Kendala Dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo: Wero Febriadi Mandala
Kendala Dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo: Wero Febriadi Mandala
Abstrak
Penelitian ini ingin mengetahui komposisi sampah daratan dan perairan pulau kecil
padat penduduk serta kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah sehingga dapat
dirumuskan strategi yang tepat untuk mengelola sampah di pulau tersebut. Data yang
diperoleh adalah data komposisi sampah rumah tangga dan sampah lautan serta kendala
yang dihadapi pengelolaan yang ada saat ini. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa
sampah rumah tangga dominan organik sedangkan sampah lautan dominan plastik.
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Pulau Barrang Lompo adalah
perilaku penduduk, kurangnya kepedulian pemerintah, tidak ada pendampingan pada
kegiatan pengelolaan yang telah dilaksanakan, belum ada peraturan pengelolaan sampah
yang mengatur tentang pemilahan, larangan, dan sanksi, sampah kiriman, sampah lautan
yang dominan bukan termasuk plastik untuk ditabung di bank sampah, jumlah penduduk
semakin meningkat serta tingkat pendidikan penduduk yang umumnya masih rendah.
Strategi yang tepat untuk mengelola sampah di pulau ini berdasarkan komposisi sampah
dan kendala yang ada adalah penanganan secara preventif, daur ulang, dan pengomposan.
61
Wero Febriadi Mandala, Kendala dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo
62
The Journal of Fisheries Development, Januari 2016 Volume 2, Nomor 2 Hal : 61 - 68
63
Wero Febriadi Mandala, Kendala dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo
tiga kali. Sampah di dasar perairan tinggal dan menetap dan dapat
diambil dengan membentangkan mewakili pulau, pengurus dan nasabah
transek garis sepanjang 100 m pada Bank Sampah Samaturu, pemilik
dasar perairan sejajar pantai. Pada kapal, guru, dan siswa sekolah. Total
permukaan diberi tanda untuk kuesioner 110 buah dengan jumlah
menentukan awal dan akhir transek pertanyaan 50 terkait komposisi
serta mencatat titik koordinatnya. Dua sampah yang dihasilkan, kendala dan
penyelam berenang bersisian dan pengelolaan sampah. Pertanyaan yang
mencatat sampel yang berada dua dipersiapkan berdasarkan skala Likert
meter di sisi kanan dan kiri transek untuk mengetahui kekuatan persepsi
garis. Sampah dicatat dan dihitung masyarakat pada setiap topik.
berdasarkan jenisnya. Sampah kecil
dikumpulkan dan dicatat komposisi Analisis data
serta beratnya. Penentuan lokasi
Penentuan sampel timbulan
sampel berdasarkan keberadaan
sampah yang representatif berdasarkan
ekosistem lamun dan terumbu karang.
persamaan berikut (Kementerian
Sampah pantai yang ditemukan di
dasar perairan diambil sebanyak tiga Pekerjaan Umum, 2012):
kantong plastik sampah dan dilakukan
pengulangan tiga kali. Pengambilan S = Cd √ Ps
sampel sampah apung di perairan
menggunakan sero saat air pasang Efektivitas pengelolaan (bank
dengan jarak 500 m dari pantai di sampah) yang ada saat ini dihitung
bagian Utara, Timur, Selatan, dan menggunakan Overall Equipement
Barat. Pengambilan sampel dilakukan Effectiveness (Kristina, 2014):
dari titik terluar hingga mendekati
pantai. Sampel sampah yang OEE = Availabillity x Performance
ditemukan dicatat dan dihitung. X Quality
Pengambilan sampel dilakukan
pengulangan selama tiga hari dengan
interval waktu tiga hari. Sampah Proyeksi penduduk dihitung
pantai yang ditemukan mengapung di menggunakan metode geometrik:
perairan diambil sebanyak tiga Pn = Po (1+r) n
kantong plastik sampah dan dilakukan
pengulangan tiga kali. Kecepatan dan Jawaban responden akan dianalisis
arah arus dihitung pada saat menggunakan analisis menggunakan
pengambilan sampel sampah apung Severity Index
menggunakan layang arus dan
kompas. ∑ସୀ ܽx
Survey kegiatan masyarakat dalam ܵ=ܫ ݔ100
4 ∑ସୀ x
mengelola sampah meliputi
pengangkutan sampah, kegiatan 3R,
metode pembuangan sampah, dan Untuk menentukan strategi yang
dampak potensial sampah terhadap tepat dianalisis menggunakan SWOT.
lingkungan diamati dan dipantau.
Wawancara dilakukan terhadap
kelembagaan pemerintah, tokoh
masyarakat, dan penduduk yang
64
The Journal of Fisheries Development, Januari 2016 Volume 2, Nomor 2 Hal : 61 - 68
65
Wero Febriadi Mandala, Kendala dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo
kerja dan keuntungan bank sampah disebabkan karena tidak adanya sarana
dan beralasan sampah hanya sedikit. dan prasarana kebersihan berupa TPA,
Sampah rumah tangga paling petugas kebersihan, serta larangan
banyak adalah organik karena 56% membuang sampah di laut, kurangnya
rata-rata sampah rumah tangga di kepedulian pemerintah dalam menjaga
Indonesia adalah sisa makanan. keberlanjutan program pengelolaan
Sampah lautan yang jumlahnya paling yang telah ada, tidak ada
banyak ditemukan adalah jenis plastik. pendampingan pada kegiatan
Kayu adalah sampah lautan yang pengelolaan yang telah dilaksanakan,
paling berat ditemukan pada pantai. belum ada peraturan pengelolaan
Jumlah sampah lautan paling banyak sampah yang mengatur tentang
dan paling berat yang berada di pantai pemilahan, larangan, dan sanksi,
dibandingkan jika berada di ekosistem sampah lautan yang datang dan
padang lamun dan terumbu karang. sampai di pulau (kiriman) akibat
Tetapi bila sampah tersebut terbawa arus, jumlahnya akan terus
mengapung di perairan jumlahnya bertambah serta terakumulasi dengan
banyak dikarenakan berat sampah di sampah yang dibuang penduduk,
permukaan air (apung) lebih ringan sampah lautan yang dominan adalah
akibat terbawa arus dibandingkan di jenis sampah plastik yang bukan
ekosistem padang lamun dan termasuk plastik untuk ditabung di
ekosistem terumbu karang yang bank sampah, sampah rumah tangga
sampahnya tenggelam dan berada dominan organik sisa makanan,
pada substrat. Sampah plastik yang jumlah penduduk yang akan terus
berada di dasar perairan berat dan meningkat serta tingkat pendidikan
tenggelam karena pada saat terbawa penduduk yang umumnya hanya tamat
arus, pasir masuk dan mengisi ruang SD.
kosong di dalamnya. Komposisi Berdasarkan hasil analisa SWOT,
sampah di Pulau Barrang Lompo strategi yang tepat untuk pengelolaan
dipengaruhi oleh aktivitas rumah sampah Pulau Barrang Lompo adalah
tangga, tingkat pendapatan, pekerjaan, pencegahan terhadap sampah yang
konsumsi produk dan sampah kiriman. semakin meningkat melalui penguatan
Penduduk Pulau Barrang Lompo perilaku bersih sebagai kebutuhan,
umumnya membuang sampah dengan pemilahan sampah pada sumber,
dua cara yakni dibakar atau dibuang himbauan dan sosialisasi yang terus
ke laut dengan alasan tidak tahu harus menerus sambil melalukan daur ulang
membuang sampah ke mana, plastik dan pengomposan. Ketiga hal
merupakan kebiasaan, ada lahan ini perlu dilakukan sekaligus
kosong, tidak ada tempat sampah dan mengingat jumlah penduduk yang
petugas kebersihan, tidak ada TPA, terus meningkat setiap tahunnya.
tetangga juga membuang sampah ke Berdasarkan data tahun 2013, jumlah
laut, tidak ada yang melarang, sampah penduduk Pulau Barrang Lompo
hanya sedikit, dan sampah nanti akan adalah 4.561 jiwa dengan kepadatan
terbawa air laut sehingga pantai tetap penduduk 9.308 jiwa/km2. Padahal
bersih. kepadatan penduduk ideal untuk
Kendala pengelolaan sampah di mendapatkan ruang hidup adalah 500
Pulau Barrang Lompo adalah perilaku jiwa/km2 (BPS, 2013). Jika
penduduk yang membuang sampah di diproyeksikan 25 tahun yang akan
laut serta dengan cara membakar datang jumlah penduduk akan
66
The Journal of Fisheries Development, Januari 2016 Volume 2, Nomor 2 Hal : 61 - 68
mencapai 7.340 jiwa pada tahun 2038 A., Varadarajan, S., Wenneker, B.,
yang artinya memiliki kepadatan Westphalen, G. 2009. UNEP/IOC
penduduk 14.980 jiwa/km2. Hal ini Guidelines on Survey and
membutuhkan perhatian lebih bagi Monitoring of Marine Litter.
Pemerintah Kota untuk memberikan UNEP Regional Seas Reports and
solusi yang tepat bagi penduduk Pulau Studies, No. 186; IOC Technical
Barrang Lompo Series No. 83, Nairobi,
Kenya/Paris Cedex, France,
(http://www.unep.org/regionalseas
PENUTUP /marinelitter/publications/docs/Ma
rine_Litter_Survey_and_Monitorin
Kesimpulan g_Guidelines.pdf, diakses 13
Maret 2014)
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah: Sampah penduduk penduduk Kementerian Pekerjaan Umum. 2012.
dominan adalah organik sedangkan Materi Bidang Sampah I.
sampah lautan yang dominan adalah Diseminasi dan Sosialisasi
plastik. Kendala utama pengelolaan Keteknikan Bidang PLP,
sampah di Pulau Barrang Lompo Direktorat Jenderal Cipta karya,
adalah perilaku penduduk yang Jakarta
membuang sampah ke laut. Strategi Kristanti, E. Y. 2010. “Pulau Sampah
yang tepat untuk mengelola sampah di Rakasa Siap Jadi saingan Hawaii”.
pulau ini berdasarkan komposisi Viva News (Online),
sampah dan kendala yang ada adalah (http://dunia.news.viva.co.id/news/
pencegahan secara preventif, daur read/161675-pulau-sampah-
ulang, dan pengomposan. raksasa-siap-jadi-saingan-hawaii,
diakses 10 Maret 2014)
DAFTAR PUSTAKA Kristina, H. J. 2014. Model
Konseptual untuk Mengukur
Burhanuddin, F. Selintung, M. dan Adaptabilitas Bank Sampah di
Wikantari, R. 2012. Prioritas Indonesia. Jurnal TI Undip, Vol
Pengembangan Infrastruktur IX, No. 1, Januari 2014, Online
Berkelanjutan di Pulau Barrang (http://ejournal.undip.ac.id/index.p
Lompo dengan Menggunakan hp/jgti/article/view/6027/5163,
Metode Analisis AHP (Analytic diakses 05 Pebruari 2014)
Hierarchy Process). J. J. Sains dan Nur, M. I., La Ane, R., dan Selomo M.
Teknologi,. Juni 2012. Vol. I. No 2013. Faktor Risiko Sanitasi
1:70-80, Online Lingkungan Rumah terhadap
(http://ejournal.undip.ac.id/index.p Kejadian, Kecacingan pada Murid
hp/ijms/article/view/1620, diakses Sekolah Dasar di Pulau Barrang
04 Maret 2014) Lompo Kota Makassar Tahun
Cheshire, A.C., Adler, E., Barbière, J., 2013, Online
Cohen, Y., Evans, S., Jarayabhand, (http://repository.unhas.ac.id/bitstr
S., Jeftic, L., Jung, R.T., Kinsey, eam/handle/123456789/6049/jurna
S., Kusui, E.T., Lavine, I., l.pdf?sequence=1, diakses 28
Manyara, P., Oosterbaan, L., Januari 2014)
Pereira, M.A., Sheavly, S., Tkalin,
67
Wero Febriadi Mandala, Kendala dan Strategi Pengelolaan Sampah Pulau Barrang Lompo
68