Anda di halaman 1dari 1

Praktikum kali ini yaitu tentang pembuatan herbarium atau awetan herbarium, dimana

pembuatan awetan herbarium di bagi menjadi dua jenis yaitu herbarium kering dan herbarium basah.
Spesimen yang kami gunakan dalam pembuatan herbarium kering adalah batang, ranting daun, daun
dan akar dari Tumbuhan sungsang (Gloriosa superba). Sedangkan untuk pebuatan herbarium basah dari
spesimen bunga dan akar pada tumbuhan sedap malam (Polianthes tuberosa L.).

Pada pembuatan herbarium kering, bagian-bagian dari spesimen di recah menjadi dua bagian
yaitu akar dan daun, ranting daun dari tumbuhan sungsang (Gloriosa superba). Dari bagian-bagian
tersebut kemudian di cuci sampai bersih. Setelah itu, di awetkan dengan alkohol 70% dengan cara di
semprot semua bagian spesimen sampai basah, yang berfungsi untuk menghindari kerusakan dari jamur
dan serangga, kemudian letakan di atas koran yang berlapis untuk dipress dengan mengunakan sasag
dan di ikat dengan tali rapia, proses terahir di jemur ± 7 hari. Setelah spesimen kering di tata di atas
kertas BW dengan mengaunakan isolasi bening serta manunjukan bagian-bagian pada spesimen dan
diberi label herbarium.

Sedangkan pada pembuatan herbarium basah. Pertmanya spesimen di recah manjadi 2 bagian
diantaranya bunga dan akar dari tumbuhan sedap malam (Polianthes tuberosa L.), kemudian tata/atur
bagian-bagian tersebut pada objek glass sesuai dengan ukuran botol jam yang akan digunakan,
kemudian dimasukan/di rendam ke dalam botol jam yang telah berisi larutan alkohol 70%, dan tutup
dengan rapat, lalu beri label herbarium.

Jika kami bandingkan dengan literature Menurut Bagus (2012). pembuatan herbarium ditujukan
sebagai acuan perbandingan pada saat kiranya ditemukan spesies yang menyerupai. Dalam proses
pembuata herbarium, larutan pengawet yang digunakan haru sesuai. Dan spesimen yang akan
diawetkan, harus terbasahi seluruh bagiannya agar awetan bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama dan menghindari kerusakan pada sepesimen yang disebabkan jamur maupun serangga, maka
dilakukan pengaweten dengan alkohol. Karena jamur tidak aka tumbuh pada habitat yang kering. Serta
proses terahir di beri keterangan yang berupa label untuk memudahkan indentifikasi tumbuhan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai