Anda di halaman 1dari 5

KLIPING

Konflik dan Integrasi Dalam Kehidupan Sosial yang Terjadi Di Indonesia

Nama : Bina Fitriyanti


Kelas : VIII C

SMP NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG

KABUPATEN MESUJI

TAHUN PELAJARAN 2021


Akhir-akhir ini konflik sosial di Indonesia semakin marak. Masyarakat menjadi
begitu mudah tersulut rasa amarah dan diprovokasi oleh pihak lain. Konflik sosial
yang terjadi seringkali disertai dengan kekerasan. Konflik sosial yang terjadi di
tengah masyarakat merupakan salah satu penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal
Ika dalam masyarakat, terkikisnya kearifan lokal, institusi pendidikan yang tidak
mengajarkan visi dunia pendidikan serta tidak maksimalnya Negara dalam
melindungi hak konstitusional warga Negara. Dampak akibat konflik sosial
dirasakan sangat menggangu Indonesia sebagai negara demokrasi.

RUMUSAN KONFLIK SOSIAL

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2


Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial, yang dimaksud dengan konflik sosial
atau konflik, adalah : “perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu
tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi
sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
nasional”.

MACAM-MACAM KONFLIK

Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa


bagian, yaitu :

Konflik Individual – merupakan konflik yang terjadi karena ada benturan dua
kepentingan dari dua individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang
memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda.

Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya.

Konflik antar kelas sosial – Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik
yang terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara dua kelas
sosial yang berbeda.

Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha


tempat ia bekerja.
Konflik antarkelompok sosial – Dikenal dengan konflik horizontal, merupakan
konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok
sosial yang berbeda.

Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012.

Konflik rasial – Konflik rasial terjadi karena ada benturan antara dua ras yang
berbeda mengenai suatu isu. Faktor pemicunya adalah timpangnya kondisi sosial
ekonomi yang memiliki dampak ketimpangan sosial di masyarakat. .

Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA).

Konflik politik – Konflik politik timbul karena adanya kepentingan untuk meraih
kekuasaan dengan menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya.

Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru.

Konflik internasional – Konflik internasional terjadi karena adanya benturan antar


Negara yang berkaitan kepentingan masbagai faktor yang menjadi penyebab
terjadinya konflik sosial adalah :

Perbedaan Pendirian. Perbedaan pendirian tak jarang menjadi penyebab timbulnya


konflik sosial. Dalam suatu masyarakat, seringkali terjadi perbedaan pendapat
atau perbedaan cara pandang akan sesuatu hal misalnya sikap politik. Tak jarang,
perbedaan sikap politik menjadi benih timbulnya konflik sosial dalam masyarakat.

Perbedaan keyakinan. Perbedaan keyakinan seringkali memicu konflik sosial


dalam masyarakat. Kini masyarakat semakin permisif terhadap penggunaan cara-
cara kekerasan guna menegakkan prinsip-prinsip agama yang dianut. Hal ini tidak
hanya terjadi antar pemeluk agama, namun sesama pemeluk agama juga tidak
jarang mengalami hal ini.

Perbedaan kebudayaan. Kebudayaan yang berbeda antara kebudayaan setempat


dan kebudayaan dari luar wilayahnya juga memberikan kontribusi sebagai salah
satu faktor penyebab timbulnya konflik sosial.

Perbedaan kepentingan – Setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda satu


sama lain. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat. Misalnya
saja demontrasi sopir taksi konvensional yang terjadi beberapa waktu yang lalu
yang berakhir dengan bentrokan. Mereka menolak keberadaan taksi berbasis
online yang dianggap mengambil penghasilan mereka.

Perubahan sosial – Konflik sosial dapat memicu adanya perubahan sosial, begitu
juga sebaliknya.
Contoh Konflik Sosial dalam Masyarakat

Sebagai Negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia tidak lepas dirundung
berbagai masalah terjadinya konflik sosial di antara masyarakat. Heterogenitas
yang dimiliki sebagai salah satu kelebihan Indonesia di mata dunia internasional
dan penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural justru menjadi
sumber konflik. Semakin lunturnya Bhinneka Tunggal Ika, fungsi Pancasila
sebagai dasar negara yang semakin memudar, serta tidak hadirnya Negara dalam
melindungi hak dan kewajiban warga negaranya ditengarai menjadi penyebab
maraknya konflik sosial akhir-akhir ini. (baca : Hak dan Kewajiban Warga Negara
dalam UUD 1945)

Pranata sosial merupakan sebuah sistem dan  tata kelakuan dalam hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus
dalam masyarakat. Fungsi Pranata sosial itu sendiri adalah:

 Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bersikap atau


bertingkah laku dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.
 Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.
 Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial, artinya sistem pranata sosial menjadi media pengawasan
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
 Mengatur agar supaya kebutuhan hidup manusia bisa terpenuhi dengan
memadai serta agar kehidupan sosial berjalan tertib dan lancar.

Ada beberapa alasan mengapa kita tidak boleh melanggar pranata yang ada, hal
ini dikarenakan:

 Jika kita melanggar pranata sosial, maka secara langsung kita menjadi
bagian yang menghambat upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya secara
memadai, juga sebagai penghambat terciptanya suatu ketertiban di masyarakat
 Jika melanggar pranata sosial, maka akan terjadi disintegrasi antar
masyarakat yang kemudian memecah belah sistem kemasyarakatan yang telah
disepakati, kita menjadi bagian dari pemecah belah dan melanggar ketertiban di
masyarakat

Kesimpulan dari kita tidak boleh melanggar pranata yang ada adalah pranata
sosial wajib kita lakukan agar terjadi ketertiban dan integrasi antar masyarakat,.
Dari sikap yang menjaga ketertiban dan integrasi yang ada di masyarakat, akan
menyebabkan terjadinya kerukunan, terciptanya kondisi tertib sosial atau yang
kita sebut dengan Keteraturan sosial. Keteraturan sosial adalah suatu kondisi
yang sendi sendi kehidupan bermasyarakat berjalan tertib dan teratur sehingga
tujuan kehidupan bermasyarakat dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai