(1) (2)
Lanjutan . . .
• Simpangan pada gerak harmonik,termasuk GHS, diukur
terhadap titik/posisi tertentu yang disebut dengan
titik/posisi setimbang.
• Simpangan terjauh/maksimum disebut dengan
amplitudo (A).
• Kecepatan pada GHS mengalami perubahan, baik besar
maupun arahnya.
Kecepatan mencapai nilai maksimum saat berada
pada titik setimbang dan minimum (nol) saat berada
pada simpangan terjauh (amplitudo).
Arahnya menunjukkan arah gerak benda.
Lanjutan . . .
• Percepatan pada GHS juga mengalami perubahan, baik
besar maupun arahnya.
Besar percepatannya berbanding lurus dengan
simpangan, sehingga mencapai nilai maksimum saat
berada pada simpangan terjauh (amplitudo) dan
minimum (nol) saat berada pada titik setimbang.
Arahnya berlawanan arah dengan arah simpangan.
motion-2d
amin = 0
vmin = 0
Karakteristik
GHS
amin = 0
vmin = 0
Grafik pada GHS
• Grafik posisi/simpangan, kecepatan dan percepatan
pada GHS merupakan grafik yang memiliki kurva
“sinusoidal”, dimana nilai maksimumnya selalu tetap.
grafik
posisi GHS
Lanjutan . . .
x/ y
t
x/ y Lanjutan . . .
• Posisi/simpangan,
kecepatan, dan
percepatan selalu
v berubah-ubah.
• Saat posisi/simpangan
maksimum: kecepatan
minimum (nol).
• Saat posisi/simpangan
a
maksimum:
percepatan juga
maksimum, tapi
arahnya berlawanan.
Persamaan Gerak pada GHS
Fungsi posisi/simpangan: Fungsi percepatan:
x t xt A sin t o a t at amax sin t o
y t yt A sin t o amax A 2
at 2 xt 2 yt
Fungsi kecepatan: 2
2 f frekuensi sudut
v t vt vmax cos t o T
vmax A t sudut
o
fase
o sudut fase awal (menunjukkan
vt A xt A yt
2 2 2 2
Fungsi posisi/simpangan:
Fungsi percepatan:
xt A sin A sin 2
at amax sin amax sin 2
t
xt A sin 2 o t
T at amax sin 2 o
T
xt A sin 2 ft o
at amax sin 2 ft o
Lanjutan . . .
• “Sudut fase” menunjukkan “tingkatan penyimpangan”
benda pada saat tertentu diukur terhadap titik
setimbangnya. Satu osilasi penuh (satu siklus GHS)
menempuh sudut fase 2𝜋 rad. Siklus GHS kemudian
berulang kembali dengan penambahan sudut fase.
• Tingkatan penyimpangan pada GHS lebih mudah
diidentifikasi dari nilai “fase”.
• Jika hasil perhitungan fase menghasilkan nilai berupa
bilangan bulat lebih dari 1, maka fase gerakannya sama
dengan 1. Sedangkan jika perhitungan fase
menghasilkan nilai yang bukan berupa bilangan bulat
maka fase gerakannya adalah “sisa” dari bilangan
bulatnya.
Lanjutan . . .
0 1
1
4
1
2
3
4
Lanjutan . . .
T selang waktu yang memiliki
fase yang sama (sefase) secara "berurutan".
P
T
S W
Q U
R V
Lanjutan . . .
• Beda fase antara dua posisi/simpangan pada selang
waktu tertentu dapat ditentukan dengan persamaan:
t t2 t1
(Ambil “sisanya”)
T T
• Dua keadaan dikatakan sefase jika memenuhi:
0
• Dua keadaan dikatakan berlawanan fase jika memenuhi:
1
2
x/ y Lanjutan . . .
F Fp max
Lanjutan . . .
• Untuk benda yang bergerak harmonik sederhana pada
suatu pegas vertikal, gaya yang berpengaruh adalah gaya
pegas dan gaya gravitasi bumi/gaya berat (tidak ada gaya
normal dan gaya gesekan udara diabaikan).
• Gaya pemulih pada pegas vertikal merupakan resultan
dari gaya pegas dan gaya berat. Tapi dengan mengambil
acuan (titik setimbang) ketika pegas teregang setelah
digantungi beban, rumusan gaya pemulihnya bisa
langsung ditentukan dengan persamaan:
F Fp w F ky (“Mirip” dengan
y simpangan terhadap acuan dimana pegas rumusan pada
pegas horizontal)
sudah teregang akibat digantungi benda.
Lanjutan . . .
F Fp w
F k yo y w
F kyo ky w
kyo w 0
Fp o
F ky
yo Fp
setimbang
yo y y Fmax kA
Setimb
Fp o w 0 ang
w
kyo w 0 Terega
ng
Lanjutan . . .
• Pada gerak harmonik sederhana sistem pegas-benda yang
dipengaruhi oleh gaya pemulih:
Pegas Horizontal Pegas Vertikal
F kx F ky
frekuensi dan periode geraknya dirumuskan oleh
persamaan:
F ma; F gaya pemulih
2 k
kx ma m
k m 1 k
a x a 2 x T 2 ;f
m k 2 m
(Frekuensi dan periode geraknya hanya dipengaruhi oleh
konstanta pegas dan massa benda.)
Dinamika GHS: Bandul Sederhana
• Selain sistem pegas-benda, contoh lain dari GHS adalah
bendul sederhana. Gaya pemulih yang berperan pada bandul
sederhana adalah (komponen) gaya berat (gaya gesekan
udara bisa diabaikan karena relaif kecil).
• Agar memenuhi karakteristik
gaya pemulih pada GHS, maka
sudut simpangannya (𝜃) harus
relatif kecil (sekitar 10o-15o).
• Untuk sudut simpangan (𝜃) yang
relatif kecil:
T mg cos
(Saling menghilangkan)
F gaya pemulih komponen w
Lanjutan . . .
• Untuk sudut simpangan (𝜃) yang
relatif kecil:
sx
(Bisa dianggap seperti GHS pada sistem
pegas-benda pada sumbu horizontal)
l
Untuk yang relatif kecil
(bandul sederhana ) :
x
F mg sin mg
l
x mg
F mg x
s m l l
x
Lanjutan . . .
1 2 1 2
E p pegas kx E p Total ky
2 2
• Energi kinetik pada sistem pegas benda adalah:
1 2
Ek mv
2
v A2 x 2 A2 y 2
Lanjutan . . .
EM Ek E p Ep
Ek
m A x kx
1 2 2 2 1 2
EM
2 2 Ek dan E p
k A x kx
1 2 2 1 2 E p max Ek max E p max
EM
2 2
1 1 1
EM kA2 kx 2 kx 2
2 2 2
1
EM kA2
2
1
x 5sin t x cm , t s
2
Berapakah fase awal gerakannya? Berapakah fase
gerakannya setelah 0,5 s? Berapakah besar
percepatannya setelah bergerak 2 s?
¼¼ ll l
0,25 AA
Lanjutan . . .