Laporan Andrian Putra 1701031026 Sekering
Laporan Andrian Putra 1701031026 Sekering
PRAKTIKUM SISTEM
PROTEKSI
NOMOR BP : 1701031026
NO JOB : 02
2020
BAB I
TUJUAN
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Sekering atau Fuse adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman
dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu
hubungan arus pendek. Fuse ini terdiri dari kawat halus pendek dan akan terputus
atau meleleh saat dialirkan arus listrik yang berlebihan. Saat fuse terputus, maka
arus listrik berlebihan tersebut tidak akan merusak komponen lainnya pada sebuah
rangkaian elektronik. Biasanya fuse terdiri dari dua terminal yang dipasangkan
secara seri didalam rangkaian elektronik yang akan dilindunginya.
Ketika rangkaian listrik yang digunakan pada kendaraan mobil, motor atau
rangkaian listrik dirumah dan rangkaian elektronik terjadi hubung singkat atau
konslet, maka arus listrik yang mengalir pada rangkaian akan membesar, sehingga
menyebabkan panas pada kabel penghantar, jika keadaan ini berlangsung lama,
maka kabel akan terbakar dan membakar material yang ada di sekitarnya yang
mudah terbakar seperti kertas, kain, plastik dan sebagainya.
1. Fuse Tabung
Fuse jenis ini berbentuk tabung dan dilindungi oleh sebuah kaca
transaparan. Fuse bentuk tabung ini biasanya komponen sering digunakan sebagai
komponen peralatan listrik rumah tangga.
Demikian adaya fuse ini sebagai komponen peralatan eletronik, sangat penting
sekali mencegah korsleting listrik bahkan kebakaran.
2. Fuse Blade
Komponen ini memiliki bentuk yang pipih, cara pemasangan sekering ini
sangat mudah, yaitu dengan menancapkan saja. Biasanya, sekering ini dilapisi
plastik transparan yang memiliki warna untuk memudahkan identifikasi.
Selain untuk memudahkan identifikasi, perbedaan warna pada sekering ini juga
memiliki kapasitas yang bervariasi.
3. Fuse Kotak
Fuse ini memiliki bentuk yang hampir sama seperti jenis blode. Namun
pada sekering ini mempunyai jendela transparan diatasnya. Untuk ukurannya,
sekering kotak juga lebih besar dibanding jenis blade.
4. Fuse Pelat
Fuse ini sering digunakan sebagai pengaman pada arus listrik utama.
Selain itu, sekering jenis pelat ini memilki kapasitas Ampere yang besar biasanya
30 A ke atas. Kita dapat melihat kapasitasnya dibawah pelat penghubung.
Sekering jenis ini dilengkapi pelindung dari plastik hitam yang tidak transparan.
Untuk pemasangannya pun lebih sulit dibandingkan yang lainnya, karena pelat
penghantar harus dikunci kedua kutubnya dengan baut.
1. Type ulir
Sekering jenis ini meruapakan sekering dengan kapasitas pemutusan rendah
yang terdiri dari 2 model yaitu :
a. Type D (Diazed) memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral berdimensi
kecil yang terbuat dari bahan keramik, bagian dasar dan atas sekering terbuat
dari bahan logam yang berfungsi sebagai penyalur arus listrik yang
dihubungkan oleh kawat pengaman yang dipasang dalam sekering diazed
antara bagian dasar dan atas sekering. Sekering Diazed dilengkapi dengan
rumah sekering (fuse holder), adaptor dan tutup (fuse Cap).
b. Type DO (Neozed) memiliki bentuk fisik seperti type D dengan bentuk yang
menyerupai botol susu berukuran mini, gawai tersebut dapat mengamankan
gangguan hubungan arus pendek dan beban lebih pada kabel atau jaringan.
Ukuran Ukuran
Sekering Arus Kerja ( A ) Tanda Warna Sekering
Diazed Neozed
2 Merah Muda
4 Coklat
6 Hijau D 01
10 Merah
16 Abu – Abu
20 Biru
25 Kuning
D II
35 Hitam
50 Putih
63 Tembaga
D III D 02
80 Perak
D IV 100 Emas D 03
2. Type Pisau
3.Type Tabung
Sekering tipe tabung ini merupakan pengaman lebur dengan
kapasitas pemutusan yang variatif mulai yang rendah sampai yang tinggi.
Satuan fuse adalah mA (mili Ampere) dan A (Ampere). Fuse dengan nilai
limit 500 mA akan putus ketika dialiri lebih dari 500 mA, demikian juga jika fuse
15 A akan putus jika dialiri arus lebih 15 A. Jika sebuah fuse tidak putus ketika
dialiri arus lebih dari nilai yang tercantum (I output > I fuse limit). Fuse tersebut
harus segera diganti karena kemungkinan rusak dan dapat membahayakan.
Gambar 10 merupakan struktur salah satu jenis fuse yaitu fuse patron lebur.
2.3 Rumus
T℃ = Selisih Suhu
= Takhir - Tawal....................................................................(1)
............................................................(2)
2.4 Karakteristik
putus berbanding terbalik, artinya baik arus yang melalui patron lebur makin
besar maka waktu pemutusan semakin singkat, sehingga patron lebur ini
terbalik ( invers ).
Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang
70% dari batas arus maksimalnya ( Ig ). Kalau dibebani dengan batas ini terus-
Besar sekering dalam suatu rangkaian harus disesuaikan dengan besarnya alat
pemakai listrik yang ada dalam rangkaian itu.
Sebagai contoh nominal motor listrik besarnya 4 A, maka besarnya arus sekering
yang dipergunakan 20 %
I = In +[(20%)In]
= 4 + [(0,2)4]
= 4 + 0,8
= 4,8
BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
A
Up Stream /
Fuse-A Back up
Protection
Down Stream /
0 – 220 Vac A1 Fuse-B Main Protection
Up Stream /
Back up
Protection
A2 Fuse-C
Down Stream /
Main Protection
A3
Sekering yang digunakan pada gambar sketch up pada gambar 14 yaitu sekering
jenis Type G : 2 A sesuai dengan Daftar Material pada Job Sheet.
A
A1 A2 A3
LANGKAH KERJA
Mengatur arus yang mengalir pada rangkaian : 100% x IRating Fuse, 150% x IRating
Fuse , 200% x IRating Fuse , 250% x IRating Fuse , 300% x IRating Fuse , 350% x IRating
Fuse , 400% x IRating Fuse , 450% x IRating Fuse , 500% x IRating Fuse .catat
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memutuskan sekering. (Catat kondisi
rangkaian dan sekering dalam masing-masing kondisi).
BAB VI
TABULASI DATA
Belum
4 4 ~ 27,6 36 4 ~ 8,4
Putus
-
2,85 1,00 0,35 12,2 0,54
4 14 0,19 49,7 0,61 27,6
7 0 0 5 283
0
-
2,50 1,00 0,40 16,0
4 16 0,08 51,9 0,2 1,60 27,6
0 0 0 0
9
-
2,22 1,00 0,45 20,2 0,13
4 18 0,06 53,8 2,01 27,6
2 0 0 5 332
5
-
2,00 1,00 0,50 25,0
4 20 0,05 54,7 0,1 2,30 27,6
0 0 0 0
2
Lanjutan Tabel 4
Pertanyaan
Jawaban
b. pengaruh pada kenaikan tidak sangat signifikan sebab perubahan temperatur itu
di picu oleh panas sehingga meningkatkan temperatur terhadap kenaikan harus.
Untuk lebih jelas di lihat pada percobaan apakah karakteristik dingin bisa
menyebabkan kenaikan temperatur terhadap kenaikan arus.
c. Persamaan I = f(T)
Jika nilai T (temperatur) naik pada saat V konstan, maka arus akan meningkat.
d. pengaruhnya sangat besar hal ini dipacu dari panas bahwa panas dapat
mengakibatkan perubahan temperatur menjadi tinggi dengan berdampak pada
kenaikan besaran arus diberikan. Semakin panas temperatur maka semakin cepat
pula sekering trip dan putus sedangkan arus yang mengalir melebihi arus
nominalnya.
ANALISA
Pada percobaan proteksi kali ini adalah melakukan untuk dapat mengetahui
karakteristik dari Sekering (fuse). Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
sumber 1 fasa dan tiga buah sekering dengan nilai 4A yang akan dilakukan
pengujian secara berurutan. Alat ukur yang dipakai antara lain adalah
Amperemeter yang berfungsi untuk mengukur dan memvariabelkan nilai arus
agar tidak terlalu besar maupun terlalu kecil saat melewati sekering. Serta
menggunakan alat pengukur suhu untuk dapat mengetahui temperature dari fuse
dan juga dibutuhkan sebuah stopwatch yang bertujuan untuk dapat mengetahui
waktu trip dari fuse.
Pada percobaan ini juga menggunakan tahan geser yang nilainya dapat
divariabelkan atau dapat diatur sehingga nantinya tidak akan terjadi lonjakan arus
yang terlaku besar. Tahanan geser divariabelkan untuk dapat menghasilkan arus
beban yang diinginkan. Pengaturan nilainya juga diseimbangkan dengan
memvariabelkan Tegangan yang diberikan pada sumber atau power supply.
A
A1 A2 A3
Pada percobaan yang dilakukan, diambil dua data percobaan, yaitu data
pengukuran dan data perhitungan terhadap karakteristik Fuse. Bila fuse dalam fase
karakteristik panas maka akan lebih cepat melakukan memutusan dari pada berada
dalam karakteristik dingin. Waktu trip karakteristik panas lebih cepat memutuskan
rangkaian ketika terjadi gangguan, yaitu hanya dala hitungan detik saja.
IR (A) t (s)
6 16.5
8 14.3
10 11.3
12 1.1
14 0.19
16 0.08
18 0.06
20 0.05
Karakteristik Sekering
25
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Irt (A)
6 192.5
8 20.42
10
12 0.452
14 0.0532
16 0.0162
18 0.009
20 0.005
Karakteristik Sekering
250
200
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Ttrip
35
30
f(x) = 44.77 exp( − 0.44 x )
25
20
15
10
0
1 2 3 4
T℃ = Selisih Suhu
= Takhir - Tawal
a. Tawal = 27,6℃
Takhir = 36℃
T℃ = Takhir - T awal
= 36℃ - 27,6℃
= 8,4℃
b. Tawal = 27,6℃
Takhir = 39,2℃
T℃ = Takhir - T awal
= 39,2℃ - 27,6℃
= 11,6℃
c. Tawal = 27,6℃
Takhir = 41,8℃
T℃ = Takhir - T awal
= 41,8℃ - 27,6℃
= 14,2℃
d. Tawal = 27,6℃
Takhir = 42,3℃
T℃ = Takhir - T awal
= 42,3℃ - 27,6℃
= 14,7℃
e. Tawal = 27,6℃
Takhir = 45,2℃
T℃ = Takhir - T awal
= 45,2℃ - 27,6℃
= 17,6℃
f. Tawal = 27,6℃
Takhir = 49,7℃
T℃ = Takhir - T awal
= 49,7℃ - 27,6℃
= 22,1℃
g. Tawal = 27,6℃
Takhir = 51,9℃
T℃ = Takhir - T awal
= 51,9℃ - 27,6℃
= 24,3℃
h. Tawal = 27,6℃
Takhir = 53,8℃
T℃ = Takhir - T awal
= 53,8℃ - 27,6℃
= 26,2℃
i. Tawal = 27,6℃
Takhir = 54,7℃
T℃ = Takhir - T awal
= 54,7℃ - 27,6℃
= 27,1℃
0,14 x T
t= {[Itrip ¿ ¿ ¿ IFL ¿τ −k ]¿
a. T = 0,100
Itrip = 4 A
IFL = 4 A
τ = 0,1
k = 1,05
0,14 x
t= {[4 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,1−1,05 ]¿
0,14 x
t= [1−1,05]
0,014 x
t= [−0,5]
b. T = 16,5
Itrip = 6 A
IFL = 4 A
τ = 0,15
k = 1,05
0,14 x 16,5
t= {[6 ¿ ¿¿ 4 ¿0,15 −1,05]¿
2,31
t= [1,062−1,05]
2,31
t= [0,012]
t = 192,5 s
c. T = 14,3
Itrip = 8 A
IFL = 4 A
τ = 0,2
k = 1,05
0,14 x 14,3
t= {[8 ¿ ¿¿ 4 ¿0,2 −1,05]¿
2,002
t= [1,148−1,05]
2,002
t= [0,098]
t = 20,42 s
d. T = 11,3
Itrip = 10 A
IFL = 4 A
τ = 0,25
k = 1,05
0,14 x 11,3
t= {[10 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,25−1,05]¿
1,582
t= [1,257−1,05 ]
1,582
t= [0,207]
t = 7,64 s
e. T = 1,1
Itrip = 12 A
IFL = 4 A
τ = 0,30
k = 1,05
0,14 x 1,1
t= {[12 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,30−1,05]¿
0,154
t= [1,39−1,05]
0,154
t= [0,340]
t = 0,452 s
f. T = 0,19
Itrip = 14 A
IFL = 4 A
τ = 0,35
k = 1,05
0,14 x 0,19
t= {[14 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,35 −1,05]¿
0,0266
t= [1,55−1,05]
0,0266
t= [0,5]
t = 0,0532 s
g. T = 0,08
Itrip = 16 A
IFL = 4 A
τ = 0,4
k = 1,05
0,14 x 0,08
t= {[16 ¿ ¿ 4 ¿0,4 −1,05]¿
¿
0,0112
t= [1,741−1,05]
0,0112
t= [0,691]
t = 0,0162 s
h. T = 0,06
Itrip = 18 A
IFL = 4 A
τ = 0,45
k = 1,05
0,14 x 0,06
t= {[18 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,45−1,05]¿
0,0084
t= [1,967−1,05 ]
0,0084
t= [0,917]
t = 0,009 s
i. T = 0,05
Itrip = 20 A
IFL = 4 A
τ = 0,5
k = 1,05
0,14 x 0,05
t= {[20 ¿ ¿ ¿ 4 ¿0,5 −1,05]¿
0,007
t= [2,236−1,05 ]
0,007
t= [1,186]
t = 0,005 s
d. Perhitungan IR (Arus Pemutusan)
Irating = 4 A
a. 100 % x Irating
100/100 x 4 = 1 x 4 = 4 A
b. 150 % x Irating
150/100 x 4 = 1,5 x 4 = 6 A
c. 200 % x Irating
200/100 x 4 = 2 x 4 = 8 A
d. 250 % x Irating
250/100 x 4 = 2,5 x 4 = 10 A
e. 300 % x Irating
300/100 x 4 = 3 x 4 = 12 A
f. 350 % x Irating
350/100 x 4 = 3,5 x 4 = 14 A
g. 400 % x Irating
400/100 x 4 = 4 x 4 = 16 A
h. 450 % x Irating
450/100 x 4 = 4,5 x 4 = 18 A
i. 500 % Irating
500/100 x 4 = 5 x 4 =20 A
a. Perhitungan (Ir/In)2
/ = Tanda Bagi
a. In = 4 A
Ir = 4 A
(Ir/In)2 = (4/4)2
=1
b. In = 4 A
Ir = 6 A
(Ir/In)2 = (6/4)2
= 36/16
= 2,25
c. In = 4 A
Ir = 8 A
(Ir/In)2 = (8/4)2
= 64/16
= 4,00
d. In = 4 A
Ir = 10 A
(Ir/In)2 = (10/4)2
= 100/16
= 6,25
e. In = 4 A
Ir = 12 A
(Ir/In)2 = (12/4)2
= 144/16
= 9,00
f. In = 4 A
Ir = 14 A
(Ir/In)2 = (14/4)2
= 196/16
= 12,25
g. In = 4 A
Ir = 16 A
(Ir/In)2 = (16/4)2
= 256/16
= 16,00
h. In = 4 A
Ir = 18 A
(Ir/In)2 = (18/4)2
= 324/16
= 20,25
i. In = 4 A
Ir = 20 A
(Ir/In)2 = (20/4)2
= 400/16
= 25,00
b. Perhitungan Waktu
nilai pada tabel no 4 khususnya nilai perhitungan waktu sama dengan nilai
perhitungan waktu pada tabel 3 hal ini di karena kan nilai Itrip, Ifl, τ sama.
c. Perhitungan t/ τ
a. t = ~
τ = 0,100
t/ τ = ~/0,100 = ~
b. t = 1,65
τ = 0,150
t/ τ = 1,65/0,150 = 110005,5
c. t = 14,3
τ = 0,200
t/ τ = 14,3/0,200 = 71,5
d. t = 11,3
τ = 0,250
t/ τ = 11,3/0,250 = 45,2
e. t = 1,1
τ = 0,300
f. t = 0,19
τ = 0,350
g. t = 0,08
τ = 0,400
h. t = 0,06
τ = 0,450
t/ τ = 0,06/0,450 =0,13332
i. t = 0,05
τ = 0,500
t/ τ = 0,05/0,500 =0,1
e. Perhitungan Itrip
a. Ir (Log(t/ τ) = 4 (Log(~) = ~
F. Perhitungan Itr/In
a. Itr/In = 4/4 = 1
c. Itr/In = 8/4 = 2
d. Itr/In = 10/4 = 2,5
e. Itr/In =12/4 = 3
g. Itr/In = 16/4 = 4
i. Itr/In = 20/4 = 5
g. Perhitungan Ttrip
Data pada pengukuran dengan data pada perhitungan tidak jauh beda, hanya
beberapa data yang berbeda.
BAB VIII
KESIMPULAN
https://teknikelektronika.com/mengukur-pengertian-fungsi-fuse-sekering/
https://pendidikan.co.id/pengertian-fuse-sekering-fungsi-jenis-prinsip-dan-
cara-mengukurnya/
ttps://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/1768-
pengertian-dan-fungsi-fuse-sekering-serta-cara-mengukurnya
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/fungsi-fuse-sekering/
https://abdulelektro.blogspot.com