Anda di halaman 1dari 18

PORTOFOLIO

KASUS BEDAH

PHYLLODES TUMOR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT DALAM


MENEMPUH PROGRAM DOKTER INTERNSIP

Oleh:
dr. Tawang Handayani

Pembimbing:
dr. Andreas Andrianto, Sp. B (K) Onk

Pendamping:
dr. Crystalia

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
KABUPATEN JEMBER
2020
Portofolio Kasus Bedah
Nama Peserta :Tawang Handayani
Nama Wahana :Rumkit Tk. III Baladhika Husada Jember
Topik : Phyllodes Tumor
Tanggal Kasus: Nama Presenter: Nama Pembimbing :
9 Juni 2020 dr. Tawang Handayani dr. Andreas Andrianto, Sp. B
(K) Onk
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping :
25 Juli 2020 dr. Crystalia
Tempat Presentasi : Via Zoom Meeting
Obyektif Presentasi :
■ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
■ Diagnostik □ Manajemen ■ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □Anak □ Remaja ■ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi :Pasien datang dengan keluhan benjolan di payudara sebelah kiri.
Benjolan timbul sejak dua bulan lalu. Awalnya, benjolan berukuran kecil namun
semakin lama semakin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri pada lokasi
benjolan tersebut. Tidak didapatkan luka. Pasien tidak mengeluhkan keluarnya
cairan atau nanah dari payudara kiri. Tidak terdapat penurunan nafsu makan
maupun penurunan berat badan yang drastis. Pasien belum pernah memeriksakan
diri sebelumnya.
Tujuan :Mempelajari cara mendiagnosis dan memberikan terapi pada kasus
Tumor Phylloides
Bahan Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset ■ Kasus □ Audit
Cara Membahas : □ Diskusi ■ Presentasi dan diskusi □ Email □ Pos
Data Pasien :
Nama :Ny. M No. Register : 10.09.99
Nama RS :Rumkit Tk. Telp : - Terdaftar sejak :
III Baladhika Husada 9 Juni 2020
Jember
Data Utama Untuk Bahan Diskusi :
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Benjolan di payudara
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan benjolan di payudara sebelah kiri. Benjolan
timbul sejak dua bulan lalu. Awalnya, benjolan berukuran kecil namun
semakin lama semakin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri pada lokasi
benjolan tersebut. Tidak didapatkan luka. Pasien tidak mengeluhkan
keluarnya cairan atau nanah dari payudara kiri. Tidak terdapat penurunan
nafsu makan maupun penurunan berat badan yang drastis. Pasien pertama
kali menstruasi saat usia 12tahun, menikah di usia 22 tahun dan memiliki 3
orang anak. Pasien menggunakan KB suntik selama 10 tahun, terakhir pakai
saat 5 tahun lalu. Pasien belum menopause, haid teratur dengan siklus 30 hari.
Satu hari SMRS pasien sempat periksa ke poli onkologi dan direncanakan
untuk operasi mastektomi pada tanggal 10 Juni 2020.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat sakit seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat hipertensi namun tidak rutin berobat
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah memeriksakan diri sebelumnya
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 9 Juni 2020
Keadaan Umum: cukup
Kesadaran: compos mentis
Berat badan: 84 kg
Usia: 49 tahun
Tanda-tanda vital: Tekanan Darah = 180/110 mmHg; Nadi = 100x/menit
RR = 20x/menit; Suhu = 36,8° C
Kepala/leher: anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/-
Thorak: Cor = S1S2 tunggal, tidak ada extrasistole, gallop, maupun murmur
Pulmo = vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen: flat, BU normal, soepel, undulasi (-)
Extremitas: akral hangat, edema -/-
Status lokalis: massa uk. 5x10cm di mammae sinistra. Permukaan rata, tampak
agak kebiruan dan dilatasi vena di sekitar massa, konsistensi padat keras,
mobile, nyeri tekan (-), discharge (-), ulkus (-), retraksi puting (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin 13,5 g/dl 11-15
Leukosit 9.220 /µL 4000-11000
Hematocrit 41,2 % 40-47
Trombosit 431.000 /µL 150.000-450.000
Eritrosit 5,3 juta/µL 4,5-5,5
MCV 77,8 fl 80-100
MCH 25,4 g/dl 26-36
MCHC 32,7 g/dl 32-37
GDA 117,8 mg/dl 70-140

EKG
Bacaan EKG :
Irama sinus rythm, frekuensi 100 bpm, Normo axis. Tidak terdapat pelebaran
QRS pada extremitas lead maupun precordial lead.

Hasil konsul Sp. JP:


Acc operasi dengan target TD < 160/90 (pre op)
Amlodipin 10mg 00-1
Candesartan 16mg 00-1
Bisoprolol 2,5mg 1-00

Foto thorax

DIAGNOSIS
Tumor Phylloides Mammae Sinistra
TERAPI
Pro simple mastektomi sinistra
Infus RL 1500 ml / 24 jam
Injeksi Cefotaxim 3x1gr
Injeksi ranitidin 2x50mg
Injeksi Ondancetron 3x4mg
PO:
Amlodipin 10mg 00-1
Candesartan 16mg 00-1
Bisoprolol 2,5mg 1-00

LAPORAN OPERASI
◈ Nama : Ny. M
◈ Tanggal lahir : 49 tahun/15 Oktober 1970
◈ No. RM : 100999
◈ Tanggal Operasi : 10 Juni 2020
◈ Dx pre-Op : Phyllodes Tumor Mammae Sinistra
◈ Dx post-op : Phyllodes Tumor Mammae Sinistra post
Mastektomi H-0
◈ Tindakan Op : Simple Mastectomy Sinistra
◈ Jenis Operasi : Operasi kotor dengan GA
◈ Uraian:
○ Posisi pasien supine
○ Dilakukan desinfeksi lap. Operasi dengan povidone iodine dan
dipersempit dengan doek steril
○ Dilakukan insisi elips pada mammae S diameter 10cm
○ Dilakukan diseksi tumor untuk membebaskan tumor dari jaringan
sekitarnya beserta NAC tanpa diseksi KGB maxilla maupun
Musculus Pectoralis
○ Didapatkan massa tumor dengan ukuran 8x15x10 cm
○ Perdarahan selama operasi 300 cc.
○ Dilakukan pemasangan dan fiksasi drain
○ Pengiriman sampel jaringan untuk pemeriksaan PA
○ Penutupan lapangan operasi menggunakan full-thickness skin graft
○ Penjahitan subkutikuler dengan vicryl 2.0
○ Penjahitan lapangan operasi dengan seide 3.0
◈ Instruksi post operasi :
○ Inf RL:RD5 2:1
○ Inj. Cefotaxim 3x1 gr
○ Inj. Ketorolac 3x30 mg
○ Inj. Ondansentron 3x4mg
○ Inj. Omeprazole 2x40mg
○ Evaluasi Drain

FOLLOW UP
Tanggal 10 Juni 2020
Subyektif: Pasien merasakan nyeri di bekas operasi
Obyektif:
Keadaan Umum: Cukup
Kesadaran: Compos Mentis
Berat badan: 84 kg
Tanda-tanda vital: Tekanan Darah = 140/80mmHg; Nadi = 90x/menit
RR = 20x/menit; suhu = 36,8° C
Kepala/leher: anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/-
Thorak: Cor = S1S2 tunggal, tidak ada extrasistole, gallop, maupun murmur
Pulmo = vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen: flat, BU normal, soepel, undulasi (-)
Extremitas: akral hangat-kering
Status lokalis: pada regio mammae sinistra didapatkan dressing (+), rembesan
(-), luka operasi baik, drain 200cc darah

Assesment: Tumor Phylloides Mammae Sinistra post Mastektomi H-0

Planning:
Infus RL 1500 ml / 24 jam
Injeksi Cefotaxim 3x1gr
Injeksi Ketorolac 3x30mg
Injeksi Omeprazole 2x40mg
Injeksi Ondancetron 3x4mg
PO :
Amlodipin 10mg 00-1
Candesartan 16mg 00-1
Bisoprolol 2,5mg 1-00
Pemeriksaan PA pada massa post op
Tanggal 11 Juni 2020
Subyektif: nyeri di bekas operasi berkurang.
Obyektif:
Keadaan Umum: Cukup
Kesadaran: Compos Mentis
Berat badan: 84 kg
Tanda-tanda vital: Tekanan Darah = 140/80 mmHg; Nadi = 90x/menit
RR = 20x/menit; suhu = 36,8° C
Kepala/leher: anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/-
Thorak: Cor = S1S2 tunggal, tidak ada extrasistole, gallop, maupun murmur
Pulmo = vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen: flat, BU normal, soepel, undulasi (-)
Extremitas: akral hangat-kering
Status lokalis: pada regio mammae sinistra didapatkan dressing (+), rembesan
(-), luka operasi baik, drain 100cc darah

Assesment: Tumor Phylloides Mammae Sinistra post Mastektomi H-1

Planning:
Infus RL 1500 ml / 24 jam
Injeksi Cefotaxim 3x1gr
Injeksi Ketorolac 3x30mg
Injeksi Omeprazole 2x40mg
Injeksi Ondancetron 3x4mg
PO :
Amlodipin 10mg 00-1
Candesartan 16mg 00-1
Bisoprolol 2,5mg 1-00
Rencana KRS besok

Tanggal 12 Juni 2020


Subyektif: nyeri di bekas operasi berkurang.
Obyektif:
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos Mentis
Berat badan: 84 kg
Tanda-tanda vital: Tekanan Darah = 140/80 mmHg; Nadi = 90x/menit
RR = 20x/menit; suhu = 36,8° C
Kepala/leher: anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/-
Thorak: Cor = S1S2 tunggal, tidak ada extrasistole, gallop, maupun murmur
Pulmo = vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen: flat, BU normal, soepel, undulasi (-)
Extremitas: akral hangat-kering
Status lokalis: pada regio mammae sinistra didapatkan dressing (+), rembesan
(-), luka operasi baik, drain minimal

Assesment: Tumor Phylloides Mammae Sinistra post Mastektomi H-2

Planning:
KRS
Obat per oral:
Cefixim 2x100mg
Natrium Diclofenak 2x50mg
Amlodipin 10mg 00-1
Candesartan 16mg 00-1
Bisoprolol 2,5mg 1-00

Hasil Pembelajaran :
1. Manifestasi klinis tumor phylloides
2. Pemeriksaan dan diagnosis tumor phylloides secara cepat, tepat, dan akurat
3. Penanganan kasus tumor phylloides secara tepat.
Daftar Pustaka:

Adesoye, T., H. B. Neuman, L. G.Wilke, J. R.Schumacher, J. Steiman, dan C.


C.Greenberg. 2016. Current trends in the management of phyllodes tumors
of the breast. Annals of surgical oncology. 23(10): 3199-3205.
Aydoğan, F., Y.Taşçı, dan Y.Sagara. 2019. Phyllodes tumors of the breast.
In Breast Disease. Springer, Cham: pp. 365-369.
Benjamin, T.Y.,G.Acs, S. K.Apple, S.Badve, I. J.Bleiweiss, E.Brogi, dan
G.Farshid. 2016. Phyllodes tumours of the breast: a consensus
review. Histopathology. 68(1): 5-21.
Drake, et al. 2008. Gray’s Anatomy, 40 th edition. Philadelphia:Elsevier.
Fattaneh, A., Tvassoli, dan Devilee, P., 2003. WHO Classification of Tumours.
Pathology and Genetics of Tumours of The Breast and Female Genital
Organs. IARC Press: Lyon. Halaman102-105.
Moten, A. S., dan A. J. Goldberg. 2019. Malignant Phyllodes Tumors of the
Breast: Association Between Race, Clinical Features, and
Outcomes. Journal of Surgical Research. 239: 278-283
Paulsen, F. dan J. Waschke, 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23.
Jakarta: EGC
Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Sjamsuhidajat, R dan de Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC.
Strode, M., T.Khoury, C.Mangieri, dan K.Takabe. 2017. Update on the diagnosis
and management of malignant phyllodes tumors of the breast. The
Breast. 33: 91-96.
Townsend, C.M., Beauchamp, R. D., Evers, B.M., Mattox, K.L., 2012.
SabistonTextbookofSurgery19theditionChapter36DiseaseofTheBreast.
Philadelphia: Elsevier. Halaman839-855.
WHO. 2014. Cancer Country Profiles
Indonesia.https://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf?ua=1
[diakses tanggal 30 Juni 2020}
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Kasus Bedah

Subjektif:
Pada kasus ini didapatkan data tentang keluhan pasien yaitu benjolan di payudara
sebelah kiri. Benjolan timbul sejak dua bulan lalu. Awalnya, benjolan berukuran
kecil namun semakin lama semakin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri pada
lokasi benjolan tersebut. Tidak didapatkan luka. Pasien tidak mengeluhkan
keluarnya cairan atau nanah dari payudara kiri. Satu hari SMRS pasien sempat
periksa ke poli onkologi dan direncanakan untuk operasi mastektomi pada tanggal
10 Juni 2020. Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat hipertensi namun tidak rutin berobat. Tidak ada anggota keluarga yang
sakit sama seperti pasien. Pasien belum pernah memeriksakan diri sebelumnya.

Objektif:
Menurut hasil pemeriksaan fisik awal didapatkan kesadaran pasien compos
mentis. Hal ini dinilai melalui skor GCS yaitu 456. Melalui pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan tekanan darah yang tinggi yaitu 180/110. Melalui
pemeriksaan status lokalis, didapatkan massa berukuran 5x10cm di mammae
sinistra. Permukaan rata, konsistensi padat keras, mobile, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat discharge, dan tidak terdapat ulkus. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan didapatkan hasil dalam batas
normal.

Assessment:
Tumor filodes adalah neoplasma fibroepitelial kelenjar payudara yang
jarang terjadi dengan presentase 0,3% - 1% dari keseluruhan tumor payudara.
Phylloides Tumor pertama kalididefinisikan oleh Johannes Muller tahun 1838
sebagai sitosarkoma filodes yang dapat berkembang seperti suatu fibroadenoma
raksasa dengan struktur mikroskopis sel berbentuk seperti daun. Tumor filodes
merupakan kasus yang jarang terjadi dibanding keganasan payudara lainnya
seperti adenokarsinoma mammae. Di negara barat, tumor filodes sering terjadi
pada wanita paruh baya (40-50 tahun). Di negara-negara Asia sering terjadi pada
usia rata-rata 25-30 tahun dan berkembang lebih cepat pada tumir filodes jinak
(Motenet al., 2018).
Anatomi normal kelenjar payudara wanita terdiri dari lobi glandula
mammae dengan masing-masing selang atau ductus lactiferi yang bermuara pada
sinus lactiferi sebelum dikeluarkan melalui puting susu. Suatu jaringan ikat yang
disebut Ligamen suspensoria mammaria atau ligamen Cooper mengisi celah yang
terbentuk diantara kelenjar susu berfungsi sebagai pembentuk dan penyangga
struktur anatomis payudara. Jaringan lemak mengisi celah yang antara kulit
dengan kelenjar payudara. Sewaktu hamil, jaringan kelenjar berubah menjadi
payudara yang menyusui. Kelenjar payudara berada superficial dengan musculus
pectoralis major yang dibatasi oleh fascia pectoralis(Paulsen dan Waschke,
2013).
Sebelum pubertas, payudara terdiri dari jaringan ikat stroma dan
epitelduktus. Pubertas ditandai dengan perkembangan peyudara dan pertumbuhan
rambut pubis pada usia 9-12 tahun, dan menarche ( awal mula menstruasi )
dimulai pada usia 12-13 tahun. Hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya hormon
gonadotropin dan tingginya konsentrasi serum estradiol. Perubahan hormon
tersebut menambah deposit lemak, pembentukan duktus baru dan munculnya
lobulus. Setelah pubertas, payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat stroma, duktus
laktiferus dan lobulus. Pada fase sebelum menstruasi, terdapat akumulasi cairan
dan edema intralobular yang menyebabkan payudara nyeri dan terasa membesar.
Ketika menstruasi terjadi, epitel payudara, jaringan ikat stroma dan lobulus akan
mengalamihiperplasia. Pada saat menopause yang muncul diantara usia 40-55
tahun, wanita biasanya mengalami gangguan vasomotor (hot flashes), vagina yang
kering, infeksi saluran kemih dan penurunan kognitif. Payudara pada wanita
menopause akan mengalami penurunan epitel yang akan diikuti oleh
berkurangnya lemak dan jaringan ikat, kehilangan lobulus (Sherwood et al. 2016).
Tumor filodes atau sering disebut sitosarkoma filodes tergolong jenis
neoplasma fibroepitel yang berkembang dari stroma (jaringan lemak dan ligamen
yang mengelilingi duktus lactiferus, lobulus, pembuluh darah, dan kelenjar limfa)
duktal-lobular terminal payudara. Penyebab tumor filodes sampai saat ini belum
jelas. Tumor dapat terjadi sebagai akibat faktor pertumbuhan yang diproduksi
berlebih oleh epitel payudara. Trauma, laktasi, kehamilan,dan peningkatan
aktivitas estrogen berperan sebagai faktor resiko pertumbuhan tumor (Benjamin et
al., 2016). Beberapa faktor genetik yang berperan sebagai faktor resiko tumor
filodes yaitu Ki-67, p53-suppresor gen, c-myc, c-kit, CD-117, dan kadar aktin
pada tumor untuk menentukan keganasan pada tumor (Aydoğan et al., 2016).
Tumor filodes paling sering ditemukan pada wanita usia 35-55 tahun.
Penderita seringkali datang dengan keluhan munculnya benjolan pada payudara
yang berkembang cepat, semakin membesar dan tidak simetris (pada salah satu
payudara), perdarahan/ulkus/kemerahan dapat ditemukan di sekitar tumor
payudara, dilatasi vena benjolan di ketiak yang tidak atau dapat disertai dengan
rasa nyeri/tidak nyaman (Strode et al., 2017). Pada pemeriksaan fisik tumor
filodes, akan didapatkan perubahan warna kulit payudara sekitar tumor menjadi
kebiruan karena dilatasi vena, retraksi nipple namun jarang ditemukan, ukuran
rata-rata tumor adalah 5,2 x 7,3 cm dengan ukuranterbesar mencapai 50 cm yang
disebut giant filodes tumor, paling sering ditemukan pada upper outer quadran
payudara, limfadenopati aksila bisa ditemukan namun beberapa diantaranya
merupakan nodul fisiologis. Pada kasus-kasus yang tidak tertangani dengan baik,
dapat terjadi luka pada kulit akibat dari iskemia jaringan. Adanya luka pada kulit
dapat terjadi pada jenis lesi jinak, borderline, ataupun ganas(Aydoğan et al.,
2016).
Tumor filodes juga terlihat seperti jenis tumor jinak payudara lainnya yang
tumbuh pada jaringan ikat payudara yaitu fibroadenoma. Fibroadenoma
mempunyai ukuran tumbuh 2-3 cm lalu kemudian berhenti tumbuh. Secara klinis,
fibroadenoma merupakan massa berbatas tegas, mobile, oval dan dapat tumbuh
soliter, multiple, unilateral maupun bilateral. Tumor ini merupakan hormon-
dependent sehingga konsistensinya dapat berubah tergantung hormon selama
siklus menstruasi dan kehamilan. Selain klinis, kedua tumor ini bisa dibedakan
dari pemeriksaan histologi.
Pemeriksaan klinis, radiologis, dan histopatologis merupakan evaluasi yang
dapat dilakukan untuk menegakaan diagnosa tumor filoides termasuk sifat jinak,
borderline, atau ganas tumor melalui core-needle biopsy. Pemeriksaan
Ultrasonography (USG) memberikan gambaran batas yang halus, suatu bentukan
lubang bersifar radiolusen, dan tampakan mikrokalsifikasi. Pada pencitraan
mammography, tumor filodes tidak memberikan gambaran spesifik dengan suatu
massa berbentuk bulat atau oval dan lesi berbatas tegas. Pemeriksaan mammografi
terutama berperan pada payudara dengan jaringan lemak dominan serta jaringan
fibroglanduler yang relatif lebih sedikit (biasanya ditemukan pada wanita berusia
lebih dari 40 tahun). Pencitraan melalui USG maupun mammography tidak
memberikan informasi bermakna terkait sifat keganasan tumor filodes. Pada
pencitraan Magnetic-Resonance Imaging (MRI), tumor filoides akan memiliki
intesitas sinyal yang lebih tinggi dibandingkan jaringan parenkim normal
payudara. Tumor filodes secara histologis ditandai dengan adanya bentukan
seperti daun (leaf-like) yang dihasilkan dari pola pertumbuhan intrakanalikular,
celah yang dibatasi oleh epitel, dan stroma hiperseluler.

Diagnosis:
Diagnosis tumor filodes pada pasien ini ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium. Dari anamnesis didapatkan
benjolan di payudara sebelah kiri yang timbul sejak dua bulan lalu dan semakin
membesar. Pasien pertama kali menstruasi saat usia 12 tahun, menikah di usia 22
tahun dan memiliki 3 orang anak. Pasien menggunakan KB suntik selama 10
tahun, terakhir pakai saat 5 tahun lalu. Hal dapat mengarah ke tumor filodes
dimana pertumbuhannya dipengaruhi dengan hormon dan pasien saat ini belum
menopause. Riwayat penggunaan kontrasepsi suntik selama 10 tahun juga dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor. Untuk menentukan sifat
tumor jinas atau ganas sebaiknya dipertimbangkan dengan hasil pemeriksaan
fisik.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan massa ukuran 5x10cm di mammae
sinistra. Dari ukurannya, dapat disingkirkan fibroadenoma yang mempunyai
ukuran 2-3 cm lalu kemudian berhenti tumbuh. Permukaan tumor yang rata,
mobile, tanpa ulkus maupun retraksi puting mengarah ke sifat tumor jinak. Pada
kulit di sekitar massa tampak agak kebiruan dan dilatasi vena, hal ini sesuai
dengan sifat tumor filodes yang dapat menekan vena sekitar sehingga terjadi
dilatasi dan tampak kebiruan. Melalui pemeriksaan laboratorium PA (setelah
operasi) didapatkan aktivitas hiperseluler ringan dengan nuklei tidak bertumpuk/
non-overlapping sesuai dengan tumor filodes. Jadi, secara klinis dan laboratoris,
pasien dapat didiagnosis dengan tumor filodes.

Pengobatan:
Pengobatan tumor filodes dengan terapi invasif berupa pembedahan
merupakan terapi kuratif yang telah disepakati bersama pada penatalaksanaan
tumor filodes jinak, borderline, maupun ganas. Tatalaksana pembedahan yang
dapat dilakukan berupa Breast Conservating Surgery (BCS) atau simple
mastectomy tanpa diseksi aksila. BCS atau yang disebut lumpectomy merupakan
tindakan operatif mengambil jaringan kanker dengan meninggalkan jaringan
normal payudara mendekati bentuk normal tanpa melakukan diseksi puting dan
areola payudara. Indikasi pemberian terapi BCS pada penderita tumor filodes
merupakan ukuran tumor yang kecil ( ± 2 cm) dan normosentris, berusia muda,
tindaka BCS dilakukan oleh institusi yang berkompeten, tumor yang masih
terlokalisir, dan patient compliance. Pada Breast Conserving Therapy, terapi
radiasi diberikan sebagai terapi lanjutan setelah BCS dilakukan dengan tujuan
eradikasi sel tumor yang mungkin tidak terangkat saat pembedahan.
Eksisi luas/wide excision dengan batas/margin pembedahan yang adekuat
merupakan pilihan terapi pada tumor filodes. Simple mastectomy dapat diterapkan
pada tumor filodes ganas dengan ukuran yang lebih besar dan progesifitas yang
tinggi serta alasan kosmetik yang jelek pada pembedahan wide-excision. Margin
tumor ± 1 cm keluar batas tumor dapat diterapkan, khususnya pada tumor filodes
ganas dengan tingkat kekambuhan lokal dan metastasis jauh mencapai 10%.
Enukleasi tumor tidak direkomendasikan pada pembedahan tumor filodes akibat
resiko kekambuhan lokal yang terjadi. Limfadenopati aksila terjadi pada 10%
kasus, namun metastasis pada kelenjar getah bening aksila terjadi <1% pada kasus
tumor filodes sehingga diseksi jarang dilakukan. Terapi ajuvan pasca BCS dapat
diberikan pada tumor filodes ganas dengan diameter ± 2 cm. Belum terdapat data
spesifik tentang efektivitas radioterapi pada tumor filodes, namun apabila
ditemukan kekambuhan pada dinding dada pasca mastektomi, radioterapi dapat
diberikan seperti tatalaksana radioterapi pada soft tissue sarcoma (Yamamoto et
al., 2019).
Pada kasus ini, benjolan lebih dari 2cm sehingga pembedahan yang tepat
yaitu simple mastectomy. Pemberian obat lainnya adalah bersifat simptomatik
yaitu antinyeri serta pemberian anti antibiotik sebagai profilaksis infeksi akibat
prosedur pembedahan.

Komplikasi:
Komplikasi pada kasus tumor filodes biasa terjadi akibat penanganan yang
terlambat, ketika pasien datang ke fasilitas kesehatan saat tumor sudah besar atau
timbul tanda keganasan. Ukuran tumor yang besar menyebabkan sulitnya
menentukan batas eksisi tumor. Jika tumor ganas, maka semakin lama pasien
memeriksakan dirinya, semakin besar terjadinya metastasis dan prognosis yang
buruk. Selain itu komplikasi lain yang bisa timbul pada kasus tumor filodes yaitu
luka post operasi yang dapat terinfeksi sehingga penyembuhan luka menjadi lebih
lama dan bisa terjadi parut dan kontraktur di bekas luka.

Prognosis:
Secara umum tumor filodes memiliki prognosis yang baik. Semakin dini
diagnosis dan penanganan yang tepat, maka semakin baik pula prognosis
penyakit. Tingkat kesembuhan penderita tumor filodes jinak mencapai 100 %
yang berarti sembuh total. Penderita tumor filodes ganas memiliki tingkat
kesembuhan mencapai 91,5 % dengan tingkat kekambuhan mencapai 40%.
Rekurensi lokal terkait tindakan pembedahan tanpa surgical margin yang adekuat
merupakan penyebab paling tinggi munculnya kekambuhan pada kasus tumor
filodes. Mastektomi dapat dipertimbangkan pada kekambuhan lokal yang muncul
setelah pembedahan khususnya pada tumor filodes borderline atau ganas.
Survival rate pada penderita tumor filodes ganas berkaitan dengan batas
pembedahan yang tidak adekuat. Penggunan kemoterapi pada tumor filodes ganas
tidak direkomendasikan tanpa hasil yang spesifik. Belum terdapat bukti klinis
pengguna terapi medikamentosa sitotoksik dalam mencegah kekambuhan dan
metastasis sel tumor filodes ganas. Dua puluh persen pada keganasan tumor
filodes disertai dengan metastasis jauh khususnya parenkim paru dan selaput
pleura (Benjamin et al., 2016).

KIE:
• Penjelasan mengenai penyakitnya, serta kondisi dan prognosis penyakit
• Pasien diharuskan kontrol dan berkonsultasi apabila hasil pemeriksaan
histopatologi telah keluar termasuk menentukan modalitas terapi setelah
tindakan bedah
• Cukupi makan dan minum yang bergizi selama periode pemulihan
• Pasien diharuskan mengecek payudara sendiri (SADARI) dan kontrol ke
dokter bila menemukan atau merasakan benjolanpada payudara
• Edukasi kepada pasien tentang kemungkinan penyebaran tumor pada
sistem organ lain (metastasis jauh) termasuk kemungkinan pasien untuk
hidup dalam lima tahun kedepan

Konsultasi: Konsultasi kepada dokter spesialis bedah onkologi

Anda mungkin juga menyukai