Anda di halaman 1dari 16

INFLASI ZIMBABWE

Adinda Najwa Hasbana (02)


Aisah Nabila Pratiwi (04)
Ananda Naila Baruna (06)
Carissa Raina Sabila (10)
Fajwah Alika (13)
Salsabilla Dwiyanti (31)
Pengertian Inflasi > Menurut Winardi, mengungkapkan bahwa
Inflasi ialah suatu periode pada masa tertentu,
yang terjadi ketika suatu kekuatan dalam
> Secara umum, inflasi merupakan proses membeli terhadap kesatuan moneter menurun.
kenaikan harga-harga umum batang-barang Dalam pengertian Inflasi tersebut bisa timbul jika
secara terus-menerus. Ini tidak bearti bahwa nilai uang yang didepositokan akan beredar lebih
harga-harga berbagai macam barang itu naik banyak dibandingkan atas jumlah barang atau
dengan persentase yang sama. pun jasa yang ditawarkan

> Menurut Rahardja mengungkapkan


> Menurut Marcus, mengungkapkan bahwa bahwa Inflasi ialah suatu kecenderungan
Inflasi yaitu sebuah nilai pada saat tingkat dari atas harga yang berguna untuk meningkat
suatu harga barang atau pun jasa umumnya secara terus-menerus pada umumnya.
yang sedang mengalami kenaikan. Ketika harga barang sedang mengalami
kenaikan hampir sebagian besar dari
harga barang pada umumnya itulah yang
disebut dengan sebagai Pengertian Inflasi.
Faktor Inflasi
Secara Umum

Hutang Negara Biaya Produksi

Jumlah perputaran uang yang Tingginya Permintaan Nilai tukar


ada di sebuah negara yang akan mata uang
mempengaruhi harga
Akibat Inflasi
Secara Umum
Inflasi, tergantung pada tingkat keparahannya, memiliki kemampuan untuk mengganggu
perekonomian. Ada distribusi pendapatan yang tidak merata yang dapat mempengaruhi banyak sektor
dalam perekonomian. Mereka dibahas sebagai berikut:

– Efek pada berbagai kelompok ekonomi, Jika terjadi inflasi rendah dalam perekonomian, pencari kerja
dapat memperoleh keuntungan dari ini karena peningkatan permintaan akan menyebabkan
peningkatan lapangan kerja. Namun, tingkat inflasi yang tidak sehat dapat menjadi bencana bagi
perekonomian karena orang-orang menarik uangnya dari lembaga keuangan dan daya beli mereka
berkurang.
– Belanja pemerintah- Selama inflasi, pemerintah, seperti individu, harus membayar lebih untuk gaji
dan persediaan. Untuk meningkatkan pendapatan, pemerintah dapat meningkatkan pajak tetapi
orang-orang mungkin memiliki kemampuan untuk membayarnya dan beberapa kelompok akan lebih
terpengaruh daripada yang lain.

– Tabungan dan Investasi- Jika inflasi sedang meningkat, ini bukan saat yang tepat bagi penabung
karena penurunan nilai uang mengurangi nilai tabungan. Banyak orang memindahkan investasinya
ke saham dan properti selama inflasi. Ini adalah waktu yang menguntungkan bagi peminjam karena
nilai uang yang mereka pinjam berkurang.
Cara Pemerintah Mengendalikan Inflasi
Secara Umum
– Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah alat yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengontrol jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Ini termasuk uang
kertas, koin, dan deposito bank yang dipegang oleh bisnis dan individu dalam
perekonomian. Kebijakan moneter menggunakan suku bunga untuk mengontrol jumlah
uang dalam perekonomian
-Operasi pasar terbuka
Ketika terjadi inflasi tinggi dalam perekonomian, jumlah uang yang diciptakan oleh lembaga keuangan
perlu dibatasi. Federal Reserve Bank menurunkan pasokan uang dengan menjual sekuritas besar mereka
kepada publik, khususnya ke dealer sekuritas. Pembeli membayar sekuritas dengan menulis cek atas
simpanan yang mereka pegang di bank komersial. Ini adalah cara yang efektif untuk mengontrol suplai
uang karena simpanan bank komersial di Federal Reserve Bank adalah cadangan resmi bank. Dengan
penjualan sekuritas, bank terpaksa membatasi pinjaman dan pembelian sekuritas mereka, sehingga
mengurangi jumlah uang dalam perekonomian.
– Kenaikan Pajak
Kenaikan tingkat pajak mengurangi jumlah uang yang harus dikeluarkan orang untuk barang dan
jasa. Pengaruh pajak dapat bervariasi dengan jenis pajak yang dikenakan, tetapi setiap kenaikan
pajak akan mengurangi pengeluaran dalam perekonomian. Kenaikan pajak yang dikombinasikan
dengan penurunan pengeluaran pemerintah dapat memiliki efek ganda pada suplai uang dalam
perekonomian

-Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal menggunakan pengeluaran dan perpajakan pemerintah untuk mengontrol suplai
uang dalam perekonomian. Kebijakan tersebut dirancang oleh John Maynard Keynes yang
mempelajari hubungan antara pengeluaran agregat dan jumlah aktivitas ekonomi di masyarakat. Dia
juga mengklaim bahwa pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk mengontrol permintaan
agregat.
Apa yang terjadi di Zimbabwe?
Hiperinflasi di zimbabwe adalah sebuah masa dimana mata uang nya tidak stabil ini
dimulai pada akhir 1990an tak lama setelah kepemilikan tanah dicabut dari para tuan
tanah, menuju akhir keterlibatan Zimbabwe dalam Perang Kongo Kedua
Perekonomian Zimbabwe terus mengalami kemorosotan selama beberapa waktu ini. Inflasi negeri
ini terus meningkat hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia. Akibat inflasi yang
tinggi tersebut, bank sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang.
Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100,000,000,000,000 (100 triliun
I
dolar) yang menjadi uang dengan nominal terbesar didunia yang kemudian digantikan dengan dolar
versi ke-4 di mana setiap $ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1
uang baru. Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe memutuskan
untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka
untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe

Hiperinflasi di Zimbabwe terjadi di tahun 2009 dengan Pemerintah mengambil langkah kontroversial yaitu
pelarang penjualan mata uang asing, termasuk dollar AS di dalam negeri. Langkah tersebut beriringan
dengan pengenalan kembali mata uang Zimbabwe dollar yang sempat ditinggalkan lantaran hiperinflasi
pada 2009 lalu sehingga mereka harus mengadopsi dollar AS dan mata uang Afrika Selatan dan berdampak
500% inflasi.
Surat utang 2016, mata uang parallel yang hanya diterima di Zimbabwe. Pemerintah setempat pun
menyatakan, karena dollar AS yang begitu kuat, tarif produksi lokal pun menjadi sangat mahal sehingga
indutri lebih memilih untuk melakukan impor. Dollar RTGS yang kemudian menjadi dollar Zimbabwe
berlaku resmi pada Senin 2019 Juni dan menjadi satu-satunya mata uang yang berlaku di negara
tersebut. Masyarakat setempat menilai dollar Zimbabwe yang masih lekat dengan kekurangan makanan
dan lonjakan inflasi pun mengeluhkan tidak adanya peringatan lebih awal terkait hal ini dan terjadi inflasi
175,66% di Mei.

Kondisi perekonomian Zimbabwe yang sebelumnya sudah kacau, kini semakin terpuruk. Barang-barang
langka dan inflasi bulan Mei mencapai 785,6 persen, membuat pendapatan rakyat Zimbabwe tidak ada
artinya. Zimbabwe berada di jurang krisis terparah sejak satu dekade lalu. Bank sentral Zimbabwe (RBZ)
memperkenalkan kembali mata uang semu Zimbabwe Dolar (ZWD) Juni tahun lalu setelah memutuskan
untuk tidak lagi mengikuti nilai tukar dolar AS sebagai acuan empat bulan sebelumnya. RBZ, secara
sepihak, menetapkan US$ 1 sebesar 25 ZWD bulan Maret lalu, tetapi tidak laku dan pemerintah pun
memutuskan kembali ke sistem lelang. Mei lalu, RBZ mulai mencetak uang dengan harapan dapat
mengumpulkan US$ 720 juta untuk membangun sekor industri. Langkah ini membuat mata uang lokal
anjlok dan inflasi melesat. Tanpa mata uang yang stabil dan berharga, Zimbabwe tidak bisa mengimpor.
Rakyatnya menghadapi kelangkaan makanan, bahan bakar, dan peralatan medis di tengah-tengah
pandemi Covid-19 yang bahkan mampu melumpuhkan negara-negara maju.
Faktor dan Penyebab
• Letak geografis berpengaruh pada inflasi karena berada di benua afrika yang memiliki sumber daya alam
yang sulit dimanfaatkan dan sanitasi yang kurang memadai karena langkahnya air bersih
• isolasi Zimbabwe dengan dunia internasional sehingga menyusahkan negara untuk impor ataupun ekspor

• Tidak adanya mata uang tetap dan kurangnya koordinasi dengan masyarakat menyebabkan nilai tukar
uang negara tidak stabil
• surat utang tersebut setara dengan mata uang dollar AS lantaran di negara tersebut terdapat keterbatasan
uang kertas
• Kurangnya lapangan kerja sehingga pendapatan perkapita rendah dan menyebabkan Jutaan penduduk
Zimbabwe pun dalam 20 tahun terakhir harus pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan.

• Zimbabwe telah resmi mengakhiri penggunaan dollar AS dan berbagai mata uang asing lain dan
menggantikan dengan dua mata uang parallel, yaitu surat utang dan dollar elektronik RTGS yang bakal
dikombinasikan menjadi Zimbabwe dollar.
• hiperinflasi di zimbabwe terjadi karena merosotnya produksi pertanian. Ini memberi dampak seperti
merosotnya penerimaan pajak yang menyebabkan ada "lubang" pada pembiayaan publik.
Akibat dan Dampak
Hiperinflasi yang mengguncang Zimbabwe disebabkan oleh banyak faktor. Diawali dengan kebijakan
redistribusi tanah yang dilakukan pemerintah. Kebijakan tersebut
mengalihkan kepemilikan tanah yang semula dikuasai oleh petani kulit putih (bangsa Eropa) kepada
petani lokal (pribumi). Sayang, minimnya pengetahuan dan
pengalaman petani lokal menyebabkan lahan tidak berproduksi alias tidak menghasilkan apapun,
bahkan banyak yang dibiarkan mangkrak dan ditinggalkan
begitu saja. Produksi pertanian merosot tajam, sehingga stok bahan pangan ,enurun. Akibatnya harga-
harga komoditas pangan melonjak tajam.
Keterlibatan Zimbabwe dalam konflik dengan Kongo juga ditengarai menjadi penyebab
hiperinflasi di negara tersebut. Selama berlangsungnya konflik, Zimbabwe
mengalami krisis ekonomi, di mana anggaran pemerintah banyak tersita untuk mendanai
konflik tersebut.
Akibatnya, berbagai permasalahan yang terjadi, Zimbabwe mengalami defisit anggaran
selama periode 1990-1997. Bahkan berlanjut pada tahun 2004, defisit anggaran yang
diderita melonjak hingga mencapai 20% dari total GDP. Puncaknya pada tahun 2007, inflasi
yang terjadi di negara tersebut semakin parah, hingga mencapai 115%.
Kebijakan dan Solusi
Pada 2016, negara Zimbabwe mengalami krisis uang tunai, oleh karena itu, pemerintah Zimbabwe
mengambil kebijakan dengan melegalkan transaksi dalam 9 mata uang yang diakui oleh pemerintah,
yaitu Yuan - Tiongkok, Rupee - India, Dollar - Australia Yen – Jepang, Rand – Afrika Selatan, Pound -
Inggris, Euro – Uni Eropa, Pula – Botswana dan Dollar – Amerika Serikat. Kebijakan penggunaan
multicurrency ini ternyata tidak membantu banyak mengatasi krisis uang tunai yang terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Zimbabwe kembali mengeluarkan kebijakan baru untuk
menerbitkan bond notes yang awalnya akan mulai didistribusikan pada pertengahan tahun, namun
mundur hingga hamper akhir tahun karena adanya kekhawatiran dari berbagai pihak, terutama
kalangan pengusaha. Pihak Bank Sentral Zimbabwe (Reserve Bank Zimbabwe) pada akhir Oktober
2016 menyampaikan bahwa pihaknya akan berupaya untuk mengedukasi berbagai lapisan masyarakat
terlebih dahulu hingga akhir tahun 2016 akan peredaran bond notes ini dengan menerbitkan nominal
yang kecil terlebih dahulu, yaitu 1 dan 5 yang setara dengan USD 1 dan USD 5. Nominal paling besar
yang akan dikeluarkan adalan 20 yang setara dengan USD 20. Penerbitan bond notes ini
adalah dengan bantuan pinjaman dari African Exim Bank.
Kesimpulan
Dampak dari inflasi yang terjadi di zimbabwe salah satunya adalah jutaan
penduduk zimbabwe dalam 20 tahun terakhir harus pergi ke luar negeri
untuk mencari pekerjaan. sementara penduduk lainnya saat ini tengah
berupaya untuk meninggalkan negara tersebut lantaran kondisi
perekonomian yang terus memburuk di bawah kepemimpinan presiden
Emmerson Manangagwa
Thank you for listening!

Anda mungkin juga menyukai