Sofyan
Sumber daya utama / sumber tgangan listrik dari gedung biasanya menggunakan
sumber dari PLN. Disamping PLN, maka gedung juga menyediakan sumber tegangan
cadangan (emergency) jika terjadi pemadaman atau PLN mati, yaitu dengan
menyediakan Genset (Generator Set). Genset biasanya dioperasikan jika ada gangguan
atau pemadaman dari PLN, dan umumnya telah diset sedemikian rupa sehingga ketika
PLN mati maka dengan otomatis tegangan disuplay dari genset, yang telah di set secara
otomatis, dengan interval waktu hitungan detik.
2. Distribusi daya
Tegangan yang dibutuhkan oleh gedung adalah tegangan rendah. Sedang (untuk daya
yang lebih besar) tegangan yang masuk dari PLN adalah tegangan menengah (20ribu
volt). Sehingga diperlukan peralatan pengubahan dari tegangan menengah ke tegangan
rendah. Aliran tegangan menengah diubah menjadi tegangan rendah melalui trafo, yang
kemudian didistribusikan melalui panel distribusi utama tegangan rendah atau LVMDP
(Low voltage distribution panel) . Dari panel tegangan rendah ini kemudian
disitribusikan ke panel sub distribusi (atau disebut jua dengan panel MDP (main
distrubution paanel) atau ada juga yang menyebut panel SDP (sub distribution panel)
dan seterusnya ke panel peralatan hingga outlet pemakai (stop kontak, lampu dan lain-
lain).
a. Panel
Dalam sistem instalasi di gedung biasanya panel terdiri dari 2 macam, yaitu panel
tegangan menengah yang biasanya di sebut dengan penel MV (medium Voltage) atau
yang sering disebut juga dengan nama panel cubicle dan panel tegangan rendah (low
voltage).
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
b. Panel Genset
Dalam suatu gedung untuk mengkover sumber daya dari PLN jika mati, maka
disediakan sumber daya lain dari Genset. Untuk memasuki didtribusi tegangan renndah
ke gedung, maka daya dari genset kemudian dialirkan melauli panel Genset., yang
secara otomatis akan menghidupan genset jika PLN mati.
Panel Genset dilengkapi dengan A.M.F - A.T.S , singkatan dari Automatic Main
Failure - Automatic start and stop Genset. Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure)
Adalah s ecara Automatic Menghidupkan (Start) Genset ketika suplai Listrik dari PLN
Gagal / Padam. sedangkan Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah secara
Automatic Membuka Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan
sebaliknya membuka suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset
secara Automatic ketika Suplay listrik dari PLN kembali.
Berdasarkan sumber energinya sistem kelistrikan pada bangunan gedung dibagi menjadi
dua sumber yaitu :
Sumber Listrik dari PLN dan Sumber Listrik dari Genset, dimana sumber listrik gedung ini
memprioritaskan PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai cadangan (back
up) bagian-bagian dari sistem kelistrikan pada sistem bangunan gedung ini adalah
sebagai berikut :
a. Gardu Tegangan Menengah PLN
Gardu Tegangan Menengah PLN adalah perlengkapan sistem kelistrikan milik PLN
sebagai panel distribusi tegangan menengah. Gardu Tegangan Menengah PLN ini
dihubungkan dengan Panel Tegangan Menengah menggunakan jenis kabel tegangan
menengah N2XSEBY
b. Panel Tegangan Menengah
Panel Tegangan Menengah atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP) adalah
perlengkapan sistem kelistrikan tegangan menengah untuk mensuplai daya dari PLN.
MVDP terletak didalam bangunan Power House. Daya listrik dari Panel Tegangan
Menengah (MVDP) kemudian didistribusikan ke Step Down Transformer
c. Transformer Step Down
Berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah, unit Trafo
ini terhubung unit Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution
Panel (LVMDP)
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
f. Panel Distribusi
Fungsi dari panel-panel distribusi ini antara lain :
Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah jenis kabel
NYA, sedangkan kabel yang digunakan untuk power (pompa, lift, dll) adalah jenis kabel
NYY, untuk jenis kabel khusus seperti yang digunakan pada electric pump pada pompa
pemadam kebakaran menggunakan jenis kabel FRC (Fire Resistance Cable)
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Kubikal (Panel) Tegangan Menengah atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP)
adalah panel yang berfungsi sebagai pemutus (PMT) dan pemisah (PMS) daya listrik dari
PLN. MVDP pada umumnya terdiri dari circuit breaker (CB) dan disconnection switch
(DS) untuk tegangan menengah. Daya listrik yang telah melalui MVDP kemudian
didistribusikan ke Transformator Step Down.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Gambar 2. Trafo Step Down (Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah) Merk Starlite
Transformator (Trafo) Step Down berfungsi untuk menurunkan tegangan, dalam hal ini
menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah. Trafo step down menurut
lokasi pemasangannya dibedakan menjadi dua, yaitu trafo tipe pasangan luar (outdoor)
dan trafo tipe pasangan dalam (indoor).
Trafo tipe outdoor pada umumnya dipasang di gardu tiang listrik, pada jaringan
distribusi listrik. Sedangkan trafo tipe indoor, dipasang / dilokasikan di ruangan khusus
infrastruktur listrik untuk bangunan gedung tertentu (pabrik, hotel, rumah sakit, dan
lain-lain). Trafo step down langsung terhubung dengan kubikal tegangan menengah dan
panel utama tegangan rendah.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Sumber energi listrik selain PLN berasal dari unit Generator Set (genset). Generator Set
(genset) berfungsi sebagai pensuplai daya listrik cadangan yang dapat bekerja apabila
daya listrik utama dari PLN terputus.
Genset terhubung dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset (PKG). PKG terhubung
dengan unit Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP). PKG akan menghidupkan genset
dan mensuplai tegangan ke LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN,
sehingga akan memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan sumber
tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut kehandalan sistem energi listrik
akan terpenuhi.
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)
berfungsi sebagai gerbang utama masuknya daya listrik ke suatu bangunan gedung.
Pada LVMDP, dipasang circuit breaker utama untuk seluruh kebutuhan listrik bangunan
gedung. LVMDP menerima daya listrik dari trafo dan/atau genset untuk selanjutnya
didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah.
Gambar 5. LVMDP / Low Voltage Main Distribution Panel (Panel Utama Tegangan
Rendah)
Panel Distribusi
Panel distribusi adalah panel yang tersambung langsung dengan beban listrik, seperti
lampu, kotak kontak, AC, dan lain-lain. Pada panel distribusi, dipasang satu circuit
breaker berkapasitas besar sebagai pemutus utama, dan beberapa circuit breaker
berkapasitas kecil sebagai pemutus yang dihubungkan langsung ke beban listrik.
Pada panel-panel untuk kebutuhan tertentu seperti pompa transfer air bersih dan
motor-motor, dipasang komponen-komponen kontrol sesuai dengan kebutuhan.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
SCHEMATIC ELECTRICAL
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Pemasangan Panel ATS AMF desain kami ini memiliki beberapa keuntungan :
Secara periodik genset perlu juga dilakukan proses warming-up untuk menjaga
sirkulasi pelumasan oil dan pemeliharaan Accu agar tetap berjalan dengan baik (
sama dengan tujuan pemasanasan /warming-up pada mobil), dalam hal ini
nantinya Genset akan melakukan sistem warming-up / pemanasan sendiri secara
terjadwal tanpa harus mematikan listrik PLN, tanpa mengganggu sistim dan roda
aktifitas kantor, tanpa perlu operator 'dadakan' semuanya menjadi mudah dan
otomatis.
PLN akan membebankan biaya kelebihan pemakaian KVARH pada pelanggan,jika rata-
rata factor dayanya (Cos phi) kurang dari 0.85. Disinilah fungsi dari Pemasangan Panel
Capacitor Bank yaitu Untuk memperbaiki factor daya (Cos phi) sehingga biaya denda
akibat kelebihan pemakaian KVARH dapat diminimalkan / dihilangkan,
Jika pada Gedung terdapat pemakaian dua Genset untuk mensuplai energi listrik pada
satu jalur instalasi, output dari kedua Genset tersebut terlebih dahulu harus di-
sinkronkan (synchronizing). Yang akhirnya diharapkan kedua output Genset tersebut
akan memiliki tahapan rangkaian yang sama dalam Voltage, Phase, dan Frequency-nya
Design
Seperti trafo trafo yang lain, trafo arus juga memiliki gulungan primer inti magnetik dan
sebuah gulungan sekunder. Arus bolak balik mengalir di sisi primer dan menghasilkan
medan magnet pada inti besinya yang kemudian menginduksi pada gulungan sekunder
dengan efisien.
Design paling umum dari CT terdiri dari gulungan kawat tembaga email dan di lilitkan
pada cincin baja silikon dan di bungkus dengan isolator dan di kaitkan pada dua buah
terminal connector di bagian luarnya yang nantinya akan terhubung dengan grounding
dan para meter.
Dalam CT di kenal dengan CT ratio pada umumnya yang paling sering di temukan dalam
pasaran atau dalam dunia teknik listrik di Indonesia adalah ratio 5, dan 1. jadi faktor
ratio CT ini adalah pembagi dari CT arus nominal nya misalnya tertulis pada name
platenya CT 100 dan rationya adalah 5 maka CT tersebut memiliki ratio 100/5 atau 20.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Penggunaan CT
Secara luas dewasa ini trafo arus digunakan untuk pengukuran arus listrik dan
pemantauan pengoperasian jaringan listrik untuk 200 ampere keatas.
CT biasanya di gambarkan dengan rasio arus primer ke sekunder dan sering kali CT di
pasang sebagai ” Stack ” untuk berbagai keperluan sebagai contoh untuk perlinduangan
perangkat dan metering.
Keselamatan
Di saat CT di pasang dan dalam hantaran juga ada srus kerja jangan sampai melepas
rangkaian CT, pada terminal nya atau dengan kata lain jangan sampai pada CT tersebut
terjadian rangkaian teruka karena akan mengakibatkan rusak nya CT dan yang lebih
bahayalagi adalah CT akan menimbulkan tegangan yang sangat tinggi kisaranya sampai
dengan ribuan Volt dan ini sangat berbahaya bagi oporator atau teknisi yang
mengerjakan pekrejaan tersebut,
Tips nya adalah misalkan terjadi kerusakan pada alat ukur dan kita harus menggantikan
para meter tersenbut dan tidak boleh listrik padam maka lakukanlah denggan
menyambung langsung kedua kabel CT antar Grounding dan Loadnya. Dengan
menggunaka jarum atau peniti, kemudian baru bisa kita lepas pada parameternya, ini
pun harus di lakukan oleh orang yang sudah ahli untuk pekerjaan ini ( saya pernah
mengalaminya ) di saat CT di lepas kabel kabelnya dari para meter tanpa
menggabungkan load dengan grounding yang terjadi CT bergetar dan retak.
Untuk standar IEC, akurasi kelas untuk berbagai jenis pengukuran yang ditetapkan
dalam IEC 60044-1, Kelas 0.1, 0.2s, 0.2, 0.5, 0.5s, 1, dan 3. Penunjukan kelas adalah
ukuran perkiraan akurasi CT'. Ratio (primer ke sekunder saat ini) kesalahan CT kelas 1
adalah 1% pada arus pengenal; kesalahan rasio CT kelas 0.5 adalah 0,5% atau kurang.
Kesalahan dalam tahap juga penting terutama dalammengukur arus listrik, dan setiap
kelas memiliki fase kesalahan maksimum untuk impedansi beban tertentu.
Transformator saat ini digunakan untuk relay proteksi , seperti untuk over load dan
kebocoran pada grounding.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Contoh kasus
KWh Meter yang menggunakan CT atau KWh indirect maka pembacaan KWh tersebut
masih harus di kalikan dengan faktor meter CT ; Contoh kasus, Di sebuah bangunan dan
di sana berlangganan max arus listrik adalah 200 A maka dan CT yang di pakai adalah CT
250 A dan ratio CT nya dalah 5 , dan di akhir bulan KWh tersebut terbaca 23 KWh maka
yang sebenarnya adalah ( 23 x 50 ) = 1150 KWh.
Pemasangan CT
Dalam pemasangan CT tidak boleh terbalih posisinya pastikan Load dan comen nya
tepat karena di saat penempatantya terbalik arah bacanya juga terbalik.
Pada KWH Meter 3 Phase tersebut ada 10 terminal, List terminal KWH Meter 3 Phase:
1. Arus In (Fase “R”)
2. Tegangan fase (Fase “R”)
3. Arus Out (Fase “R”)
4. Arus In (Fase “S”)
5. Tegangan fase (Fase “S”)
6. Arus Out (Fase “S”)
7. Arus In (Fase “T”)
8. Tegangan fase (Fase “T”)
9. Arus Out (Fase “T”)
10. Netral
Mengapa Putaran KWH Meter 3 Phase line mesin tersebut jalannya lebih lambat,
padahal untuk line mesin yang lain hampir 2 kali lipat dari line mesin tersebut. Apakah
ada yang salah koneksi ?
Pastikan terminal koneksi dalam keadaan bagus, secara visual tidak adanya
indikasi gosong dikarenakan koneksi yang fong
Pastikan koneksi kabel tidak ada yang lepas atau kendur koneksinya dengan cara
tinghting connection yaitu pengencangan koneksi menggunakan obeng/screw driver
Check posisi dari Current Transformer (CT), di CT ada code tersendiri yaitu PS
adalah arah masuknya jalur listrik dan untuk PL adalah jalur ke beban, jadi jangan
sampai terbalik arah masuknya arus.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Pastikan koneksi di KWH Meter 3 Phase arus in dan out sesuai dengan
tengangannya
Pastikan juga koneksi arus In dan Out sesuai dengan arah dari CT tersebut. Disini
letak kesalahan yang terjadi, salah satu fase arah arusnya terbalik sehingga total KWH
yang dibaca justru akan dikurangi, misal arus yang lewat masing-masing fase adalah 10
Amp, jika kondisi normal KWH akan membaca 30 Ampere karena ada 3 line, jika salah
satu saja ada yang terbalik maka KWH hanya akan membaca 10 Ampere karena 20
Ampere dikurangi 10Ampere. Kelihatan kan [erbedaannya jauh sekali.
Pemasangan KWH Meter 3 Phase harus teliti sekali, berbeda dengan KWH Meter 1
Phase ataupun KWH Meter 3 Phase yang berdaya kecil (Kalau daya kecil langsung baca
dari kabel, jadi tidak akan ada yang terbalik arah arusnya).
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian
beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke
kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan
berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam
rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor
membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap)
maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan
elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Karena
beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya
reaktif yang berlaku menjadi kecil.
Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf
penempatannya ada dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Perawatan Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus
dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat
yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan
pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian
karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik
maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang.
Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :
• Pemeriksaan kebocoran
• Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
• Pemeriksaan isolator
2. Kapasitor Breaker.
Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker ke
Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar
1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir.Untuk menghitung besarnya arus dapat
digunakan rumusI n = Qc / 3 . VLSebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps
besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas didapat besarnya arus
sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 + 50 % = 43 A atau
yang dipakai 40 Ampere.Selain breaker dapat pula digunakan Fuse , Pemakaian Fuse ini
sebenarnya lebih baik karena respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih
baik namun tidak efisien dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada
penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan pemakaian
breaker.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai
arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic
contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal ( pada AC 3 dengan beban
induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik
sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.
4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan
berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar
sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt.
Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain :
- Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic
contactor secara manual.- Selektor auto – off – manual yang berfungsi memilih system
operasional auto dari modul atau manual dari push button.
- Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature dalam ruang
panel kapasitor. Karena kapasitor , kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi
daya panas yang besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari
thermostat terlampaui maka exhust fan akan otomatic berhenti.
Berdasarkan rekening listrik PLN suatu perusahaan pada tahun 1977 diperoleh data
seperti dibawah ini.
Maka batas tidak terkena biaya kelebihan KVARH dapat dihitung sebesar :
KVARH ( batas ) = KWH x tan phi = 111.200 x 0,62 = 68.944
Dengan adanya kelebihan KVARH sebesar 10.656,besarnya KVARH ( Total ) menjadi :
KVARH ( total ) = KVARH ( batas ) + KVARH ( lebih )= 68.944+10.656 = 79.600
Tan phi = KVARH ( total ) / kWh = 79.600/111.200 = 0,716
phi = 35,6Cos phi = cos 35,6 = 0,813
Untuk menghindari biaya kelebihan KVARH,maka perlu dipasang " Capasitor ". Misalnya
direncanakan COs phi ditingkatkan menjadi = 0,92
Besarnya pemakaian listrik rata-rata dihitung sebagai berikut :
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
membengkak atau terkena denda oleh PLN? dan apakah kita pernah berupaya untuk
menurunkan tagihan listrik di gedung kita?
Pertanyaan diatas hanyalah contoh dari beberapa analisa yang mungkin ada di benak
anda dan tentunya hanya anda sendiri yang dapat memutuskan pilihan yang terbaik,
namun tidak ada salahnya apabila anda kami ajak untuk mengenal sedikit banyak
tentang listrik dan solusi aplikasinya.
Energi Reaktif
Sumber listrik arus bolak balik (Alternating Current) baik yang berasal dari generator
maupun dari transformer mengeluarkan energi listrik dalam bentuk:
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tidak semua daya yang didapat dari PLN atau
Generator dapat digunakan seluruhnya akan tetapi diantara kVA dan kW terdapat suatu
faktor yang disebut sebagai Faktor Daya / Power Factor (Cos phi).
Dari uraian diatas maka solusi yang harus kita lakukan untuk dapat melakukan
penghematan energi listrik adalah dengan memperbaiki/mengkoreksi Faktor Daya (Cos
phi) agar dicapai nilai Cos phi > 0.85.
Sebelum dilakukan penambahan beban 100 kW, dengan ditingkatkannya Cos phi
dari 0.65 menjadi 0.95 dapat dihemat daya sebesar 151kVA. ( 477kVA – 326kVA =
151kVA ).
Dengan ditingkatkannya Cos phi menjadi 0.95 maka walaupun beban ditambah
dengan 100kW masih dapat dijalankan dengan generator 500kVA, bahkan bebannya
lebih ringan dari sebelumnya sehingga dengan makin ringannya beban berarti usia
generator dapat lebih panjang.
Bila Cos phi tidak diperbaiki (tetap 0.65) berarti harus dilakukan penambahan
sumber daya (generator). Dengan demikian berarti dengan ditingkatkannya Cos phi
maka dapat menghemat biaya untuk membeli generator berikut bahan bakarnya.
Kasus 3
Suatu pabrik telah mempunyai sumber daya PLN 520kVA. Jumlah bebannya 340kW, Cos
phi 0.68.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Beban akan ditambah lagi dengan 120kW sehingga menjadi 460kW, maka diperlukan
daya sebesar:
460kW : 0.68 = 676kVA.
Karena daya PLN (520kVA) sudah tidak cukup maka harus dilakukan penambahan daya
sebesar 695 kVA.
Namun dengan ditingkatkannya Cos phi menjadi 0.95, maka setelah ditambah beban
hanya diperlukan daya sebesar:
460kW : 0.95 = 484kVA
Dari perhitungan pada kasus ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
Dengan adanya penambahan beban tidak perlu dilakukan penambahan daya PLN,
sehingga dengan demikian dapat dihemat biaya penyambungan daya ke PLN sebesar
kira-kira 10.000.000,-
Dapat dihemat biaya beban tetap setiap bulan (abunemen) yaitu sebesar kira-
kira: Rp. 32.500,- x 170 kVA = Rp. 5.525.000,- / bulan.
Kasus 4
Suatu pabrik terdiri dari 3 bangunan gedung yaitu gedung A, gedung B dan gedung C.
Pada gedung A akan diperluas dimana sebelum perluasan arusnya sebesar 200A dan Cos
phi 0.6 serta dipakai kabel NYY 4 x 96 mm2 dengan kemampuan hantar arus maksimal
sebesar 200A.
Perluasan tersebut mengakibatkan beban bertambah menjadi 260A sehingga kabel
sudah tidak mampu lagi untuk dilalui arus tersebut. Bagaimana solusinya?
Perhitungan pemakaian:
Pemakaian perbulan: 10 jam/hari x 30 hari x 500 kW = 150.000 kWh
Batas kVArh yang dibebaskan oleh PLN: 0,62 x 150.000 = 93.000 kVArh
Perhitungan sebelum kompensasi:
(cos phi = 0,65 maka tan phi = 1,17)
Daya reaktif terpakai:
Daya beban x tan phi
= 500 x 1.17
= 585 kVAr
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15
watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo,
M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2,
rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di
rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2,
maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih,
sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan yang
dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien.
Jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat
energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat energi pada
pembangkit listrik sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75 liter
solar atau 1,5 kg batubara. ( Pekik Argo Dahono/ Kompas ).
Contoh perhitungan :
Luas ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x 15 watt = 45
watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2 ( memenuhi syarat ).
Anatomi lampu pijar, atau bohlam. Kawatnya akan putus setelah sekian ratus kali
pemakaian. Sekitar 3 bulan.
Hitung ketinggian plafon dan tinggi bidang kerja dari atas lantai. Misalnya, tinggi plafon
3 meter dan bidang kerja 80 cm. Yang dimaksud dengan bidang kerja adalah area yang
paling banyak digunakan untuk berkegiatan di ruang tsb. Di ruang kerja, misalnya,
kegiatan menulis dan membaca di atas meja, adalah yang paling sering dilakukan.
Ketinggian meja tsb, nantinya menjadi patokan tinggi bidang kerja. Setelah itu dengan
rumus Pythagoras anda bisa menghitung jarak antar titik lampu di ruang tsb.
Lumen adalah jumlah cahaya yang dihasilkan sebuah lampu. Lumen dipakai sebagai
satuan kuat/ terang cahaya. Jarak antara permukaan meja dengan armatur lampu
gantung tidak lebih dari 75 cm. Jarak yang lebih besar menyebabkan panas yang
dikeluarkan lampu akan terasa saat orang akan berdiri. Jarak ideal antara titik
penerangan lampu ( di plafon ) dengan lantai adalah 2,5 meter. Di ketinggian manapun
lampu diletakkan, usahakan agar jarak ini terpenuhi, supaya terang lampu yang diterima
ruang tidak berkurang.
Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, CU (
coeffesien of utilization ) –nya 50-65 %. Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ;
kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu,
dll.
Jumlah lampu ( N ) = kuat penerangan ( E ) x luas bidang kerja ( A ) dibagi Ø lumen lampu
x LLF x CU
Jumlah lampu yang dibutuhkan ( N ) = E x A dibagi lampu x CU x LLF = 300 x 200 dibagi
12000 x 0,6 x 0,8 = 10,4
Untuk perumahan, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100 watt
pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Daya cadangan listrik ( generator set diesel )
harus dapat melayani emergency load. Rumusnya :
Cavity Ratio (CR ) = 2,5 x area of cavity wall dibagi area of work plane
Sistem ini biasa disebut sebagai grounding atau Instalasi grounding. Sistem grounding ini
sudah banyak orang yang menggunakannya. Bahkan di setiap bangunan-bangunan atau
kantor-kantor sudah mekakai system grounding ini. Untuk daerah-daerah di pedalaman
pun system grounding sudah di pasang, karena di dataran yang luaspun bisa terkena
sambaran petir. Oleh karena itu system grounding cukup besar manfaatnya baik untuk
bangunan atau alat yang ingin kita lindungi maupun nyawa kita sendiri.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Tujuan utama dari adanya grounding sistem pentanahan ini adalah untuk menciptakan
sebuah jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk
gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan
electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau
transient voltage. Grounding sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek
tersebut.
Berikut ada beberapa alasan mengapa grounding yang bagus sangat kita perlukan :
Mungkin istilah grounding sistem sudah tidak asing lagi bagi para kalangan yang
kesehariannya bergelut dengan komputer maupun radio komunikasi. Seperti yang telah
diketahui, grounding sistem untuk masyarakat umum diaplikasikan pada instalasi
kelistrikan ( atau sering disebut dengan ARDE ). Tujuannya grounding sistem ini yaitu
untuk membuang arus jahat yang mengalir di dalam listrik yang dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan komputer maupun radio komunikasi.
Setelah mencari informasi lebih lanjut, ternyata grounding sistem tidak sesederhana itu.
Ada dua macam grounding sistem yang sebenarnya sudah sangat umum.
1. Safety Grounding atau grounding yang digunakan untuk keamanan atau keselamatan
perangkat maupun manusia. Sistem grounding ini diaplikasikan seperti uraian di atas,
yaitu pada jalur kelistrikan dan juga pada perangkat penangkal petir. Pemasangan
sistem grounding ini bertujuan untuk meminimalisir dampak arus jahat yang diakibatkan
oleh naik turunnya tegangan dan arus dari listrik PLN maupun arus jahat akibat
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir. Dengan pemasangan
grounding seperti ini, diharapkan kerusakan pada alat dapat diminimalisir, meskipun
tidak seorangpun bisa mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh sambaran
petir.
Secara Umum Baik industri berskala besar maupun kecil, di dalam menunjang kegiatan
operasi biasanya menggunakan motor-motor listrik. Motor tersebut berfungsi sebagai
penggerak mula peralatan seperti :
- kipas (fan).
- kompresor.
- konveyor.
- eskalator.
- pompa.
- pengaduk (mixer).
- dan lain-lain.
mesin, di mana bagian dalam diameter stator dibuat alur-alur yang berfungsi untuk
menempatkan kumparan. Kumparan-kumparan tersebut dipasang sedemikian rupa,
sehingga apabila suatu tegangan suplai arus bolak-balik diterapkan pada terminal
motor, maka stator akan menimbulkan medan magnit putar.
Medan magnit putar ini akan memotong penghantar rotor, selanjutnya pada
penghantar rotor akan terinduksikan tegangan yang akan menimbulkan medan magnit
rotor. Medan magnit putar rotor akan berusaha mengimbangi medan magnit putar
stator. Namun medan magnit putar rotor tidak akan sama dengan medan magnit stator.
Medan magnit putar rotor akan sedikit terbelakang dari medan magnit stator, hal ini
yang dikatakan adanya slip.
Sebagai contoh, sebuah motor yang mempunyai jumlah kutub 2, frekwensi tegangan
suplai 50 Hz, maka motor akan mempunyai kecepatan putar sebesar 3000 rpm.
Sedangkan sebuah motor yang mempunyai jumlah kutub 4 akan mempunyai putaran
1500 rpm. Sebenarnya kecepatan putar motor tidak tepat 3000 rpm atau 1500 rpm, hal
ini disebabkan adanya slip. Jadi, kecepatan putar sebenarnya dari motor akan sedikit
lebih kecil dari yang disebutkan di atas.
PENGASUTAN MOTOR.
Operasi pengasutan motor secara manual biasanya dilakukan dengan menekan tombol
start. Ada bermacam-macam cara pengasutan motor misalnya.
a. Pengasutan dengan tegangan penuh.
b. Pengasutan dengan tegangan yang dikurangi.
c. Pengasutan segi-tiga bintang.
d. Pengasutan dengan perubahan frekuensi.
e. Pengasutan dengan perubahan frekuensi dan tegangan.
f. Pengasutan dengan perubahan jumlah kutub.
Semua cara yang disebutkan di atas dimaksudkan untuk mendapatkan arus asut dan
torsi yang memadai dan tidak berbahaya terhadap sistem atau motor itu sendiri.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Mengasut motor dengan tegangan yang dikurangi, berarti mengurangi besar torsi asut.
Demikian sebaliknya mengasut motor dengan tegangan penuh akan menimbulkan arus
asut (starting current) yang sangat besar. Untuk mendapatkan titik temu dari kedua
keadaan tersebut, maka perlu dipertimbangkan situasi operasi yang diharapkan antara
lain mempertimbangkan sampai sejauh mana pengaruh arus inrush atau arus asut
terhadap peralatan dan sistem, demikian juga dengan pengaruh berkurangnya torsi.
Operasi pengasutan secara otomatis biasanya dilakukan oleh alat-alat bantu seperti :
a. alat pengindera temperatur.
b. alat pengindera tekanan.
c. alat pengindera cairan (liquid).
d. alat pengindera aliran.
e. alat pengindera kandungan gas.
f. timer.
g. saklar batas (limit switch).
Alat-alat tersebut di atas mampu menditeksi keadaan operasi suatu sistem. Apabila
batas penyetelannya tercapai, maka motor mulai bekerja atau berhenti tergantung pada
rangkaian kontrol yang dibuat. Jadi motor dapat diasut apabila menerima isyarat dari
peralatan bantu. Isyarat dari alat bantu ada yang langsung dihubungkan kerangkaian
kendali dan ada yang menggunakan rele bantu, bahkan ada yang menggunakan
rangkaian elektronik.
Dengan adanya gangguan tersebut umur motor akan berkurang, yang lebih fatal lagi
adalah kerugian yang diakibatkan oleh terhentinya kegiatan produksi. Biasanya untuk
proses yang kritis dipasang dua buah motor, di mana salah satunya berfungsi sebagai
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
motor cadangan.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang fatal pada motor, maka keadaan gangguan
yang disebutkan di atas harus dapat dicegah pengaruhnya. Langkah-langkah untuk itu
biasanya sudah dilakukan pada saat perencanan atau perekayasaan motor dan
instalasinya, misalnya dengan menentukan persyaratan-persyaratan lokasi, jenis motor,
cara pengoperasian dan pemeliharaan yang baik, melengkapi peralatan pengaman dan
lain-lain.
PERALATAN PENGAMAN.
Untuk mengetahui gejala terjadinya gangguan motor, maka dipasang peralatan
penditeksi yang mampu merasakan keadaan tersebut, sebelum gejala tersebut
berkembang menjadi gangguan yang membahayakan operasi produksi atau motor itu
sendiri. Peralatan penditeksi tersebut memberikan isyarat pada peralatan pengaman,
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memberikan tanda peringatan atau
untuk melepaskan motor terhadap sumbernya.
Besaran-besaran yang diditeksi oleh alat ini ada yang merupakan besaran fisika seperti
panas dan besaran listrik seperti tegangan, arus dan frekwensi atau gabungan dari
tegangan dan arus. Penyimpangan besaran listrik terjadi karena :
a. gangguan hubung singkat pada lilitan motor.
b. gangguan pada rangkaian kendali.
c. pembebanan yang berlebihan.
d. jatuh tegangan yang terlampau besar.
e. urutan fasa terbalik.
f. fasa yang tidak seimbang.
g. gangguan pada alat yang digerakkan.
h. kombinasi dari keadaan di atas.
Jika jenis gangguan sudah dikenal, maka perlu diketahui peralatan penditeksi yang dapat
digunakan untuk merasakan gangguan tersebut dan dapat mengirimkan isyarat ke
peralatan pengaman atau rangkaian kontrol motor. Berikut ini adalah beberapa
peralatan yang berfungsi untuk menditeksi dan mengamankan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi.
a. Vibration probe yang berfungsi menditeksi getaran.
b. RTD yang berfungsi untuk menditeksi panas.
c. Trafo arus dan trafo-trafo tegangan.
d. Overload heater (menditeksi arus lebih untuk periode tertentu).
e. Over curent relay (rele arus lebih yang menditeksi arus lebih).
f. Undervoltage relay (rele tegangan kurang yang menditeksi tegangan kurang).
g. Negative phase sequence relay (rele urutan fasa negatif yang menditeksi arus urutan
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
negatif).
h. Differential relay (yang menditeksi arus gangguan pada daerah pengamanannya saja).
i. Rele gangguan tanah (yang menditeksi gangguan fasa ke tanah).
j. Overload relay (pengaman beban lebih).
k. Pemutus tenaga (circuit breaker berfungsi untuk melepaskan atau menghubungkan
motor ke sumbernya).
Umumnya skema rele pengaman menggunakan trafo arus atau trafo tegangan sebagai
sumber penditeksi gangguan. Pada motor kecil biasanya hanya menggunakan pengaman
panas beban lebih (over load heater) saja, kecuali jika diinginkan lain.
Peralatan pengaman yang dipasang untuk bekerja terhadap salah satu gangguan dapat
berfungsi terhadap gangguan lain, sebagai contoh pengaman lilitan. Isyarat untuk
mengisolasikan motor yang terganggu terhadap sistem yang sehat diperoleh dari
peralatan pengaman, yang kemudian dikirim kerangkaian kontrol. Rangkaian kontrol
selanjutnya akan memberikan perintah untuk melepaskan magnetik kontroler atau
pemutus tenaga. Pada sistem yang menggunakan pengaman sikring atau molded case
circuit breaker (MCCB) akan bekerja atau mengamankan sistem hanya terhadap arus
yang besar sekali yang hanya terjadi karena hubung singkat pada motor atau saluran.
Berikut ini adalah enam langkah program pemeli-haraan yang umum dilaksanakan :
a. membersihkan.
b. melumasi.
c. mengencangkan bagian yang kendur.
d. menginspeksi.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
e. menguji.
f. mencatat.
Meskipun enam langkah program pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik, tidak
berarti motor listrik bebas terhadap gangguan. Karena pengoperasian yang tidak sesuai
dengan prosedur yang dianjurkan dapat menyebabkan kerusakan motor baik secara
bertahap maupun secara langsung. Untuk itu perlu diperhatikan prosedur
pengoperasian motor yang baik
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan
di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui
pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:
• Pasangan:
Pasangan dalam
Pasanga luar
Pendinginan
• Fungsi/Pemakaian
Transformator mesin
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo
besar, Trafo sedang, Trafo kecil.
• Bagian utama
- Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
- Kumparan trafo
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul
fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
- Kumparan tertier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan
lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu
seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian
tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.
- Minyak trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-
trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai
isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
• Peralatan Bantu
- Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-
rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas
keluar trafo.
Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air.
Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan media dan cara pengalirannya
dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam
tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak
trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
- Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo
sebagai berikut:
• Peralatan Proteksi
- Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di
dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari
kakuatan tangi trafo.
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang
tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
- Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara
kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan
di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat
dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat.
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke
tanah.
- Rele Termis
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga
macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
- Pengujian Rutin
- Pengujian jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang
mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini
memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis
meliputi:
- Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas
persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo
dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
pengujian dielektrik
pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
pengujian hubung singkat
pengujian harmonik pada arus beban kosong
pengujian tingkat bunyi akuistik
pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
Pengujian Rutin
sisi HV - LV
sisi HV - Ground
sisi LV- Groud
X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan
baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan
isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah
ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik
pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat
pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya
diusahakan arus pengukuran kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone
Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition
Double Bridge.
a. Trafo 3 fasa
- fasa A - fasa B
- fasa B - fasa C
- fasa C - fasa A
b. Trafi 1 fasa
- terminal H1-H2 untuk trafo double bushing
- terminal H1-Ground untuk trafo single bushing
Untuk sisi tegangan rendah
a. Trafo 3 fasa
- fasa a - fasa b
- fasa b - fasa c
- fasa c - fasa a
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
b. Trafo 1 fasa
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan
Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm. Rangkaian
pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping
nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah
coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian
kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang secara
benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR),
misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi
histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo
beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.
Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi
yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada
sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu
pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara
sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC, dimana factor
koreksi (a) adalah :
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body
tangki.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan
dilakukan pada:
- sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
- sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
- waktu pengujian 60 detik.
- Pengujian tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer
dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan
dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi
lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka
frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian
tergantung pada besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan
kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian
ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau
belum.
Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada
tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5%
pengujian dilakukan pada tapping nominal.
Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan
dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu
rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem
isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.
Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan
bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan
tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158
dan IEC 296 yaitu:
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara
pengujian:
- bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai
bersih.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli
tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga
sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana
kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala,
tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali
dengan selang waktu 2 menit.
Kesimpulan
INSTRUCTION MANUAL
LMVDP
Penjelasan umum
Panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) merupakan lemari besi hubung bagi
yang berfubgsi mensupply tegangan listrik untuk jaringan di sisi bawahnya (Down
stream), untuk beban pemakaian yang di amankan langsung arus listriknya oleh breaker-
breaker outgoingnya, LVMDP mempunyai 2 incoming /masukan di sisi atasnya (Up
stream) yaitu incoming Trafo/PLN sebagi prioritas sumber (main source) dan incoming
genset sebagai sumber darurat/emergency (back up source), yang masing-masing
berfungsi sebagai pengaman dan mengatur pembagian tegangan dari sumbernya.
Panel LVMDP dilengkapi oleh dua buah pengaman (CB) pada masing-masing sumbernya,
panel LVMDP dioperasikan dengan 2 cara yaitu manual dan auto, juga sudah dilengkapi
oleh system ATS (Automatic Trasnfer Switch), Electrical Interlock dan Lightning Arrester,
system ATS adalah penggantian sumber tegangan (PLN/Genset) secara automatis dan
Electrical Interlock adalah penguncian masing-masing CB agar tidak boleh On bersama
karena berbeda sumber tegangan dan menjamin kelangsungan (countinuitas) pelayanan
jaringan listrik ke pemakaian jika sumber utama (PLN) padam karena langsung di back
up oleh Genset.
Kedua CB akan bekerja apabila sumber utama (PLN) mengalami gangguan/ padam maka
CB PLN akan Off dan segera memberikan signal tersebut kepada control genset untuk
start, apabila genset sudah running dan tegangannya sudah disisi bawh CB Genset maka
CB tersebut akan On dan memback up tegangan PLN, tegangan PLN ada kembali dan
sudah berada sisi bawah CB PLN, sebelum CB tyersebut on maka system akan terlebih
dahulu memerintahkan CB Genset untuk Off setelah tegangan genset hilang pada
jaringan maka CB PLN akan On
Apabila semua prosedur awal sudah dilaksanakan dengan baik, maka panel
dioperasikan, baik manual operation atau automatic operation. Tegangan yang sudah
berada disisi bawah masing-masing CB PLN/Genset akan ditandai dengan lampu
indicator RST (H1,H2,H3) diatas metering dan lampu OFF (Hijau/H11) akan menyalah
A. Manual Operation
B. Automatic Operation
C. Mengaktifkan CB outgoing
- Pastikan jaringan distribusi yang akan diberi tegangan sudah siap dan aman.Posisikan
handle (tuas saklar) pada circuit breaker keatas maka tegangan siap dibebankan.
- Jika pada jaringan distribusinya mengalami short circuit atau beban yang ada
melebihi ambang batas breaking capacity breaker dan arus nominalnya maka CB akan
trip dan handle jatuh berada posisi di tengah.
- Jika masalah sudah diselesaikan dan jaringan siap kembali diberi beban, tekan handle
CB ke bawah (off) setelah naikan kembali keatas, dan tegangan akan masuk ke jaringan
distribusi.
- Apabila CB outgoing sedang tidak difunsikan atau tidak ada jaringannya, tekan handle
ke bawah.
SISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG By. Sofyan
D. Overload
Jika terjadi beban lebih pada jaringan beban dan sebagai tindak pengamanan
terhadap Trafo/Genset maka CB akan otomatis membuka sirkuit (open circuit) OFF
dengan sendirinya dan memutus tegangan yang melaluinya dengan ditandai lampu
indicator (kuning/H101) menyalah. Tunggu beberapa saat sampai tegangan dan arus
listrik disisi bawahnya pulih (Normal Condition) dan lampu (kuning/H101) padam maka
system akan kembali normal serta siap difungsikan kembali (Manual atau Automatic)
E. Emergency Condition
Jika terjadi masalah yang harus melakukan pemadaman listrik total atau yang
sifatnya darurat misalnya : kebakaran, hubungan singkat (short circuit) disisi atas (up
stream), masuknya binatang ke dalam panel melalui cable entry, dan lain-lain. Agar tidak
terjadi keadaan yang lebih serius.
- Tekan push button emergency (Merah/S102) maka semua yang saat itu sedang ON
(close circuit) baik CB PLN atau CB Genset akan segera OFF (open circuit)
- Selama push button emergency berfungsi semua tegangan yang masuk ke sirkuit
akan diputus, jika masalah sudah teratasi dan siap untuk pemakaian beban kembali
maka putar push button emergency tersebuy ke kanan dan panel siap dioperasikan
normal,
F. Trouble Shooting
- Tarik tuas (Handle) pad CB yang bermasalah, tarik dan tekan tuas kebawah beberapa
kali (7kali) sampai berbunyi klak untuk memfungsikan pegas motorized CB, perhatikan
display “charged” berarti CB siap di ON kan
- Tekan push button ON pada CB maka CB akan ON (close circuit)
- Tekan push button OFF pada CB maka CB akan OFF (open circuit)
- Pada saat keadaan demikian diharapkan hanya salah satu breaker (CB) yang boleh
dihidupkan, tidak boleh dua-duanya ON bersama, untuk menghindari short circuit di
jaringan atau main bar karena berlainan sumber, ini penting untuk di perhatikan
2. ATS tidak brfungsi
- Pastikan setting waktu pada timer relay (Td1) sudah cukup 5 detik, Td2 cukup 7 detik
atau sedikit lebih banyak dari Td1, jangan setting waktu pada timer relay kurang dari 3
detik untuk menghindari apabila terjadi flicker pada tegangan PLN (padam sesaat)
3.CB Genset tidak dapat OFF pada saat tegangan PLN dating
- Setting waktu pada Td1 terlalu lama > 20 detik setting kembali > 5 atau < 10 detik,
agar pada saat tegangan PLN datang jaringan langsung terpaki.
- Tegangan PLN belum sempurna frequency kurang dari 50Hz, tegangan/Volt kurang
atau lebih dari 20% terlalu rendah (under voltage) atau tinggi (over voltage) tidak sesuai
dengan tegangan nominalnya 220/380V
TERIMAKASIH