kebijakan 3.7 Peningkatan Ketersediaan sistem informasi untuk
mendukung pelayanan kesehatan, serta ketersediaan data dan
informasi kesehatan yang memadai
4. Sasaran 4.1 : 1. Sasaran 4.1 : Meningkatkan
1. Arah Kebijakan 4.1 Peningkatan kualitas lingkungan melalui
Meningkatnya kualitas Kualitas Lingkungan tempat tinggal
pengembangan lingkungan sehat dan pelaksanaan Sanitasi Total
lingkungan bersih melalui untuk mencegah penularan
Berbasis Masyarakat (STBM) di tingkat Kelurahan
sanitasi dasar penyakit berbasis lingkungan
1. Sasaran 5.1 : Meningkatkan Upaya 1. Arah Kebijakan 5.1 Peningkatan upaya promosi kesehatan untuk
5. Sasaran 5.1 : Promosi dan Pemberdayaan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat
Meningkatnya promosi dan Kesehatan bagi masyarakat untuk
pemberdayaan masyarakat meningkatkan peran serta dan
dalam pembangunan partisipasi masyarakat dalm 2. Arah Kebijakan 5.2 Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat
kesehatan rangka mendukung perialaku melalui penerapan Program Kelurahan Siaga
hidup sehat
6. Sasaran 6.1 : 1. Arah Kebijakan 6.1 Integrasi Kepesertaan Jaminan Kesehatan Daerah
Meningkatnya pelayanan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional secara bertahap
1. Sasaran 6.1 : Meningkatkan
kesehatan melalui jasa
jumlah masyarakat miskin
asuransi kesehatan yang 2. Arah Kebijakan 6.2 Peningkatan Ketersediaan Jaminan Kesehatan
memiliki Jaminan Kesehatan
ada (BPJS dan Daerah bagi masyarakat miskin yang belum tercover JKN
JAMKESDA)
BAB VI
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Dalam bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan OPD terkait
beserta program yang menjadi tanggung jawab OPD. Selain itu, disajikan pula
pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang
dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode
perencanaan. Bagian ini merupakan langkah teknokratis dalam menerjemahkan
berbagai analisis dan metodologi perumusan sebelumnya ke dalam penyusunan
program prioritas.
Program Walikota Kupang dalam Bidang Kesehatan Tahun 2017-2022 untuk
mewujudkan KUPANG SEHAT, dilaksanakan dengan beberapa indikator yakni
penyelenggaraan jaminan kepada masyarakat Kota Kupang melalui Program
Jaminan Kesehatan melalui pelayanan gratis di 11 Puskesmas dan 2 RS
Pemerintah di Kota Kupang, Peningkatan akses pelayanan kesehatan melalui
Program Brigade Kupang Sehat, Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
melalui berbagai program Puskesmas.
Penjabaran program Walikota dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan
menetapkan Program dan Kegiatan beserta target pencapaiannya. Peningkatan
akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bagi masyarakat yang
bermutu, merata dan terjangkau menjadi sasaran urusan kesehatan dengan
indikator sasaran yang menjadi sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU)
Pemerintah. Indikator lain yang digunakan adalah indicator standar pelayanan
minimal yang indikator maupun targetnya telah ditentukan.
Dinas Kesehatan dalam upaya menjalankan dan mencapai cita-cita yang
tertuang dalam Misi 1 yaitu Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang
Sehat, Cerdas, Berakhlak, Profesional dan Berdaya Saing (KUPANG SEHAT -
CERDAS). Penentuan program dan kegiatan memperhatikan memperhatikan
RPJMD Kota Kupang tahun 2017-2022, prioritas pembangunan kesehatan
nasional yang tercantum pada Renstra Kementerian Kesehatan RI dan dan
prioritas pembangunan kesehatan Provinsi yang tercantum pada Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, selain itu memperhatikan isu strategis
dan potensi masalah bidang kesehatan yang menonjol terjadi di kota Kupang
dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaBandung2013-2018

!
Program dan kegiatan yang disusun juga memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, terutama pada strategi
pengembangan kawasan peruntukan fasilitas kesehatan yang berhirarki serta
peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar pelayanan.
Suatu urusan menjadi strategis tergantung tujuan dan sasaran
pembangunan dan bagaimana strategi pencapaiannya. Suatu urusan
pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu tahun/periode atau
sebaliknya, menjadi operasional di periode berikutnya. Dalam hal suatu urusan
atau program/kegiatan didalamnya menjadi strategis maka perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding
yang operasional. Begitu pula dalam penganggarannya, harus diprioritaskan
terlebih dahulu yang demikian karena suatu urusan yang bersifat strategis
ditetapkan temanya karena pengaruhnya yang sangat luas dan urgent untuk
diselenggarakannya sangat tinggi. Suatu program prioritas, baik strategis
maupun operasional, kinerjanya merupakan tanggung jawab Kepala OPD.
Namun, bagi program prioritas yang dikategorikan strategik, menjadi tanggung
jawab bersama Kepala OPD dengan kepala daerah pada tingkat kebijakan.
Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak tahap
awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada
identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan (wajib dan
pilihan). Setelah program prioritas diketahui baik berasal dari perumusan
strategis maupun dari rumusan permasalahan pembangunan daerah, dibuatlah
alokasi pagu untuk setiap program. Pagu indikatif program merupakan jumlah
dana yang tersedia untuk mendanai program prioritas tahunan yang
penghitungannya berdasarkan standar satuan harga yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Indikasi rencana program prioritas OPD berisi program- program, baik untuk
mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk
pemenuhan layanan OPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah.
Pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang
tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-
program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan (pagu indikatif)
selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan Renstra
OPD, termasuk dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta
kebutuhan pendanaannya.

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaBandung2013-2018

!
Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing urusan
wajib/pilihan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang
bersumber dari APBD Kota Kupang, APBD Propinsi dan APBN maupun sumber-
sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat
secara khusus diatur dalam Pasal 99 ayat (2) Permendagri Nomor 54 Tahun 2010,
yaitu kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah yang didanai APBD
dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran serta masyarakat baik dalam
bentuk dana, material maupun SDM dan teknologi.
Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana
program. Program-program baik pada tahun 2017-2022 merupakan program
prioritas bidang kesehatan yang memiliki indikator kinerja dan target capaian
kinerja serta dilengkapi dengan kerangka pendanaan indikatif ditentukan dengan
mempertimbangkan prioritas program dan kegiatan terutama yang mendukung
pencapaian visi, misi, tujuan serta sasaran pembangunan kesehatan Kota
Kupang. Berikut tabel tentang prgoram, kegiatan, indikator kinerja dan
pendanaan indikatif. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel T-C. 27,
berikut ini :

RencanaStrategisDinasKesehatanKotaBandung2013-2018

!
Tabel T-C.27
Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kota Kupang
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung
(Output)
Perencanaan -jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
UMUR HARAPAN HIDUP 68.46 68.58 68.7 68.81 68.93 69.05 69.05
Sasaran 1.1 Menurunnya angka 1.1 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) 48/100.000 KH 46 2,560,740,400 45 3,019,014,480 43 3,320,915,988 40 3,653,007,667 35 4,018,308,553 35 /100.000 4,018,308,553 Dinas Kesehatan
kematian ibu, bayi, bayi baru /100.000 /100.000 /100.000 /100.000 /100.000 KH Kota Kupang
lahir dan anak KH KH KH KH KH
16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Persentase pelayanan kesehatan dasar 0 40 2,437,400,000 50 2,681,140,000 60 2,949,254,000 70 3,244,179,400 80 3,568,597,340 80 3,568,597,340
MASYARAKAT pada bayi, balita, anak, remaja dan ibu
16 23 Kegiatan Jampersal Jumlah Puskesmas penerima dana 11 11 2,437,400,000 11 2,681,140,000 11 2,949,254,000 11 3,244,179,400 11 3,568,597,340 11 3,568,597,340
32 PROGRAM PENINGKATAN Jampersal
Cakupan komplikasi kebidanan yang 61.78 60 70 80 90 95 95
KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN ditangani
DAN ANAK Persentase ibu bersalin mendapatkan 90 90 92 96 98 100 100
persalinan (Oleh Nakes - SPM 2)

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 (SPM 1) 83.88 85 90 95 99 100 100

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang 17.82 50 65 75 90 95 95


ditangani
123,340,400 337,874,480 371,661,988 408,828,267 449,711,213 449,711,213
Persentase Anak usia 0-59 buan 94.31 95 96 97 98 100 100
mendapatkan pelayanan kesehatan balita
sesuai standar (SPM 4)
Cakupan pelayanan nifas 94.6 95 97 99 100 100 100

Persentase Kunjungan Neonatal pertama 92.24 100 100 100 100 100 100
(KN1)
Persentase Bayi Baru Lahir mendapatkan 100 97 98 99 100 100 100
pelayanan kesehatan sesuai standar (SPM
3)
32 01 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 4 5 72,928,200 5 80,221,040 5 88,243,184 5 97,067,572 5 106,774,330 5 106,774,330
dari keluarga kurang mampu
32 02 Perawatan berkala bagi ibu hamil dari Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 4 202,200,000 4 222,420,020 4 244,662,032 4 269,128,275 4 269,128,275
keluarga kurang mampu
32 03 Pertolongan persalinan bagi ibu dari Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 3 4 50,412,200 4 55,453,440 4 60,998,784 4 67,098,662 4 73,808,609 4 73,808,609
keluarga tidak mampu
1.2 ANGKA KEMATIAN BAYI 2,05 / 1.000 KH 2,7 / 7,487,483,000 2,5 / 8,236,231,375 2,4 / 1.000 9,059,854,513 2,2 / 9,965,839,974 2 / 1.000 10,962,424,011 2 / 1.000 10,962,424,011
1.000 KH 1.000 KH KH 1.000 KH KH KH
16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Persentase pelayanan kesehatan dasar 0 40 7,114,468,000 40 7,825,914,800 60 8,608,506,280 60 9,469,356,908 80 10,416,292,599 80 10,416,292,599
MASYARAKAT pada bayi, balita, anak, remaja dan ibu
16 22 Kegiatan Penyediaan Bantuan Jumlah Satker penerima dana BOK 12 12 7,114,468,000 12 7,825,914,800 12 8,608,506,280 12 9,469,356,908 12 10,416,292,599 12 10,416,292,599
Operasional Kesehatan (BOK)
29 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN Persentase Anak Usia Pendidikan dasar 36.2 50 60 80 90 100 100
ANAK DAN BALITA yang mendapatkan screening Kesehatan
sesuai standar (SPM 5) 373,015,000 410,316,575 451,348,233 496,483,066 546,131,412 546,131,412
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 94.78 95 95.8 96 96.5 97 97
dan setingkat
29 04 Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 5 6 363,115,000 5 399,426,575 5 439,369,233 5 483,306,166 5 531,636,802 5 531,636,802
Anak Balita
29 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan 4 4 9,900,000 4 10,890,000 4 11,979,000 4 13,176,900 4 14,494,610 4 14,494,610
evaluasi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
Tujuan KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1.3 PERSENTASE KASUS GIZI BURUK BALITA 1.9 1.6 556,901,600 1.4 627,591,830 1.2 690,351,173 1 759,386,370 0.9 835,325,157 835,325,157

20 PROGRAM PERBAIKAN GIZI Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat 100 100 100 100 100 100 100
MASYARAKAT perawatan
Cakupan Balita Mendapat kapsul Vit. A 94.27 95 96 97 98 99 99
Persentase Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk 67.98 70 75 80 85 90 90
yang mendapatkan PMT
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI 81.18 85 85 85 90 90 90
pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang 67.13 68 68 69 69 70 70


mendapat ASI eksklusif 556,901,600 627,591,830 690,351,173 759,386,370 835,325,157 835,325,157
Persentase Bumil KEK yang mendapatkan 56.44 60 65 70 75 80 80
makanan tambahan

Persentase bumil KEK 12 12 12 11 10 9 9


Persentase bumil yg mendapat Tablet Tambah 98.56 95 96 97 98 99 99
Darah (TTD)
Persentase Remaja Putri yg mendapat Tablet 0 30 50 60 70 80 80
Tambah Darah (TTD)
20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat Jumlah Peta informasi gizi 6 6 15,000,000 6 16,500,000 6 18,150,000 6 19,965,000 6 19,965,000
kurang gizi
20 02 Pemberian tambahan makanan dan Jumlah Balita dan bumil KEK yg menerima 255 135 386,650,000 135 425,315,030 135 467,846,613 135 514,631,274 135 566,094,432 135 566,094,432
vitamin PMT
20 03 Penanggulangan kurang energi protein Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 4 6 151,651,600 6 166,816,800 6 183,498,560 6 201,848,496 6 222,033,386 6 222,033,386
(KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 3 4 18,600,000 4 20,460,000 4 22,506,000 4 24,756,600 4 27,232,340 27,232,340
Sasaran 2.1 Meningkatnya 2.1 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT 70 1,745,561,320 72 1,920,117,452 75 2,112,129,197 78 2,323,342,117 80 2,555,676,329 80 2,342,560,000
pelayanan darurat bagi TERHADAP PELAYANAN
masyarakat seperti BKS dan KEGAWATDARURATAN
pelayanan pada kecelakaan (PPK)

16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Persentase penduduk yang menggunakan 1.12 1 1,745,561,320 1.5 1,920,117,452 2 2,112,129,197 2.5 2,323,342,117 3 2,555,676,329 3 2,342,560,000
MASYARAKAT layanan BKS

Persentase Kelurahan yang mengalami KLB 100 100 100 100 100 100 100
ditangani > 24 jam

16 12 Peningkatan pelayanan dan Persentase jumlah kegiatan P3K 100 100 1,745,561,320 100 1,920,117,452 100 2,112,129,197 100 2,323,342,117 100 2,555,676,329 100 2,342,560,000
penanggulangan masalah kesehatan
Sasaran 3.1 Meningkatnya 3.1 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT 79.62 80 8,815,588,473 80 14,334,963,526 81 10,363,644,380 85 11,475,306,724 90 12,493,240,666 90 12,493,240,668
Kualitas dan akses pelayanan TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS
kesehatan dasar dan rujukan yang
bermutu, mudah merata dan
terjangkau

01 PROGRAM PELAYANAN ADMINSITRASI Indeks Kepuasan Pegawai terhadap Program 75 80 864,193,909 82 950,613,486 84 1,045,675,091 85 1,150,242,935 95 1,265,267,699 95 1,265,267,701
PERKANTORAN Pelayanan Administrasi Perkantoran

01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah kegiatan Surat Menyurat 250 surat 250 surat 1,800,000 250 surat 1,980,000 250 surat 2,178,000 250 surat 2,395,820 250 surat 2,635,462 250 surat 2,635,462

01 02 Penyediaan Jasa komunikasi sumber Jumlah rekaning telepon,air, listrik,dan internet 6 rekening 6 rekening 111,900,000 6 rekening 123,090,000 6 rekening 135,399,000 6 148,938,910 6 163,832,801 6 rekening 163,832,801
daya air dan listrik rekening rekening
01 06 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Jumlah Jasa Pemeliharaan dan Perijinan 5 mobil, 15 motor 5 mobil, 15 219,535,100 5 mobil, 15 241,488,700 5 mobil, 15 265,637,640 5 mobil, 292,201,414 5 mobil, 321,421,645 5 mobil, 15 321,421,645
Perijinan Kendaraan Dinas / Operasional Kendaraan Dinas / Operasional yang motor motor motor 15 motor 15 motor motor
disediakan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
Tujuan KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
01 07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Jumlah pengelola administrasi keuangan 57 orang 57 orang 138,900,000 57 orang 152,790,000 57 orang 168,069,000 57 orang 184,875,960 57 orang 203,363,556 57 orang 203,363,556

01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Jumlah bahan dan alat kebersihan kantor yang 1 keg/tahun 1 keg/ 5,082,300 1 keg/ 5,590,540 1 keg/ 6,149,634 1 keg/ 6,764,607 1 keg/ 7,441,158 1 keg/ tahun 7,441,158
dibeli tahun tahun tahun tahun tahun
01 09 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Jumlah perlatan kerja yang diperbaiki 4 keg/ tahun 4 keg/ 20,400,000 4 keg/ 22,440,000 4 keg/ 24,684,000 4 keg/ 27,152,400 4 keg/ 29,867,640 4 keg/ tahun 29,867,640
Kerja tahun tahun tahun tahun tahun
01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Jumlah ATK yang disediakan 1 keg/ tahun 1 keg/ 54,073,400 1 keg/ 59,480,825 1 keg/ 65,428,908 1 keg/ 71,971,853 1 keg/ 79,169,079 1 keg/ tahun 79,169,079
tahun tahun tahun tahun tahun
01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Jumlah bahan cetak, penggandaan dan jilid 3 keg/ tahun 3 keg/ 41,870,000 3 keg/ 46,057,000 3 keg/ 50,662,700 3 keg/ 55,728,970 3 keg/ 61,301,957 3 keg/ tahun 61,301,957
Penggandaan tahun tahun tahun tahun tahun
01 12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Jumlah alat listrik dan elektronik yang tersedia 1 keg/ tahun 1 keg/ 3,042,100 1 keg/ 3,346,310 1 keg/ 3,680,941 1 keg/ 4,049,035 1 keg/ 4,454,009 1 keg/ tahun 4,454,009
Penerangan / Bangunan Kantor tahun tahun tahun tahun tahun
01 13 Penyediaan Peralatan dan perlengkapan Jumlah Peralatan dan perlengkapan kantor 21 Unit 21 Unit 77,500,000 21 Unit 85,250,000 21 Unit 93,775,000 21 Unit 103,152,500 21 Unit 113,467,750 21 Unit 113,467,750
kantor yang tersedia
01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Jumlah Bahan Bacaan dan Peraturan 1 keg/ tahun 1 keg/ 3,280,000 1 keg/ 3,608,000 1 keg/ 3,968,860 1 keg/ 4,365,816 1 keg/ 4,802,398 1 keg/ tahun 4,802,398
Perundang - Undangan Perundang - Undangan yang tersedia tahun tahun tahun tahun tahun
01 17 Penyediaan Makanan dan Minuman Jumlah makanan dan minuman yang tersedia 950 dos 950 dos 17,765,000 950 dos 19,541,500 950 dos 21,495,735 950 dos 23,645,379 950 dos 26,009,926 950 dos 26,009,926

01 18 Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi Jumlah ASN yang melakukan perjalanan dinas 13 orang 13 orang 157,046,000 13 orang 172,750,600 13 orang 190,025,660 13 orang 209,028,256 13 orang 229,931,082 13 orang 229,931,082
Ke Luar Daerah luar daerah
01 19 Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi Jumlah ASN yang melakukan perjalanan dinas 8 org 8 org 12,000,000 8 org 13,200,000 8 org 14,520,000 8 org 15,972,000 8 org 17,569,220 8 org 17,569,220
Ke Dalam Daerah dalam daerah
02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA Presentase Jumlah Sarana prasarana aparatur - - 100 5,000,000,000 100 - 100 100,000,000 100 - 100 -
PRASARANA APARATUR
02 03 Pembangunan Gedung Kantor Jumlah Gedung Kantor yang dibangun 0 - 1 5,000,000,000 0 - 0 - 0 - 0 -

02 22 Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Jumlah Gedung Kantor yang direhab 0 - - - 1 100,000,000 0 - 0 -


Kantor
03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN Presentase Penurunan Pelanggaran Disiplin 0.1 - 0.1 200,000,000 - - 0.1 100,000,000 0.1
APARATUR Yang Dilakukan PNS

03 02 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Jumlah Pakaian Dinas Beserta 0 - 1 200,000,000 - - 1 100,000,000 1 100,000,000
Kelengkapannya Kelengkapannya yang diadakan
05 PROGRAM PENINGKATAN Presentase Pegawai Negeri Sipil Yang 1 1.5 90,579,000 1.6 99,636,900 1.7 109,600,590 1.8 200,560,649 1.9 132,616,714 2 132,616,714
KAPASISTAS SUMBER DAYA Mengikuti Diklat Fungsional /teknis
APARATUR
Presentase Pegawai Negeri Sipil Yang 0.9 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Mengikuti dan Lulus Diklat Pim
05 08 Peningkatan dan Pengembangan SDM Jumlah tenaga fungsional yang dinilai, dan 458 orang 458 orang 90,579,000 458 orang 99,636,900 458 orang 109,600,590 458 orang 120,560,649 458 orang 132,616,714 458 orang 132,616,714
dibina di Puskesmas dan Jejaring
05 14 Studi banding Frekuensi jumlah Studi banding 0 0 0 - 0 - 1 80,000,000 0 - 0 -
06 PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM Persentase dokumen perencanaan dan laporan 100 100 100 100 100 100 100
PELAPORAN CAPAIAN KERJA DAN yang disusun tepat waktu dan sesuai dengan
KEUANGAN pedoman
Persentase dokumen keuangan dan laporan 100 100 100 100 100 100 100
27,392,900 30,132,190 66,145,409 36,459,950 40,105,945 40,105,945
yang disusun tepat waktu dan sesuai dengan
pedoman
Persentase jumlah temuan pemeriksaan 100 100 100 100 100 100 100

06 01 Penyusunan Pelaporan Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Perencanaan dan Evaluasi 4 4 13,835,700 4 15,219,270 4 16,741,197 4 18,415,317 4 20,256,848 4 20,256,848
dan ikthisar Realisasi Kinerja SKPD

06 04 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Jumlah Dokumen 1 1 13,557,200 1 14,912,920 1 16,404,212 1 18,044,633 1 19,849,097 1 19,849,097
Tahun
06 05 Penyusunan dan Revisi Renstra SKPD Jumlah Dokumen Resntra - - 1 33,000,000 0 - - 0 -
Tahun 2018-2022
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
Tujuan KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
07 PROGRAM PENUNJANG PELAYANAN Indeks Kepuasan Pegawai terhadap Program 75 80 101,166,900 82 80,191,570 84 119,302,797 85 97,031,842 95 140,936,381 95 140,936,381
ADMINISTRASI PERKANTORAN Pelayanan Administrasi Perkantoran

07 01 Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Jumlah Tenaga PTT Mendapatkan Honorarium 172 orang 172 orang 4,756,650,000 172 orang 5,232,315,000 172 orang 5,755,546,500 172 orang 6,331,101,150 172 orang 6,964,211,265 172 orang 6,964,211,265
Perkantoran

07 02 Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Jumlah ASN penerima upah peningkatan 555 orang 555 orang 7,326,000,000 555 orang 8,058,600,000 555 orang 8,864,460,000 555 orang 9,750,906,000 555 orang 10,725,996,600 555 orang 10,725,996,600
Daerah kinerja

15 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN Persentase Ketersediaan obat dan perbekalan 100 100 6,872,408,600 100 7,528,557,440 100 8,312,505,254 100 9,109,554,544 100 10,054,711,374 100 10,054,711,374
KESEHATAN kesehatan
15 01 Pengadaan obat dan perbekalan Persentase ketersediaan obat dan perbekalan 100 100 6,704,571,000 100 7,375,028,100 100 8,112,530,910 100 8,923,784,001 100 9,816,162,401 100 9,816,162,401
kesehatan kesehatan sesuai kebutuhan puskesmas/Pustu

15 02 Peningkatan pemerataan obat dan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 17,600,000 4 19,360,000 4 21,296,000 4 23,425,600 4 25,768,170 4 25,768,170
perbekalan kesehatan
15 04 Peningkatan mutu pelayanan farmasi Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 2 2 49,070,700 2 53,977,770 2 59,375,547 2 65,313,102 2 71,844,422 2 71,844,422
komunitas dan RS
15 05 Peningkatan mutu penggunaan obat dan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 3 3 66,301,400 3 72,931,570 3 80,224,747 3 88,247,242 3 97,072,056 3 97,072,056
perbekalan kesehatan
15 06 Monitoring,evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 6,600,000 4 7,260,000 4 7,986,000 4 8,784,600 4 9,663,070 4 9,663,070

15 07 Pemusnahan Obat Kadaluarsa Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 1 1 28,265,500 1 - 1 31,092,050 1 0 1 34,201,255 1 34,201,255

Persentase Puskesmas yang terakreditasi 0 100 100 100 100 100 100
PROGRAM UPAYA KESEHATAN
16 Persentase ODGJ Berat yang mendapatkan 5,113,344,877 3,174,679,365 3,492,147,301 3,841,362,031 4,225,498,234 4,225,498,234
MASYARAKAT
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar (SPM 100 100 100 100 100 100
10)
16 06 Revitalisasi sistem kesehatan Jumlah dokumen 2 2 3,050,342,300 2 905,376,530 2 995,914,183 2 1,095,505,601 2 1,205,056,161 2 1,205,056,161
16 09 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 7 7 198,173,100 7 217,990,410 7 239,789,451 7 263,768,396 7 290,145,236 7 290,145,236
16 13 Penyediaan biaya operasional dan Jumlah UPTD yang mendapatkan biaya 13 13 1,839,829,477 13 2,023,812,425 13 2,226,193,667 13 2,448,813,034 13 2,693,694,337 13 2,693,694,337
pemeliharaan operasional
16 16 Kegiatan pendampingan Program NGO Jumlah NGO yang melakukan kerjasama 1 1 25,000,000 1 27,500,000 1 30,250,000 1 33,275,000 1 36,602,500 1 36,602,500

16 21 Kegiatan Peningkatan Pelayanan Jumlah Calon Haji yang diperiksa 302 orang 302 orang 6,950,000 302 orang 27,645,000 302 orang 30,409,500 302 orang 33,450,450 302 orang 36,795,495 302 orang 36,795,495
Kesehatan bagi Calon Haji
17 PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN Persentase fasilitas kesehatan yang memiliki 100 100 100 100 100 100 100
MAKANAN setifikat ijin
116,737,280 128,411,008 141,252,134 155,377,347 170,915,152 170,915,152
Persentase jumlah pengawasan sarana 79 80 88 85 100 100
kesehatan
17 02 Peningkatan pengawasan keamanan Jumlah sarana kesehatan yang mendapat 430 554 116,737,280 574 128,411,008 600 141,252,134 620 155,377,347 650 170,915,152 650 170,915,152
pangan dan bahan berbahaya pengawasan
33 PROGRAM PENINGKATAN SISTEM Persentase Puskesmas menggunakan SIK On 0 0 27 45 64 100 100
INFORMASI KESEHATAN Line
Persentase Puskesmas yang melaporkan data 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat
waktu
Persentase jaringan komunikasi data untuk 100 100 100 100 100 100 100
akses pelayanan 743,109,884 517,420,932 569,163,106 626,079,456 688,687,402 688,687,402
Jumlah publikasi kesehatan yang 40 40 50 60 70 80 80
disebarluaskan kepada masyarakat
Persentase Pelayanan permohonan informasi 43 50 60 70 80 90 90
dan pengaduan yang telah diselesaikan

33 01 Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 4 743,109,884 4 517,420,932 4 569,163,106 4 626,079,456 4 688,687,402 4 688,687,402
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
3.2 PERSENTASE PEMENUHAN SPM PENYAKIT 100 1,827,428,300 100 2,010,171,190 100 2,211,188,334 100 2,432,307,377 100 206,411,203 100 2,675,538,460
MENULAR DAN TIDAK MENULAR YANG
MENCAPAI TARGET
22 PROGRAM PENCEGAHAN DAN Angka kejadian Malaria 0.13 1 1 1 1 1 0 1
PENANGGULANGAN PENYAKIT Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk 9.28 10 10 10 10 10 10
MENULAR CNR (case notification rate) TB 211 190 196 204 208 210 210
Persentse Orang dengan TB Mendapatkan 100 100 100 100 100 100
Pelayanan TB sesuai Standar (SPM 11)
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total 0.05 0.06 0.08 0.09 0.1 0.11 0.11
populasi
Persentase Orang Beresiko terinfeksi HIV 75 80 85 90 100 100
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
(SPM 12)
Persentase anak usia 0-11 bulan yang 100 65 70 75 80 85 85
mendapat imunisasi dasar lengkap 1,686,446,800 1,855,091,540 2,040,600,719 2,244,660,966 2,469,127,257
Persentase Kelurahan UCI 58.82 59 60 62 63 65 65
Persentase Cakupan kasus baru kusta 13 12.3 12.1 12 11.8 11.5 11.5

Persentase Warga Negara Usia 15-59 Tahun 60 70 80 90 100 100


mendapatkan screening kesehatan sesuai
standar (SPM 6)
Persentase Penderita Hipertensi mendapat 60 70 80 90 100 100
pelayanan kesehatan sesuai standar (SPM 8)

Persentase Penyandang DM mendapat 13 12.3 12.1 12 11.8 11.5 11.5


pelayanan kesehatan sesuai standar (SPM 9)

22 01 Penyemprotan /Fogging sarang nyamuk Jumlah Fogging Focus 90 90 99,000,000 90 108,900,000 90 119,790,000 90 131,769,045 90 144,945,960 90 144,945,960

22 02 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan Jumlah alat fogging dan bahan-bahan fogging 1 1 120,110,000 1 132,121,000 1 145,333,100 1 159,866,410 1 175,853,116 1 175,853,116
fogging yang diadakan
22 07 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 5 17 713,798,200 17 785,178,080 17 863,695,888 17 950,065,542 17 1,045,072,106 17 1,045,072,106
sekolah
22 08 Pelayanan Pencegahan dan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 11 11 350,742,500 11 385,816,750 11 424,398,450 11 466,838,360 11 513,522,206 11 513,522,206
Penanggulangan Penyakit Menular
22 14 Pencegahan penularan penyakit Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 3 3 327,390,300 3 360,129,330 3 396,142,263 3 435,756,489 3 479,332,198 3 479,332,198
endemik/epidemik
22 21 Peningkatan surveillance epideminologi Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 3 4 68,805,800 4 75,686,380 4 83,255,018 4 91,580,520 4 100,738,612 4 100,738,612
dan penaggulangan wabah

22 24 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 6,600,000 4 7,260,000 4 7,986,000 4 8,784,600 4 9,663,060 4 9,663,060

Persentase Warga Negara Usia 45-<60Tahun 15 140,981,500 25 155,079,650 35 170,587,615 45 187,646,412 55 206,411,203 55 206,411,203
keatas mendapatkan screening kesehatan
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN sesuai standar
30
KESEHATAN LANSIA Persentase Warga Negara Usia 60 Tahun 40 60 80 90 100 100
keatas mendapatkan screening kesehatan
sesuai standar (SPM 7)
30 03 Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 1 3 137,681,500 3 151,449,650 3 166,594,615 3 183,254,112 3 201,579,613 3 201,579,613
Kesehatan
30 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 3,300,000 4 3,630,000 4 3,993,000 4 4,392,300 4 4,831,590 4 4,831,590

3.3 PERSENTASE RATIO SARANA PRASARANA 27 27 10,618,851,000 55 11,491,638,500 73 9,240,802,350 91 13,952,882,585 100 11,896,386,005 100
PELAYANAN KESEHATAN YANG MEMENUHI
TARGET
25 PROGRAM PENGADAAN, Rasio Puskesmas 0.55 1 1 1 1 1 1
PENINGKATAN DAN PERBAIKAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS/ Rasio Puskesmas Rawat Inap per kecamatan 0.67 1 1 1 1 1 1
PUSKESMAS PEMBANTU DAN 10,618,851,000 11,491,638,500 9,240,802,350 13,952,882,585 11,896,386,005 57,200,560,440
JARINGANNYA Rasio Puskesmas Pembantu per Kelurahan 0.76 1 1 1 1 1 1
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
25 01 Pembangunan puskesmas Jumlah bangunan puskesmas yg dibangun 1 1 3,362,100,000 1 3,698,310,000 1 4,068,141,000 1 4,474,955,100 1 4,922,450,610 5 20,525,956,710

25 02 Pembangunan puskesmas pembantu Jumlah bangunan Puskesmas Pembantu yg 1 1 347,985,000 1 382,783,500 1 421,061,850 1 463,168,035 1 1,200,000,000 5 2,814,998,385
dibangun
25 04 Pengadaan puskesmas keliling Jumlah Puskesmas Keliling yg diadakan 2 2 600,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 6 1,800,000,000

25 07 Pengadaan sarana dan prasarana Jumlah Puskesmas yang sarana dan 11 11 2,160,716,000 11 1,200,000,000 11 1,250,000,000 11 1,500,000,000 11 1,600,000,000 11 7,710,716,000
puskesmas prasarananya bertambah

25 08 Pengadaan sarana dan prasarana Jumlah Puskesmas Pembantu yang sarana 12 12 145,000,000 8 159,500,000 9 175,450,000 8 192,995,000 8 212,294,500 45 885,239,500
puskesmas pembantu dan prasarananya bertambah
25 11 Peningkatan puskesmas menjadi Jumlah Puskesmas Rawat Inap bertambah 4 - 1 3,000,000,000 1 3,000,000,000 2 6,000,000,000
puskesmas rawat inap
25 14 Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana dan Jumlah Puskesmas yang sarana dan 8 2 1,577,100,000 2 1,734,810,000 2 1,908,291,000 2 2,099,120,100 2 2,309,032,110 10 9,628,353,210
Prasarana Puskesmas prasarananya diperbaiki
25 21 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas Jumlah Bangunan Puskesmas pembantu yg di 5 6 923,850,000 5 1,016,235,000 5 1,117,858,500 5 1,229,644,350 5 1,352,608,785 26 5,640,196,635
pembantu rehab
25 24 Rehabiltasi Instalasi Farmasi Jumlah Bangunan Instalasi Farmasi yang 0 1 1,502,100,000 1 693,000,000 1 2,195,100,000
direhab
Sasaran 4.1 Meningkatnya 4.1 PERSENTASE KELURAHAN YANG 100 100 583,635,300 100 641,998,880 100 706,198,808 100 776,818,749 100 854,500,829 100 854,500,829
kualitas lingkungan bersih melalui MELAKSANAKAN STBM
sanitasi dasar
21 PROGRAM PENGEMBANGAN Cakupan keluarga yang menggunakan jamban 83.6 84 441,523,600 86 485,675,970 88 534,243,607 90 587,667,968 92 646,434,879 92 646,434,879
LINGKUNGAN SEHAT keluarga sehat
Cakupan inspeksi sanitasi sarana air bersih 81 55 60 70 80 90 90

Persentase Pengawasan Sarana Air Minum 85.9 87 90 93 96 100 100

Cakupan inspeksi rumah 45.20 45.20 45.20 50 60 80 80


21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 8 5 437,123,600 5 480,835,970 5 528,919,607 5 581,811,568 5 639,992,759 5 639,992,759
sehat
21 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 4,400,000 4 4,840,000 4 5,324,000 4 5,856,400 4 6,442,120 4 6,442,120

31 PROGRAM PENGAWASAN DAN Persentase TPM yang memenuhi syarat 46.29 49 142,111,700 55 156,322,910 60 171,955,201 63 189,150,781 75 208,065,949 75 208,065,949
PENGENDALIAN KESEHATAN kesehatan
MAKANAN Persentase TTU yang memenuhi syarat 67.65 35 40 45 50 65 65
kesehatan
31 02 Pengawasan dan Pengendalian Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 6 5 120,111,700 5 132,122,910 5 145,335,201 5 159,868,781 5 175,855,749 5 175,855,749
Keamanan dan Kesehatan Makanan hasil
Produksi Rumah Tangga
31 03 Pengawasan dan Pengendalian Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 5 5 22,000,000 5 24,200,000 5 26,620,000 5 29,282,000 5 32,210,200 5 32,210,200
Keamanan dan Kesehatan Restaurant

Sasaran 5.1 Meningkatnya 5.1 INDEKS KELUARGA SEHAT 0 10 625,039,200 15 687,543,160 20 756,297,566 25 831,927,323 30 915,120,170 30 915,120,170
promosi dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan
kesehatan

19 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN Persentase posyandu Aktif 51.44 40 45 50 55 60 60


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Rasio Posyandu per balita 0.81 1 1 1 1 1 1
Persentase Posyandu Pratama 2.56 8 7 6 5 4 4
Persentase Posyandu Madya 46.01 52 47 43 40 37 37
Persentase Posyandu Purnama 46.33 35 501,362,600 40 551,498,900 44 606,648,880 47 667,313,768 50 734,045,260 50 734,045,260
Persentase Posyandu Mandiri 5.11 5 6 7 8 9 9
Persentase Kelurahan Siaga Aktif 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah Dunia Usaha yang memanfaatkan CSR 0 5 6 7 8 9 9
untuk program kesehatan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Data Capaian Kondisi Kinerja pada Unit Kerja
Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,
Pada Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Akhir Periode Renstra SKPD
Tujuan KODE Program dan Kegiatan Program (Outcome) dan Kegiatan Lokasi
Awal SKPD penanggung -
(Output)
Perencanaan jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
19 01 Pengembangan media promosi dan Jumlah media promosi dan informasi sadar 1 1 212,000,000 1 233,200,000 1 256,520,000 1 282,172,000 1 310,389,200 1 310,389,200
informasi sadar hidup sehat hidup sehat yang tersedia
19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 6 7 265,362,600 7 291,898,900 7 321,088,880 7 353,197,768 7 388,517,620 7 388,517,620

19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi 4 4 24,000,000 4 26,400,000 4 29,040,000 4 31,944,000 4 35,138,440 4 35,138,440
16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Persentase kelurahan yang mendapatkan 100 100 123,676,600 100 136,044,260 100 149,648,686 100 164,613,555 100 181,074,910 100 181,074,910
MASYARAKAT penyuluhan kesehatan

16 20 Kegiatan Penyebarluasan dan Sosialisasi Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 4 4 123,676,600 4 136,044,260 4 149,648,686 4 164,613,555 4 181,074,910 4 181,074,910
Berbagai Informasi Kesehatan
Sasaran 6.1 Meningkatnya 6.1 PERSENTASE MASYARAKAT YANG 100 100 22,125,279,263 100 24,337,807,190 100 29,050,368,131 100 32,655,404,944 100 34,420,945,438 100 34,329,750,748
pelayanan kesehatan melalui jasa MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN
asuransi kesehatan yang ada
(BPJS dan JAMKESDA)

16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Persentase masyarakat miskin yang memiliki 100 100 787,287,200 100 866,015,920 100 952,617,512 100 1,047,879,263 100 1,152,667,190 100 1,061,472,500
MASYARAKAT jaminan kesehatan

16 01 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Jumlah frekuensi pertemuan/kegiatan 8 4 787,287,200 4 866,015,920 4 952,617,512 4 1,047,879,263 4 1,152,667,190 4 1,061,472,500
puskesmas dan jaringannya
28 PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN Persentase masyarakat yang memiliki kartu 70 71 100 100 100 100 100
KESEHATAN BPJS
21,337,992,063 23,471,791,270 28,097,750,619 31,607,525,680 33,268,278,248 33,268,278,248
Persentase penduduk miskin yang terjangkau 100 100 100 100 100 100 100
dalam JKN/jamkesda
28 07 Kemitraan Pengobatan Lanjutan bagi Jumlah RS yang melakukan kerjasama 2 2 8,860,512,213 2 9,746,563,435 2 13,000,000,000 2 15,000,000,000 2 15,000,000,000 2 15,000,000,000
Pasien Rujukan
28 10 Pelayanan Kesehatan Bagi PNS dan Jumlah Puskesmas yang mendapatkan dana 11 11 12,477,479,850 11 13,725,227,835 11 15,097,750,619 11 16,607,525,680 11 18,268,278,248 11 18,268,278,248
Keluarga kapitasi
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Pada era reformasi dan desentralisasi, keterbukaan publik terhadap


pelayanan kesehatan merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh
Dinas Kesehatan penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang
harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yang ditunjukan dengan Indikator kinerja Dinas Kesehatan yang
Mengacu pada Tujuan dan sasaran RPJMD.
Dalam bagian ini akan dikemukakan indikator kinerja perangkat daerah
yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai oleh
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kota Kupang selama lima
tahun mendatang sebagai komitmen dalam rangka pencapaian Tujuan dan
Sasaran RPJMD Pemerintah kota Kupang.
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD ditampilkan dalam tabel 7.1 yang bersumber dari tabel T-C.28
sebagai berikut :
Tabel T-C.28
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

KONDISI KONDISI
KINERJA TARGET KINERJA
NO
INDIKATOR PADA AWAL PADA AKHIR
PERIODE PERIODE
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
RPMD RPMD
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I Umur Harapan Hidup/ Indeks Pembangunan Manusia 68.46 68.58 68.70 68.81 68.93 69.05 69.05
46/ 45/ 43/ 40/ 35/
35/100.000 35/
1 Angka kematian Ibu KH
100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
100.000 KH
KH KH KH KH KH
2.7/ 2.5/ 2.4/ 2.2/ 2/ 2/
2 Angka kematian Bayi 2.05/1000 KH
1000 KH 1000 KH 1000 KH 1000 KH 1000 KH 1000 KH
3 Presentase Kasus Gizi Buruk Balita 1.9 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.9
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan
4 - 70 72 75 78 80 80
Kegawatdaruratan (BKS)
5 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Puskesmas 79.62 80 80 81 85 90 90
Persentase pemenuhan SPM penyakit menular dan tidak
6 - 100 100 100 100 100 100
menular yang mencapai target
Persentase ratio sarana prasarana pelayanan kesehatan yang
7 27 27 55 73 91 100 100
memenuhi target
8 Persentase kelurahan yang melaksanakan STBM 100 100 100 100 100 100 100
9 Persentase Indeks Keluarga Sehat 0 10 15 20 25 30 30
10 Persentase Masyarakat yang Memiliki Jaminan Kesehatan 100 100 100 100 100 100 100
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2017-


2022 ini disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian upaya Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam kurun waktu lima
tahun ke depan. Dengan demikian, Seluruh Sekertariat, Bidang, Sub Bagian
dan Seksi di lingkup Dinas Kesehatan Kota Kupang mempunyai target
kinerja yang telah ditetapkan dan akan dievaluasi pada pertengahan (2020)
dan akhir periode 5 tahun (2022) sesuai ketentuan yang berlaku.
Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang Tahun 2017-2022, maka akan dilakukan
penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Kupang, Februari 2018


Kepala Dinas Kesehatan
Kota Kupang

dr. I W. Ari Wijana S. Putra, M.Si


NIP. 19641219 199503 1 001

Anda mungkin juga menyukai