Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRATIKUM II

PENGGUNAAN GELAS VOLUMETRI


DAN PENGUKURAN DENSITI

Dosen : DEDI SATRIA,S.Si.M.Eng.Ph.D

Di Susun :
O
L
E
H

Nama : Melia Afnita Putri Linggo

Nim : 20110017

Kelompok : Empat(4)

Hari/Tanggal Pratikum : Rabu,30 Desember 2020

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARA
OBJEK II
PENGGUNAAN GELAS VOLUMETRI DAN PENGUKURAN DENSITI

A.TUJUAN:
1. Mempelajari cara pengukuran menggunakan gelas ukur, pipet, dan
buret.
2. Mempraktekkan penggunaan alat-alat pengukuran volume di atas.
3. Menggunakan peralatan gelas volumetri untuk mengukur rata-rata
volume air.
4. Berlatih keterampilan seputar grafik
5. Menentukan densiti cairan dan padatan dari hasil pengukuran volume dan
massa.

B. PENDAHULUAN
Pengukuran volume cairan merupakan kegiatan yang terpenting dalam percobaan. Dalam
beberapa percobaan, volume harus diukur dengan sangat akurat, sementara di percobaan lain
diperlukan akurasi yang lebih rendah. Akurasi maksimum yang mungkin ditentukan oleh
jenis peralatan volumetrik yang digunakan (Gambar 3.1).
PROSEDUR PERCOBAAN
A.Alat dan Bahan
Alat Bahan
1.gelas ukur 25 dan 50 ml 1. Air Distilasi
2.gelas piala 50 dan 100 ml 2. Sumbat Karet
3.timbangan analitik
4.pipet tetes
5.labu semprot
6.pipet takar 10 ml
7.bola hisap
8.buret 50 ml
9.gegep
10.batang pengaduk

B.Gelas Ukur
Untuk menggunakan gelas ukur dan peralatan volumetrik lainnya dengan benar, perlu
dipahami sedikit tentang sifat cairan yang terlibat. Air dan sebagian besar cairan lain
membasahi permukaan kaca bersih dan akibatnya membentuk permukaan melengkung di
wadah kaca. Permukaan lengkung ini, disebut meniskus, menjadi lebih jelas dalam wadah
sempit, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. Pembacaan volumetrik dibuat di bagian
bawah meniskus, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 (c).
Gelas ukur dirancang untuk mengukur volume cairan apa pun sampai dengan kapasitasnya.
Volume yang terkandung dalam gelas ukur diperkirakan satu tempat desimal lebih banyak
daripada bagian terkecil pada gelas. Misalnya, gelas ukur 50 mL memiliki skala yang sesuai
dengan 1 mL. Volume dapat diperkirakan mendekati 0,1 mL dengan memperkirakan di
antara tanda-tanda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Prosedur
1. Siapkan gelas ukur 25 dan 50 ml.
2. Timbang beaker glass 50 mL yang bersih dan kering pada sentigram atau timbangan
elektronik dan catat massanya pada Tabel 3.1 di Lembar Data dan Laporan.
3. Gunakan botol pencuci atau pipet Anda untuk menambahkan air distilasi dengan hati-hati
ke dalam gelas ukur sampai 10,0 mL. Ingatlah untuk membaca volume di bagian bawah
meniskus. Catat volume ini di Tabel 3.1.
4. Tuang sampel air dari gelas ke dalam beaker glass yang telah ditimbang.
5. Timbang beaker glass yang berisi air menggunakan timbangan yang sama dengan
Langkah 2 dan catat massa yang terdapat pada Tabel 3.1.
6. Tanpa mengosongkan beaker glass, tambahkan 10,0 mL air (sampel kedua)
menggunakan gelas ukur.
7. Timbang beaker glass yang berisi air (sampel kedua) menggunakan timbangan yang
sama pada Langkah 5. Catat massa yang diperoleh pada Tabel 3.1
B. Pipet
Pipet dirancang untuk mengalirkan volume spesifik cairan dan karena itu hanya memiliki
satu tanda kalibrasi saja yaitu pada leher sempit pipet (gambar 3.1)
“Pipet tidak dapat diisi melalui mulut pipet tanpa menggunakan bola hisap”

Prosedur
1. Siapkan pipet takar 10 ml, kemudian catat volume pipet pada tabel 3.3. Gunakan aturan
angka penting (dua desimal), catat dalam Lembaran Data dan laporan.
2. Timbang beaker glass 50 ml kosong pada timbangan sentigram atau elektronik dan catat
massanya dalam tabel 3.3.
3. Masukkan 50 ml air distilasi kedalam beaker glass 100 ml.
4. Gunakan bola hisap untuk memasukkan air distilasi yang ada di beaker glass 100 ml ke
dalam pipet sampai tanda kalibrasi.
5. Kontrol aliran air yang keluar dari pipet. Dengan hati-hati biarkan meniskus air turun ke
level tanda kalibrasi (tapi tidak lebih rendah)
6. Sentuhkan ujung pipet ke sisi wadah yang berisi air distilasi untuk menghilangkan
tetesan yang menempel.
7. Biarkan pipet mengalir ke dalam beaker glass yang ditimbang (beaker glass 50 ml). Saat
pipet berhenti mengalir, sentuhkan ujungnya ke sisi beaker glass untuk menghilangkan
sebagian air di ujungnya. Air yang tersisa di dalam pipet setelah prosedur ini tidak boleh
dihembuskan.
8. Timbang beaker glass dan air meggunakan timbangan yang sama pada langkah 2. Catat
massa keduanya dalam tabel 3.3
9. Tanpa beaker glass kosong, ulangi Langkah 4 sampai 8. Catat massa beaker glass yang
mengandung dua sampel air dalam tabel 3.3.

C. Buret
Buret dirancang untuk mengalirkan volume cairan yang diukur dengan tepat hingga
maksimum kapasitas buret. Sekali lagi, diperlukan estimasi antar satuan skala. Baik buret 25
maupun 50 mL memiliki kelompok skala yang sesuai dengan 0,1 mL. Oleh karena itu,
perkiraan antara pembagian skala akan ditulis dalam bentuk desimal berikutnya yang lebih
kecil, 0,01 mL. Skala buret meningkat ke bawah, jadi estimasi antar satuan juga harus
meningkat ke bawah. Lihat Gambar 3.4 untuk contoh bacaan buret dan minta bantuan
instruktur Anda jika diperlukan.

Prosedur
1. Siapkan Buret 25 dan 50 ml.
2. Pasang buret pada ring stand dengan menggunakan penjepit buret seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.5.
3. Isi buret dengan air distilasi sampai atas.
4. Buka dan tutup stopcock dengan hati-hati beberapa kali untuk mengetahui
pengoperasiannya dan juga untuk menghilangkan gelembung udara dari ujung buret.
5. Isi ulang buret dan sesuaikan level meniskus antara 0,00 dan 1,00 mL untuk melanjutkan
percobaan selanjutnya.
6. Bacalah ketinggian air hingga 0,01 mL terdekat dan catat pembacaan awal ini pada
Tabel 3.5 di tempat kosong yang sesuai dengan Sampel 1.
7. Timbang beaker glass 50 mL kering pada sentigram atau timbangan elektronik dan catat
massanya pada Tabel 3.5.
8. Secara hati-hati tambahkan 10 sampai 12 mL air dari buret ke dalam beaker glass.
9. Bacalah ketinggian air dalam buret dengan ketelitian 0,01 mL dan catat pembacaan akhir
ini pada Tabel 3.5 di tempat kosong yang sesuai dengan Sampel 1.
10. Timbang beaker glass dan air yang terkandung pada timbangan yang sama dengan yang
digunakan pada Langkah 7 dan catat massa pada Tabel 3.5.
11. Jangan mengisi ulang buret atau mengosongkan sampel air pertama dari beaker glass.
12. Catat pembacaan buret terakhir dari sampel pertama sebagai pembacaan awal untuk
sampel kedua pada Tabel 3.5.
13. Tambahkan 10 sampai 12 mL air lagi dari buret ke beaker glass.
14. Bacalah ketinggian air baru dalam buret dengan ketelitian 0,01 mL dan catat pada Tabel
3.5 sebagai pembacaan akhir untuk Sampel 2.
15. Timbang beaker glass dan air yang ditampung pada timbangan yang sama dengan yang
digunakan sebelumnya dan catat massa pada Tabel 3.5.
D. Penurunan Volume
Seringkali lebih mudah untuk mengukur jumlah cairan dalam bentuk tetesan tertentu.
Namun, volume yang terkandung dalam satu tetes tergantung pada perangkat yang
digunakan untuk mengalirkan penurunan tersebut dan cara perangkat digunakan.

Prosedur
1. Masukkan 20 mL air distilasi ke dalam beaker glass 50 mL.
2. Siapkan Pipet tetes dan gelas ukur 10 mL.
3. Masukkan 25 tetes air distilasi ke dalam gelas ukur 10 mL. (posisi pipet vertikal)
4. Bacalah volume air yang terdapat dalam gelas ukur tersebut dan catat volumenya pada
pada Tabel 3.7.
5. Tanpa mengosongkan gelas ukur, tambahkan 25 tetes air distilasi kembali, hatihati
memegang pipet dalam posisi vertikal di atas gelas ukur.
6. Baca total volume air yang terdapat di dalam gelas ukur. Catat total volume dan jumlah
tetes yang ditambahkan (50) pada Tabel 3.7.
7. Kosongkan dan keringkan gelas ukur 10 mL, kemudian ulangi Langkah 3-6 tetapi
dengan pipet dalam posisi horizontal saat tetesan air ditambahkan ke tabung ukur. Catat
data yang dikumpulkan pada Tabel 3.7.
8. Jika Anda belum melakukan Bagian C dari percobaan, tinjau Gambar 3.4 dan 3.5 dan
petunjuk untuk menggunakan buret. Siapkan buret 25 atau 50mL dan pasang seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.
9. Isi buret dengan air distilasi, buka penutupnya dan singkirkan gelembung udara dari
ujungnya, kemudian sesuaikan tingkat meniskus di dalam buret ke nilai antara 0,00 dan
1,00 mL.
10. Bacalah volume air dalam buret dan catat pembacaan di kolom kosong berlabel ''
Pembacaan buret awal '' pada Tabel 3.7.
11. Buka tutup buret dengan hati-hati sampai tetesan tunggal terbentuk dan jatuh dari
ujungnya. Biarkan buret terbuka sampai 25 tetes yang dihitung jatuh dari ujungnya,
kemudian tutup sumbat dan baca tingkat meniskus. Catat pembacaan pada Tabel 3.7,
bersama dengan jumlah tetesan yang dialirkan dari buret (25).
12. Dengan hati-hati buka tutup buret lagi dan biarkan 25 tetes lagi jatuh. Tutup stopcock,
baca buret, dan catat di Tabel 3.7 pembacaan dan jumlah total tetesan yang dialirkan
(50).
13. Ulangi Langkah 12 dua kali dan catat pada Tabel 3.7 pembacaan volume dan jumlah
total tetes yang dialirkan.

Untuk mengevaluasi densiti, volume (V) dan massa (m) sampel harus ditentukan secara
percobaan. Densiti (d) adalah rasio dua kuantitas percobaan :
𝒎
𝒅 =
𝑽
Prosedur
1. Siapkan 30 sampel uji dan catat no identitasnya dalam tabel 3.10
2. Bersihkan dan keringkan beaker glass 50 ml.
3. Timbang beaker glass kosong menggunakan timbangan sentrigram dan elektronik dan
catat massa dalam atabel 3.10
4. Gunakan bola hisap untuk memipet 3 sampai 4 ml cairan kedalam pipet 10 ml. letakan
ujung jari pada bagian atas pipet, kemudian lalu balikkan pipet dan biarkan cairan
mengalir dari bagian atas ke bak cuci. Prosedur ini akan membilas seluruh pipet dengan
cairan sampel uji.
5. Gunakan bola hisap dan pipet yang telah dibilas untuk memipet 10,00 mL sampel uji ke
dalam beaker glass yang telah ditimbang. Catat volume sampel (volume pipet) pada
Tabel 3.10
6. Timbang beaker glass dan isinya pada timbangan yang sama dengan yang digunakan
pada Langkah 3. Catat massa pada Tabel 3.10
7. Tambahkan 10,00 mL sampel uji ke dalam beaker glass tanpa mengosongkannya
terlebih dahulu.
8. Timbang beaker glass dan isinya pada timbangan yang sama dengan yang digunakan
pada Langkah 3 dan catat massanya pada Tabel 3.10.
9. Bilas pipet secara menyeluruh dengan air mengalir (air kran) dan kemudian air distilasi
dan keringksn sebelum disimpan kembali.
E. Densiti Padatan
Padatan dapat ditimbang dengan cukup mudah, tetapi penentuan volumenya agak lebih sulit.
Jika benda padat memiliki bentuk geometris beraturan seperti kubus atau bola, maka volume
dapat dihitung dari dimensinya. Pada percobaan ini akan menimbang benda yang tak
beraturan dan menentukan volumenya dengan metode lainnya.
Prosedur
1. Siapkan sumbat karet.
2. Timbang beaker glass 50 mL kering pada timbangan elektronik dan catat massanya pada
Tabel 3.6.
3. Tempatkan sumbat karet ke dalam beaker glass yang telah ditimbang, timbang massa
keduanya, dan catat massanya pada Tabel 3.6.
4. Isi setengah gelas ukur berukuran 50 atau 100 mL dengan air distilasi.
5. Baca ketinggian air dalam gelas ukur (ingat untuk memperkirakan 0,1 mL) dan catat
nilai pada Tabel 3.12 di kolom kosong berlabel '' pembacaan gelas ukur tanpa sumbat ''.
6. Dengan hati-hati masukkan sumbat ke dalam gelas tanpa memercikkan air. Cara yang
baik yaitu dengan memiringkan gelas dan membiarkan sumbat karet meluncur ke
bawah dinding bagian dalam.
7. Ketuk perlahan gelas ukur agar sumbatnya tenggelam ke bawah. Aduk air dengan
perlahan untuk menghilangkan gelembung udara yang menempel dari sumbat.
8. Baca ketinggian air dalam gelas ukur yang sekarang berisi sumbat. Catat tingkatnya
pada Tabel 3.6.

PERHITUNGAN DAN LAPORAN


A. Gelas ukur
Dengan penyusunan ulang, persamaan 3.1 dapat ditulis, sebagai berikut :
d = m/v
Kemudian, volume sampel cairan sesuai dengan massa sampel oleh density cairan. Hitunglah
volume akan digabungkan dengan volume yang didapatkan dari pembacaan peralatan
volumetric. Dalam perhitungan lainnya, density air akan diasumsikan 1.000g/ml. kemudian
volume dihitung kedalam mililiter sama dengan pengukuran massa dalam gram. Contoh
sampel 3.1 ilustrasi jenis perhitungan yang dilakukan.
Contoh 3.1:
Gunakan data berikut untuk menghitung volume air yang terkandung dalam gelas ukur
dengan dasar pembacaan dan massa. Hitung perbedaan volume antara massa dan dasar
pembacaan dan perbedaan persen.
Volume air dalam gelas ukur 10,0 ml
Massa beaker glass+ sampel 1 36,66 g
Massa beaker glass kosong 26,48 g
Penyelesaian : volume air yang terkandung pada dasar pembacaan hanyalah pembacaan gelas
10,0 ml. volume berdasarkan massa dihitung dengan menggunakan massa air, massa henis air
1,000 g/ml, dan persamaan 3.2. massa air diperoleh dengan mengurangkan massa beaker glass
kosong dari massa beaker glass ditambah sampel :
36,66 g – 26,48 g = 10,18 g
Volume sampel ini diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.2 dan massa jenis air :
V = m/d = 10,18 g/ 1000 g/ml = 10,18 ml
Kemudian volume air dalam mililiter sama dengan massa air dalam gram. Selisih volume
antara massa dan dasar pembacaan adalah :
10,19 ml – 10,0 ml = 0,18 ml = 0,2 ml
Dimana nilai akhir dibulatkan pada angka penting.
Selisish persen dihitung menggunakan persamaan 3.3 yang diberikan dibawah dalam
Langkah 5
% selisih = selisih volume / volume hasil pembacaan x 100 = 0,2 ml/ 10,0ml x 100 = 2%
1. Catat pada tabel 3.2 volume air yang dialirkan menurut pembacaan yang diambil dari gelas
ukur. Perhatikan bahwa ini akan menjadi 10ml dalam setiap kasus yang dicatat menggunakan
jumlah angka penting yang tepat.
2. Gunakan persamaan 3.2 dan data massa air pada tabel 3.1 untuk menghitung volume air
yang dialirkan (volume berdasarkan massa). Perhatikan bahwa massa sampel air kedua
diperoleh dengan mengurangkan massa beaker glass yang berisi sampel pertama dari massa
beaker glass yang berisi kedua sampel. Catat volume yang dihitung pada tabel 3.2.
3. Hitung selisih antara volume air berdasarkan massa dan volume air berdasarkan pembacaan
untuk setiap sampel. Catat selisih dalam tabel 3.2. jika volume berdasarkan pembacaan lebih
besar dari massa maka nilai selisih akah negative yang harus dicatat.
4. Hitung dan catat perbedaan rata-rata volume dengan menghitung rata-rata dua nilai yang
diperoleh pada Langkah 3. Ingatlah untuk memperhitungkan nilai negative apapun yang
tercatat pada Langkah 3,
5. Hitung perbedaan presentase rata-rata antara volume berdasarkan massa dan bacaan,
menggunakan persamaan berikut :
% rata-rata saelisih = rata-rata selisih volume/ volume berdasarkan pembacaan x 100
Perhatikan bahwa jika memperoleh nilai negative untuk rata-rata pada Langkah 4, perbedaan
persen rata-rata juga akan negative. Ini hanya mencerminkan fakta bahwa volume pada dasar
pembacaan lebih besar daripada volume pada dasar massa.
6. Catat perbedaan persen rata-rata pada tabel 3.2

B. Pipet
Gunakan pdata tabel 3.3 dan lengkapi tabel 3.4 seperti pada tabel 3.2. asumsikan pipet
menghasilkan tepat 10,00 ml jika diisi dengan benar.
C.Buret
Gunakan data tabel 3.5 dan lengkapi tabel 3.6, menggunakan persamaan berikut :
Perhatikan bahwa volume air yang dialirkan menurut pembacaan buret (volume berdasarkan
pembacaan ) sama dengan pembacaan akhir dikurangi pembacaan awal untuk setiap sampel.
Selisih persen rata-rata diperoleh dengan menghitung rata-rata dua selisih persen yang
dihitung.

D. Volume penurunan
Gunakan data yang direkam untuk percobaan penetes dan gelas ukur pada tabel 3.7 untuk
menghitung empat nilai volume satu tetes air. Lakukan kalkulasi dengan membagu setiap
volume yang terekam (pembacaan gelas bertingkat) dengan jumlah tetes yang sesuai. Catat
dalam tabel 3.8 volume tetes tunggal yang dihitung bersama dengan jumlah total tetes yang
digunakan.
Data yang dicatat pada tabel 3.7 untuk percobaan ukuran tetesan yang dilakukan denga burwt
akan digunakan dalam dua cara berbeda untuk menghitung volume satu tetesan air. Catat di
tabel 3.9 jumlah total tetesan yang dikirim ke setiap titik dalam percobaan, seperti yang
dicatat ditabel 3.7 dan volume total aiar yang sesuai dikirim ke setiap titik. Volume total air
pada setiap titik sama dengan pembacaan buret pada titik tersebut dikurangi pembacaan buret
awal yang juga dicatat pada tabel 3.7. hitung dan catat dalam tabel 3.9 volume satu tetes dari
data disetiap titik dengan membagi total volume disetiap titik dengan jumlah total tetesan
yang sesuai.
Data yang dicatat pada tabel 3.9 sekarang akan dibuat grafiknya, dan volume satu tetes akan
ditentukan dari grafik. Jika anda memerlukan tinjauan tentang Teknik yang digunakan untuk
menggambar grafik dari data, lihat lampiran A dari manual ini. Plotkan jumlah total tetesan
yang dikirim disetiap titik pada sumbu y(vertical). Ingat, setiap nilai untuk jumlah total
penurunan dan volume total terkait yang dikirimkan akan membentuk satu titik pada grafik
anda. Grafik yang dihasilkan harus linier. Gambarkan garis lurus melalui titik-titik dan
tentukan kemiringan garis lurus yang dihasilakn dengan membagi kenaikan (nilai vertical)
dengan run (nilai horizontal ). Lakukan kalkulasi kemiringan anda di ruang disebelah kanan
grafik. Kemiringan akan menjadi nilai volume satu tetes. Catat nilai grafik volume satu tetes
ini pada tabel 3.5

E. Kepadatan cairan tidak diketahui


1. Catat nomor identifikasi yang tidak diketahui pada tabel 3.11
2. Catat volume cairan (volume pipet) yang digunakan di setiap sampel.
3. Gunakan data tabel 3.10 dan tentukan massa setiap sampel. Catat hasilnya pada tabel 3.11.
4. Gunakan persamaan 3.1 dan volume dan massa yang diperoleh pada Langkah 2 -3 dan
hitung massa jenis masing-masing sampel. Catat hasil ini dan rata-rata kedua nilai pada tabel
3.11.

F. Density padatan
1.Gunakan data dari tabel 3.12 dan hitung massa sumbat karet. Catat hasilnya pada tabel 3.7.
2. Gunakan pembacaan dua gelas ukur pada tabel 3.12 utnuk menghitung volume air yang
dipindahkan oleh sumbat. Catat volume stopper ini.
3. Hitung dan catat kerapatan stopper, menggunakan massa dan volume yang ditentukan pada
Langkah 1 dan 2 dan persamaan 3.1.

G. Kesimpulan
Rangkum hasil pengukuran volumetric anda dengan melengkapi tabel 3.14. catat hanya
presentase perbedaan rata-rata untuk pengukuran buret.

DATA DAN LEMBARAN LAPORAN


PENGGUNAAN GELAS VOLUMETRI DAN PENGUKURAN DENSITI
A. Gelas Ukur Tabel 3.1 (data)

Massa beaker glass + kedua sampel 54,0237


Massa beaker glass + sampel pertama 44,45859
Massa beaker glass kosong 35,02499

Tabel 3.2 (laporan)


Sampel 1 Sampel 2
Volume air ( berdasarkan pembacaan) 10 ml 20 ml
Volume air ( berdasarkan massa) 9,43391 18,99871
Selisih volume -0,56609 -1,00129
Rata-rata selisih volume 1,56738
% selisih rata-rata 5,2246

B. Pipet Tabel 3.3 (data)


Pipet volume
Massa beaker glass + kedua sampel
Massa beaker glass + sampel pertama
Massa beaker glass kosong 35,0249 g

Tabel 3.4 (Laporan)


Sampel 1 Sampel 2
Volume air ( berdasarkan pembacaan) 50 ml 100 ml
Volume air ( berdasarkan massa) 106,6364 158,2614
Selisih volume 56,6364 582614
Rata-rata selisih volume -1,625
% selisih rata-rata -1,0833

C. Buret Tabel 3.5 (data)


Sampel 1 Sampel 2
Pembacaan Buret akhir
Pembacaan Buret Awal
Massa beaker glass + massa keduanya
Massa beaker glass + sampel pertama
Massa beaker glass kosong 35,02499

Tabel 3.6 (Laporan)


Sampel 1 Sampel 2
Volume air (berdasrkan pembacaan)
Volume air (berdasarkan massa)
Selisih volume
% selisih
Rata % selisih
D. Volume Tetesan Tabel
3.7 (data)
Penuangan secara Penuangan secara
vertikal Horizontal
Jumlah Pembacaan Jumlah Pembacaan
penuangan gelas ukur penuangan gelas ukur
25 1,5 25 1,45
50 1,90 50 2,30
Buret
Pembacaan awal 0,50
Total penuangan 25 50 75 100
Pembacaan buret 2,5 2,50 4,05 5,45

Tabel 3.8 (laporan)


Penuangan secara vertikal Penuangan secara horizontal
Jumlah Volume Jumlah Volume
penuangan tetesan penuangan tetesan

Tabel 3.9 (Laporan)


Jumlah tetesan
Jumlah volume air
Volume tetesan
Penghitungan
grafik volume
tetesan tunggal
E. Densiti cairan yang tidak diketahui Tabel
3.10 (data)
No sampel
Volume pipet 10ml
Massa beaker glass + kedua sampel 53,1815
Massa beaker glass + massa sampel 1 44,6840
Massa beaker glass kosong 35,024

Tabel 3.11 (laporan)


No sampel
Sampel 1 Sampel 2
Volume sampel
Massa sampel
Densiti sampel
Rata-rata densiti sampel

F. Densiti padatan Tabel 3.12 (data)


Massa gelas piala + penutup 36,7535
Massa Gelas piala kosong 34,9249
Pembacaan tabung + sumbat 26,05
Pembacaan tabung tanpa sumbat 25

Tabel 3.13
Massa sumbat
Volume sumbat
Density sumbat

G. Kesimpulan Tabel 3.14 (laporan)


Rata-rata selisih volume Rata-rata Persen selisih
Gelas ukur
Pipet
Buret

ANALISIS DATA
Dalam melakukan kegiataan praktikum ini,peralatan yang di siapkan di dalam
laboratorium sangatlah penting dan sangat di perlukan keberadaannya,karena tanpa
alat alat tersebut kegiatan penelitian atau kegiatan praktikum ini tidak dapa berjalan
dengan baik.dalam praktikum ini alat alat yang di gunakan adalah alat alat yang terbuat
dari gelas yang mempunyai tanda batas teraan yaitu gelas ukur dua lima dan
limapuluh,gelas piala 50ml dan 100ml,buret.
Densiti atau densitas dapat di nyatakan dalam rumus masa di bagi dengan volume
rumus ini berlaku untuk densitas cair,gas, dan padatan.

Pembahasan
Pada percobaan ini,alat alat yang di gunakan adalah alat-alat tang di buat dari gelas
yang mempunyai tanda batas teraan,yaitu pipet seukuran 10ml. sebelum berbicara jauh
mengenai peneraan,terlebih dahulu perlu di ketahui di dasar umum dari peneraan itu
sendiri adalah menentukan berat udara aquads yang di muat atau di keluarkan oleh
suatu gelas tertentu dengan deniti udara yang di ketahui,volume yang tepat akan dapat
di hitung.
Tujuan pertama dari analisis volumetri adalah untuk mengetahui kuantititas dari setiap
komponen yang menyusun analit,analisis volumetric menghasilkan data numeric yang
memiliki satuan tertentu.data hasil analisis volumetri umumnya di nyatakan dalam
satuan volume,satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode
analisis tertentu.
Peralatan volumetri yang digunakan sebagai alat ukur volume yang mempengaruhi nilai
uji dan atau pengukura harus di kalibrasi secara individu.
Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrument terhadap standar yang di ketahui
untuk selanjutnya untuk mengurangi kesalahan dan ketelitiannya.alat pengukur volume
merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif hal ini
kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan yang ingin di ketahui konsentrasi
atau kanungannya melalui pengukuran volumetri.alat alat umum yang digunakan dalam
pengukuran volumetric ini eperti buret,labutakar,dan pipet volum.
Tujuan dari peneraan atau kalibrasi alat alat volumetric yang di gunkan adalah agar
hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar atau alat ukur yang sudah di
tera.pada percobaan ini di lakukan dengan enam perlakuan yaitu perlakuan pada alat
gelas ukur pipet,buret,volume tetesan,densiti cairan yang tidak di ketahui,density
padatan.
Percobaan pertama di lakukan terhadap gelas ukur yang di cobakan pada tahap ini ada
dua sampel,sampel pertama terdiri dari 10ml dan sampel ke dua 20ml.

KESIMPULAN:
Berdasarkan tujuan dari hasil pengamatan dan pembahasan di atas makadapat di
simpulkan bahwa peneraan alat alat laboratorium seperti gelas ukur,pipet,buret,volume
tetesan,densit cairan yang tidak di ketahui dan Densiti padatan.
Sebelum di gunakan dalam pengerjaan pengerjaan volumetric bertujuan untuk
meninjau ulang tanda tera dalam alat gelas karena wadah yang terbuat dari gelas
berubah terhadap suhu di wilayah seseorang dalam melakukan penelitian atau
Percobaan.

DAFTAR PUSTAKA.
Chapter 1.pondasi ilmu kimia.pdf

Anda mungkin juga menyukai