Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Hidrat

Air merupakan salah satu dari senyawa yang paling berlimpah di alam dan

yang paling penting bagi proses - proses kehidupan. Air melarutkan banyak zat

dan dipakai sebagai medium yang di dalamnya berlangsung barbagai reaksi kimia.

Air merupakan senyawa serbaguna yang berpartisipasi dalam bebagai reaksi kimia

di bumi (Keenan, 1992).

Air hidrasi adalah air yang terkandung dalam kristal, yaitu terikat pada ion

atau molekul yang membentuk kristal. Sejumlah besar senyawa membutuhkan

media air mengkristal. Fakta bahwa kristalisasi tidak terjadi tanpa air, meskipun

air tidak menciptakan ikatan dengan ion kristal inti, yang mengejutkan air hidrasi

mempengaruhi warna, kristal dan bentuk. Sifat air sebagai solusi bagaimana

membantu pembentukan kristal. Setelah menyelesaikan kristalisasi, sebagian kecil

dari kadar air yang masih menjadi bagian dari struktur kristal dan dikenal sebagai

kristalisasi air dan air hidrasi (Keenan, 1992).

Hidrasi air yang terkandung dalam struktur dalam struktur kristal.

Senyawa organik adalah diukur dari segi jumlah molekul air yang terkait dengan

setiap molekul senyawa. Senyawa crystalline dengan air hidrasi yang terkait

dengan mereka, sebagian besar logam kompleks dimana air tidak langsung

berhubungan dengan ion logam utama yang membentuk pusat (Sugiarto, 2002).

Air terikat dengan atom sekitarnya, karena tidak dapat dikaitkan dengan

kristal tanpa beberapa jenis ikatan kovalen. Hubungan dengan air tidak

mempengaruhi beberapa sifat fisik senyawa termasuk senyawa termasuk

karakteristik optik. Aldehida dan keton dapat bereaksi dengan air menghasilkan
VIII-6

1,1 dionatau gemind (gembil) reaksi ini adalah reaksi refreksibel atau dapat balik,

gembiol dapat melepaskan air atau aldehid kembali (Sugiarto,2002).

Selain itu terdapat penetapan hidrasi dalam barium klorida yang

dikristalkan. Barium klorida dihidrat kehilangan semua air kristalnya di atas

temperatur - temperatur yang jauh lebih tinggi (sampai 800) dapat digunakan pada

dehidrasi ini, karena barium klorida tak terhidrasi adalah tak mudah menguap dan

stabil. Bahkan pada temperatur yang cukup tinggi. Gravimetri dengan cara

penguapan lazim dipakai untuk penentuan kadar air dan karbodioksida (Khopkar,

2008).

Air dihilangkan secara terhitung dari cuplikan senyawa organik dengan

cara padat zat pengering tersebut. Massa air yang hilang ditetapkan dari

pertambahan bobot zat pengering tersebut. Penentuan kadar air secara tak

langsung seperti tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan. Selain untuk

penetapan kadar air, gravimetri dengan cara penguapan dapat pula dipakai dalam

penelitian kadar karbondioksida (Khopkar, 2008).

Selain itu pada kimia dasar terdapat struktur kristal, padatan dapat di bagi

menjadi dua kelompok, yaitu kristal dan amorf. Es merupakan padatan kristal

(kristal solid), yang memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau atom -

atomnya, molekul - molekulnya, atau ion - ionnya menempati tempat - tempat

tertentu. Susunan atom, molekul atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian

rupa setunggal gaya tarik menarik antar molekul neto pada keadaan

maksimumnya, gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion,

ikatan kovalen, gaya Van Der Wals, ikatan homogen atau kombinasi gaya - gaya

ini. Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang bertata baik dan
VIII-7

keteraturan molekul yang menjangka jauh. Satuan struktur yang berulang pada

padatan kristal disebut sel satuan (Khopkar, 2008).

2.2 Senyawa Anhidrat

Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut senyawa

anhidrat. Misalnya CaO yang merupakan anhidrat basa dari Ca(OH)2. Melalui

proses pemanasan, senyawa hidrat atau garam hidrat bisa terurai menjadi senyawa

anhidrat dan uap air. Artinya molekul air (air hidrat) terlepas dari ikatan dimana

kehilangan air dan hidrat ini, terjadi dalam beberapa tahap membentuk suatu

rangkaian dengan struktur kristal yang teratur dan mengandung air lebih sedikit

(Cokrosarjiwanto, 1997).

Air hidrat sering terlepas dari ikatannya karena pemanasan. Jika kristal

anhidrat tersebut dibiarkan terbuka, akan menyerap air dari udara secara terus -

menerus sampai kembali membentuk senyawa hidrat kembali. Kehilangan air

hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian dengan struktur kristal

teratur yang mengandung air lebih sedikit. Untuk mengetahui bahwa semua air

sudah hilang adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi perubahan wujud

menjadi bubuk

2. Terjadinya perubahan warna

3. Gelas tempat pemanasan akan kering dari molekul air

Molekul air kristal dapat dijelaskan, senyawa hidrat juga dilakukan

pemanasan terhadap molekul tersebut. Kemudian pemanasan dilakukan sampai air

menguap sempurna. Molekul air yang terperangkap tersebut dapat bereaksi

dengan senyawa induk. Ada beberapa kasus molekul air yang terikat langsung
VIII-6

pada ion logam. Air tersebut biasa disertai dengan cara pemanasan

(Cokrosarjiwanto, 1997).

Pengilangan air tersebut biasa disertai dengan perubahan struktur hablur.

Sebagian bahan seperi protein dan salika disebut zeolit akan kehilangan air.

Apabila dipanaskan tanpa perubahan besar dari strukturnya, hidrat biasanya

terjadi pada saat padat ionik seperti NaCl dan CuSO4. Hal ini disebabkan karena

pada strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya diperlukan air

(Cokrosarjiwanto, 1997).

Gravimetri dengan cara penguapan lazim dipakai untuk penentuan kadar

air dan karbon dioksida. Tidak hanya air diudara tetapi dapat juga menyerap air

dalam larutan sehingga larutan tersebut bebas air. Senyawa tersebut dinamakan

desicant atau pengeringan. Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila

diletakkan beberapa lama diudara akan mangadsorpsi air pada permukaannya

(Cokrosarjiwanto, 1997).

Jumlah air yang diadsorpsi relatif kecil bergantung pada kelembapan

udara. Hal ini dapat dilihat dari permukaannya yang basah, terdapat pula kristal

yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia dalam kristal tersebut,

dan biasanya berikatan dengan kationnya. Air kristal yang terdapat pada senyawa

mempunyai jumlah tertentu dan relatif mudah dihilangkan melalui pemanasan

pada suhu titik didih air (Ibnu, 2004).

2.3 Air Kristal

Dalam kristalografi, air kristal adalah air yang terdapat di dalam kristal.

Dalam beberapa konteks, air kristal adalah berat total air dalam suatu senyawa

pada temperatur tertentu dan berada pada rasio stoikiometri tertentu. Selama
VIII-7

proses kristalisasi, kebanyakan senyawa menarik molekul air dalam struktur

kristalnya. Air kristal umumnya dapat dihilangkan dengan pemanasan sampel,

tetapi seringkali sifat kristalnya juga menghilang (Ibnu, 2004).

Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan, tetapi

senyawa tersebut bukan senyawa hidrat sebenarnya. Air yang dihasilkan tersebut

merupakan proses penguraian dan bukan merupakan proses penghilangan air

melalui dehidrasi. Semua hidrat ionik larut dalam air dan dapat diperoleh kembali

melalui kristalisasi dan larutannya. Jumlah air yang terikat bergantung kepada

cara pembuatan hidrat tersebut (Ibnu, 2004).

Anda mungkin juga menyukai