Anda di halaman 1dari 46

Pembimbing:

dr. Firmansyah, SpOG

Oleh:
Yunita Dwi Puji Astuti
G1A106012

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
PROVINSI JAMBI
2013
• Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan
signifikan dari jalan lahir yang terjadi setelah kehamilan
minggu ke-20.

• Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir


(prae = di depan, vias = jalan). → plasenta yang implantasinya
tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau
sebagian ostium internum.

• Plasenta previa terjadi pada 0,5 persen dari semua kehamilan,


dan bertanggung jawab terhadap 20 persen kasus perdarahan
antepartum.
 Perdarahan pada plasenta previa terjadi tanpa rasa sakit pada
saat tidur atau sedang melakukan aktivitas. Perdarahan yang
tidak nyeri dan biasanya belum muncul sampai menjelang
akhir trimester kedua atau setelahnya.

 Plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara


daripada primipara, dan belum terdeteksi faktor etilogik lain.

 Mekanisme perdarahan karena pembentukan segmen bawah


rahim menjelang kehamilan aterm sehingga plasenta lepas dari
implantasi dan menimbulkan perdarahan. Bentuk perdarahan
dapat sedikit atau banyak menimbulkan penyulit pada janin
maupun ibu.
Identitas Pasien
 Nama : Ny.H
 Umur : 33 tahun
 Suku/bangsa : Melayu/ Indonesia
 Agama : Islam
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Mendahara Ulu, Tanjabtim
 MRS : 11/10/2013. Pukul 02.00 WIB
 Keluhan Utama : Keluar darah segar dari jalan lahir ± 2 jam SMRS

 Pasien Rujukan Puskesmas Simpang Tuan dengan G3P2A0 hamil aterm


dengan suspek Plasenta Previa. Sejak ± 2 jam SMRS pasien mengeluh
keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar terus menerus, Nyeri
perut (-) mules (-), keluar air-air (-), keluar lendir darah (-). Riwayat
jatuh (-), riwayat minum jamu-jamuan / obat-obatan tertentu (-), riwayat
diurut-urut (-). Sejak ± 2 hari SMRS pasien mengaku mengalami
keluhan yang sama yaitu keluar darah segar dari jalan lahir namun darah
tidak terlalu banyak dibandingkan saat ini, dan darah segar tidak keluar
terus menerus. Namun, Sejak ± 2 jam SMRS ( pendarahan dimulai
pukul 24.00 WIB) pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir
berwarna merah segar terus menerus sehingga pasien di bawa ke
Puskesmas Simpang Tuan.
 dan Dirujuk Ke RSUD Raden Mattaher Jambi. Menurut pasien dan adik
pasien sebelumnya pasien juga pernah di rawat selama 5 hari pada
tanggal 8 September 2013 sampai tanggal 12 September 2013 dan di
USG pada tanggal 9 September 2013 di RSUD raden Mattaher Jambi.
Menurut pasien, pasien mengaku hamil sekitar 10 bulan dan gerakan
anak masih dirasakan, BAB dan BAK normal. Di IGD perdarahan (+),
Pasien sampai di ruangan VK jam 02.45 WIB
 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-),Asma (-), DM (-), PJK (-)

Riwayat Obstetri
 GPA : G3P2A0
 HPHT : 12-2012
 TP : 10-2013
 Menarche : Umur 11 tahun
 Siklus haid : Teratur 28 hari
 Lama haid : 7 hari.
 Riwayat Perkawinan : Pasien menikah 1 kali yaitu pada
usia 18 tahun
 Riwayat Persalinan

No Tahun Umur Jenis Penolong Anak Ket


partus kehamilan persalinan JK BBL
1. 1999 Aterm Normal Dukun PR lupa Hidup
2. 2003 Aterm Normal Bidan LK lupa Hidup
3. Ini

•Riwayat Kontrasepsi : Pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa


suntik
•Imunisasi TT : -
•ANC : 2 x selama kehamilan dengan Bidan
•Riwayat keluarga kembar: (-)
Pemeriksaan Fisik
TD : 100/60 mmHg
N : 99x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : Afebris
Berat badan sebelum hamil : 48 kg
Berat badan saat hamil : 54 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Status Generalisata
 Kepala : normocephale, rambut hitam tidak
mudah dicabut.
 Mata : conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik
-/-, reflek cahaya +/+
 THT : dalam batas normal
 Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)
 Thorak : Pergerakan dinding dada simetris
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : membesar, bising usus (+)
 Ekstremitas : akral hangat, sianosis -/-, edema (-)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
 Leopold I : TFU 30cm, teraba bagian
lunak tidak melenting
 Leopold II : Punggung Kanan
 Leopold III : Presentasi kepala
 Leopold IV :U
 TBJ : 2790 gram
 HIS : -
 Auskultasi : DJJ = 126 x/i
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (11-10-2013) :
Hb : 8,8 gr/dl
Ht : 26,5 L%
Leukosit : 11,1x 103/mm3
Trombosit : 210 x 103/mm3
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (11-10-2013) :
 Hb : 2,5 gr/dl
 Ht : 7,1 L%
 Leukosit : 5,0x 103/mm3
 Trombosit : 91 x 103/mm3
2. USG (9 September 2013)

Catatan: plasenta Previa total dengan Janin tumbuh


Diagnosis

G3P2A0 gravida aterm JTH Intrauterin preskep dengan


Perdarahan antepartum aktif e.c Plasenta Previa.
Penatalaksanaan

Pasien datang VK via IGD pada pukul 02.45 WIB

Terapi :
 IVFD RL 2 jalur cor
 O2 terpasang 6 liter/menit
 Transamin 3x1
 Rencana Transfusi
 Cek Darah Rutin
Tanggal Pukul TD S/N RR DJJ HIS
11/10/13 02.45 80/50 36,5/108 22 136 -
03.00 90/60 36,5/112 22 136 -
03.30 90/60 36,5/112 24 120 -
04.00 100/60 36,5/112 24 120 -
Lapor dr. Firmansyah, Sp.OG via VK pukul 03.40 WIB
 Terapi lanjutkan ;
 IVFD RL 2 jalur cor
 O2 terpasang 6 liter
 Transamin 3x1
 Rencana Transfusi
 Cek Darah Rutin
 Rencana SC Pukul 09.00

03.45 WIB Cek ulang TTV


 Ku: lemah, TD:90/40 N:112

 Lapor ulang dr. Firmansyah, Sp.OG via VK pukul 04.05 WIB


 Advice: Siapkan Cito
 Pukul 04.20 WIB Pasien di bawa ke OKE
Pukul 05.40 dilakukan SC dengan operator dr. Firmansyah, Sp.OG
Laporan Seksio Sesarea
Pukul 05.40 WIB operasi dimulai
 Pasien terlentang, dalam narkose spinal aseptik/ antiseptik

 Insisi perpanestil, insisi SBR, ketuban dipecahkan, hijau kental, bayi


dilahirkan dengan meluksir kepala.
 Pukul 05.45 WIB JK: Laki-laki, BB : 3400 gr, PB: 48 cm, AS : 2/3

 Plasenta dilahirkan secara manual

 Dinding uteri ditutup

 Dinding abdomen ditutup

 Dinding perut ditutup lapis demi lapis.

 Pukul 06.20 WIB tindakan selesai.


Terapi post op:
 IVFD RL:D5%  30 tts/menit
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Inj. Metronidazole 3x500 mg
 Inj. Tramadol 3x1 amp
 Inj. Alinamin F 3x1 amp
 Inj. Transamin 3x1 amp
Instruksi :
 Rawat HCU
 Pantau Tanda-tanda Vital
 Transfusi darah sampai Hb > 10 g/dl
 Kateter terpasang
 Diet Bertahap
 Boleh minum bertahap
 Mobilisasi Bertahap
No Tanggal FOLLOW UP KET

1 11-10-2013 S : Nyeri luka operasi, lemas


O: TD : 120/80mmHg N: 92 x/m
RR : 20 x/m T: 36,5 0C
A: P3A0 post SC hari I a/i Plasenta Previa
P : IVFD RL : D5%, 2:1  30 tts/m
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Metronidazole 3x500 gr
Inj. Tramadol 3x1 amp
Inj. Alinamin F 3x1 gr
Inj. Transamin 3x1 amp
2 11-10-2013 S : nyeri luka operasi (+) Transfusi 1 kolf
O: TD : 120/80mmHg N: 88 x/m Darah rutin 12/10-2013
RR : 22 x/m T: 36,450C Hb : 6,7 gr/dl
Ht : 20,0 L%
A: P3A0 post SC hari II a/i Plasenta Previa Leukosit : 18,1x 103/mm3
P : IVFD RL : D5%, 2:1  30 tts/m, transfusi Trombosit : 159 x 103/mm3

Inj. Ceftriaxone 2x1 gr


Inj. Metronidazole 3x500 gr
Inj. Tramadol 3x1 amp
Inj. Alinamin F 3x1 gr
Inj. Transamin 3x1 amp
13-10-2013 S : nyeri luka operasi(+), pusing Darah Rutin 13 Oktober
3
Hb : 8.6 gr/dl
O: TD : 110/80mmHg N: 90 x/m Ht : 25.3 L%
RR : 22 x/m T: 36,50C Leukosit : 18.3x 103/mm3
Trombosit : 165 x103/mm3
A: P3A0 post SC hari III a/i Plasenta Previa
P : IVFD RL : D5%, 2:1  30 tts/m
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Metronidazole 3x500 gr
Inj. Tramadol 3x1 amp
Inj. Alinamin F 3x1 gr
Inj. Transamin 3x1 amp

14- 10-2013 S : (-)


4
O: TD : 120/80 mmHg N: 80 x/m
RR : 22 x/m T: 36,5 0C
A: P3A0 post SC hari IV a/i Plasenta Previa
P : IVFD RL : D5%, 2:1  30 tts/m
SF 1x1 tab
15-10-2013 S : (-) Pulang
5
O: TD : 110/70mmHg N: 96 x/m
RR : 20 x/m T: 36,50C
A: P3A0 post SC hari V a/i Plasenta Previa
P: Kontrol ulang
Cefrodoxil 2x1 tab
Metronidazol 500 mg 3x1 tab
Paracetamol 500 mg 3x1 tab
B-complek 2x1 tab
SF 1x1 tab
 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.

Plasenta previa adalah keadaan di mana implantasi


plasenta terletak pada atau didekat serviks
 Plasenta previa totalis atau komplit
 Plasenta previa parsialis
 Plasenta previa marginalis adalah
 Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak
lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm
dianggap plasenta letak normal
Insinden
 Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan
paritas tinggi dan pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih
sering pada kehamilan ganda daripada kehamilan
tunggal. placenta previa lebih sering terdapat pada
multigravida dari pada primigravida dan pada umur
yang lanjut.
 Penyebab belum diketahui secara pasti.
 vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin terjadi karena
proses radang maupun atropi.

faktor risiko
1. wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan umur < 35.
2. Multigravida 1,3 kali > primigravida.
3. wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih >
dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus.
4. Riwayat seksio sesaria tidak ditemukan sebagai
faktor risiko terjadinya plasenta previa.
Patofisiologi
 Plasenta previa adalah implantasi plasenta disegmen bawah rahim sehingga
menutupi kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan
terjadinya perdarahan. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat
disebabkan:
 Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi.

 Endomentrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk


mampu memberikan nutrisi janin.
 Vili korealis pada korion leave yang persisten.
Umur Penderita
 Umur muda karena endometrium masih belum sempurna.

 Umur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang subur.

Paritas
 Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
endometrium belum sempat tumbuh.

Endometrium yang cacat


 Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek.

 Bekas operasi, bekas kuretage atau plasenta manual.

 Perubahan endomentrium pada mioma uteri atau polip.

 Pada keadaan malnutrisi.


Gambaran Klinik
 Perdarahan pada plasenta previa terjadi tanpa rasa sakit pada
saat tidur atau sedang melakukan aktivitas. Perdarahan yang
tidak nyeri dan biasanya belum muncul sampai menjelang
akhir trimester kedua atau setelahnya.Mekanisme perdarahan
karena pembentukan segmen bawah rahim menjelang
kehamilan aterm sehingga plasenta lepas dari implantasi dan
menimbulkan perdarahan. Bentuk perdarahan dapat sedikit
atau banyak menimbulkan penyulit pada janin maupun ibu.
Diagnosis2
 Diagnosa plasenta previa ditegakkan berdasarkan pada
gejala klinik, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan
penunjang.
 Anamnesa
 Inspeksi
 Pemeriksaan Fisik Ibu
 Pemeriksaan khusus kebidanan
 Pemeriksaan penunjang
 Terapi Ekspektatif
syarat:
- kehamilan preterm dengan perdarahan
sedikit yang kemudian berhenti
- belum ada tanda-tanda in partu
- keadaan umum ibu cukup baik (kadar HB
normal)
-janin masih hidup
 Rawat inap, tirah baring dan antibiotik profilaksis.
 pemeriksaan USG
 Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37
minggu masih lama→ rawat jalan
 Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan
risiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan
Terapi aktif
 Rencanakan terminasi kehamilan jika:
 Janin matur,
 Janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya ( misalnya anesefali),
 Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin.
 Jika terdapat plasenta letak rendah dan perdarahan yang terjadi
sangatsedikit, persalinan pervaginam masih mungkin. Jika tidak,
lahirkan dengan seksio sesaria.

 Pertolongan persalinan seksio sesarea merupakan bentuk pertolongan


yang paling banyak dilakukan. Bentuk operasi lainnya seperti:
 Cuman Willet Gausz.
 Versi Braxton Hicks.
 Pemasangan kantong karet Metreurynter.
 Episode perdarahan berat dapat terjadi setiap saat, dan
selama perdarahan ini janin dapat mati karena hipoksia.
Setelah lahir, mungkin terjadi pedarahan postpartum
karena trofoblas menginvasi segmen bawah uteri yang
kurang didukung oleh jaringan vena.
 Anemia dan syok
 Dilaporkan pasien atas nama Ny. H 33 thn G3P2A0 gravida aterm, MRS
11 Oktober 2013 pukul 02.00 wib dengan diagnosis G3P2A0 gravida
aterm belum inpartu JTH intrauterin preskep dengan Perdarahan
Antepartum et causa Plasenta previa totalis. Kesimpulan tersebut
didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan
penunjang yang dilakukan terhadap pasien.
Teori Kasus
 perdarahan tanpa nyeri, terjadi  wanita, 33 tahun G3P2A0 dengan usia
perdarahan pada usia gestasi > 22 kehamilan aterm. Pasien didapatkan
minggu, darah segar atau kehitaman keluhan utama keluarnya darah dari
dengan bekuan, perdarahan dapat jalan lahir Sejak ± 2 jam SMRS.
terjadi setelah miksi atau defekasi, Perdarahan berwarna merah segar
aktivitas fisik. tanpa disertai nyeri.

Sifat perdarahan:  Sejak ± 2 hari SMRS pasien mengaku


mengalami keluhan yang sama yaitu
 Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-
keluar darah segar dari jalan lahir
tiba.
namun darah tidak terlalu banyak
 Tanpa sebab yang jelas. dibandingkan saat ini, dan darah segar
 Dapat berulang. tidak keluar terus menerus.

 Pernah di rawat selama 5 hari pada


tanggal 8 September-12 September
2013 dengan keluhan yang sama.
Teori
Kasus
Pemeriksaan fisik
 keluarnya darah dari jalan lahir Sejak ± 2
 Pada inspeksi dijumpai: jam SMRS. Perdarahan berwarna merah
 Perdarahan pervaginam encer sampai segar tanpa disertai nyeri.
bergumpal. Pemeriksaan Fisik
 Pada perdarahan yang banyak ibu  Konjungtiva anemis (+/+)
tampak anemis.
 Tekanan darah turun:80/50
 Pemeriksaan fisik ibu.
 Nadi cepat: 112x/menit
 Dijumpai keadaan bervariasi dari
keadaan normal sampai syok.
 Kesadaran penderita bervariasi dari
kesadaran baik sampai koma.
Pada pemeriksaan dapat dijumpai:
 Tekanan darah, nadi, dan pernapasan
dalam batas normal.
 Tekanan darah turun, nadi dan
pernapasan dalam batas normal.
 Daerah ujung menjadi dingin.
 Tampak anemis.
Teori Kasus
Pemeriksaan dalam.
 Pemeriksaan dalam dilakukan di  Tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
atas meja operasi dan siap untuk
segera mengambil tindakan. Tujuan  Hasil USG pada tanggal 9 September 2013
pemeriksaan dalam untuk: menunjukkan kesan plasenta previa totalis
 Menegakkan diagnosis pasti.
 Mempersiapkan tindakan untuk  Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
melakukan operasi persalinan atau penurunan hasil pemeriksaan darah rutin
hanya memecahkan ketuban. yaitu hemoglobin, eritrosit, trombosit, dan
hematokrit dibawah nilai normal. Hal ini
 Hasil pemeriksaan dalam teraba dapat terjadi pada pasien yang mengalami
plasenta sekitar osteum uteri perdarahan.
internum.
 Pemeriksaan penunjang.
 Pemeriksaan ultrasonografi.
 Mengurangi pemeriksaan dalam.
 Menegakkan diagnosis.
Teori Kasus
Insiden  wanita, 33 tahun G3P2A0 dengan usia
 Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan aterm. Pasien didapatkan
kehamilan dengan paritas tinggi dan keluhan utama keluarnya darah dari
pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih jalan lahir Sejak ± 2 jam SMRS.
sering pada kehamilan ganda
daripada kehamilan tunggal.
placenta previa lebih sering terdapat
pada multigravida dari pada
primigravida dan pada umur yang
lanjut.
Teori Kasus
Penatlaksanaan:  Pada penderita ini dilakukan
 Terapi Ekspertatif penatalaksanaan terapi aktif pada kasus
 Terapi Aktif
ini karena sudah mencapai usia
kehamilan aterm >37 minggu, janin
hidup, perdarahan aktif dan banyak,
Terapi aktif keadaan umum jelek, Penatalaksanaan
 Rencanakan terminasi kehamilan jika: pada pasien ini sudah tepat, yaitu
penatalaksanaan aktif, pemberian infus
 Janin matur,
RL 2 jalur cor, transfusi, Transamin 3x1,
 Janin mati atau menderita anomali atatu dan terminasi perabdominal (Sectio
keadaan yang mengurangi kelangsungan Cesarea).
hidupnya ( misalnya anesefali),
 Pada perdarahan aktif dan banyak,
segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin.
 Jika terdapat plasenta letak rendah dan
perdarahan yang terjadi sangat sedikit,
persalinan pervaginam masih mungkin.
Jika tidak, lahirkan dengan seksio
sesaria.
Teori Kasus
 Perbaiki kekurangan cairan /darah  Penatalaksanaan pada pasien ini
dengan memberikan infus cairan I.V. sudah tepat, yaitu penatalaksanaan
(NaCL 0,9% atau Ringer Laktat). aktif,
 Lakukan penilaian jumlah perdarahan.  pemberian infus RL 2 Klof 2 jalur
 Jika perdarahan banyak dan cor,
berlangsung terus, persiapkan seksio  transfusi,
sesarea tanpa memperhitungkan usis  Transamin 3x1
kehamialn/prematuritas.
 terminasi perabdominal (Sectio
 Jika perdarahan sedikit dan berhenti, Cesarea).
dan fase fetus hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif
sampai persalinan atau terjadi
perdarahan banyak.
Teori Kasus
 Dimana Indikasi Seksio sesaria yaitu;  Diagnosa Plasenta previa totalis
plasenta previa sentralis, totalis dan
lateralis (posterior), panggul sempit,
Disproporsi sefalo-pelvik: yaitu
ketidakseimbangan antara ukuran
kepala dan panggul, Ruptur uteri
mengancam, partus lama, partus tak
maju, Distosia serviks, pre-eklamsi
dan hipertensi, malpresentasi janin
(letak lintang, letak bokong,
presentasi dahi dan muka, presentasi
rangkap, bila reposisi tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai