Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

OBSTETRI GINEKOLOGI
TAHUN 2020

i
DAFTAR ISI

1 DAFTAR ISI ......................................................................................................... i


2 PANDUAN PRAKTIK KLINIK PERSALINAN DENGAN RIWAYAT SECTIO 1
CAESARIA ..........................................................................................................
3 PANDUAN PRAKTIK KLINIK MIOMA UTERI .................................................... 4
4 PANDUAN PRAKTIK KLINIK ABORTUS INKOMPLIT ....................................... 6
5 PANDUAN PRAKTIK KLINIK KISTA OVARIUM ................................................. 9
6 PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEHAMILAN EKTOPIK ........................................ 11

i
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

PERSALINAN DENGAN
RIWAYAT SECTIO CAESARIA

Pengertian Persalinan pada ibu hamil apabila ada indikasi riwayat sectio
secaria sebelumnya. Hal demikian bukan merupakan indikasi yang
menetap maka dapat dicoba dengan persalinan per vaginam.
Keberhasilan persalinan per vaginam pada ibu dengan riwayat
sectio secaria sangat tergantung pada motivasi ibu dan penolong
persalinan.
Anamnesis 1. Riwayat sectio secaria satu kali.
Pemeriksaan - Status Generalis
Fisik - Status Obstetri
Kriteria Diagnosis ditegakkan berdasar rekam medis, anamnesis, dan
Diagnostik pemeriksaan fisik persalinan yang lalu dilakukan sectio secaria
Diagnosis Kerja Persalinan dengan riwayat sectio secaria
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan - Pemeriksaan USG.
Penunjang - Pemeriksaan KTG.
Tata Laksana Direncanakan untuk dilakukan Sectio Secaria primer setelah
Tindakan operatif kehamilan 37 mingu, apabila ditemukan :
1. Indikasi Sectio Secaria sebelumnya adalah penyebab tetap
seperti panggul sempit absolut, kaleainan jantung dan lain –
lain.
2. Bila diketahui jenis insisi sectio secaria sebelumnya adalah insisi
korporal ( sectio secaria klasik )
3. Bila sectio secaria sudah dilakukan 2 kali atau lebih. Dianjurkan
kuat untuk tindakan sterilisasi pada ibu atau suaminya.

Bila penyebab sectio secaria bukan penyebab tetap dan tidak ada
kontribusi, ibu dicoba untuk melahirkan pervaginam.
Ibu harus dianjurkan untuk mau mencoba persalinan pervaginam
dan dijelaskan keuntungan persalinan pervaginam antara lain lebih
rendahnya mortalitas ibu dan anak pada persalinan pervaginam,
lebih singkat lama perawatan dan lebih murah biayanya.
Ibu juga harus diberitahu tentang kontraindikasi kemungkinan gagal
dan kemungkinan adanya komplikasi ( untuk mendapat informed
consent ) :
- Riwayat 1 kali sectio secaria dengan insisi segmen bawah
rahim

1
- Secara klinis panggul adekuat atau imbang fetopelvik baik.
- Tidak ada bekas ruptur uteri atau bekas operasi lain pada
uterus.
- Tersedianya tenaga yang mampu untuk melaksanakan
monitoring persalinan dan sectio secaria emergensi.
- Sarana dan personil anestesi siap untuk menangani sectio
secaria darurat.
- Riwayat sectio sacaria klasik
- Riwayat sectio secaria dengan insisi T
- Riwayat ruptur uteri
- Riwayat komplikasi operasi sectio secaria dengan laserasi
serviks yang luas
- Riwayat sayatan uterus lainnya contohnya miomektomi
- Disproporsi sefalopelviks yang jelas
- Pasien menolak persalinan pervaginam
- Panggul sempit
- Adanya komplikasi medis dan obtetrik yang merupakan
kontraindikasi persalinan pervaginam

Dilakukan penilaian skor menurut VBAC atau Flam Geiger


Flam Geiger Score
No Kriteria Nilai
1 Usia dibawah 40 thn 2
2 Riwayat persalinan pervaginam
- Sebelum dan setelah sectio 4
secaria
- Setelah sectio secaria pertama 2
- Sebelum sectio secaria 1
- Belum pernah 0
3 Indikasi sectio secaria pertama bukan 1
kegagalan kemajuan persalinan
4 Pendataran serviks pada saat masuk
rumah sakit
- > 75 % 2
- 25 – 75 % 1
Interpretasi :
Nilai 0 – 2 : 49 % kemungkinan persalinan pervaginam
Nilai 3 – 8 : 50 – 94 % kemungkinan persalinan pervaginam
Nilai 8 – 10 : 95 % kemungkinan persalinan pervaginam

Kala I
- Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan persediaan
darah.
- Dokter anestesi dan Dokter anak harus diberitahu akan
kemungkinan dilakukan tindakan sectio secaria sewaktu –
waktu.
- Infus dipasang selama persalinan.
- Selama fase aktif dilakukan pemantauan denyut jantung
janin secara kontinyu. Bila terjadi inersia uteri hipotonik

2
dilakukan amniotomi, observasi his selama 1 jam, bila tidak
ada perbaikan lakukan sectio secaria.
Kala II.
Bila kepala diatas station 0 :
- Pimpin meneran selama 15 menit
- Bila tidak ada kemajuan lakukan sectio secaria
- Bila ada kemajuan, bisa dipimpin sampai 15 menit lagi.
- Bila belum lahir lakukan partus buatan
Meskipun komplikasi untuk uterus ruptur pada persalinan dengan
riwayat sectio secaria lebih tinggi, pada usia kehamilan < 24
minggu induksi / augmentasi persalinan dapat dilakukan dengan
pengawasan yang ketat.

Lama perawatan 3 – 4 hari


Edukasi 1. Perawatan Luka Sectio secaria
2. Mobilisasi ( setelah 8 jam boleh miring ke kiri atau ke kanan)
3. Diet ( cukup kalori, protein, cairan dan buah – buahan )
4. Perawatan kateterisasi
5. Perawatan payudara
6. Kebersihan diri
7. Pemeriksaan pasca persalinan
8. Nasehat untuk ibu posnatal
Prognosis Ibu : dubia ad bonam
Bayi : dubia ad bonam
Tingkat Evidens I – II ( sesuai indikasi )
Tingkat A/B
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator 1. Menurunkan resiko kegagalan persalinan
( Outcame ) 2. Memenuhi faktor indikasi non medis atas permintaan pasien
Kepustakaan 1. Panduan Praktek Klinik Obstetri dan Ginekologi RSHS, 2018
2. Clinical Guidelines Caesarean Section College of Obstetricians
and Gynaecologists, 2004

Semarang, 2 Juni 2020


Direktur, KSM Obstetri dan Ginekologi,

dr. Sri Kadarsih, MM dr. Indra Adi Susianto, MSi, Med, SpOG

PANDUAN PRAKTIK KLINIK


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG
3
MIOMA UTERI

Pengertian Tumor jinak yang pertumbuhannya berasal dari otot polos uterus.
Klasifikasi mioma uteri berdasarkan anatominya :
- Mioma Subserosa
- Mioma Submukosum
- Mioma Intramural
- Mioma Cervical
Anamnesis 1. Adanya benjolan di perut bagian bawah
2. Perdarahan uterus abnormal spt menoragia, metroragia,
dismenore, menometroragi
3. Kadang merasakan nyeri
4. Gangguan akibat penekanan massa tumor : disuri,
polakisuri, retensi urin, konstipasi
5. Mungkin tanpa gejala
Pemeriksaan - Pemeriksaan luar : perut membesar, teraba benjolan, permukaan
Fisik rata, konsistensi kenyal padat, terkadang disertai nyeri perut
- Pemeriksaan ginekologi :
 Pemeriksaan inspekulo : keluar darah dari ostium eksterna
( bisa ada atau tidak ), serviks normal
 Pemeriksaan Bimanual : Bentuk uterus dan ukuran normal
atau membesar, serviks normal, vagina normal,
pemeriksaan adneksa normal

Kriteria - Pemeriksaan klinis : Uterus membesar melebihi kehamilan


Diagnostik 12 minggu ( panjang uterus > 10 cm )
- USG
Diagnosis Kerja Mioma uteri
Diagnosis - Keganasan uterus
Banding - Keganasan ovarium padat
- Adenomiosis
Pemeriksaan - Pemeriksaan USG transabdominal / transvaginal : massa
Penunjang homogen, hipoekhoik, terkadang heterogen antara
hipoekhoik dan hiperekhoik yang berada di dinding rahim
atau otot rahim
- MRI dan CT Scan bila diperlukan
Terapi 1. Observasi bila ukuran mioma kurang atau sama dengan
uterus gravida < 12 minggu
2. Operatif :
- Dilakukan bila ukuran uterus lebih dari gravida 12 minggu
dan atau disertai penyulit seperti perdarahan, torsi, infeksi,
degenerasi, gejala penekanan akibat tumor atau infertilitas

4
- Dilakukan miomektomi bila fungsi reproduksi masih
diinginkan atau histerektomi bila pertumbuhannya cepat atau
tidak diperlukan lagi fungsi reproduksinya.
3. Pada pasien yang menolak pembedahan dan tanpa keluhan
dapat dicoba diberikan terapi hormon seperti anti progestin
atau GnRh analog
Lama Perawatan 3 – 4 hari
Edukasi - Edukasi indikasi, komplikasi, resiko tindakan pembedahan
- Pemantauan lebih lanjut bila tidak dilakukan pembedahan
- Pemantauan gejala yang menyebabkan keadaan kritis
Prognosis - Quo ad vitam ad bonam
- Quo ad fungsionam dubia
Tingkat Evidens - I / II
Tingkat - A/B
rekomendasi
Penelaah kritis
Indikator Jaringan bisa terangkat
(Outcome)
Kepustakaan 1. Panduan Praktek Klinik Obstetri dan ginekologi 2018 RSHS
2.
Indikator Jaringan mioma dapat diangkat
(Outcame)

Semarang, 2 Juni 2020


Direktur, KSM Obstetri dan Ginekologi,

dr. Sri Kadarsih, MM dr. Indra Adi Susianto, MSi, Med, SpOG

PANDUAN PRAKTIK KLINIK


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

ABORTUS INCOMPLIT

5
Pengertian Pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari cavum uteri sebelum
kehamilan 20 minggu atau berat janin < 500 gr tetapi masih ada
yang tertinggal.
Anamnesis Sesuai dengan kriteria diagnosis :
- Perdarahan per vaginam, biasanya banyak
- Dapat disertai kontraksi rahim
- Keluar sebagian jaringan
Pemeriksaan Sesuai dengan kriteria diagnosis :
Fisik - Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
- Perdarahan aktif
- Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
Kriteria - Terlambat haid kurang dari 20 minggu ada perdarahan per
Diagnostik vaginam mungkin disertai hasil konsepsi
- Rasa sakit di daerah atas simpisis pubis
Diagnosa Kerja Abortus Incomplit
Diagnosis 1. Kehamilan ektopik terganggu
Banding 2. Hipermenorrhoe
3. Mola Hidatidosa
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang :
Penunjang Laboratorium darah (Hb, Leukosit, Trombosit, bila perlu fungsi hati,
fungsi ginjal, kultur dan resistensi)
USG, hasilnya dapat ditemukan :
a. Hasil konsepsi intrauterine masih utuh, terdapat atau tidak
tampak tanda kehidupan janin.
b. Meragukan (kantong kehamilan masih utuh, pulsasi jantung
janin belum jelas)
c. Buah kehamilan tidak baik, janin mati
d. Sisa jaringan
Terapi  Penatalaksanaan Umum
Pada keadaan abortus, kondisi ibu bias memburuk dan
menyebabkan komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
penilaian cepat terhadap tanda vital ( nadi, tekanan darah,
pernafasan dan suhu ).
Pada kondisi ada tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi :
- Ampicillin 2 gr IV / IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
- Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
 Penatalaksanaan Khusus sesuai jenis abortus incomplit
- Lakukan konseling
- Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
- Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan
infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul

6
dengan darah.
- Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan < 16
minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang mencuat dari serviks.
- Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu,
lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM)
merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya
hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi
tidak dapat dilakukan segera berikan Ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
- Bila usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40
IU dalam 1 L NaCl 0,9 % atau RL dengan kecepatan 40
tetes per menit
- Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit
selama 2 jam, bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang
rawat.
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan
kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8 gr/dl dan keadaan umum baik,
ibu diperbolehkan pulang
Lama perawatan 2 – 3 hari
Edukasi Pencegahan
 Pemeriksaan rutin antenatal
 Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
 Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan
tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu proses
implantasi janin.
 Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
 Jangan melakukan aktifitas berlebihan atau hubungan seksual
Rencana Tindak Lanjut
 Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
 Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran
karena kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah
keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman
setelah aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi
pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain adalah infeksi
pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari abortus.
 Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
Prognosis Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Tingkat evidens
Tingkat
rekomendasi
Penelaah kritis

7
Indikator 1. Pemeriksaan rutin antenatal
(Outcome) 2. Konsumsi makanan bergizi (sayuran, susu, ikan, daging,
telur)
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang biasanya
mengganggu proses implantasi janin.
Kepustakaan 1. Panduan Praktek Klinik Obstetri dan ginekologi 2018 RSHS

Semarang, 2 Juni 2020


Direktur, KSM Obstetri dan Ginekologi,

dr. Sri Kadarsih, MM dr. Indra Adi Susianto, MSi, Med, SpOG

PANDUAN PRAKTIK KLINIK


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

KISTA OVARIUM

8
Pengertian massa kistik yang berasal dari ovarium yang bersifat jinak
Anamnesis - Perubahan pola menstruasi normal ( perdarahan mestruasi
yang abnormal )
- Siklus menstruasi yang memanjang atau memendek
- Nyeri daerah pinggul ( pelvis ) yang konsisten dan sifatnya
tumpul
Pemeriksaan Bila kista ovarium > 7 cm akan terasa bila saat palpasi abdomen
Fisik
Kriteria Adanya massa kistik pada adneksa yang dibuktikan melalui
Diagnostik pemeriksaan dalam dan penunjang
Diagnosis Kerja Kista Ovarium
Diagnosis - Myoma uteri subserosa
Banding - Keganasan ovarium
- Appendicitis
Pemeriksaan Pemeriksaan USG:
Penunjang - Massa kistik unilokuler atau multilokuler
- Tidak didapatkan pertumbuhan papilifer maupun
neovaskularisasi
Terapi Observasi :
Dilakukan pada kista dengan ukuran kurang dari 7 cm
Operatif :
- Bila ukuran kista lebih dari 7 cm
- Kista mengalami puntiran
- Kista ruptur
- Kista mengalami infeksi
Dilakukan kistektomi, ovarektomi atau salpingoovarektomi.
Lama Perawatan 3 – 4 hari
Edukasi - Edukasi indikasi, komplikasi, resiko tindakan pembedahan
- Pemantauan lebih lanjut bila tidak dilakukan pembedahan
- Pemantauan gejala yang menyebabkan keadaan kritis
Prognosis - Quo ad vitam ad bonam
- Quo ad fungsionam dubia
Tingkat Evidens - I / II / III
Tingkat - A/B/D
rekomendasi
Penelaah kritis
Indikator Jaringan kista terangkat
(Outcome)
Kepustakaan

Semarang, 2 Juni 2020


Direktur, KSM Obstetri dan Ginekologi,

dr. Sri Kadarsih, MM dr. Indra Adi Susianto, MSi, Med, SpOG

9
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

KEHAMILAN EKTOPIK

Pengertian Suatu kehamilan yang hasil konsepsinya berimplantasi diluar kavum

10
uteri dan berakhir dengan abortus atau rupture tuba.
Anamnesis - Perdarahan per vaginam, umumnya sedikit
- Riwayat nyeri perut bawah
- Terlambat haid, bias iya bias tidak
- Gejala subyektif kehamilan, bias ada bias tidak
Pemeriksaan - Keadaan umum bervariasi dari baik sampai syok
Fisik ( tergantung derajat perdarahan intra abdomen.
- Anemis, bias iya bias tidak
- Pemeriksaan palpasi abdomen dapat ditemukan nyeri tekan,
defans muskuler, pekak samping, pekak pindah
- Pemeriksaan dalam :
 Uterus agak membesar
 Nyeri goyang serviks ( + )
 Nyeri pada perabaan uterus
 Dapat teraba massa tumor didaerah adnexa
 Kavum douglas bias menonjol karena berisi darah,
nyeri tekan ( + )
Kriteria - Terlambat haid
Diagnostik - Gejala subyektif kehamilan ( mual, pusing dll )
- Nyeri perut bawah yang disertai perdarahan
Diagnosis Kerja Kehamilan ektopik
Diagnosis - Kista ovarium pecah dan mengalami perdarahan
Banding - Torsi kista ovarium
- Kista terinfeksi
- Abortus imminent
- Appendicitis
Pemeriksaan 1. Laboratorium :
Penunjang - Darah Rutin
- Kadar HCG dalam serum
- Uji kehamilan (tes urin)
2. Pemeriksaan USG:
- Uterus membesar
- Tidak ada kantung kehamilan dalam cavum uteri
- Adanya kantung kehamilan diluar cavum uteri
- Terdapat gambaran massa kompleks dan atau cairan bebas
di daerah adneksa dan atau cavum douglas.
Terapi Kehamilan Ektopik
Konservasi :
Pada kehamilan ektopik bila fertilitas masih diperlukan dapat diberi
terapi medikamentosa dengan Methotrexate (MTX), dengan syarat :
- Hemodunamisasi stabil
- Kehamilan kurang dari 8 minggu
- Tidak ada cairan bebas pada pemeriksaan USG
- Kantung kehamilan ektopik < 3 cm
- Kadar HCG , 10.000 IU/ml
- Tidak ada kontraindikasi pemberian MTX
- Dengan dosis 50 mmg/m2 permukaan tubuh

11
Kehamilan Ektopik Terganggu
Operatif :
- Laparoscopi operatif
- Laparotomi
- Salpingektomi (terapi standart) bila tidak ada masalah
fertilitas, rupture tuba, perdarahan banyak, ada kelainan
anatomi tuba.
- Salpingostomi (bila fertilitas masih diperlukan)
- Reseksi kornu pada kehamilan kornu
- Transfusi darah bila Hb , 8 gr%
Lama Perawatan 3 – 4 hari
Edukasi 1. Pada awal diagnosa kehamilan dilakukan pemeriksaan hCG
serum
2. Berperilaku PHBS
Prognosis Dubia
Tingkat Evidens
Tingkat
rekomendasi
Penelaah kritis
Indikator Meminimalkan resikohyang ditimbulkan
(Outcome)
Kepustakaan

Semarang, 2 Juni 2020


Direktur, KSM Obstetri dan Ginekologi,

dr. Sri Kadarsih, MM dr. Indra Adi Susianto, MSi, Med, SpOG

12

Anda mungkin juga menyukai