Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Perencanaan Dan Penganggaran
Bidang Kesehatan
PJ Mata Kuliah : Dr. Ede Surya Darmawan, S.KM, MDM.
Disusun Oleh :
Mahasiswa Mata Kuliah Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan
Tahun Akademik 2018/2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah komprehensif Mata Kuliah Metode
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan. Dalam pembuatan tugas makalah ini, kami
menyadari bahwa semua ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta arahan dari
dosen mata kuliah Metode Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
- Bapak Dr. Ede Surya Darmawan S.K.M., M.D.M. sebagai dosen pengajar mata
kuliah Metode Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan.
- Ibu Amila Megraini S.E., MBA. sebagai dosen pengajar mata kuliah Metode
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan memperbaiki demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Kami juga
berharap semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i Fakultas Kesehatan
Masyarakat pada masa kini dan yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran ..................................... 44
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Penganggaran ............................................................... 45
2.1.7 Prinsip Penganggaran ................................................................................................ 46
2.2 Penganggaran Sektor Publik ..................................................................................... 47
2.3 Anggaran Belanja Pemerintah ................................................................................... 60
2.3.2 Struktur APBN .......................................................................................................... 61
2.3.3 Pembiayaan APBN .................................................................................................... 61
2.3.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ................................................. 62
2.3.5 Penganggaran Berbasis Kinerja ................................................................................ 63
2.3.6 Strategi Menyusun Anggaran .................................................................................... 68
2.3.7 Pengertian Analisis Standar Belanja ......................................................................... 69
2.3.8 Pendekatan peyusunan penganggaran APBN ........................................................... 72
2.3.9 Pendekatan Penyusunan Anggaran ........................................................................... 73
2.4 Anggaran Belanja Rumah Sakit ................................................................................ 85
BAB III................................................................................................................................ 96
PENUTUP ........................................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
1) Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi
manajemen yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada
kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah
yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Planning juga diartikan sebagai kegiatan menentukan tujuan – tujuan
organisasi, mengembangkan strategi secara keseluruhan dan mengembangkan pengaturan
yang komprehensif untuk mengintegrasi dan mengkoordinasi kerja dalam organisasi.
Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu hirarki, dengan perencanaan pada puncak hirarki
mempengaruhi semua perencanaan yang mengikutinya (Marquis, 1998). Hirarki perencanaan
berdasarkan piramida diatas dilihat dari empat tingkatan yaitu; visi dan misi, rencana
strategis, rencana taktis dan rencana operasional. Hal ini berhubungan dengan tanggung
jawab manajerial yang ditetapkan pada masing-masing tingkatan, karena
pengimplementasian dari suatu perencanaan program hanya dapat dijalankan apabila ada alur
logika dari suatu tingkatan ke tingkatan yang berikutnya.
1
2
Rencana Taktis adalah rencana yang dibuat untuk membantu pelaksanaan rencana
strategis dan mencapai bagian khusus daari stategi perusahaan.
Rencana Operasional adalah rencana yang dibuat oleh organisasi di tingkat bawah yang
menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam mencapai tujuan operasional dan
mendukung kegiatan perencanaan teknis.
4) Tipe-tipe Perencanaan
1. Jangka Pendek yaitu kurang dari 1 tahun, contohnya jadwal penggunaan sumber daya
2. Jangka Menengah yaitu dari 1-5 tahun, contohnya perencanaan laba (usaha untuk
memperbaiki laba untuk produk tertentu dalam periode 1 tahun atau lebih)
3. Jangka Panjang yaitu lebih dari 5 tahun, contohnya perencanaan produk (dari perkiraan
penjualan masa yang akan datang yang diinginkan sehingga dapat menetapkan program
dalam berbagai bidang)
9) Pola-pola Perencanaan :
Satisficing : mempertahankan cara-cara kerja yang lazim dilakukan
Optimizing : mengoptimalisasi
Adaptivizing : mengadaptasi
Pada umumnya yang perlu dilakukan adalah dengan mengoreksi terhadap kesalahan-
kesalahan dan kekurangan yang nyata namun tetap melaksanakan pekerjaan yang biasa serta
lazim dilakukan dan juga tetap dipertahankan.
mesin-mesing, waktu, serta ruangan, hingga dapat diterapkan cara-cara bekerja yang lebih
mudah dan yang lebih baik.
3. Standard (Standard)
Suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu patokan atau tingkat referensi.
Sumber-sumber untuk menetapkan sebuah standard:
- pengalaman masa lampau
- penilaian
- metode ilmiah
4. Anggaran (Budget)
Sebuah rencana untuk pendapatan, atau pengeluaran, ataupun untuk keduanya, yang
menyangkut uang, personil, barang-barang yang dibeli, barang-barang penjualan, ataupun
entitas lain mengenai penetapan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang yang akan membantu usaha-usaha manajerialnya.
5. Program (Program)
Sebuah rencana komprehensif yang meliputi penggunaan macam-macam sumber daya
untuk masa yang akan datang, dalam bentuk sebuah pola yang terintegrasi, dan yang
menetapkan suatu urutan tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan, serta jadwal-jadwal
waktu untuk masing-masing tindakan tersebut, dalam rangka usaha mencapai sasaran-
sasaran yang ditetapkan.
6. Faktor teknis (Techno-factor)
Suatu rencana berhubungan dengan adanya faktor-faktor teknis, seperti waktu, biaya, atau
arus bahan.
Frequency of use
a. Single use plans yaitu perencanaan satu waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dalam situasi tertentu saja
b. Standing plans adalah perencanaan yang menjadi petunjuk terus
menerus bagi kegiatan yang berulang – ulang.
dan segenap faktor terkait termasuk sektor kesehatan sangat dibutuhkan dalam rangka
efektivitas penguatan sistem kesehatan pada level distrik (WHO, 1987). Menurut Collins
(1994), terdapat beberapa alasan untuk memfokuskan perhatian pada partisipasi masyarakat
dalam hal manajemen dan perencanaan kesehatan yaitu:
1. Situational analysis
Dalam proses pengumpulan data, perlu ditetapkan metodenya (sistem pengumpulan
data rutin, large-scale surveys, local rapid assessment), dan teknik yang paling tepat
digunakan seperti interview, observasi dan focus group (Omar, 2001).
2. Priority-setting
Tahap ini meliputi (Omar, 2001):
6. Evaluation
Analisis situasi berikutnya (Green, 1999). Hal ini akan menjawab pertanyaan (Omar,
2001) meliputi:
Analisa situasi adalah langkah untuk mengkaji masalah program dan masalah yang
akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan program aksi. Pada
tahapan ini, dilakukan pencarian dan pengolahan data hingga menjadi sebuah
informasi yang utuh. Adapun pengolahan data dilakukan dengan menyesuaikan jenis
dan juga ruang lingkup perencanaan program kesehatan yang hendak disusun.
2. Identifikasi dan penetapan prioritas masalah
Ketika seorang administrator menyusun sebuah perencanaan publik, maka setelah
melakukan analisis situasi, dilakukan identifikasi dan penetapan prioritas masalah
yang ditujukan agar perencanaan yang dibuat dapat secara tepat sasaran menjawab
permasalahan yang ada secara efektif dan efisien. Dalam proses identifikasi dan
penetapan prioritas masalah tersebut, secara otomatis akan muncul 6 (enam)
peranyaan penting yang harus diketahui jawabannya, yaitu:
a. Apa masalah kesehatan yang sedang dihadapi (what kind of health problems?)
b. Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problems exist?)
c. Kapan masalah tersebut timbul (when the problems is happen?)
d. Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita dan
dimanakah kejadian yang terbanyak? (who is most affected by the problem and
where)
e. Apa kemungkinan dampak (akibat) yang akan muncul apabila masalah kesehatan
tersebut tidak dipecahkan (what kinds of impact will be happen?)
f. Rencana aksi seperti apa yang seharusnya dilakukan (what is the plan of action
should be done?)
3. Perumusan tujuan dan target pencapaian
Merumuskan tujuan-tujuan program operasional akan sangat bermanfaat dalam proses
penetapan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan dan memudahkan
evaluasi hasil. Adapun kriteria penentuan sebuah tujuan dapat dilakukan berdasarkan
pada prinsip SMART (Spesific, Measurable, Appropriate, Realistic, dan Time
Bound). Spesific berarti tujuan mengandung kesamaan interpretasi; Measurable
berarti bahwa tujuan dapat diukur kemajuannya; Appropriate berarti bahwa tujuan
sesuai degan strategi nasional; Realistic berarti bahwa tujuan dapat dilaksanakan
sesuai fasilitas dan kapasitas organisasi dan Time Bound berarti bahwa sumber daya
dapat dialokasikan dengan baik dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan target waktu
4. Kajian terhadap hambatan pelaksanan
Langkah keempat dari sebuah proses perencanaan adalah mengkaji kembali hambatan
dan kelemahan program sejenis yang pernah dilaksanakan. Tujuannya yakni untuk
mencegah terulangnya hambatan yang serupa dalam program yang akan dilaksanakan.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, perlu dilakukan pembahasan
mengenai prediksi kendala dan hambatan yang mungkin dihadapi. Adapun jenis
hambatan atau kelemahan dapat dikategorikan ke dalam bentuk hambatan sumber
daya dan hambatan lingkungan. Setelah diketahui daftar hambatan, dilakukan
pengklasifikasian hambatan dan kendala 3 (tiga) kategori, yaitu:
a. Hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan
b. Hambatan dan kendala yang dapat dimodofikasi atau dikurangi
11
c. Hambatan dan juga kendala yang tidak dapat dihilangkan atau dimodofikasi
Selanjutnya, dilakukanlah penyusunan strategi atau alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan dengan mempertimbangkan hambatan dan kendala yang
mungkin akan dihadapi di lapangan. Diharakan, hal itu dapat emmberikan hasil
yang lebih efektif, efisien, dan juga rasional
5. Penyusunan rencana kerja opersional (RKO)
Sebuah RKO yang baik, haruslah dilengkap dnegan informasi sebagai berikut:
a. Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan ? (why)
b. Apa yang akan dicapai? (what)
c. Bagaimana cara mengerjakannya? (how)
d. Siapa yang akan mengerjakannya dan siapa sasaran kegiatan? (who)
e. Sumber daya pendukung? (what support)
f. Diaman kegiatan akan dilaksanakan? (where)
g. Kapan kegiatana ini akan dikerjakan? (when)
Ada kalanya diperlukan modifikasi pelaksanaan namun tetap berpedoman pada perencanaan
yang telah disusun. Siklus tersebut dapat dikatakan sebagai problem solving cycle (PSC) yang
mencakup beberapa tahapan, lebih lengkapnya terdapat pada Gambar 1.
Proses perencanaan juga memiliki hakikat yang harus sangat diingat oleh siapapun
pihak yang berfokus pada perencanaan diantaranya :
- Perencanaan mendeskripsikan situasi masa depan
- Merupakan pemahaman terhadap situasi saat ini
- Merupakan kemungkinan dan pemilihan upaya untuk mencapai masa depan
- Perencanaan dapat menentukan langkah kerja untuk mencapai masa depan
- Serta untuk menentukan indikator dan cara pengukuran hasil yang didapat
Selain hakikat, terdapat juga modifikasi proses perencanaan. Menurut Hani Handoko (1997)
terdapat 4 inti tahapan proses perencanaan yang memiliki tujuan akhir untuk mencapai
sasaran dan tujuan, yakni :
Tahap 1 : menetapkan tujuan
Tahap 2 : merumuskan keadaan sekarang
Tahap 3 : mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
Tahap 4 : mengembangkan serangkaian kegiatan
12
1. Brainstroming
Cara berdiskusi dengan Brainstorming ini menggunakan teknik curah pendapat yaitu
fokus utamanya adalah mendapatkan sebanyak mungkin alternatif jawaban terlebih dahulu
sebelum membahasnya. Teknik Brainstorming merupakan teknik dalam berdiskusi yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif individu maupun kelompok.
Menurut Baumeister (2007) ada dua prinsip yang mendasari prosedur Brainstorming.
Pertama adalah menampung ide-ide sebanyak mungkin dan memberikan apresiasi untuk
gagasan yang kelihatan liar dan bebas. Semakin banyak ide yang ada maka semakin besar
kemungkinan menemukan ide-ide yang baik diantara ide-ide yang ada (kuantitas
menghasilkan kualitas). Kedua, walaupun nantinya ide-ide yang ditampung dievaluasi, kritik
dan penilaian yang merugikan munculnya gagasan, untuk sementara adalah ditunda
(deferedjudgement).
14
Non Scoring Technique adalah sekumpulan orang yang ditugaskan secara sendiri-
sendiri menyelesaikan suatu permasalahan dengan tingkat interaksi minimun dalam
pertemuan yang tidak sering terjadi. Tujuan untuk memotivasi kreatifitas individu dari
kelompok-kelompok yang merupakan suatu modifikasi sumbang saran untuk penentuan
prioritas masalah. Aturan prosedur Tahap penyusunan daftar tanggapan Biasanya diajukan
dalam bentuk pertanyaan; Tahap pencatatan; Tahap pemungutan suara. Langkah dalam
metode nominal grup teknik adalah:
1. Delphi Technique
15
Keuntungannya ialah:
a. Dapat digunakan bila data kuantitatif tidak tersedia dan pokok permasalahannya
sangat komplek.
b. Tidak memerlukan biaya besar.
c. Suasana demokratis menghasilkan keputusan yang bebas dari bias akibat adanya
dominasi kelompok ahli.
d. Ramalan masa depan dapat dimonitor.
e. Merangsang kreatifitas kelompok.
f. Dapat dilakukan dengan surat dalam format tulisan/ komputer.
Kerugiannya ialah:
a. Pemilihan peserta harus hati-hati utk menghindari bias terhadap keputusan yang
dihasilkan.
b. Keputusan yang diambil belum matang.
c. Acara diskusi dapat ditutup/ diakhiri lebih awal karena peserta kelelahan.
d. Merupakan taksiran yg subjektif dan alamiah, tidak ada validitas ataupun
realibilitas.
2. Delbeque Technique
Adalah proses penentuan kriteria diawali dgn pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan/merumuskan dan menetapkan kriteria. Tujuannya menentukan
masalah-masalah, menggambarkan kriteria-kriteria dari solusi/ keputusan,
pengembangan keputusan secara nyata atau menilai (assess) kualitas dari tujuan
keputusan (Stech and Ratliffe, 1976). Aturannya ialah Anggota kelompok, tanpa
berdiskusi secara bebas menuliskan ide atas masalah; Masing-masing anggota
kelompok mempresentasikan ide tersebut tanpa diskusi; Anggota kelompok
mendiskusi setiap ide untuk diklarifikasi dan evaluasi; dan Setiap angota bebas utk
membuat rangking/urutan prioritas dari ide-ide tersebut. Keuntungannya adalah dapat
16
2. Hanlon
Adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah dengan 4
kelompok kriteria yaitu:
a. Klp A: Besarnya masalah
b. Klp B: Tingkat Kegawatan masalah
c. Klp C: Kemudahan penanggulangan masalah
d. Klp D: PEARL Faktor
Definisi
Analisis penyebab masalah adalah proses yang dilakukan sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan dan mencari penyebab utama masalah.
Cara Analisis:
1. Menggunakan informasi dari sistem informasi yang sudah ada,
2. Memanfaatkan data-data diperkirakan sudah cukup representatif untuk suatu
daerah,
3. Menggunakan berbagai Pendekatan dan Model; sistem, supply-demand, HL Blum,
Milton Roemer, dll.
4. Memperhatikan berbagai faktor yg mempengaruhi kesehatan.
b. Life style:
Alkohol
Rokok
Promiscuity: tempat-tempat berisiko STD
Narkoba
Olahraga
c. Health seeking behavior Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke
puskesmas
d. Faktor Perubahan Perilaku:
Faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu pengetahuan, kepercayaan,
sikap, nilai dan persepsi
Faktor yang memungkinkan (enabling factors) yaitu kesediaan sumber daya,
keterjangkauan dan ketrampilan petugas
Faktor penguat (reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku petugas
kesehatan, keluarga, teman sejawat, orang tertentu dan lain-lain.
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
a. Kinerja/cakupan
b. SDM: jumlah (belum semua puskesmas ada dokternya), jenis, distribusi
c. Sarana: jumlah (8 puskesmas dan 16 puskesmas pembantu), jenis (hanya
memberikan pelayanan dasar),
d. Pembiayaan: Anggaran Kesehatan 11 milyar tahun 2004, naik dari 9 milyar
2003. Walau sudah meningkat, tetapi masih kurang.
4. Faktor Kependudukan/Demografi
a. Jumlah penduduk
b. Pertumbuhan penduduk
c. Struktur umum
d. Distribusi spasial
e. Mobilitas: “pulang-balik”: Masalah di Jabotabek
f. Jumlah penduduk miskin (Gakin)
g. Jumlah kelompok khusus/rentan: Bumil, Persalinan, Bayi, Balita, Anak
sekolah, Tenaga kerja, Usila.
1. Definisi Kinerja
Menurut LAN (1999:3), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
dan visi organisasi. Kane dan Johnson (1995), menyatakan bahwa kinerja adalah suatu
outcome hasil kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategik yang ditetapkan
organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat.
Dasar penilaian kerja, baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), pelaksanaan (on-
going), maupun setelahnya (ex-post).
Petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai suatu tujuan atau sasaran.
Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari indikator kinerja, yaitu:
Memperbaiki kinerja
Memperbaiki tingkat kepuasan pelanggan
Meningkatkan akuntabilitas
Mendorong produktivitas dan kreativitas
Membantu proses penganggaran
Mendukung rencana stratejik dan membantu penyusunan tujuan
Pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien dan efektif
terkait dengan informasi kinerja (impact, outcome, dan output). Kriteria penyusunan indikator
kinerja adalah:
1) Relevant: indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi, serta
realisasi tujuan dan sasaran strategis institusi;
2) Well-defined: definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga mudah
untuk dimengerti dan digunakan;
3) Measurable: indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian tertentu yang
disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas dan kualitas
- Indikator Kuantitas diukur dengan satuan angka dan unit. Contoh Indikator
Kuantitas : Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana Pelayanan
Kesehatan.
- Indikator Kualitas menggambarkan kondisi atau keadaan tertentu yang ingin
dicapai (melalui penambahan informasi tentang skala/tingkat pelayanan yang
dihasilkan). Contoh Indikator Kualitas : Angka kematian Ibu.
4) Appropriate: pemilihan indikator yang sesuai dengan upaya peningkatan
pelayanan/kinerja
5) Reliable: indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan
kinerja;
6) Verifiable: memungkinkan proses validasi dalam sistem yang digunakan untuk
menghasilkan indikator;
7) Cost-effective: kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan data.
Analisa:
1. Indikator Kinerja Input
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan,
material, dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan
meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki
telah sesuai dengan rencana stratejik yang ditetapkan.
Contoh: Jumlah dana yang dibutuhkan
2. Indikator Kinerja Output
a. Susun dan tetapkan rencana strategis: visi, misi, tujuan,sasaran dan cara mencapai
tujuan/sasaran (kebijakan, program dan kegiatan).
b. Identifikasi data/informasi yang dapat dikembangkan menjadi indikator kinerja.
c. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang paling relevan dan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan.
1. Latar Belakang
Intervensi kesehatan;
Merupakan upaya atau program pelayanan untuk menyelesaikan permasalahan
pada status kesehatan, sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Selain
itu untuk mengurangi faktor negatif yang tidak kondusif pada faktor determinan.
Solusi kesehatan masyarakat;
1. Teknis spesifik
2. Manajerial
3. Pendukung diluar kesehatan
Tujuan umum;
Merupakan keadaan yang akan dicapai pada masa akan datang dan dinyatakan
secara kualitatif, serta bersifat umum. Seperti contoh, tujuan umum program
penimbangan balita adalah membaiknya kesehatan anak balita. Dimana terdapat
urutan dari input-proses-output-effect-outcome.
26
Tujuan khusus;
Lebih spesifik ukurannya, waktunya, sasarannya, dan lokasinya dinyatakan
secara kuantitatif. Seperti contoh, tujuan khusus program PMT balita kurang gizi
adalah cakupan pemberian PMT dan pengobatan balita yang kekurangan gizi menjadi
80% dari sasaran.
Dalam merumuskan tujuan khusus program, perhatikan;
Tujuan yang ditetapkan dalam Renstra.
Kecenderungan (trend) kinerja program tersebut dimasa lalu.
Fenomena ‘diminishing return’ (mudah meningkatkan kinerja pada saat
kinerja rendah dan semakin susah kalau sudah tinggi).
Prospek sumber daya dan dana (contoh: SK formasi tenaga kesehatan baru,
perda kenaikan tarif RSUD).
Kapasitas institusi/ infrastruktur (SDM dan sarana yang ada).
3. Penentuan Kegiatan
Klasifikasi Kegiatan Program
Kelompok kegiatan atas dasar tujuannya:
a) Intervensi untuk mereduksi atau menghilangkan masalah;
(1) Case finding
(2) Case treatment/ pengobatan
b) Intervensi terhadap faktor resiko/ determinan masalah;
(1) Kegiatan intervensi lingkungan
(2) Kegiatan intervensi perilaku
(3) Kegiatan intervensi peraturan
Kelompok kegiatan atas dasar jenjang organisasi:
(1) Kegiatan langsung (pelayanan, lapangan: penyemprotan malaria, mengobati
kasus)
(2) Kegiatan penunjang (administratif/ supervisi)
Kelompok kegiatan atas dasar jadwalnya:
(1) Kegiatan persiapan
(2) Kegiatan pelaksanaan
(3) Kegiatan konsolidasi/ evaluasi
4. Koordinasi Kegiatan
Ada kemungkinan bahwa program-program yang berbeda mempunyai:
1. Sasaran penduduk yang sama
27
Specific
Spesifik adalah sasaran yang harus jelas. Sulit untuk mengambil langkah-langkah praktis
apabila tujuan tidak jelas. Guna menetapkan tujuan yang spesifik, harus disampaikan kepada
team apa yang diharapkan dan diinginkan.
Pertanyaan ini harus spesifik. Misalnya apa yang ingin dicapai, siapa saja yang terlibat, dan
sebagainya. Biasanya, sesuatu yang spesifik akan menjawab menjawab pertanyaan yang
meliputi 5W+1H.
Measurable
Apa yang ingin dicapai haruslah bisa diukur, misalnya seberapa kuat, seberapa sering,
seberapa banyak, atau seberapa dalam.
Achievable
Tujuan yang ditetapkan haruslah bisa dicapai. Dengan begitu akan ada komitmen untuk
mencapainya dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai menetapkan tujuan yang tidak
mungkin dicapai.
Realistic
Realistis atau masuk akal adalah hal lain yang harus dipenuhi oleh tujuan yang ingin dicapai.
Jangan membuat tujuan yang terlalu sulit sehingga tidak mungkin dicapai atau membuat
tujuan yang tidak sejalan dengan keinginan.
Time Bound
Harus bisa menetapkan kapan tujuan tersebut harus dicapai. Apakah minggu depan, tahun
depan, atau lima tahun lagi. Dengan adanya batasan waktu, akan terpacu untuk segera
memulai melakukan tindakan.
28
Pada dasarnya apabila ingin mencapai tujuan khusus yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan khusus.
Jenis kegiatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan berbagai gagasan melalui;
- Laporan kegiatan yang lalu
- Berbagai pengalaman (baik secara pribadi, orang lain atau daerah lain, organisasi lain)
- Hasil observasi dan interaksi dengan kelompok sasaran
Dalam mencapai tujuan bisa dicapai dengan berbagai jenis kegiatan. Contohnya;
Tujuan khusus : Meningkatkan pengetahuan kelompok sasaran.
Kegiatan:
- Melakukan kegiatan penyuluhan dengan cara dikumpulkan di suatu tempat yang luas
yang dapat menampung banyak warga
- Mengadakan kegiatan penyuluhan langsung dengan cara melakukan kunjungan secara
langsung ke rumah-rumah warga
- Melakukan penempelan poster di tempat-tempat strategis atau tempat umum
- Penyampaian pesan melalui tokoh atau pemuka masyarakat
- Dan lain-lainnya
Dilakukannya manajemen agar pelaksanaan suatu tujuan terencana secara sistematis
dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara
produktif, berkualitas, efektif dan efisien.
1. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (out put) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (in put). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas
maupun kualitas. Kuantitas aut put berupa jumlah tamatan dan kuantitas in put berupa
jumlah tenaga kerja dan sumber daya selebihnya.
29
2. Kualitas menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan
atau dikenakan kepada barang (products) dan/jasa (services) tertentu berdasarkan
timbangan objek atas bobot dan/atau kenierja.
4. Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing thing right)
sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right thing) atau efektivitas
adalah perbandingan antara rencana dan tujuan yang akan dicapai, efesiensi lebih
ditekankan pada perbandingan antara in put sumber daya dengan out put. Suatu kegiatan
dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau
pemakaian sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu
dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.
1. Proposal
Pengertian Proposal menurut KBBI (2002) adalah rencana yang dituangkandalam
bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan telitiyang dibuat
oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Proposal dibuat untuk memperoleh
bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh
perizinan.Proposal secara umum dibuat sebagai landasan berpijak dalam suatu proses
pelaksanaan, sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dari suatu
kegiatan untukmemperoleh informasi suatu kegiatan yang dilaksanakan dan
memberikan kemudahan bagi penyelenggara dalam mendapat dukungan informasi.
Diperlukannya sebuah proposal terkait dengan tiga hal berikut ini:
a. Perlunya dokumen tertulis untuk sebuah program intervensi
b. Intervensi program kesehatan masyarakat melibatkan banyak pihak terkait
c. Kejelasan dokumen kerja akan mempermudah proses penilaian kelayakan
proposal, pelaksanaa, pengawasan, penilaian dan pembuatan laporan.
a. Kriteria Proposal
1) Mempunyai penjelasan yang rinci
2) Nilai penawaran yang besar
3) Nilai pembelian yang kecil
30
4) Sistematis
5) Detail
b. Syarat Proposal
1) Harus memiliki struktur maupun logika yang sangat jelas dan mudah di
mengerti.
2) Hasil dari kegiatan tersebut harus terstruktur.
3) Rumusan jenis kegiatan yang dilakukan harus di tulis secara jelas dan detail
serta harus benar-benar dapat dikerjakan.
4) Jika ada anggaran dana yang di perlukan, maka anggaran dana yang di
perlukan harus realistis dengan kegiatan tersebut.
c. Tujuan Proposal
Secara umum tujuan dibuatnya proposal adalah untuk mendapatkan ijin atau
persetujuan dari suatu pihak mengenai rencana atau rancangan yang akan
dilakukan. Selain itu, proposal juga sering dibuat untuk permohonan dana/
sponsorship melalui kerjasama dengan pihak lain. Selain penjelasan mengenai
rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, umumnya di dalam proposal juga tertera
mengenai dana yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Jadi, secara
keseluruhan isi dari proposal tersebut harus dapat dimengerti oleh pihak lain yang
ingin dimintai ijin/ persetujuan atau dana.
d. Struktur Perjanjian Kerjasama
Perjanjian kerjasama adalah kesepakatan antara subjek hukum (orang atau badan
hukum) mengenai sesuatu perbuatan hukum yang memberikan suatu akibat
hukum. Pada perjanjian kerja sama terdiri dari :
1) Tujuan dan persyaratan
2) Program yang dikerjasamakan
3) Staffing
4) Jadwal kerja dan pelaporan
5) Biaya dan pengeluaran
6) Kesepakatan/penerimaan
e. Unsur-Unsur Proposal
Masalah yang ditulis harus berkaitan dengan kegiatan atau penelitian yang
akan dilakukan serta sesuai dengan latar belakang pada proposal. Penulisan masalah
biasanya menggunakan sistem penulisan 5W+1H dimana kalimat pertama penulisan
masalah menggunakan kata-kata berikut yaitu apa (what), kapan (when), mengapa
(why), siapa (who), dimana (where), bagaimana (how). Masalah yang ditulis dalam
bagian perumusan masalah selanjutnya akan dibahas bada bagian pembahasan atau
isi.
c) Maksud dan Tujuan
Maksud adalah arahan yang ingin dicapai dalam kegiatan atau penelitian yang
ditulis dalam proposal sedangkan tujuan adalah tindakan yang dilakukan agar maksud
kegiatan atau penelitian dapat terwujud.
d) Sasaran
Setelah menentukan maksud dan tujuan dari kegiatan atau penelitian yang
diajukan dalam proposal, sasaran kegiatan juga dapat ditulis dalam proposal agar
proposal lebih meyakinkan pembaca. Sasaran menjabarkan mengenai kepada siapa
kegiatan atau penelitian tersebut dilakukan atau siapa yang akan menerima dampak
langsung dari kegiatan atau hasil penelitian tersebut.
d) Susunan kepanitiaan
Susunan panitia berisikan darftar orang-orang yang terlibat secara langsung
dalam kegiatan atau penelitian yang diajukan dalam proposal.
3) Penutup
32
a. Kelengkapan rencana
b. Urutan tahapan yang runut
c. Jelas apa yag harus dikerjakan
3. Penjadwalan Kegiatan
a. Gantt chart
Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek
dengan jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan
beberapa kendala proyek.
1. Gantt Chart
Dikembangkan sebagai pengontrol produksi pada 1917 oleh Henry L. Gantt seorang
insinyur Amerika. Gantt chart sering digunakan dalam manajemen proyek untuk
memberikan ilustrasi jadwal kegiatan yang membantu dalam perencanaan, koordinasi, dan
melacak tugas spesifik.
Keuntungan pemakaian Gantt chart:
35
Clarity (kejelasan), meringkas tugas dan jadwal menjadi kesatuan agar mudah dipahami
anggota tim dalam memantau kemajuan tugas.
Fokus pekerjaan sesuai timeline tugas, mendorong tim untuk bekerja sesuai waktu yang
telah ditetapkan sehingga waktu yang digunakan efisien.
Sederhana mudah dibuat & dipahami sehingga bermanfaat sebagai komunikasi dalam
penyelenggaraan kegiatan, dapat memonitor kemajuan kegiatan.
Kelemahan pemakaian Gantt chart:
Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan antara satu kegiatan, sehingga sulit
mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek.
Penggunaan tidak disarankan untuk menetapkan rincian kerja dan aktivitas yang
dijadwalkan bersamaan.
Gantt chart tidak mewakili kompleksitas suatu proyek dan tidak digunakan untuk
menampilkan informasi
Tidak dapat digunakan untuk proyek yang memiliki kegiatan lebih dari 30 kegiatan.
2. Kanban Board
Berasal dari bahasa Jepang yang artinya kan (visual) dan ban (kartu) penemu metode
ini ialah Taiichi Ohno (1940an) yang digunakan untuk mencatat sistem produksi JIT (Just in
Time, sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan
mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin). Aplikasi Kanban board menggunakan
catatan tempel pada papan tulis untuk mengomunikasikan status, kemajuan, dan masalah.
Tujuan dari sistem Kanban untuk membatasi jumlah pekerjaan dalam proses sehingga
pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan kapasitas sumber daya, ketika sistem kelebihan
beban maka pekerjaan akan terhambat, dengan papan Kanban akan terlihat dimana hambatan
36
pekerjaan tersebut agar dilakukan tindakan perbaikan. Kanban board terdapat dalam bentuk
fisik, papan fisik menggunakan catatan yang tempel pada papan tulis atau dinding, hal ini
digunakan untuk tim yang memiliki lokasi sama agar memudahkan anggota tim
berkoordinasi. Adapula Kanban visual, yang membutuhkan integrasi email agar
mempermudah koordinasi jarak jauh, sistem pelaporan lebih canggih yang membutuhkan
waktu lebih singkat dan meminimalisir duplikasi data.
Project Network Diagram merupakan roadmap urutan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan proyek. Network Diagram adalah tampilan skematis dari jadwal
aktivitas proyek dan ketergantungan antara aktivitas ini. Dengan network diagram dapat
dilakukan analisis terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek, masalah yang mungkin timbul
jika terjadi kelambatan, probability selesainya proyek, biaya yang diperlukan dalam rangka
mempercepat penyelesaian proyek, dan sebagainya. Terdapat beberapa versi network
diagram, namun yang luas pemakaiannya adalah CPM (critical path method), PERT
(program evaluation and review technique), dan PDM (precedence diagram method).
Ada dua metode untuk menggambarkan activity network diagram yaitu :
a. AOA (Activity on Arrow), yang mana kegiatan digambarkan pada garis panah (arrow)
dalam hal ini simpul (node) merupakan suatu peristiwa (event).
b. AON (Activity on Node), yang mana kegiatan digambarkan pada simpul (node) dalam
hal ini garis panah (arrow) merupakan hubungan logis antar peristiwa (event).
37
4. Cross-fuctional flowchart
Diagram Swim Lane atau yang biasa disebut dengan Digram Cross-Fuctional
merupakan bagan alur proses yang menyediakan informasi secara penuh atas siapa
melakukan pekerjaan apa, kapan tugas dilakukan dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan. Diagram Cross-Fuctional menggambarkan alur setiap langkah dengan
mengorganisasikannya ke dalam kolom atau baris. Perumpamaan atau analogi yang
digunakan adalah bahwa setiap kolom dalam diagram disebut “Swim Lane” dan seluruh
wadahnya disebut sebuah kolam renang (a pool).
Langkah-langkah untuk membuat diagram Swim Lane adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada proses spesifik/tertentu dan meletakkan judul diagram di atas.
2. Menghitung orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut dan menempatkan mereka
ke dalam baris, biasanya baris paling atas dimulai dengan pelanggan.
3. Buatlah alur proses diagram, gambarkan proses, dan keputusan yang dibuat beserta arah
panah yang menunjukkan aliran proses.
4. Jika diagram terlalu kompleks, pisah berdasarkan komponennya.
38
5. Jika memungkinkan, terangkan keterangan waktu pada setiap simpul di bawah diagram.
Pengembangan Diagram Swim Lane membuthkan waktu lebih lama, tapi memungkinkan
tim untuk mengidentifikasi perangkap waktu yaitu proses mana yang memakan waktu paling
lama, serta kendala kapasitas, atau sumber daya mana yang terhambat karena pekerjaan.
Idealnya setelah mengidentifikasi proses saat ini, tim harus mencoba memetakan proses yang
lebih baik berdasarkan informasi yang diberikan dalam diagram.
5. Project Checklist
Digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada barang yang Anda sertakan pada daftar
periksa perencanaan proyek dilupakan atau dibiarkan tanpa tindakan. Ini berfungsi sebagai
pengingat apa yang perlu dilakukan dan jaminan apa yang telah dilakukan setelah barang
dicentang dari daftar. Memiliki daftar periksa inisiasi proyek memungkinkan kita untuk
memiliki mini plan dari semua yang perlu dipertimbangkan di satu tempat. Mengelompokkan
berbagai item pada daftar periksa proyek memungkinkan penilaian komparatif yang lebih
baik dari apa yang kita lakukan. Inisiasi project checklist adalah ide yang bagus karena
memungkinkan untuk merencanakan segala sesuatu yang dipertimbangkan untuk proyek
sejak awal.
39
Memberikan gambaran visual sederhana dari suatu proyek dari awal hingga selesai dan
mengarah pada peningkatan efisiensi kerja di antara tim. Digunakan untuk membuat jadwal
proyek manjemen sehingga menjadi lebih efektif. Ada 8 langkah dalam penulisan jadwal
proyek yaitu: Tulis pernyataan lingkup proyek, Buat struktur rincian kerja, bagi setiap paket
kerja menjadi tugas, tentukan ketergantungan proyek, tentukan total waktu yang dibutuhkan
untuk setiap tugas, Identifikasi ketersediaan sumber daya, identifikasi pilar penting,
kembangkan jadwal manajemen proyek.
BAB II
Penyusunan anggaran pada suatu organisasi/ kegiatan sangat erat kaitannya dengan
manajemen, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian kerja dan
pengawasan kerja. Agar dapat menjalankan dan mengoperasikan organisasi/ kegiatan yang
kecil maupun besar serta kompleks secara efisien, pihak manajemen membutuhkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran operasional kegiatannya nanti. Dengan
adanya anggaran, maka kita dapat mengestimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dapat dinyatakan dalam ukuran finansial.
Adapun penganggaran itu sendiri adalah proses atau metode yang digunakan dalam
menentukan atau mempersiapkan suatu anggaran. Dimana merupakan rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Penganggaran
juga mempunyai peranan penting dalam mencapai suatu tujuan organisasi/ kegiatan dan
pembuatan keputusan.
40
41
Anggaran periodik; disusun untuk satu periode tertentu, umumnya 1 tahun, yang
disusun setiap akhir periode anggaran
Anggaran kontinyu; disusun untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah
dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam
setahun mengalami perubahan
c. Menurut jangka waktu, terdiri dari:
Anggaran jangka pendek (anggaran taktis); dibuat dengan jangka waktu paling lama
sampai 1 tahun, untuk keperluan modal kerja
Anggaran jangka panjang (anggaran strategis); dibuat dengan jangka waktu lebih dari
1 tahun, untuk keperluan investasi barang modal disebut anggaran modal tetapi
anggaran jangka panjang tidak mesti anggaran modal
d. Menurut bidangnya, terdiri dari:
Anggaran operasional; untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Terdiri atas:
- Anggaran penjualan
- Anggaran biaya produksi
- Anggaran beban usaha
- Anggaran laporan laba rugi
Anggaran keuangan; untuk menyusun anggaran neraca. Terdiri atas:
- Anggaran kas
- Anggaran piutang
- Anggaran persediaan
- Anggaran perubahan aktiva tetap
- Anggaran utang
- Anggaran neraca
Anggaran induk; perpaduan anggaran operasional & anggaran keuangan,
mengkonsolidasikan rencana keseluruhan organisasi untuk jangka pendek dan
biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan ini dipecah lagi menjadi
anggaran triwulan, anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
e. Menurut kemampuan menyusun, terdiri dari:
Anggaran komprehensif; rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun
secara lengkap, perpaduan anggaran operasional & anggaran keuangan yang disusun
secara lengkap
44
Anggaran partial; disusun tidak secara lengkap, hanya menyusun bagian anggaran
tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, hanya dapat menyusun
anggaran operasional
2.1.4 Mekanisme Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran disesuaikan dengan skala dari suatu perusahaan/organisasi
tersebut. Sehingga proses penyusunan anggaran di perusahaan besar akan berbeda dengan
proses penyusunan anggaran di perusahaan kecil. Maka proses pada perusahaan skala besar
akan lebih kompleks daripada proses pada perusahaan skala kecil.
Pada perusahaan/organisasi yang memiliki cakupan aktivitas luas, maka penyusunan
anggarannya melibatkan berbagai personalia inti dari operasional perusahaan, karena
anggaran yang dibuat harus dipikirkan dan disusun bersama, serta biasanya akan dibentuk
komisi anggaran. Komite anggaran umumnya berada langsung dibawah Direksi dan sifatnya
tidak tetap karena hanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja, yakni setiap akhir tahun dalam
rangka penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya. Keanggotaan dari komite anggaran
dapat meliputi salah seorang anggota direksi, manajer pemasaran, manajer produksi, manajer
keuangan serta manajer bagian umum, administrasi dan SDM.
Sementara pada perusahaan/organisasi kecil yang cakupan aktivitasnya pun juga tidak
terlalu luas, proses penyusunan anggarannya pun tidak terlalu kompleks. Maka dari itu tidak
diperlukan pembentukan komisi anggaran. Penyusunan anggarannya cukup dilakukan oleh
bagian administrasi, karena di bagian ini menyimpan semua data dan informasi seluruh
kegiatan perusahaan. Sehingga bagian administrasi diharapkan mampu untuk menyusun
anggaran dibandingkan dengan bagian lain.
- Tenaga kerja
- Modal kerja
- Kebijaksanaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi perusahaan
8. Flexible Application
Perencanan tidak boleh kaku tetapi harus terdapat celah untuk perubahan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang terjadi
9. Reward and Punishment
Manajemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya di bawah atau melebihi standar harus
dapat diketahui sehingga pemberian suatu reward ataupun punishment oleh manajemen
menjadi transparan.
Menurut Nafarin, pengertian anggaran adalah rencana tertulis tentang sebuah organisasi
yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu. Biasanya anggaran
dinyatakan dalam satuan moneter, tapi bisa juga dinyatakan dalam satuan barang atau
jasa.
3. Sofyan (1996)
Menurut Sofyan pengertian anggaran adalah pendekatan yang sistematis dan formal yang
bertujuan untuk mencapai pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat bantu
pelaksanaan tanggung jawa manajemen.
4. Supriyono (1990)
Menurut Supriyono, pengertian anggaran adalah perencanaan keuangan perusahaan yang
digunakan sebagai dasar pengawasan keuangan perusahaan untuk periode mendatang.
Sektor publik merupakan suatu wadah pemerintah untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan publik dengan mengutamakan kesejahteraan
masyarakat.Dalam menjalankan segala aktivitasnya sektor publik menyusun seluruh kegiatan
dalam program kerja dalam sebuah anggaran. Menurut Indra Bastian (2013,69) menyatakan
bahwa: “Anggaran sektor publik adalah rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.”
Sedangkan menurut Mardiasmo (2009,15) menyatakan bahwa: “Anggaran sektor
publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program dan dibiayai dengan uang publik.” Dapat disimpulkan bahwa anggaran
sektor publik berarti proses pelaksanaan program-program dalam bentuk pendapatan dan
belanja yang dinyatakan dalam satuan moneter dan didanai dengan uang masyarakat.
Fungsi anggaran sektor publik ini bermacam – macam yaitu merupakan hasil akhir
proses penyusunan rencana kerja, merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di
masa mendatang, sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat
pengendalian unit kerja, alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi, anggaran ini juga merupakan instrumen politik dan kebijakan
fiskal. Secara lebih detail berikut adalah fungsi lainnya dari anggaran publik yaitu:
1. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
49
Untuk merencakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya
yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
Merumuskan tujuan & sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan,
Merencanakan program untuk mencapai tujuan organisasi serta alternatif sumber
pembiayaan,
Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,
Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.
2. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Angggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses
perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah
tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik
lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan
untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.
3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi
dan estimasi ekonomi, Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana
publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu pembuatan anggaran publik
membutuhkan political skill, coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman
tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik. Manajer publik
harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah
50
2. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa
tahun.
51
3. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manejemen untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan.
4. Usulan anggaran yang ditelaah dan di setujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi
dari penyusun anggaran.
Anggaran yang telah disusun hanya dapat di ubah dalam kondisi tertentu.
- Cenderung sentralistis;
- Bersifat spesifikasi;
- Tahunan;
- Menggunakan prinsip anggaran bruto.
a. Incrementalism
53
sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang
dilakukan.
1. Pemerintah Pusat
Ada enam sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan
volume APBN, yakni:
a. Harga minyak bumi dipasar internasional
b. Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan oleh OPEC
c. Pertumbuhan ekonomi
d. Inflasi
e. Suku bunga
f. Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD).
Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 komponen utama yaitu pendapatan
negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit anggaran,dan
pembiayaan.
2. Pemerintah Daerah
Berdasarka kebijakan umum APBD, strategi dan plafon sementara telah
ditetapkan pemerintah dan DPRD, kepala satuan kerja perangkat daerah selaku
57
pengguna anggaran akan menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja
perangkat daerah (RKA-SKPD) tahun berikutnya dengan pendekatan berdasarkan
kinerja yang akan dicapai. Setelah dokumen rancangn perda mengenai APBD
terususun, pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD
tersebut, disertai dengan penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada
DPRD pada minggu pertama pada bulan oktober.
3. LSM
Beberapa organisasi nirlaba mempunyai lebih dari satu program, dan masing-
masing program harus merencanakan tahapan kinerja terkait dan arus kas yang
dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi LSM berusaha meminimalkan biaya overhead
atau biaya administrasi, yaitu biaya pendukung sumber daya yang menopang
organisasi dan program secara keseluruhan. Hal yang harus diperhatikan dalam
penganggaran organisasi LSM:
a. Identifikasi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi secara rinci.
b. Kegiatan yang dilakukan dalam proyek disesuaikan terlebih dahulu dengan
tujuan dan output yang terdapat dalam visi dan misi organisasi.
c. Menyiapkan rencana kerja kegiatan yang mengacu pada rencana program.
d. Aturan umum dalam rencana anggaran,yakni pendapatan dan pengeluaran
e. Setelah mengembangkan proyeksi anggaran yang baik, bandingkan keuangan
dan strategi pembayarannya.
4. Yayasan
Anggaran tidak boleh menjadi rahasia internal yayasan yang bersangkutan dan
harus dinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Anggaran yayasan merupakan akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program yang dibiayai dengan uang publik. Anggaran yayasan berisi
rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan
dan belanja dalam satuan moneter.
5. Partai Politik
Sumber pendanaan yang terdapat dalam partai politik adalag sebagai berikut:
a. Keuangan partai politik bersumber dari : iuran anggota, sumbangan yang sah
menurut hukum, dan bantua dari anggaran negara.
58
b. Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas,
peralatan, dan/atau jasa.
c. Bantuan dari anggaran negara yang diatur dalam peraturan pemerintah
diberikan secara proposional kepada partai politik yang mendapatkan kursi di
lembaga perwakilan rakyat.
d. Sumbangan dari anggota dan bukan dari anggota yang sah menurut hukum
paling banyak senilai Rp 200.000.000,- dalam waktu 1 tahun.
e. Sumbangan dari badan atau perusahaan yang sah menurut hukum paling
banyak senilai Rp 800.000.000,- dalam waktu 1 tahun.
Salah satu kegunaan anggaran partai politik adalah untuk kampanye, yang
merupakan momen khusus dalam rangkaian pemilu yang disediakan oleh KPU bagi
para kontestan pemilu.
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasionalanggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek
akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.
Elemen mendasar dari anggaran apa saja adalah penerimaan dan pengeluaran.
Dalam hal mengenai pemerintah, penerimaan utamanya berasal dari pajak. Pengeluaran
pemerintah termasuk kepada pembelanjaan terhadap barang dan jasa, yang mana sering
disebut oleh para ekonom sebagai konsumsi pemerintah; pengeluaran investasi
pemerintah seperti investasi infrastuktur atau pengeluaran untuk riset; dan transfer
pembayaran seperti tunjangan pengangguran dan pensiunan.
61
Sebagai suatu sumber pendanaan negara, APBN tentu mempunyai struktur yang
sangat berguna untuk menjalankan setiap program kerja yang sudah ditetapkan. Struktur
APBN ini meliputi berbagai sektor, seperti pendapatan negara dan hibah, belanja negara,
keseimbangan primer APBN, surplus/defisit anggaran APBN, serta pembiayaan APBN.
Struktur APBN yang sudah jelas dan terperinci tersebut sangat membantu bagi
pelaksana APBN agar mampu mengalokasikan dana dengan baik. Semua pihak dapat
mengetahui dari mana asal APBN tersebut dan menjadi mampu dalam menggunakan
dana tersebut dengan baik.
negeri. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang
bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Tujuan pemerintah pusat memberikan
dana bantuan dalam bentuk DAU (block grant) kepada pemerintah daerah, yaitu: a.
Untuk mendorong terciptanya keadilan antar wilayah (geographical equity); b. Untuk
meningkatkan akuntabilitas (promote accountability); c. Untuk meningkatkan sistem
pajak yang lebih progresif. Pajak daerah cenderung kurang progresif, membebani tarif
pajak yang tinggi kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah; d. Untuk
meningkatkan keberterimaan (acceptability) pajak daerah. Pemerintah pusat mensubsidi
beberapa pengeluaran pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah pajak daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional. Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja
Pemerintah dalam tahun anggaran bersangkutan. Kemudian, Menteri teknis mengusulkan
kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi
dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah. Menteri teknis
menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepadaMenteri Keuangan. DAK
nasional ditetapkan dalam APBN, sesuai dengan kemampuan APBN. yang kemudian
ditindaklanjuti dengan perhitungan alokasi DAK per daerah.
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Fungsi Alokasi Yaitu
bahwa anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Fungsi
Distribusi Yaitu bahwa anggaran daerah harus mengandung arti/ memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan. Fungsi Stabilisasi Yaitu bahwa anggaran daerah harus
mengandung arti/ harus menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
(masukan) yang ditetapkan (Sulistiadi 2010). Depkeu, 2008. Menyatakan bahwa Secara
umum prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja didasarkan pada konsep value for money
(ekonomis, efisiensi dan efektivitas) dan prinsip good corporate governance, termasuk
adanya pertanggungjawaban para pengambil keputusan atas penggunaan uang yang
dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indikator yang telah ditetapkan.
tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Tujuan harus menggambarkan arah yang jelas serta tantangan yang
realisitis.
Sasaran.
Sasaran menggambarkan langkah-langkah yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan. Sasaran akan membantu penyusun anggaran untuk mencapai
tujuan dengan menetapkan target tertentu dan terukur.
Program.
Program adalah sekumpulan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari
usaha untuk mencapai serangkaian tujuan dan sasaran. Program dibagi menjadi
kegiatan dan harus disertai dengan target sasaran output dan outcome. Program
yang baik harus mempunyai keterkaitan dengan tujuan dan sasaran serta masuk
akal dan dapat dicapai.
Kegiatan.
Kegiatan adalah serangkaian pelayanan yang mempunyai maksud menghasilkan
output dan hasil yang penting untuk pencapaian program. Kegiatan yang baik
kriterianya adalah harus dapat mendukung pencapaian program.
1. Retrospektif
Mampu menyusun anggaran yang terpadu dan seimbang (antar program, antar mata
anggaran, jangan ada overlapping kegiatan)
Mampu meyakinkan (advokasi) pada policy maker (Dirjen Anggaran)
2. Prospektif
Cara memiliki gambaran realistis kebutuhan biaya
a. Susun program kerja dengan prioritas
b. Estimasi target (output) dan kegiatannya
c. Susun anggaran biaya (menurut program, menurut unit pelaksana dan menurut
mata anggaran)
d. Integrasi kegiatan dan integrasi anggaran
e. Integrasi sumber
ASB berisikan analisis beban kerja dan analisis belanja. Analisis beban kerja
merupakan analisis kebutuhan-kebutuhan jenis, kualitas, dan kuantitas sumber daya yang
dibutuhkan dalam satu kegiatan tertentu. Harus dibedakan antara sumber daya mandiri
dan sumber daya bersama. Untuk kepentingan penganggaran sumber daya bersama
seharusnya diabaikan untuk menghindari double counting. Analisis belanja analah
analisis mengenai jumlah belanja yang dibutuhkan untuk satu kegiatan tertentu
merupakan hasil kali kuantitas sumber daya tertentu dengan kualitas tertentu dengan
harga standar. Harga standar diperoleh dari hasil survey standar satuan harga
70
Perubahan Penganggaran
utama adalah terhadap input, di mana perubahan terletak pada jumlah anggaran yang
meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan kurang menekankan pada output yang
hendak dicapai dan kurang mempertimbangkan prioritas dan kebijakan yang ditetapkan
secara nasional.
program dan jenis kegiatan” (mengacu pada Pasal 7 ayat (2) PP No.21/2004 tentang
penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga).
Bottom-Up Approach Pada pendekatan ini cara atau metode yang digunakan
dalam mempersiapkan, merencanakan dan merumuskan anggaran dimulai dari
tingkat/jenjang organisasi terbawah mengarah secara hirarki ke tingkat/jenjang yang
lebih tinggi. Kebaikan dari anggaran ini adalah bahwa rencana kerja yang diusulkan oleh
unit kerja terbawah menggambarkan keinginan dan kebutuhan yang nyata (realistik).
Kelemahan dari pendekatan bottom-up ini adalah seringkali terjadi bahwa unit kerja
terkecil/terbawah mempunyai kemampuan yang berbeda– beda dalam menyusun rencana
73
kerja sehingga mutu hasil rencana bervariasi dan kadang sulit untuk berkoordinasi
sehingga waktu penyusunan menjadi lebih lama. Kelemahan lainnya dimana usulan
rencana kerja dengan beban rencana yang sangat tinggi sementara dana sangat terbatas
sehingga tidak dapat dibiayai, hal ini menimbulkan kekecewaan dan apatisme di
kalangan unit–unit yang mengusulkan.
Fix Budget adalah total Anggran diasumsika tetap setelah disetejui ( final ), tidak
ada penyesuaian (adjusrment). Flexible budget adalah total anggran dapat berubah jika
asumsi kegiatan berubah. Pada prinsipnya total anggaran mengacu pada jumlah kegiatan
yang dikakukan.
terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sistem perencanaan
anggaran publik berkembang seiring dengan perubahan dunia sesuai dengan dinamika
perkembangan manajemen sektor publik dan berbagai tuntutan yang muncul di
masyarakat. Pendekatan penyusunan anggaran mengalami perkembangan evolusi yang
dimulai dari pendekatan tradisional hingga pendekatan modern sepereti Performance
Budgeting, Planning, Programming Budgeting System (PPBS), Zero Based Budgeting
(ZBB), dan perkembangan terkini mengarah ke model Medium Term Expenditure
Framework (MTEF). Model-model pendekatan tersebut juga muncul dan berkembang
sebagai reaksi terhadap berbagai masalah fundamental yang dihadapi line-item budgeting
(Nordiawan dan Hertianti, 2010).
sehingga dapat dilakukan pilihan. Untuk mendukung hal tersebut PPBS membutuhkan
sistem informasi yang canggih agar dapat memonitor kemajuan dalam pencapaian
tujuan organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus mampu melaporkan hasil
program bukan sekedar jumlah pengeluaran yang telah dilakukan. Konsep pokok
PPBS adalah sebagai berikut:
Tujuan: Menjadi mengarah menuju hasil yang akan diperoleh ataupun pelayanan
dan jasa-jasa yang akan diberikan.
Daya Guna: Berkaitan dengan pengukuran atas tinggakt hasil tindakan pencapaian
tujaun, jika tujun dan tindakan itu dapat dinyatakan serta dinilai secara kuantitatif.
Analisis : Merupakan komponen utama PPBS. Analisis ini begitu penting, karena
tanpa adanya analisis terlebih dahulu maka perencanaan dan pelaksanaan akan
dirasa akan sia-sia. Sebab yang terjadi nantinya akan bertolak belakang dengan
yang diharapkan.
Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang
karena PPBS berorientasi pada masa depan
Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas,
Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil,
Program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke
seluruh bagian organisasi
Mengenai proses penyusunan PPBS ini, melalui beberapa tahap sebagai berikut:
4. Menyusun rencana yang bersifat umum mengenai apa yang akan dilaksanakan.
Untuk menerapkan sistem ini, dituntut kemampuan dalam menyusun rencana dan
program secara terpadu.
Dibutuhkan informasi yang lengkap, baik informasi masa lalu maupun informasi
masa yang akan datang yang relevan dengan kebutuhan penyusunan rencana dan
program tersebut.
Kelebihan PPBS
Kelemahan PPBS
Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat
progam atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam
melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan
departemen bukan program.
Keunggulan ZBB
Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber
daya secara lebih efisien.
ZBB berfokus pada value for money
81
didasarkan pada skala perioritas. Dalam mekanisme MTBF komponen anggaran yang
di tetapkan (top-down), perkiraan anggaran biaya yang di usulkan (bottom-up), dan
penyesuain perkiraan anggaran biaya disesuaikan menurut sumber daya yang ada.
Tahapan pertama dari siklus anggaran adalah penetapan prosedur atau aturan
dalam pembuatan anggaran sekaligus penetapan tim pengganggaran terkait. Hal ini
merupakan bagian yang penting dalam proses pengganggaran, karena dibutuhkan
prosedur untuk memberikan arahan yang jelas dan sebagai pengendalian agar
anggaran yang disusun tidak mengandung kesalahan yang material. Sedangkan tim
penganggaran nantinya akan bertugas menyusun anggaran tahun terkait.
Pada tahapan ini akan disebarkan formulir program kerja dan anggaran tahun
terkait. Pedoman pengisian formulir rencana kerja dan anggaran adalah dokumen
standar harga serta draft atau dokumen perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
1) Cakupan Anggaran
2) Persiapan Anggaran
Titik tengah yang memadai bagi review kebijakan legislatif dan anggaran
Pendekatan top-down, yang terdiri dari mendefinisikan sumber daya agegrat yang
tersedia bagi belanja publik selama periode perencanaan (dalam kerangka kerja
makro ekonomi), menetapkan batas belanja sektoral yang sesuai dengan prioritas
84
Kelemahan dalam proses anggaran sebagian besar tergantung pada faktor politik
dan organisasi publik. Kelemahan itu meliputi kurangnya koordinasi dalam unit kerja,
garis pertanggungjawaban yang tidak jelas, dan distribusi pertanggungjawaban yang
tumpang tindih. Umumnya penguatan proses persiapan anggaran memerlukan
perbaikan arahan berikut:
Oleh karena dana yang terbatas, rumah sakit perlu manajemen keuangan yang
dikelola secara profesional. Maksudnya ada perencanaan dan metode untuk
memperoleh dana atau biaya dan kemudian digunakan secara efisien. Pentingnya
manajemen keuangan terletak pada usaha untuk mencegah meningkatnya pembiayaan
dan kebocoran (Hartono, 1968).
Manajemen rumah sakit sebagai suatu lembaga yang "nirlaba/non profit" harus
dikembangkan dengan perencanaan yang sebaik-baiknya untuk menyediakan
pelayanan yang bermutu, tetapi dengan biaya yang seoptimal mungkin dan didapatkan
suatu sisa hasil usaha (SHU). Proses perencanaan ini terdiri dari dua kegiatan pokok,
yaitu penyusunan rencana oleh pimpinan dan penyusunan anggaran oleh pihak yang
terkait (Silalahi, 1989).
86
Menurut WHO, rumah sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial
dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif,
dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna
menjangkau keluarga di rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat pendidikan dan
latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik.
Terdiri dari:
Anggaran pendapatan dan anggaran biaya
Anggaran pendapatan usaha rawat inap, rawat jalan, jasa dokter, laboratorium,
radiologi, farmasi dll.
Merencanakan kebutuhan biaya untuk mendukung tercapainya sasaran
produksi kesehatan tersebut yang terdiri dari 5 kelompok, yaitu:
1. Kelompok kebutuhan farmasi, perlengkapan, makanan dll. Ini akan
menimbulkan rencana biaya guna pembelian obat, perlengkapan, makanan
dll.
2. Kelompok kebutuhan tenaga dokter, perawat, tenaga medis, dan non medis
yang lain. Rencana biaya yang akan timbul ialah biaya tenaga/pegawai.
3. Kelompok kebutuhan penggunaan dan pemeliharaan alat, ini akan
menimbulkan rencana biaya pemeliharaan dan pemakaian gedung dan
biaya penyusutan.
4. Kelompok biaya administrasi, dan akan menimbulkan biaya administrasi
umum.
5. Kelompok biaya lain-lain.
b. Anggaran Cash
Berkaitan dengan rancana penerimaan dan pengeluaran kas yang dinyatakan
secara kuantitatif untuk periode yang akan datang.
c. Anggaran Investasi
Berkaitan dengan pengembangan rumah sakit untuk memelihara kesinambungan
pelayanan. Misalnya pinjaman bank, dan donatur.
Dalam penyusunan anggaran investasi, sumber keuangan yang dapat digunakan
sebagai patokan antara lain:
Perkiraan sisa hasil usaha yang akan dicapai rumah sakit pada tahun anggaran
tersebut
Penggunaan kembali biaya penyusutan
Bantuan dari instansi atasan atau donatur
Pinjaman dari lembaga keuangan tau lain-lain.
89
a. Komponen masukan (input) yang terdiri dari tenaga penyusun anggaran, informasi
kegiatan dan keuangan, organisasi dan tatalaksana, kebijakan kebijakan Direktur serta
peralatan yang diperlukan dalam penganggaran.
b. Komponen proses terdiri dari perencanaan (planning for planning), pengorganisasian,
kegiatan yaitu mengumpulkan, mengolah, menganalisa data, dan menyusun anggaran,
serta pengawasan dan pengendalian melalui konsultasi kepada Direktur dan
Pemerintah.
c. Komponen keluaran (out-put) adalah anggaran yang telah disetujui dan disahkan oleh
Pemerintah.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penganggaran rumah sakit adalah unit-unit
lain di rumah sakit (UPF, instalasi, urusan umum, PPL, kepala seksi medis/ perawatan
dan ketenagaan), peraturan pemerintah pusat/daerah, Sumber dana dan biaya
90
2.4.6 Anggaran
Seperti telah dibicarakan terdahulu, luaran dari penganggaran adalah
anggaran. Anggaran adalah pernyataan tahunan tentang kemungkinan pendapatan dan
pengeluaran untuk tahun yang akan datang (Dillon, 1979). Penulis lain
mengemukakan bahwa anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif tentang rencana
tindakan dan merupakan alat bantu untuk koordinasi dan implementasi (Horngren,
Foster, 1988).
Anggaran dalam suatu organisasi, mempunyai beberapa fungsi seperti yang
dikemukakan oleh beberapa penulis. Johnson (1963) mengemukakan bahwa anggaran
berfungsi sebagai salah satu alat dari manajemen, untuk mengukur penampilan dan
melihat kemungkinan pemakaian pada masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh
Silalahi (1989) yang mengemukakan bahwa anggaran adalah alat manajemen untuk
memudahkan penggunaan sejumlah informasi yang tersedia dan berguna untuk
memperbaiki dan memudahkan pengambilan keputusan. Di samping itu, anggaran
memberikan pedoman untuk mengukur dan mengawasi prestasi, meningkatkan
komunikasi dan analisa untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut Horngren mengemukakan bahwa
anggaran merupakan suatu alat yang efektif untuk kegiatan meningkatkan komunikasi
dan koordinasi dalam organisasi serta memperbaiki dan memudahkan pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan. Selain itu, dikemukakan pula bahwa anggaran yang
digunakan sebagaimana mestinya akan menjadi alat bantu yang positif dalam
menetapkan standar prestasi kerja, mendorong tercapainya sasaran, mengukur hasil
dan mengarahkan perhatian dalam bidang yang memerlukan penyelidikan. Demikian
pula Munandar (1990) mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat dasar untuk
mengikat fungsi perencanaan dan pengawasan dari manajemen.
Sebagaimana telah diutarakan di muka, fungsi atau peran dari anggaran yang
pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat perencanaan kerja dan pengawasan
kerja. Bila dikaitkan dengan arti dan fungsi manajemen, nampaklah bahwa anggaran
berhubungan erat dengan manajemen, terutama yang berhubungan dengan
perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Dengan demikian anggaran
adalah alat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsinya (Munandar, 1990).
BAB III
PENUTUP
kerja, modal kerja dan kebijakan yang ada dan faktor internal yaitu keadaan persingan,
tingkat pertumbuhan pendapatan dan penghasilan masyarakat.
Penyusunan anggaran yang baik memiliki keunggulan yaitu menciptakan peluang,
membuatt analisis yang bermanfaat, sebagai patokan meilai dan alat pengendali pola kerja
karyawan. Kelemahan dari anggaran yaitu kegiatan tergantung pada ketetapan estimasi,
anggaran hanya merupakan rencana dan alat bantu serta kondisi tidak akan selalu seperti
rencana.
DAFTAR PUSTAKA
_____. (tanpa tahun). Salesforce Kanban Board for Project Management. Terdapat pada:
https://aprika.com/salesforce-kanban-board (Internet). Diakses pada 1 April 2019
_____. (tanpa tahun). Simple Gantt Chart. Terdapat pada:
https://www.vertex42.com/ExcelTemplates/simple-gantt-chart.html (Internet). Diakses
pada 1 April 2019
Bappenas. 2010. Modul 2: Langkah Teknis Penyusunan Program dan Kegiatan. Jakarta
Christensen, Emily. 2016. 7 Gantt Chart Alternatives to Build in Lucidchart. Terdapat pada:
https://www.lucidchart.com/blog/gantt-chart-alternatives (Internet). Diakses pada 1
April 2019
Darmawan ES. 2016. Administrasi Kesehatan Masyarakat: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Dr.Az. 2016. Diagram Jaringan Kerja. Terdapat pada: http://docplayer.info/31641778-
Diagram-jaringan-kerja-network-diagram.html (Internet). Diakses tanggal 4 April
2019.
Fairuz. 2009. Teknik Penjadwalan : Gantt Chart.
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/
diakses pada tanggal 03 April 2019
https://www.academia.edu/24287797/Pengantar_Manajemen_Perencanaan_diakses pada 2
April 2019
Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bappenas, 2009. Pedoman Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). Available at:
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/buku_2.pdf.
Cipta, Hendra. 2011. Analisis Penerapan Penganggaaran Berbasis Kinerja (Performance
Based Budgeting) pada Pemerintah Daerah (Studi Eksploratif pada Pemerintahan
Kabupaten Tanah Datar). Universitas Andalas Program Pasca Sarjana.
Depkeu RI. 2008. Kajian Terhadap Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja Di Indonesia.
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan: Jakarta.
Indrayathi, Putu Ayu & I Ketut Sudiana. 2018. Penganggaran Berbasis Kinerja dalam
Pelayanan Kesehatan. Universitas Udayana: Bali. Available at:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file.../412cefe1319620d983538e5ec0b2037b.pdf
Jones, Rowan dan Maurice Pendlebury. 2010. Public Sector Accounting. 6 Edition. Prentice
Hall Pearson Publishing.
Nabila, Anggun. 2017. Manajemen Keuangan Pelayanan Kesehatan. Esa Unggul. Available
at: kma364.weblog.esaunggul.ac.id/.../PPT-UEU-Manajemen-Keuangan-Pelayanan-
Kesehat...
Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat
Nordiawan, D dan Hertianti, A. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ke-2. Jakarta: Salemba
Empat.
Suwardi. Analisis Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)
JAP Vol. 3 No. 2.Sumatera Utara. Diakses melalui Jurnal Administrasi Publik ISSN:
2088-527x Public Administration Journal
http://eprints.polsri.ac.id/3569/3/BAB2.pdf Diakses pada 14 Mei 2019
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-256.pdf Diakses pada 14 Mei
2019
http://eprints.polsri.ac.id/4854/3/BAB%20II.pdf Diakses pada 14 Mei 2019.
Budi Hartono. Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Dalam : Hendrik M Taurany, Editor.
Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : FKM-UI, 1986. Hal. 151.
B.N.B. Silalahi. Prinsip Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: LPMI, 1989. Hal. 244.
Ascobat Gani. Beberapa Pemecahan Tentang Pengembangan Manajemen Keuangan Rumah
Sakit. Dalam: Hendrik M Taurany, Editor. Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: FKM-
UI 1986. Hal.172.
Amal C Syaaf. Kuliah Manajemen Keuangan. Jakarta: FKM-UI. 5 Februari 1990.
M Munandar. Budgeting. Perencanaan kerja, Pengkoordinasian kerja, Pengawasan kerja.
Yogyakarta: BPFE 1990. Nal.16.
Wursanto. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Pustaka Dian, Jakarta. 1989. Hal 109&193.
101
Ray D. Dillon, Zero Base Budgeting for Health Care Institution. Aspen System Corporation.
Maryland, 1979.
Charles T. Horngren, George Foster. Alih Bahasa Marianus Sinaga. Akuntansi Biaya. Jakarta
: Erlangga, 1988. Hal. 146.
Djuhaeni, Henni. Sistem Penganggaran Rumah Sakit. Diakses melalui
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/sistem_penganggaran_rs.pdf
pada 12 Mei 2019
Kurniawati, Susanti. Presentasi Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Diakses melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSANT
I_KURNIAWATI/PRESENTASI/MAN_KEU_RS/Materi_1.pdf pada 12 Mei 2019.