Anda di halaman 1dari 10

https://www.academia.

edu/8413133/Hidrasi_air

fitri Haryani

Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut anhidrat,miasalnya CaO yang
menrupakan anhidrat basa dari Ca(OH)2, sedangkansenyawa yang mengandung atau mengikat molekul
air secara kimia sebagai bagian dari kisi Kristal disebut senyawa hdrat. Misalnya BaCI2, 2H2O.
molekulair yang terkait dalam hidrat desebut senyawa air hidrat. Senyawa hidrat disebut juga senyawa
Kristal karena mengandung molekul air yang mempunyai ikatanhydrogen. Misalnya pada hidrasi tembaga
(II) sulfat Pentahidrat, CuSO4,5H2O. Antara molekul SO42-dengan SO42-terjadi gaya tolak-menolak
antarmolekulsejenis itu. Dengan adanya molekul air pada kisi Kristal, maka akanmenyebabkan Kristal itu
stabil hingga dalam kisi Kristal, maka akanmenyebabkan Kristal itu stabil hingga dalam kisi Kristal yang
terhidrat akanmembentuk ikatan hydrogen. Molekul air terikat secara kimia dalam senyawasehingga
molekul air bagian dari kisi Kristal. Senyawa yang demikian disebutdengan hidrat molekul air merupaan
bagian dari senyawa misalnya tembaga (III)sulfat pentahidrat yang ditulis sebagai CuSO4, 5H2O.
Senyawa hidrat bisamengikat satu sampai 20 molekul air, maka akan membentuk Kristal dekahedranyang
berbentuk bujur sangkar dan senyawa ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara molekul H2O
yang berikatan hydrogen mengurang molekulnetral lainnya tanpa ikatan berbentuk bujur sangkar, melalui
proses pemanasan,senyawa hidrat atau garam hidrat bias terurai menjadi senyawa anhidrat ataugaram
hidrat bias terurai menjadi senyawa anhidrat atau garam aanhidrat dan uapair. Artinya, molekul air (air
hidrat) terlepas dari ikatan dimana kehilangan air dari hidrat ini terjadi dalam beberapa tahap membentuk
suatu rangkaian jugadengan struktur Kristal yang teratur dan mengandung air lebih sedikit. Kehilananair
dari hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian juga denganstruktur Kristal teratur yang
mengandung air lebih sedikit.

http://www.scribd.com/doc/79062827/Hidrasi-Air

Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut anhidrat misalnya CaO yang merupakan
anhidrat basa dari Ca(OH)2. Sedangkan senyawa yang mengandung atau mengikat molekul air secara
kimia sebagai bagian dari kisi kristalnya disebut dengan air hidrat. Senyawa hidrat disebut juga senyawa
kristal, karena mengandung molekul air yang mempunyai ikatan hidrogen. Dengan adanya molekul air
pada kisi kristal, maka akan menyebabkan kristal itu stabil hingga dalam kisi yang terhidrat akan
membentuk ikatan hidrogen.
Molekul air terikat secara kimia dalam senyawa sehingga molekul air bagian dari kisi kristal. Misalnya
senyawa tembaga (II) sulfat pentahidrat yang ditulis sebagai CuSO4.5H2O. Senyawa hidrat bisa mengikat
satu sampai dua puluh molekul air, maka akan membentuk kristal dekahedrasi yang berbentuk bujur
sangkar, dan senyawa ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara molekul H2O yang berikatan
hidrogen mengurung molekul netral lainnya tanpa ikatan berbentuk bujur sangkar.

Melalui proses pemanasan, senyawa hidrat adalah garam hidrat bisa terurai menjadi senyawa anhidrat
atau garam anhidrat dan uap air. Artinya, molekul air (air hidrat) terlepas dari ikatan dimana kehilangan
air dari hidrat ini menjadi dalam beberapa tahap membentuk suatu rangkaian juga dengan struktur kristal
yang teratur dan mengandung air lebih sedikit. Air hidrat sering terlepas ikatannya karena pemanasan,
jika CuSO4.5H2O dipanaskan, semua airnya hilang, kristal CuSO4 disebut juga dengan tembaga (III)
sulfat hidrat. Jika kristal anhidrat tersebut dibiarkan diudara terbuka, akan menyerap air dari udara secara
terus menerus sampai penta-hidrat terbentuk. Kehilangan air dari hidrat terjadi beberapa tahap
membentuk suatu rangkaian hidrat dengan struktur kristal teratur yang mengandung air lebih sedikit.
Untuk mengetahui bahwa semua air sudah hilang adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemanasan pada senyawa hidrat sehingga terjadi perubahan wujud yaitu menjadi bubuk

2. Terjadi perubahan warna

3. Gelas tempat pemanasan akan kering dari molekul airnya.

Bila suatu zat terlarut yang berupa fase padat dilarutkan kemudian larutan tersebut diuapkan maka pada
hasil penguapannya yaitu berupa fase padat kembali. Zat padat yang terbentuk tersebut mengandung air.
Istilah-istilah penting dalam mempelajari air hidrat ini adalah sebagai berikut :

1. Garam anhidrat adalah garam yang telah mengalami kehilangan molekul air, garam ini terbentuk dari
penguraian garam hidrat yang dipanaskan

2. Garam hidrat adalah garam yang mempunyai sejumlah tetap molekul air dalam setiap molekulnya

3. Persen komposisi adalah perbandingan massa air kristal terhadap massa garam hidrat atau
perbandingan massa air yang dibebaskan semua dalam air.

Klatrat merupakan molekul-molekul asing yang terperangkap dalam suatu struktur induk yang besar
tanpa ada reaksi kimia. Struktur induk ini bisa berupa atau berasal dari molekul H2O atau molekul
lainnya seperti agrerat aquamon (fenol). Hidrat dari gas mulia dalam molekul air dapat menjadi klatrat
(Wilkinson, 1989 : 205-208).
Selain itu, pada analisis gravimetri praktis terdapat metode-metode penguapan atau pembebasan gas.
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada penghilangan bahan penyusun
(konstituen) yang mudah menguap (atsiri), dapat dicapai dengan beberapa cara :

1. Dengan pemijaran sederhana dalam udara atau dalam suatu aliran gas yang tak bereaksi

2. Dengan pengolahan beberapa regensia kimia, pada mana bahan penyusun yang dikehendaki dijadikan
mudah menguap

3. Pengolahan dengan suatu regensia kimia, pada mana bahan penyusun yang dikehendaki, dijadikan
tak mudah menguap (tak atsiri).

Zat yang telah dijadikan tak mudah menguap ini dapat diabsorpsi (diserap) dalam sejumlah medium yang
sesuai, yang telah ditimbang. Bila penaksiran ini adalah penaksiran langsung atau bobot residu ditetapkan
dan proporsi bahan penyusun itu dihitung dari bobot yang hilang, yang terakhir ini adalah metode tak
langsung. Penetapan cairan yang melekat pada permukaan atau air kristalisasi dalam senyawaan
terhidrasi, dapat dilakukan hanya dengan memanaskan saja, sampai temperatur yang sesuai dengan
menimbang residunya. Zat-zat yang terurai ketika dipanaskan dapat dipelajari lebih lengkap pada analisis
termal. Air ini juga dapat diabsorpsi dalam sejumlah zat pengering yang sesuai dengan bobotnya seperti
kalsium klorida.

Beberapa unsur, seperti natrium dan kalsium, yang bersenyawa dengan radikal-radikal dari asam yang
mudah menguap atau asam organik, dapat ditetapkan dengan memanaskannya sampai kering dengan
asam sulfat, residu berupa sulfat, lalu ditimbang.

2Hax + H2SO4 → Na2SO4 + 2Hx

Logam-logam yang mengganggu tentu saja harus dihilangkan lebih dulu. Satu contoh yang berhubungan
adalah penetapan silika murni dalam residu silika tak murni yang telah dipijarkan. Residu ini lalu diolah
dengan satu campuran asam sulfat dan asam fluorida, silika diubah menjadi silikon tetrafluorida yang
mudah menguap.

SiO2 + 4HF → SiF4 + 2H2O

Residu terdiri dari zat pengatur dan kehilangan bobot dari krus merupakan banyaknya silika murni yang
terdapat, asalkan zat-zat pengkontaminasinya berada dalam bentuk yang sama sebelum dan sesudah
pengolahan dengan asam fluorida, dan tak menguap pada pengerjaan ini. Meskipun silika bukan satu-
satunya unsur yang membentuk fluorida yang mudah menguap, ia adalah unsur yang paling melimpah
dan paling sering dijumpai, maka metode pemisahan dengan penguapan itu umumnya memuaskan.
Pemisahan Kronium sebagai bromil klorida CrO2Cl2 merupakan satu metode yang mudah untuk
menghilangkan kromin, manakala aluminium dan unsur-unsur trivalen lainnya harus ditetapkan (Setiono,
1998 : 503-505).

Selain dengan cara pengendapan, pemisahan analit murni dapat dilakukan dengan cara penguapan atau
dengan cara pengeringan. Dasarnya adalah penghilangan penyusun yang mudah menguap, yang
dilakukan dengan beberapa cara :

1. Pemijaran secara sederhana dalam udara atau dalam aliran gas yang tidak ikut bereaksi (indifferent)

2. Dengan memakai pereaksi kimia yang dapat mengubah penyusun yang diketahui menjadi lebih
mudah menguap

3. Dengan memakai pereaksi kimia sehingga senyawa dapat diubah menjadi penyusun yang sukar untuk
menguap.

Pada cara-cara ini juga dapat ditentukan kelembaban atau kadar air hablur suatu bahan dengan cara
memanaskan pada suhu dengan menimbang dapat dihitung kadar air lembab atau air hablur. Penetapan
kadar karbondioksida dalam senyawa-senyawa karbonat dapat dilakukan dengan penambahan asam
berlebihan lalu CO2-nya diserap dengan larutan alkali atau asbes alkalis (ascarite) gas CO2 didorong
keluar dari larutan dengan pemanasan atau dengan dengan mengusirnya menggunakan aliran udara bebas
CO2. Udara untuk keperluan ini harus kering (tidak lembab) dan jika perlu dikeringkan melalui
pengeringan sebelum dilakukan ke alat-alat penyerapan CO2. Penambahan berat yang terakhir ini
merupakan berat dari CO2 yang dicari (Rohman, 2007 : 111-112).

Gravitasi metiko dengan cara penguapan lazim dipakai untuk penentuan kadar air dan karbondioksida.
Air dihilangkan secara terhitung dari cuplikan senyawa anorganik dengan cara penyerapan pada zat
pengering padat. Massa air yang hilang itu ditetapkan dengan cara tak langsung. Disini dianggap bahwa
air merupakan satu-satunya zat yang telah diuapkan. Anggapan ini seringkali tidak benar, karena
pemijaran kadang-kadang tidak semata-mata disebabkan oleh penyerapan air. Selain untuk penetapan
kadar air gravitasi dengan cara penguapan dapat pula dipakai penentuan kadar karbondioksida. Biasanya
senyawa-senyawa karbonat diuraikan dengan asam sehingga dihasilkan gas karbondioksida yang mudah
lepas dari larutan bila dipanaskan (Rivai, 2006 : 316-317).

Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut. Air mudah melarutkan banyak
senyawa ion karena hidrasi senyawa ion-ion itu. Sebuah ion terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu
dengan satu molekul air atau lebih. Dalam larutan banyaknya molekul air yang menggerumuni ion-ion
nampaknya tak tentu, namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam yang larut diuapkan,
garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu, yang disebut air kristalisasi.
Dalam kebanyakan hal ternyata air kristalisasi dalam garam-garam dikaitkan dengan ion positif sering
kali dalam menamai garam atau dalam menulis rumus untuk menamainya, nama atau rumus garam tak
terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan tembaga sulfat dapat dinyatakan
dengan rumus CuSO4 dalam persamaan, padahal dalam kenyataan baik ion Cu2+ maupun SO42-
terhidrasi dalam larutan tersebut, untuk menekankan ada atau tidaknya air terhidrasi digunakan istilah
anhidrat (anhydrous) dan hidrat dalam nama itu untuk membedakan keduanya, misalnya:

Tembaga sulfat anhidrat CuSO4, tembaga sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O, zink klorida anhidrat ZnCl2,
zink klorida heksahidrat ZnCl.6H2O. Penta dan heksa diatas menyatakan banyaknya molekul air dalam
CuSO4.5H2O empat molekul air diikat didekat tiap ion Cu2+ dan satu diikat dalam kristal antara ion-ion
SO42- suatu garam-garam hidrat murni CuSO4.5H2O nampak seperti kering, tidak kelihatan lembab
sama sekali, namun sering kali terdapat beda yang jelas antara garam anhidrat dan hidrasi, misalnya
tembaga sulfat anhidrat CuSO4 berwarna putih, sedangkan senyawa hidratnya CuSO4.5H2O berwarna
biru (Kleinfelter, 1980 : 362-363).

Beberapa senyawa, ketika kristal dari larutan air, dari padatan yang memasukkan molekul air sebagai
bagian dari struktur kristal. Air dihubungkan sebagai kristalisasi atau air hidrasi senyawa dikatakan
berhidrasi itu disebut hidrat, hidrasi biasanya didapatkan dari memanaskan senyawa, meninggalkan
senyawa hidrat, jumlah molekul air digabung dengan satu unit formula dari senyawa anhidrat biasa sangat
tergantung pada kondisi luar yaitu temperatur dan tekanan. Beberapa perbedaan hidrat-hidrat dapat
diketahui. Contohnya kristalisasi dari larutan air pada suhu ruang sebagai dehidrat Na2CO3.7H2O dan
monohidrat Na2CO3.H2O adalah stabil (Peters, 1978 : 110).

Banyak garam dari senyawa-senyawa dengan jumlah mol air tertentu dikombinasikan dengan masing -
masing mol garam. Senyawa hidrat dihubungkan sebagai air kristalisasi atau hidrasi. Senyawa seperti itu
disebut hidrat. Garam hidrat biasanya diubah pada anhidrat dengan pemanasan :

Garam hidrat → garam anhidrat + air

Karena itu mungkin untuk menentukan persentase air yang ada seperti pada suatu garam hidrat dengan
menentukan massa yang hilang ketika massa hidrat yang diketahui dipanaskan :

Persentase zat : . 100 %

http://asrianinoniblogspotcom.blogspot.com/2012/02/laporan-lengkap-hidrasi-air.html?
zx=3e284ad924f47acf

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. [5] Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan
pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, danlautan es. Air dalam obyek-obyek
tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. [7] Indonesia telah memiliki undang-undang
yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air.

Sifat-sifat kimia dan fisika

Air

Informasi dan sifat-sifat

Nama sistematis air

aqua, dihidrogen monoksida,


Nama alternatif
Hidrogen hidroksida

Rumus molekul H2O

Massa molar 18.0153 g/mol

Densitas dan fas 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)


e 0.92 g/cm³ (padatan)

Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 °F)

Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F)


Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

Artikel utama: Air (molekul)

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atomoksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)
and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal,
terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom
oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,
sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, danfosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa
hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat
elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-
elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah
muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan
pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik
listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling
berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya
tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair danpadat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk
ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan
sebuah ion hidroksida (OH-).

Elektrolisis air
Artikel utama: Elektrolisis air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini
disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi
menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi
gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari
elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode dan
dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen
peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.

Kelarutan (solvasi)

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut
dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-
zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
"hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul
air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat
tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.

Butir-butir embun menempel padajaring laba-laba.

Kohesi dan adhesi

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan
parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama,
dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom
oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen)
memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik
elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut)
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar
kedua atom hidrogen.

Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Air
DAFTAR PUSTAKA

J.Basset, Rc.Denny.G.H Jehni. Memahami Kimia Analisa Kuantitatif edisi 4. Erlangga. Jakarta. 1994

R.A.Day dan A.L.Undewood. Kimia Analisis Kuantitatif. Erlangga. Jakarta. 1989

Rivai,Harrizul. Asas pemeriksaan kimia. UI.Press. Jakarta . 2006

Rohman dkk. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka belajar. Jakarta. 2007

Dirjen POM. Farmakope Indonesia edisi ketiga. Departemen kesehatan. Jakarta. 1979

Tim dosen kimia dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. UIN Alauddin. Makassar. 2011

Anonim. R.Hidrat. www.scribd.com/doc/137435b (diakses pada tanggal 11 Januari 2012)

EC DIRECTIVE. Lembar data keselamatan bahan. www. merck-chemicals. co. id / PDF. (diakses pada
tanggal 10 Januari 2012)

Anda mungkin juga menyukai