Anda di halaman 1dari 46

Semester Genap (II)

Tahun Pelajaran 2019/2020


GERAK HARMONIK SEDERHANA
(G H S)
Indikator Pencapaian
• Peserta didik dapat mejelaskan karakteristik gerak
harmonik sederhana (GHS) melalui pengamatan dan
diskusi kelas (aspek kinematika GHS).
• Peserta didik dapat menjelaskan grafik:
 posisi/simpangan terhadap waktu,
 kecepatan terhadap waktu, dan
 percepatan terhadap waktu
pada GHS melalui pengamatan dan diskusi kelas.
• Peserta didik dapat menggunakan persamaan gerak yang
berlaku pada GHS untuk menganalisis berbagai kasus
GHS melalui diskusi kelas.
Lanjutan . . .

• Peserta didik dapat menjelaskan mengapa benda bisa


bergerak harmonik sederhana melalui pengamatan dan
diskusi kelas (dinamika GHS).
• Peserta didik dapat menganalisis dinamika gerak
harmonik sederhana pada sistem pegas-benda dan
bandul sederhana melalui pengamatan dan diskusi kelas.
• Peserta didik dapat menganalisis energi pada gerak
harmonik sederhana sistem pegas-benda dan bandul
sederhana melalui pengamatan dan diskusi kelas.
Kinematika GHS
• Gerak harmonik (osilasi) merupakan gerak yang
berulang secara periodik dan bolak-balik di sekitar titik
setimbang (menyimpang di sekitar titik setimbang).
• Gerak Harmonik Sederhana (GHS) merupakan gerak
harmonik yang memiliki simpangan terjauh/maksimum
yang tetap/konstan.
• Contoh dari GHS adalah osilasi dari benda yang
diikatkan pada pegas (1) dan bandul sederhana (2).

(1) (2)
Lanjutan . . .
• Simpangan pada gerak harmonik,termasuk GHS, diukur
terhadap titik/posisi tertentu yang disebut dengan
titik/posisi setimbang.
• Simpangan terjauh/maksimum disebut dengan
amplitudo (A).
• Kecepatan pada GHS mengalami perubahan, baik besar
maupun arahnya.
 Kecepatan mencapai nilai maksimum saat berada
pada titik setimbang dan minimum (nol) saat berada
pada simpangan terjauh (amplitudo).
 Arahnya menunjukkan arah gerak benda.
Lanjutan . . .
• Percepatan pada GHS juga mengalami perubahan, baik
besar maupun arahnya.
 Besar percepatannya berbanding lurus dengan
simpangan, sehingga mencapai nilai maksimum saat
berada pada simpangan terjauh (amplitudo) dan
minimum (nol) saat berada pada titik setimbang.
 Arahnya berlawanan arah dengan arah simpangan.

motion-2d

• GHS merupakan kombinasi gerak lurus yang dipercepat


dan diperlambat secara bergantian.
Lanjutan . . .
vmin = 0

amin = 0

vmin = 0
Karakteristik
GHS
amin = 0

vmin = 0
Grafik pada GHS
• Grafik posisi/simpangan, kecepatan dan percepatan
pada GHS merupakan grafik yang memiliki kurva
“sinusoidal”, dimana nilai maksimumnya selalu tetap.

grafik
posisi GHS
Lanjutan . . .
x/ y

t
x/ y Lanjutan . . .

• Posisi/simpangan,
kecepatan, dan
percepatan selalu
v berubah-ubah.
• Saat posisi/simpangan
maksimum: kecepatan
minimum (nol).
• Saat posisi/simpangan
a
maksimum:
percepatan juga
maksimum, tapi
arahnya berlawanan.
Persamaan Gerak pada GHS
Fungsi posisi/simpangan: Fungsi percepatan:
x  t   xt  A sin t   o  a  t   at  amax sin t   o 
y  t   yt  A sin t   o  amax  A 2
at   2 xt   2 yt
Fungsi kecepatan: 2
  2 f   frekuensi sudut 
v  t   vt  vmax cos t   o  T
vmax  A  t       sudut
o
fase 
 o  sudut fase awal (menunjukkan
vt   A  xt   A  yt
2 2 2 2

posisi/simpangan, kecepatan, dan


percepatan awal)
Lanjutan . . .

  sudut fase     Fungsi kecepatan:
2
  fase vt  vmax cos   vmax cos 2
o t 
 o  sudut fase awal   o  vt  vmax cos 2   o 
2 T 
o  fase awal vt  vmax cos 2  ft  o 

Fungsi posisi/simpangan:
Fungsi percepatan:
xt  A sin   A sin 2
at   amax sin    amax sin 2
t 
xt  A sin 2   o  t 
T  at   amax sin 2   o 
T 
xt  A sin 2  ft  o 
at   amax sin 2  ft  o 
Lanjutan . . .
• “Sudut fase” menunjukkan “tingkatan penyimpangan”
benda pada saat tertentu diukur terhadap titik
setimbangnya. Satu osilasi penuh (satu siklus GHS)
menempuh sudut fase 2𝜋 rad. Siklus GHS kemudian
berulang kembali dengan penambahan sudut fase.
• Tingkatan penyimpangan pada GHS lebih mudah
diidentifikasi dari nilai “fase”.
• Jika hasil perhitungan fase menghasilkan nilai berupa
bilangan bulat lebih dari 1, maka fase gerakannya sama
dengan 1. Sedangkan jika perhitungan fase
menghasilkan nilai yang bukan berupa bilangan bulat
maka fase gerakannya adalah “sisa” dari bilangan
bulatnya.
Lanjutan . . .

• Fase hanya memiliki rentang nilai 0 ≤ 𝜑 ≤ 1.


 Jika fase bernilai nol atau 1 artinya benda berada di
titik setimbang (benda akan memulai siklus GHS).
 Jika fase bernilai seperempat (𝜑 = 1/4) artinya
benda telah menempuh seperempat siklus GHS.
 Jika fase bernilai seperempat (𝜑 = 1/2) artinya
benda telah menempuh setengah siklus GHS.
 Jika fase bernilai seperempat (𝜑 = 3/4) artinya
benda telah menempuh tiga perempat siklus GHS.
(“Dan sebagainya . . .”)
Lanjutan . . .
Tingkatan Penyimpangan Fase

  0   1

1

4

1

2

3

4
Lanjutan . . .
T  selang waktu yang memiliki
fase yang sama (sefase) secara "berurutan".
P
T

S W

Q U

R V
Lanjutan . . .
• Beda fase antara dua posisi/simpangan pada selang
waktu tertentu dapat ditentukan dengan persamaan:
t t2  t1
   (Ambil “sisanya”)
T T
• Dua keadaan dikatakan sefase jika memenuhi:
  0
• Dua keadaan dikatakan berlawanan fase jika memenuhi:
1
 
2
x/ y Lanjutan . . .

• Berapakah beda fase


antara nilai maksimum
posisi/simpangan dan
v kecepatan?
• Berapakah beda fase
antara nilai maksimum
posisi/simpangan dan
percepatan?
• Berapakah beda fase
a antara nilai maksimum
kecepatan dan
percepatan?
Dinamika Gerak Harmonik Sederhana
• Benda bisa bergerak harmonik sederhana karena adanya
gaya yang berperan sebagai “gaya pemulih”.
• Gaya pemulih merupakan gaya yang berusaha
mengembalikan benda ke titik setimbang ketika benda
menyimpang dari titik setimbang. Berbagai macam gaya
bisa berperan sebagai gaya pemulih.
• Gaya pemulih pada GHS harus memiliki karakteristik:
 Besarnya berubah-ubah dan berbanding lurus dengan
simpangan benda, sehingga mencapai nilai
maksimum saat berada pada simpangan terjauh dan
minimum (nol) saat berada pada titik setimbang.
 Arahnya berlawanan arah dengan arah simpangan,
tapi searah dengan arah percepatan.
Dinamika GHS: Pegas-Benda
• Untuk benda yang bergerak harmonik sederhana pada suatu
pegas horizontal pada suatu lantai, gaya gesekan permukaan
lantainya harus diminimalisir sehingga yang berpengaruh
pada pergerakan hanya gaya pegas (gaya normal dan gaya
berat seimbang; gaya gesekan udara bisa diabaikan).
• Gaya pegas tersebut merupakan gaya yang berperan sebagai
gaya pemulih.
Fp
Gaya pegas :
x Fp  kx
x0 tanda    :"berlawanan"
Fp  0
Lanjutan . . .
F  Fp  max 
• Percepatan yang
berubah-ubah
F 0
merupakan akibat dari
gaya pemulih yang
berubah-ubah.
F  Fp  kx
F  Fp  max 
• Besar gaya pemulih
maksimum (gaya pegas
maksimum):
F 0
Fmax  Fp  max  kA

F  Fp  max 
Lanjutan . . .
• Untuk benda yang bergerak harmonik sederhana pada
suatu pegas vertikal, gaya yang berpengaruh adalah gaya
pegas dan gaya gravitasi bumi/gaya berat (tidak ada gaya
normal dan gaya gesekan udara diabaikan).
• Gaya pemulih pada pegas vertikal merupakan resultan
dari gaya pegas dan gaya berat. Tapi dengan mengambil
acuan (titik setimbang) ketika pegas teregang setelah
digantungi beban, rumusan gaya pemulihnya bisa
langsung ditentukan dengan persamaan:
F  Fp  w  F  ky (“Mirip” dengan
y  simpangan terhadap acuan dimana pegas rumusan pada
pegas horizontal)
sudah teregang akibat digantungi benda.
Lanjutan . . .
F  Fp  w
F    k  yo  y    w
F  kyo  ky  w
 kyo  w  0 
Fp o
F  ky
yo Fp
setimbang
yo  y y Fmax  kA
Setimb
Fp o  w  0 ang
w
kyo  w  0 Terega
ng
Lanjutan . . .
• Pada gerak harmonik sederhana sistem pegas-benda yang
dipengaruhi oleh gaya pemulih:
Pegas Horizontal Pegas Vertikal

F  kx F  ky
frekuensi dan periode geraknya dirumuskan oleh
persamaan:
F  ma; F  gaya pemulih  
2 k
kx  ma m
k m 1 k
a     x  a   2 x T  2 ;f 
m k 2 m
(Frekuensi dan periode geraknya hanya dipengaruhi oleh
konstanta pegas dan massa benda.)
Dinamika GHS: Bandul Sederhana
• Selain sistem pegas-benda, contoh lain dari GHS adalah
bendul sederhana. Gaya pemulih yang berperan pada bandul
sederhana adalah (komponen) gaya berat (gaya gesekan
udara bisa diabaikan karena relaif kecil).
• Agar memenuhi karakteristik
gaya pemulih pada GHS, maka
sudut simpangannya (𝜃) harus
relatif kecil (sekitar 10o-15o).
• Untuk sudut simpangan (𝜃) yang
relatif kecil:
T  mg cos 
(Saling menghilangkan)
F  gaya pemulih   komponen w
Lanjutan . . .
• Untuk sudut simpangan (𝜃) yang
relatif kecil:
sx
 (Bisa dianggap seperti GHS pada sistem
pegas-benda pada sumbu horizontal)
l
Untuk  yang relatif kecil
(bandul sederhana ) :
x
F  mg sin   mg
l
x  mg 
F  mg    x
s m l  l 

x
Lanjutan . . .

F  kx  pegas  benda


 mg 
F    x  bandul sederhana
 l 
mg m l
k  
l k g
Lanjutan . . .

• Frekuensi dan periode gerak harmonik sederhana pada


bandul dirumuskan oleh persamaan:
F  ma; F  gaya pemulih g
2 
 mg  l
  x  ma
 l  T  2
l
;f 
1 g
g g 2 l
a     x  a   2 x
l
(Frekuensi dan periode geraknya dipengaruhi oleh
panjang tali bandul dan besar percepatan gravitasi, tapi
tidak dipengaruhi oleh massa bandul)
Energi pada GHS: Pegas-Benda
• Pada GHS sistem pegas benda, gaya pemulih yang
berpengaruh adalah gaya pegas dan gaya berat. Keduanya
merupakan gaya konservatif. Maka pada GHS sistem pegas
benda berlaku hukum kekekalan energi mekanik.
• Energi potensial pada sistem pegas benda adalah:
Pegas Horizontal Pegas Vertikal

1 2 1 2
E p  pegas  kx E p Total  ky
2 2
• Energi kinetik pada sistem pegas benda adalah:
1 2
Ek  mv
2
v   A2  x 2   A2  y 2
Lanjutan . . .
EM  Ek  E p Ep
Ek
 m  A  x   kx
1 2 2 2 1 2
EM
2 2 Ek dan E p

 k  A  x   kx
1 2 2 1 2 E p max Ek  max E p  max
EM
2 2
1 1 1
EM  kA2  kx 2  kx 2
2 2 2
1
EM  kA2
2

• Saat Ep-max, Ek minimum (nol), dan “sebaliknya”.


• Ep-max terjadi pada simpangan/posisi terjauh dan Ek-max
terjadi pada titik setimbang.
• EM = Ep-max=Ek-max
Energi pada GHS: Bandul Sederhana
• Pada GHS bandul sederhana, gaya pemulih yang
berpengaruh adalah gaya berat. Gaya berat merupakan gaya
konservatif. Maka pada GHS bandul sederhana berlaku juga
hukum kekekalan energi mekanik.
• Energi potensial pada bandul sederhana adalah energi
potensial gravitasi. Acuan energi potensial gravitasi nol
adalah keadaan/posisi setimbang, bukan permukaan tanah.
Energi potensial pada bandul bisa dirumuskan:
E p  gravitasi  mgl 1  cos  
• Energi kinetik pada bandul sederhana adalah:
1 2
Ek  mv
2
Latihan
• Jika percepatan suatu benda berbanding lurus dengan
simpangan dan arahnya berlawanan maka gerak tersebut
merupakan gerak harmonik sederhana.
• Kelajuan maksimum pada benda yang bergerak harmonik
sederhana terjadi ketika benda berada pada simpangan
terjauhnya.
• Pada gerak harmonik sederhana gaya yang berpengaruh
pada benda selalu berlawanan arah dengan arah
percepatan bendanya.
• Gerak bandul sederhana adalah harmonik sederhana untuk
sembarang simpangan sudut awal.
• Dalam gerak harmonik sederhana, energi potensial
maksimum terjadi ketika benda berada pada simpangan
terjauh (amplitudo).
Lanjutan . . .
• Sebuah benda bergerak harmonik sederhana dengan
persamaan simpangan:
y  10sin  t   y  cm  , t  s 
Berapakah amplitudo, frekuensi dan periode
gerakannya? Berapakah besar kecepatan dan percepatan
maksimumnya? Berapakah besar simpangan, kecepatan
dan percepataan setelah bergerak 3 s?
Lanjutan . . .
• Sebuah benda bergerak harmonik sederhana dengan
persamaan simpangan:

 1
x  5sin   t    x  cm  , t  s 
 2
Berapakah fase awal gerakannya? Berapakah fase
gerakannya setelah 0,5 s? Berapakah besar
percepatannya setelah bergerak 2 s?

• Sebuah partikel bergetar harmonik sederhana dengan


periode 0,1 s dan amplitudo 10 cm. Berapakah kelajuan
partikel saat berada pada simpangannya sebesar 10 cm,
6 cm dan nol (titik kesetimbangan)?
Lanjutan . . .
• Sebuah benda bergerak harmonik sederhana dengan
persamaan simpangan:
 1
x  10sin 2 10t    x  cm  , t  s 
 8
Sebutkan dua nilai sudut fase yang sefase dengan fase
awal? Apakah simpangan saat t = 1 s dan t = 1,5 s
berlawanan fase?
• Sebuah benda bergerak harmonik sederhana dengan
amplitudo A. Pada saat besar kecepatannya sama
dengan setengah besar kecepatan maksimumnya,
berapakah besar simpangan bendanya?
Lanjutan . . .
• Sebuah sistem pegas-benda begerak harmonik
sederhana pada suatu lantai licin. Konstanta pegas
tersebut 20 N/m. Berapakah perbandingan gaya
pemulih pada saat benda berada pada fase 1/4 dan 3/4?
• Sebuah benda bermassa 500 gram melakukan gerakan
harmonik sederhana ketika diikatkan pada suatu pegas.
Frekuensi gerakannya adalah 10 Hz. Berapakah besar
gaya pemulih saat benda menyimpang sejauh 10 cm?
• Periode gerak suatu sistem gerak harmonik sederhana
berupa pegas-benda adalah 0,1 𝜋s. Konstanta pegasnya
sama dengan 160 N/m. Berapakah massa beban yang
diikatkan pada pegas?
Lanjutan . . .
• Sebuah bandul sederhana dengan panjang tali tertentu bergerak
harmonik sederhana dengan periode 8 s. Suatu penghalang
diletakkan sedemikian rupa sehingga hanya seperempat panjang
bandul terbawah yang dapat berayun ketika bandul mengenai
penghalang, lihat gambar di bawah ini. Berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh bandul dari A kembali ke A lagi?

¼¼ ll l
0,25 AA
Lanjutan . . .

• Sebuah bandul bergerak harmonik sederhana dengan


frekuensi f tertentu. Berapakah frekuensinya jika
panjang bandulnya ditambah menjadi dua kali semula?
Berapakah frekuensinya jika massa bandulnya yang
ditambah menjadi dua kali semula?
• Sebuah benda bermassa 3 kg berosilasi pada sebuah
pegas dengan amplitudo 8 cm. Besar percepatan
maksimumnya adalah 3,5 m/s2. Jika osilasinya adalah
gerak harmonik sederhana, berapakah energi mekanik
yang dimiliki benda?
Lanjutan . . .
• Sebuah beban 500 g digantung pada suatu pegas vertikal.
Beban tersebut ditarik sejauh 10 cm kemudian dilepaskan
sehingga bergetar (anggap GHS). Konstanta pegasnya
200 N/m. Berapakah energi kinetik maksimumnya?
Berapakah kelajuan partikel saat melewati titik
setimbang?
• Sebuah bandul sederhana massanya 50 gram. Mula-mula
bandul disimpangkan sehingga berada pada ketinggian 10
cm terhadap titik setimbangnya. Berapakah kelajuan
benda saat melewati titik setimbang?
• Sebuah benda yang diikatkan pada pegas bergerak
harmonik sederhana dengan amplitudo 6 cm. Berapakah
simpangan benda saat energi kinetik dua kali energi
potensialnya?
Lanjutan . . .

• Sebuah benda bermassa 100 g yang diikatkan pada


pegas bergerak harmonik sederhana dengan amplitudo
20 cm dan periode 0,5 s. Berapakah besar energi
potensial saat fasenya 1/12?
• Sebuah balok dengan massa 2 kg diikatkan pada suatu
pegas dan diletakkan pada bidang datar licin. Konstanta
pegasnya sama dengan 75 N/m. Sebuah peluru dengan
massa 25 g ditembakkan pada balok dengan kecepatan
200 m/s dan bersarang dalam balok. Sistem kemudian
bergerak harmonik sederhana. Bagaimanakah
persamaan simpangannya?
Lanjutan . . .
Soal UN 2019
Lanjutan . . .
Soal SBMPTN 2017
Refleksi
• Apakah saya sudah dapat mejelaskan karakteristik gerak
harmonik sederhana (GHS)?
• Apakah saya sudah dapat menjelaskan grafik:
 posisi/simpangan terhadap waktu,
 kecepatan terhadap waktu, dan
 percepatan terhadap waktu
pada gerak harmonik sederhana.
• Apakah saya sudah dapat menggunakan persamaan
gerak yang berlaku pada GHS untuk menganalisis
berbagai kasus GHS?.
Lanjutan . . .
• Apakah saya sudah dapat menjelaskan mengapa benda
bisa bergerak harmonik sederhana?
• Apakah saya sudah dapat menganalisis dinamika gerak
harmonik sederhana pada sistem pegas-benda dan
bandul sederhana?
• Apakah saya sudah dapat menganalisis energi pada
gerak harmonik sederhana sistem pegas-benda dan
bandul sederhana?
Selesai . . .

Anda mungkin juga menyukai