Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PROYEK INSTALASI LISTRIK

PERUMAHAN BUKIT CLUSTER

DI SUSUN OLEH :

ACHMAD YANI SADIKIN

2D – D3 TEKNIK LISTRIK

1931120069

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2020


Perumahan Claster terdiri dari 150 rumah dengan (type 70/135, 70/276, 54/250,
masjid, sekolahan SD dan Gudang logistik serta PJU di lokasi sekitar perumahan tersebut.
Kebutuhan sambungan daya pada perumahan claster adalah sbb:

DATA RUMAH
1. RUMAH TYPE 70/135 , 2 Lt ( 9X15 ) = 90 RMH
Daya masing2 rumah = 2200 VA
2. RUMAH TYPE 70/276, 2 Lt ( 12X23 ) = 48 RMH
Daya masing2 rumah = 3500 VA
3. RUMAH TYPE 54/250, 1 LT ( 10X25) = 10 RMH
Daya masing2 rumah = 1300 VA
4. FASILATAS SEKOLAH SD = 1 GEDUNG
Daya listrik = 4400 VA
5. Masjid dilengkapi dengan pompa AIR = 1 GEDUNG
Daya listrik = 5500 VA
6. Indomaret danGudang Logistik = 2 GEDUNG
Daya listrik masing2 = 16500VA
7. PJU ( Penerangan Jalan Umum) = 35 tiktik beban
Daya listrik = 6600VA

 Keutuhan sambungan daya pada komplek per rumah adalah :

1. RUMAH TYPE 70/135 , 2 Lt ( 9X15 ) = 90 RMH


Daya masing2 rumah = 2200 VA
Jadi daya total untuk rumah type 70/135 adalah :
𝐷𝑎𝑦𝑎 = 2200 × 90 = 198 𝑘𝑉𝐴
2. RUMAH TYPE 70/276, 2 Lt ( 12X23 )= 48 RMH
Daya masing2 rumah = 3500 VA
Jadi daya total untuk rumah type 70/276 adalah :
𝐷𝑎𝑦𝑎 = 3500 × 48 = 168 𝑘𝑉𝐴
3. RUMAH TYPE 54/250, 1 LT ( 10X25) = 10 RMH
Daya masing2 rumah = 1300 VA
Jadi daya total untuk rumah type 54/250 adalah :
𝐷𝑎𝑦𝑎 = 1300 × 10 = 13 𝑘𝑉𝐴
4. FASILATAS SEKOLAH SD = 1 GEDUNG
Daya listrik = 4400 VA
5. Masjid dilengkapi dengan pompa AIR= 1 GEDUNG
Daya listrik = 5500 VA
6. Indomaret dan Gudang Logistik = 2 GEDUNG
Daya listrik masing2 = 16500VA
Jadi daya total untuk rumah type 54/250 adalah :
𝐷𝑎𝑦𝑎 = 1300 × 10 = 13 𝑘𝑉𝐴
7. PJU ( Penerangan Jalan Umum) = 35 tiktik beban
Daya Listrik = 6600VA
PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR
DAN PHB YANG AKAN DIGUNAKAN
Dalam pemilihan trafo harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :
 Faktor keserempakan beban
 Faktor perkembangan beban untuk beberapa tahun mendatang
Maka dari sini kita dapat menentukan trafo dengan daya total pada komplek perumahan yang
terdiri dari :

TOTAL
DAYA
LOKASI JUMLAH DAYA
(VA)
(VA)

RUMAH TYPE
90 2200 198000
70/135, 2 Lt (9x15)

RUMAH TYPE
70/276, 2 Lt 48 3500 168000
(12x23)
`RUMAH TYPE
54/250, 1 Lt 10 1300 13000
(10x25)
FASILITAS
1 4400 4400
SEKOLAH SD
MASJID 1 5500 5500
INDOMARET dan
GUDANG 2 16500 33000
LOGISTIK
PJU 35 6600 6600
Total 428500
*Faktor keserempakan beban yang digunakan yaitu 60%
Untuk kemungkinan perluasan beban pada tahun mendatang, maka direncanakan dengan
penambahan presentase cadangan beban yaitu sebesar 20%, sehingga kapasitas daya trafo yang
terpasang yaitu :
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 428500𝑉𝐴
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 514200𝑉𝐴
Jadi menggunakan trafomator 1000 kVA, dengan tegangan 20 kV
 Arus primer pada trafo :
𝑆 1000000
𝐼𝑛 = = = 288.68 𝐴
√3 × 𝑉𝑝 √3 × 20000
 Penghantar :
𝐼𝑘ℎ𝑎 = 125% × 𝐼𝑛 = 1.25 × 288.68 = 360.85 𝐴
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 150 mm2 dengan KHA 423 A
 Karena perumahan berlangganan TR maka setelah dilihat dari TDL ( Tarif Dasar
Listrik) daya tertinggi untuk TR adalah 197000VA
 Karena daya total terpasang pada transfomator 514200 VA dan berlangganan TR maka
direncanakan menggunakan 3 GTT dengan masing masing GTT dengan 20 kV dengan
langganan 197000 VA
A. PEMBAGIAN BEBAN PADA TRANSFORMATOR GTT

 Rincian pembagian daya pada GTT 1

Total
Daya Total
Jalur Beban Jumlah Daya Keterangan
(VA) Beban
(VA)
RUMAH TYPE Tarikan fasa
1 64 2200 140800 140800
70/135 RST
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 140800𝑉𝐴
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 168960𝑉𝐴
*Berlangganan TR 197000VA dengan arus pembatas 3x300A
 Rincian pembagian daya pada GTT 2

Total
Daya Total
Jalur Beban Jumlah Daya Keterangan
(VA) Beban
(VA)
RUMAH TYPE Tarikan fasa
1 26 2200 57200
70/135 RST
141200
RUMAH TYPE Tarikan fasa
2 24 3500 84000
70/276 RST
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 141200𝑉𝐴
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 169,440𝑉𝐴
*Berlangganan TR 197000VA dengan arus pembatas 3x300A

 Rincian pembagian daya pada GTT 3

Total
Daya Total
Jalur Beban Jumlah Daya Keterangan
(VA) Beban
(VA)
RUMAH TYPE Tarikan fasa
1 24 3500 84000
70/276 RST
RUMAH TYPE Tarikan fasa
2 10 1300 13000
54/250 RST
Tarikan fasa
3 SEKOLAH SD 1 4400 4400
R
146500
Tarikan fasa
4 MASJD 1 5500 5500
S
Tarikan fasa
5 INDOMARET 2 16500 33000
RST
Tarikan fasa
6 PJU 35 6600 6600
T
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 120% × 143000𝑉𝐴
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 171600𝑉𝐴
*Berlangganan TR 197000VA dengan arus pembatas 3x300A
B. PENENTUAN PHB TR
 Kapasitas trafo = 200 kVA
 Tegangan = 20 kV/400 V
 Jumlah jurusan = 3 Jurusan
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 200000
𝐼𝑛 = = = 288.675 𝐴
√3 × 𝑉 √3 × 400
𝐼𝑛 288.675
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 = = = 96.225 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑢𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 3
Jadi, tiap jurusan menggunakan pengaman NH fuse dengan rating 100 A dengan
merk df – electric.
Untuk MCCB pada GTT 1, 2 dan 3, sesuai dengan TDL, untuk langganan 197
kVA menggunakan pengaman utama 3x300 A.
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCCB scheineder type NS400 3 Pole
dengan kapasitas 320 A
Pemilihan Cut Out
Karakteristik utama suatu cut-out adalah sehubungan dengan kebuuhan antara
waktu dan arus. Hubungan antara minimum melting dan maksimum clearing time,
ditentukan dari test data yang menghasilkan karakteristik waktu dan arus. Kurva
minimum melting time dan maksimum clearing time adalah petunjuk yang penting
dalam penggunaan fuse link pada system yang dikoordinasikan.
Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya
Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari
gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse
Cut Out juga sering ditemukan pada setiap transformator.

Factor-faktor dalam pemilihan fuse cut-out


Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan
arus gangguan yang mungkin terjadi. Keempat factor di atas ditentukan dari tiga buah
rating cut-out, yaitu :

1) Pemilihan rating arus kontinyu


Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar arus
arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung. Dalam
menentukan arus beban dari saluran, pertimbangan arus diberikan pada kondisi
normal dan kondisi arus beban lebih (over load).

2) Pemilihan Rating tegangan


 Tegangan system fasa atau fasa ke tanah maksimum.
 System pentanahan.
 Rangkaian satu atau tiga fasa.
Sesuai dengan teganga sisitem dijatim maka rated tegangan cut-out
dipilih sebesar 20 kV dan masuk ke BIL 150.
3) Pemilihan rating Pemutusan.
Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi dengan gawai proteksi
arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer, dengan kemampuan atau
setelan tidak lebih dari 250 % dari arus pengenal transformator.
Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut :
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝐶𝑂 = × 250%
√3 × 20𝑘𝑉
200𝑘𝑉𝐴
𝐼𝐶𝑂 = × 250% = 14.43 𝐴
√3 × 20𝑘𝑉
Dalam perencanaan ini digunakan CO dengan perhitungan 250 % dikalikan
dengan arus pengenal transformator pada sisi primer, yaitu 16 A.
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan. Oleh karena itu dipilih HUBBELL CO
dengan arus sebesar 200 A, yang mempunyai spesifikasi umum sebagai berikut :
 Type : CP710342
 Tegangan nominal : 27 kV
 Arus Nominal : 200 A
 Interupting RMS : 10 kA

*keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog.

1. Pemilihan Araster
Arester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Karena
kepekaan arester terhadadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan
tegangan sistem. Pemilihan arester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi
dasar yang sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi,
sehingga didapatkan perlindungan yang baik. Pada pemilihan arester ini dimisalkan
tegangan impuls petir yang datang berkekutan 400 kV dalam waktu 0.1 µs, jarak titik
penyambaran dengan transformator 5 Km.
Pada jaringan tegangan menengah arester ditempatkan pada sisi tegangan tinggi
(primer). Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 kV sama seperti tegangan pada
sistem. Hal ini dimasudkan agar pada tegangan 20 kV arester tersebut masih tetap
mampu memutuskan arus dari sistem.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem, sehingga :
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 110% × 20𝑘𝑉 = 22𝑘𝑉 ,dipilih arester dengan tegangan teraan 24kV.
Koefisien pertanahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms
fasa ke tanah dalam kondisi gangguan. Untuk menentukan tegangan puncak (Vrms)
antar fasa dengan ground digunakan persamaan :
𝑉𝑚 22 𝑘𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = = = 15.56 𝑘𝑉
√2 √2
Dari persamaan diatas maka diperoleh persamaan untuk tegangan fasa dengan
ground pada sistem 3 fasa didapatkan persamaan :
𝑉𝑟𝑚𝑠 × √2 15.56 × √2
𝑉𝑟𝑚𝑠 = = = 12.65 𝑘𝑉
√3 √3
𝑉𝑚(𝐿−𝐺) 12.65 𝑘𝑉
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 = = = 0.81
𝑉𝑟𝑚𝑠 15.56 𝑘𝑉

 Tegangan pelepasan arester


Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus
pelepasan, tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap
petir.
Tegangan yang sampai pada arester :
𝑒 400 𝑘𝑉
𝐸= = = 133.33𝑘𝑉
𝐾 × 𝑥 0.0006 × 5

 Arus pelepasan nominal


2𝑒 − 𝐸
𝐼=
𝑍+𝑅
Z adalah impedansi saluran yang diabaikan karena jarak perambatan
sambaran tidak melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu ke GTT
yang lain berjarak antara 8 Km sampai 10 Km. (SPLN 52-3,1983:11)
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠 100% 105 𝑘𝑉
𝑅= = = 42 Ω
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑎𝑡 2.5
2 × 400𝑘𝑉 − 133.33
𝐼= = 15.8 𝑘𝐴
0 + 42 Ω
Jatuh tegangan pada arester dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
𝑉 =𝐼×𝑅
Sehingga tegangan pelepasan arester didapatkan sesuai persamaan :
𝑒𝑎 = 𝐸𝑜 + (𝐼 × 𝑅)

 Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)


Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flyover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga E adalah :
𝐸 = 1.2 𝐵𝐼𝐿 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐸 = 1.2 × 125 𝑘𝑉 = 150 𝑘𝑉
BIL yang dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengan standart
suatu gelombang 1.2x50µs. Sehingga isolasi dari peralatan – peralatan listrik
harus mempunyai karakteristik ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari
BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL arester yang sama dengan BIL transformator
yaitu 150 kV.

 Margin perlindungan arester


Untuk menghitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
𝐵𝐼𝐿
𝑀𝑃 = ( ) × 100%
𝑒𝑎 − 1
150 𝑘𝑉
𝑀𝑃 = ( ) × 100% = 125.28%
133,33 − 1
Berdasarkan rumus diatas ditentukan tingkat perlindungan untuk trafo
daya. Kriteria yang berlaku untuk MP>20% dianggap cukup untuk melindungi
transformator.

 Jarak penempatan arester dengan peralatan


Penempatan arester yang baik adalah menempatkan arester sedekat
mungkin dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arester dengan peralatan yang
dilindungi digunakan persamaan sebagai berikut :
2×𝐴×𝑥
𝐸𝑝 = 𝑒𝑎 +
𝑣
2 × 4000𝑘𝑉/µ𝑠 × 𝑥
125 = 133.33 𝑘𝑉 +
300𝑚/µ𝑠
8.3 = 26.6𝑥
𝑥 = 0.31 𝑚
Jadi jarak arester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi.
Perhitungan jarak penempatan arester diatas digunakan untuk transformator
tiang.

Berdasarkan keterangan diatas maka pemilihan BIL arester harus


mempunyai kemampuan yang sama atau diatas tegangan 150 kV.
2. Pentanahan pada GTT
Pada pertanahan arester, body trafo, dan body panel harus mempunyai tahanan
maksimum 5 Ω. Dalam pertanahan ini menggunakan sistem pertanahan elektroda
batang tunggal dengan catatan :
1. Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis (ρ) : 100 Ω/m
2. Luas penampang elektroda adalah 5/8”Cu telanjan
r = 7.94 mm
3. Menggunakan sistem pertanahan elektroda batang tunggal
4. Panjang elektroda = 3 meter
5. Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
𝜌 4𝐿
𝑅 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝐼𝑛 − 1)
2×𝜋×𝐿 𝑎
100 4×3
𝑅 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 = 2×𝜋×3 (𝐼𝑛 0.00794 − 1) = 33.5 Ω Tidak memenuhi syarat

karena lebih dari 5Ω. Kemudian menggunakan konfigurasi DOUBLE


STRAIGHT
𝐼 3
𝑘 = 𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 = 5.9
𝑟 0.00794
𝐼+𝐿 1+3
𝑥= = = 1.33
𝐿 3
𝐼𝑛 × 𝑥 𝐼𝑛 × 1.33
𝑚= = = 0.048
𝑘 5.9
1 + 2𝑚 1 + 2(0.048)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑓𝑖𝑔𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = = = 0.548
2 2
𝜌
𝑅𝑝𝑡 = × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑓𝑖𝑔𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
2×𝜋×𝐿
100
𝑅𝑝𝑡 = × 0.548 = 2.9Ω
2×𝜋×3
Memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pertanahan yang diperoleh dengan pertanahan elektroda batang
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2.9 Ω. Sehingga memenuhi
persyaratan PUIL.
Perhitungan Penghantar

A1 B1 A2 B2 A3 B3 C3

 GTT 1
o Beban A1
Beban yang dipikul : 32 Rumah Type 70/135 : 70400 VA

70400
𝐼𝑛 = = 106.96 𝐴
√3 × 380

o Beban B1
Beban yang dipikul : 32 Rumah Type 70/135 : 70400 VA
70400
𝐼𝑛 = = 106.96 𝐴
√3 × 380
 GTT 2
o Beban A2
Beban yang dipikul : 26 Rumah Type 70/135 : 57200 VA

57200
𝐼𝑛 = = 86.906 𝐴
√3 × 380

o Beban B2
Beban yang dipikul : 24 Rumah Type 70/276 : 84000 VA
84000
𝐼𝑛 = = 127.62 𝐴
√3 × 380
 GTT 3
o Beban A3
Beban yang dipikul : 14 Rumah Type 70/135 : 49000 VA

49000
𝐼𝑛 = = 74.447 𝐴
√3 × 380

o Beban B3
Beban yang dipikul : 6 Rumah Type 70/276 : 21000 VA
: 10 Rumah Type 54/250 : 13000 VA
: Sekolah SD : 4400 VA
: Masjid : 5500 VA
: 35 Titik PJU : 6600 VA
Total : 50500 VA
50500
𝐼𝑛 = = 76.727 𝐴
√3 × 380
o Beban C3
Beban yang dipikul : 4 Rumah Type 70/135 : 14000 VA
: 2 Gubuk + Indomaret : 33000 VA
Total : 47000 VA
47000
𝐼𝑛 = = 71.41 𝐴
√3 × 380

Luas Penampang
 GTT 1
o (A1)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 106.96 = 133.7 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 300 × 106.96
𝐴= = 84.442 𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 95 mm2 dengan KHA 315 A
o (B1)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 71.41 = 89.26 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 300 × 71.41
𝐴= = 84.442 𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 95 mm2 dengan KHA 315 A
 GTT 2
o (A2)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 86.906 = 108.63 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 250 × 86.906
𝐴= = 57.175 𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 70 mm2 dengan KHA 275 A
o (B2)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 127.62 = 159.52 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 290 × 127.62
𝐴= = 97.394 𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 100 mm2 dengan KHA 325
A
 GTT 3
o (A3)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 74.447 = 93.06 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 130 × 74.447
𝐴= = 25.47 𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 35 mm2 dengan KHA 167 A
o (B3)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 76.727 = 95.91 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 1875 × 76.727
𝐴= = 378,587𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 400 mm2 dengan KHA 810
A
o (C3)
V = 380 V
∆V = 3000% x 380 = 11.4 V
𝐼𝐾𝐻𝐴 = 1.25 × 71.41 = 89.26 𝐴
𝜌×𝑙×𝐼
𝐴=
∆𝑉
0.03 × 200 × 71.41
𝐴= = 37.584𝑚𝑚2
11.4
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel AAAC/S 50 mm2 dengan KHA 200 A
Perhitungan PJU
Jalan pada perumahan memiliki data sebagai berikut
1.) Required illumination 15 lux
2.) Wide ( W ) 8 m
3.) Height of the lamp ( h ) 13m
4.) Spacing (s) 45m
5.) Angle above horizontal 5 deegre
6.) Maintenance factor ( M ) 0.75
7.) Over hung (oh) 0.65 m

Perhitungan UTILIZATION
𝑊 − 𝑂𝐻 8 − 0.65
𝐵/𝐻( 𝑟𝑜𝑎𝑑𝑠𝑖𝑑𝑒 ) = = = 0.56
ℎ 13
𝑂𝐻 0.65
𝐵/𝐻( 𝑝𝑎𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠𝑖𝑑𝑒 ) = = = 0.05
ℎ 13
Dari garis di dapat ( UTILIZATION CURVES )
U1= 0.08 ( pavement side ) U2= 0.25 ( road side )
Maka U= U1+U2 = 0.08 + 0.25 = 0.33
Jadi besarnua lumen yang harus diberikan untuk tiap-tiap lampu sebesar :
𝐸𝑥𝑊𝑋𝑆 15 𝑥 8 𝑥45
𝐹= = = 29090.9 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛
𝑈𝑥𝑀𝑥𝐾 0.33𝑥0.75𝑥0.75
Jadi lampu yang di pilih adalah Philips type BRP383 LED386/NW 280W 220-240V DM
PSR dengan lumen 38600 lm
PENGHANTAR
6600
𝐼𝑛 = = 30 𝐴
220
𝐿 × 𝐼 × 𝜌 × 𝐶𝑂𝑆 𝜙
𝐴=
∆𝑉
1575 × 30 × 0.03 × 0.9
𝐴= = 64.43
6.6
𝑉 = 220 × 3% = 6.6 𝑉
𝐼𝑘ℎ𝑎 = 125% × 𝐼𝑛 = 1.25 × 30 = 37.5 𝐴
Jadi, luas penampang yang dipilih kabel NFA2X-T 2x25 + 1x25 mm2 dengan KHA 103 A
PENTANAHAN TITIK BINTANG TRAFO DAN PENTANAHAN GI
Diketahui :
Jenis tanah : tanah liat
L :5m
ρ tanah : 100
a : 1963 mm2
r : 2.5 mm
diameter ; 50 mm

Rp = 20 Ω menggunakan electrode batang

Jadi menggunakan K = 3
Factor pengali square
1 + 2𝑚 + 𝑞
=
4
1+𝐿 1+5
𝐼𝑛 ( 𝐿 ) 𝐼𝑛 ( )
𝑚= = 5 = −0.13
𝐿 5
𝐼𝑛 𝑟 𝐼𝑛 20
1 + 2𝐿 1 + (2 × 5)
𝐼𝑛 ( 2𝐿 ) 𝐼𝑛 ( 2 × 5 )
𝑞= = = −0.068
𝐿 5
𝐼𝑛 𝑟 𝐼𝑛 20
100 × 3 1 + 2 × (−0.13) + (−0.068)
𝑅𝑝𝑡 = × = 1.60Ω
2 × 3.14 × 5 4
SANGKAR FARADAY

Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo, sesuai dengan katalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi adalah
500 mm. dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 500 m. Sehingga dapat
terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :
Panjang (L) : 1200 mm
Lebar (W) : 780 mm
Tinggi (H) : 1320 mm

Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut :


Panjang : (jarak aman trafo + panjang tangan manusia) x 2 + panjang trafo
: (500 + 500) x 2 + 1200 mm
: 3200 mm
Lebar : (jarak aman trafo + panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: (500 + 500) x 2 + 780 mm
: 2780 mm
Tinggi : (jarak aman trafo + panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: (500 + 500) x 2 + 1320 mm
: 3320 mm
PEMILIHAN PERANGKAT KUBIKEL

 PEMILIHAN NH FUSE
𝐹𝑢𝑠𝑒 = 400% × 𝐼𝑝 = 400% × 5.773 𝐴 = 23.092 𝐴

 PEMILIHAN CB
𝐹𝑢𝑠𝑒 = 250% × 𝐼𝑝 = 250% × 5.773 𝐴 = 14.432 𝐴

 PEMILIHAN CT (CURRENT TRANSFORMER)


CT dipilih berdasarkan daya yang dimiliki oleh trafo dan juga cubicle yang digunakan
:
𝑉𝑝 = 20 𝑘𝑉
𝑉𝑠 = 400 𝑉
𝑆 = 200 𝑘𝑉𝐴

𝑆 200000
𝐼𝑝 = = = 5.773 𝐴
𝑉𝑝 × √3 20000 × √3
20000
𝐼𝑠 = 5.773 × = 288.675 𝐴
400
Dari data pemilihan cubicle dapat dipilih CT dengan spesifikasi sebagai berikut :
DM – 1A
o Single primary
o Double secondary winding for measurement and protection

 PEMILIHAN PT (POTENTIAL TRANSFORMER)


CT dipilih berdasarkan daya yang dimiliki oleh trafo dan juga cubicle yang digunakan
:
𝑉𝑝 = 20 𝑘𝑉
𝑉𝑠 = 400 𝑉
𝑆 = 200 𝑘𝑉𝐴
𝑆 200000
𝐼𝑝 = = = 5.773 𝐴
𝑉𝑝 × √3 20000 × √3
20000
𝐼𝑠 = 5.773 × = 288.675 𝐴
400
Dari data cubicle dapat di pilih PT dengan spesifikasi sebagai berikut :

PEMILIHAN KOMPONEN PADA LV PANEL

 Beban AI
Daya :70400 VA

70400
𝐼𝑛 = = 106,96 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 106,96
= 133.7 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
133.7 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 15 x 2 mm, dengan penampang 30mm2
Berat 0.27 Kg/m.

PMT = 115% x In
= 1.15 x 106,96
= 123 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX160F dengan
kapasitas 125 A

 Beban BI
Daya :70400 VA

70400
𝐼𝑛 = = 106,96 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 106,96
= 133.7 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
133.7 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 15 x 2 mm, dengan penampang 30mm2
Berat 0.27 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 106,96
= 123 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX160F dengan
kapasitas 125 A
 Beban A2
Daya :70400 VA

57200
𝐼𝑛 = = 86,9 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 86.9
= 108.625 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
108.625 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 12 x 2 mm, dengan penampang 24
mm2
Berat 0.23 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 108.625
= 124.92 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX160F dengan
kapasitas 125 A

 Beban B2
Daya :84000 VA

84000
𝐼𝑛 = = 127.624 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 127.624
= 159.53 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
159.53 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 15 x 3 mm, dengan penampang 45 mm2
Berat 0.40 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 127.624
= 146.76 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX160F dengan
kapasitas 160 A

 Beban A3
Daya :49000 VA

49000
𝐼𝑛 = = 74.44 𝐴
√3𝑥380
KHA = 125% x In
= 1.25 x 74.44
= 93.05 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
93.05 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 12 x 2 mm, dengan penampang 24 mm2
Berat 0.23 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 74.44
= 85.606 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX100F dengan
kapasitas 100 A

 Beban B3
Daya :50500 VA

50500
𝐼𝑛 = = 76.72 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 76.72
= 95.9 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
95.9 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 12 x 2 mm, dengan penampang 24 mm2
Berat 0.23 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 76.72
= 88.23 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX100F dengan
kapasitas 100 A

 Beban C3
Daya :49000 VA

49000
𝐼𝑛 = = 71.41 𝐴
√3𝑥380

KHA = 125% x In
= 1.25 x 71.41
= 89.26 A
Menggakan busbar dengan menggunakan tembaga (cu) yang dilapisi dengan lapisan
konduktif jumlah batang satu buah,sesuai dengan PUIL 2000 dengan KHA sebesar
89.26 A di dapatkan ukuran busbar sebesar 12 x 2 mm, dengan penampang 24 mm2
Berat 0.23 Kg/m

PMT = 115% x In
= 1.15 x 71.41
= 82.22 A
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih MCB scheineder type NSX100F dengan
kapasitas 100 A

Anda mungkin juga menyukai