Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................1

1.2. Maksud dan Tujuan.....................................................................................3

1.3. Ruang Lingkup............................................................................................3

1.4. Dasar Hukum...............................................................................................3

1.5. Sistematika Pembahasan............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5

2.1. Terminal.......................................................................................................5

2.2. Optimalisasi Aset.........................................................................................9

2.3. Pengelompokan/Zonasi.............................................................................11

2.4. Pelayanan Olahraga..................................................................................11

2.5. Pelayanan Kesehatan...............................................................................13

2.6. Pelayanan Edukasi....................................................................................15

2.7. Usaha Mikro Kecil dan Menengah............................................................16

BAB III METODOLOGI DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN............19

3.1. Pendekatan Kajian....................................................................................19

3.2. Tahapan Kajian.........................................................................................19

3.3. Metode Survey dan Pengumpulan Data...................................................20

3.4. Metode Analisis.........................................................................................22

3.5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan................................................................23

BAB IV PENUTUP................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan perekonomian Indonesia


menunjukkan adanya peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tersebut mendorong
adanya peningkatan arus perdagangan dan peran terminal dalam memperlancar
distribusi arus penumpang atau barang. Terminal merupakan salah satu
komponen sistem transportasi yang melayani pergerakan manusia dan barang
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sebagai simpul dalam suatu sistem
jaringan transportasi, terminal mempunyai fungsi pokok sebagai tempat
mengendalikan atau mengatur lalu lintas angkutan, pergantian moda serta naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang. Ditinjau dari fungsi tersebut,
terminal diharapkan dapat melayani setiap pengguna terminal yang menggunakan
jasa pelayanan terminal. Keberadaan terminal berperan dalam pengembangan
transportasi dalam sebuah wilayah sehingga dapat menunjang pertumbuhan
ekonomi lokal.

Di Jawa Timur, terminal terdapat di setiap kabupaten/kota yang bertujuan


untuk menghubungkan jalur transportasi antar kota atau antar propinsi di Jawa
Timur. Kota Malang memiliki beberapa terminal, salah satunya adalah terminal
Hamid Rusdi. Berdasarkan fungsinya, terminal Hamid Rusdi seharusnya menjadi
simpul dalam jaringan transportasi. Namun, berdasarkan kondisi saat ini,
diketahui bahwa aktivitas di terminal Hamid Rusdi menurun. Hal tersebut
disebabkan oleh terminal Hamid Rusdi yang sepi akan pengunjung. Banyak
angkutan umum yang seharusnya berhenti dan memarkir kendaraannya di dalam
terminal justru lebih banyak berhenti dan memarkir kendaraan di luar terminal dan
di beberapa titik yang biasa digunakan angkutan atau kendaraan umum berhenti
untuk menunggu penumpang. Selain itu, penurunan jumlah penumpang juga
dikarenakan rute kendaraan umum yang menuju ke terminal Hamid Rusdi harus
melewati Pasar Gadang, dimana hal tersebut menimbulkan kemacetan yang
menyebabkan kenaikan biaya operasional kendaraan umum sehingga banyak

1
kendaraan umum yang lebih memilih untuk menurunkan dan menaikkan
penumpang di beberapa titik sebelum terminal.

Aset merupakan suatu potensi yang baik, yang dimiliki oleh organisasi atau
individu untuk mencapai tujuan. Aset dalam pengelolaannya memerlukan
pengidentifikasian baik jenis, jumlah, kondisi, potensi dan statusnya, yang
hasilnya digunakan untuk strategi pemanfaatan, penghapusan dan optimalisasi
aset tersebut sendiri. Menurut Siregar (2004), optimalisasi aset tersebut harus
memaksimalkan ketersediaan aset, memaksimalkan penggunaan aset dan
meminimalkan biaya kepemilikan.

Lahan terminal Hamid Rusdi yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Timur masih belum dioptimalkan keberadaannya. Secara geografis, lahan
tersebut sangat strategis karena lokasinya yang berada dekat dengan Pasar
Gadang dimana merupakan pusat keramaian dan terdapat hilir mudik para
pengunjung pasar. Terminal Hamid Rusdi terletak di dekat perbatasan Kota
Malang dengan Kabupaten Malang. Terminal ini menjadi satu - satunya terminal
penghubung antara angkutan umum dari Kabupaten Malang ke Kota Malang. Hal
ini tentu menjadi nilai positif bagi terminal Hamid Rusdi yang seharusnya ramai
karena terminal Hamid Rusdi merupakan pintu masuk ke arah Kota Malang.

Pembentukan UPT P3 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang Dinas
Perhubungan berdasarkan beberapa proses penetapan peraturan perundangan.
UPT P3 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Timur bertanggung jawab pada Terminal Hamid Rusdi. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang menjelaskan mengenai
pemanfaatan penggunaan barang milik negara. Bentuk pemanfaatan barang milik
negara/daerah dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
bangun guna serah atau bangun serah guna serta kerjasama penyediaan
infrastruktur. Sewa barang milik negara/daerah salah satunya dilaksanakan
terhadap barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan.

Terminal Hamid Rusdi memiliki lahan yang luas. Di dalam terminal ini, telah
dibangun kios kios yang dapat digunakan untuk para pedagang menjual

2
dagangannya dengan menyewa kios tersebut. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menjadi pusat kegiatan lain, misalnya pasar, pusat perbelanjaan, atau
tempat hiburan. Hal tersebut tentu akan menunjang peningkatan aktivitas di
terminal Hamid Rusdi. Dinas Perhubungan yang memiliki kewenangan di Provinsi
Jawa Timur wajib melakukan pengelolaan terminal sehingga diperoleh efisien dan
efektivitas dalam bidang perhubungan.

Memperhatikan kebutuhan di atas, maka dipandang perlu untuk


melaksanakan studi tentang optimalisasi aset terminal Hamid Rusdi dan desain
bisnis model terminal sehingga diperoleh terminal yang efektif dan efisien serta
dapat membantu menumbuhkan ekonomi lokal dan UMKM sekitar.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakan kegiatan studi ini adalah untuk melakukan


kajian/analisis optimalisasi aset terminal.

Sedangkan tujuannya adalah :

a. Melakukan identifikasi eksisting terminal Hamid Rusdi ditinjau dari


kondisi aset dan analisa pasar terminal Hamid Rusdi.

b. Melakukan analisis kebutuhan optimalisasi aset terminal Hamid Rusdi


yang meliputi aset terminal dan potensi bisnis.

c. Melakukan perencanaan terintegrasi mengenai optimalisasi aset terminal


Hamid Rusdi terkait pengembangan layanan dan bisnis.

1.3. Ruang Lingkup

Bisnis model yang dirancang sesuai dengan tata arsitektur terminal dan
keadaan riil lingkungan sekitar.

3
1.4. Dasar Hukum
1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah
2) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 40 tahun
2015 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal
Penumpang Angkutan Jalan.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun
2012 tentang Retribusi Daerah.

1.5. Sistematika Pembahasan

Laporan Kajian Optimalisasi Aset Terminal Hamid Rusdi disusun dalam


bentuk bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dasar hukum,
dan sistematika pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memuat tinjauan pustaka mengenai kajian optimalisasi aset terminal

BAB III METODOLOGI

Memuat tahapan pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kajian


optimalisasi aset terminal
BAB IV PENUTUP

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminal

Terminal merupakan salah satu komponen transportasi. Fungsi utama dari


terminal adalah untuk penyediaan fasilitas masuk dan keluarnya penumpang atau
barang yang akan diangkut agar menuju tempat tujuan. Terminal biasanya mudah
terlihat dan merupakan prasarana yang umumnya memerlukan beberapa aspek
pendukung untuk mengoptimalkan fungsi terminal dengan sebaik-baiknya.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 132
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Terminal merupakan pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk
mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan dan/atau
barang, serta perpindahan moda angkutan.

Ditinjau dari 3 unsur, terminal memiliki fungsi:

1. Bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan


perpindahan dari satu moda angkutan ke moda angkutan lainnya, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan.
2. Bagi pemerintah, terminal memiliki fungsi menata lalu lintas dan angkutan,
menghindari kemacetan, dan pengendalian kendaraan umum.
3. Bagi operator/pengusaha, terminal memiliki fungsi untuk pengaturan bus dan
penyediaan fasilitas istirahat, dan informasi bagi awak bus, dan sebagai
fasilitas pangkalan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM


132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
terminal penumpang diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Terminal penumpang tipe A


Terminal penumpang tipe A merupakan terminal yang memiliki peran utama
melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau
angkutan antarkota antar provinsi yang dipadukan dengan pelayanan

5
angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan/atau angkutan
pedesaan.

2. Terminal penumpang tipe B


Terminal penumpang tipe B merupakan terminal yang memiliki peran utama
melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi yang
dipadukan dengan pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan
pedesaan.
3. Terminal penumpang tipe C
Terminal penumpang tipe C merupakan terminal yang memiliki peran utama
melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.

Sesuai dengan fungsinya, terminal seharusnya menjadi tempat berhentinya


kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Terminal yang
tidak berjalan sesuai fungsinya perlu dikembangkan agar kegiatan dalam terminal
dapat berjalan dengan optimal. Sebagai bagian dari proses, analisa aspek
terminal diperlukan untuk dapat mengoptimalkan aspek mana yang mampu
menyokong lancarnya kegiatan dalam terminal. Aspek tersebut terdiri dari :

1. Customer Experience

Pengalaman pelanggan merupakan hal – hal yang bersifat pribadi dan


berlangsung di benak pelanggan secara invidual dan bersifat tidak terlupakan.
Menurut Meyer dan Schwager (2007), pengalaman pelanggan adalah tanggapan
pelanggan secara internal dan subjektif sebagai akibat dari interaksi secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Pengalaman pelanggan
dibentuk oleh harapan pelanggan yang merefleksikan pengalaman sebelumnya.
Pemahaman dan pengelolaan pengalaman pelanggan pada setiap titik kontal
(touch point) merupakan bagian penting dalam memelihara dan meningkatkan
kepuasan pelanggan.

Ditinjau dari aspek kegiatan, terminal berfungsi sebagai pusat kegiatan atau
simpul jaringan transportasi yang melayani pergerakan manusia dan barang.

6
Secara umum, alur kegiatan penumpang ketika di terminal disajikan pada Gambar
2.1.

Menunggu
datangnya bus
Menunggu di ruang
tunggu Melanjutkan
Penumpang Membeli Tiket Naik Bus
Belanja perjalanan
Berjalan jalan
mengelilingi terminal

Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Penumpang di Terminal

Berdasarkan siklus di atas, dapat dilihat jika dari kegiatan para penumpang di
terminal masih terdapat peluang untuk meningkatkan sirkulasi kegiatan
penumpang di terminal. Beberapa hal yang dapat dioptimalkan adalah kegiatan
para penumpang yang menunggu bus dan angkutan umum atau masyarakat yang
sedang melakukan pengantaran dan penjemputan.

2. Hiburan

Hiburan merupakan salah satu sarana bagi penumpang dan/atau pengantar


untuk menghilangkan bosan sembari menunggu kedatangan bus/angkutan umum
yang membawa mereka ke tempat tujuan. Karakter penumpang yang mudah
bosan dapat menjadi peluang untuk optimalisasi kegiatan di terminal. Hal tersebut
tentu akan menarik minat masyarakat untuk mengunjungi terminal dan
meningkatkan sirkulasi kegiatan di terminal.

3. Fasilitas

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 132 Tahun 2015


tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan yang

7
mencantumkan jenis-jenis fasilitas umum yang ada di terminal. Fasilitas terminal
penumpang terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang.

Yang termasuk dalam jenis fasilitas utama adalah sebagai berikut:

a. Jalur keberangkatan kendaraan.

b. Jalur kedatangan kendaraan.

c. Ruang tunggu penumpang, pengantar, dan/atau penjemput.

d. Tempat parkir kendaraan.

e. Fasilitas pengelolaan lingkungan hidup.

f. Perlengkapan jalan.

g. Fasilitas penggunaan teknologi.

h. Media informasi.

i. Penanganan pengemudi.

j. Pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus (customer service).

k. Fasilitas pengawasan keselamatan.

l. Jalur kedatangan penumpang.

m. Ruang tunggu keberangkatan (boarding).

n. Ruang pembelian tiket.

o. Ruang pembelian tiket untuk bersama.

p. Outlet pembelian tiket secara online (single outlet ticketing online).

q. Pusat informasi (Information Center).

r. Papan perambuan dalam terminal (Signage).

s. Papan pengumuman.

8
t. Layanan bagasi (Lost and Found).

u. Ruang penitipan barang (Lockers).

v. Tempat berkumpul darurat (Assembly Point).

w. Jalur evakuasi bencana dalam terminal.

Sedangkan fasilitas penunjang yang terdapat di terminal terdiri dari :

a. Fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui.

b. Fasilitas keamanan (Checking point/metal detector/CCTV).

c. Fasilitas pelayanan keamanan.

d. Fasilitas istirahat awak kendaraan.

e. Fasilitas ramp check.

f. Fasilitas pengendapan kendaraan.

g. Fasilitas bengkel yang diperuntukkan bagi operasional bus.

h. Fasilitas kesehatan.

i. Fasilitas peribadatan.

j. Tempat transit penumpang (hall).

k. Alat pemadam kebakaran.

l. Fasilitas Umum.

Fasilitas umum meliputi :

- Toilet.

- Fasilitas park and ride.

- Tempat istirahat awak kendaraan.

9
- Fasilitas pereduksi pencemaran udara dan kebisingan.

- Fasilitas pemantau kualitas udara dan gas buang.

- Fasilitas kebersihan, perawatan terminal, dan janitor.

- Fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum.

- Fasilitas perdagangan, pertokoan, kantin pengemudi.

- Area merokok.

- Fasilitas restoran.

- Fasilitas Anjungan Tunai Mandri (ATM).

- Fasilitas pengantar barang (trolley dan tenaga angkut)

- Fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet.

- Fasilitas penginapan.

- Fasilitas keamanan.

- Ruang anak-anak.

- Media pengaduan layanan.

4. Sosial

Adanya interaksi antara penumpang yang satu dengan penumpang yang lain,
penumpang dengan petugas, antara penumpang dengan pengemudi angkutan
umum yang ada di terminal, serta antar pelaku kegiatan di terminal dibutuhkan
agar suatu terminal dapat berkembang dan berjalan secara optimal sesuai
dengan fungsinya.

2.2. Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang


bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal

10
dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut (Sutrisno, 2004). Pada tahap ini, aset
yang dimiliki diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset
tersebut. Sedangkan menurut Nugent (2010), optimalisasi pemanfaatan aset
merupakan hubungan antara kegunaan layanan dan imbalan keuntungan.
Dengan kata lain, optimalisasi merupakan pengoptimalan pemanfaatan potensi
dari sebuah aset dimana dapat menghasilkan manfaat yang lebih ataupun
meningkatkan pendapatan.

Menurut Siregar (2004), optimalisasi aset dilakukan apabila aset tidak


berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga berakibat adanya kondisi idle. Aset
yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor
unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi
nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dan tentunya
kriteria untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan
aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari penyebab mengapa aset tersebut
menjadi idle capacity. Siregar (2004) mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan
aset harus dibuat sebuah formulasi strategi untuk meminimalisir atau
menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan dan untuk aset yang tidak dapat
dioptimalkan harus dicari penyebabnya.

Optimalisasi pengolaan aset itu harus memaksimalkan ketersediaan aset


(maximize asset availability), memaksimalkan penggunaan aset (maximize asset
utilization) dan meminimalkan biaya kepemilikan (minimize cost of ownership).
Untuk mengoptimalkan suatu aset, dapat dilakukan Highest and Best Use
Analysis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meminimalisir atau mungkin
menghilangkan hambatan atau ancaman atas pengelolaan aset-aset tersebut.
Sehingga optimalisasi dari suatu aset yang berstatus idle capacity dapat
dilakukan. Yusuf (2010) mengatakan bahwa optimalisasi pengelolaan aset/barang
milik negara harus didukung oleh kemampuan dan keahlian tinggi yang
menunjang. Berkaitan dengan sikap profesionalisme tersebut, upaya untuk
mendukung optimalisasi dapat dilihat dari aspek peluang/pasar dan aspek
investasi. Aspek pasar dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan aset yang paling
sesuai dengan kondisi pasar saat ini dan masa yang akan datang. Sedangkan

11
untuk meninjau aspek investasi dapat didasarkan pada analisis ekonomi/finansial
aset tersebut.

Pudjosumarto (1998) mengatakan bahwa analisis ekonomi merupakan suatu


analisis yang melihat suatu kegiatan investasi dari sudut perekonomian secara
keseluruhan untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan analisis finansial
merupakan analisis yang melihat suatu investasi dari sudut lembaga/badan yang
mempunyai kepentingan langsung dalam suatu proyek atau yang
menginvestasikan modalnya kedalam proyek. Aset yang menjadi objek pada
kajian ini merupakan aset milik pemerintah daerah yang merupakan aset yang
dikelola oleh pemerintah untuk kegiatan di bidang transportasi yang berorientasi
profit. Oleh karena itu, aspek investasi yang sesuai yakni dengan menggunakan
analisis ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi tolok ukur dalam
optimasi pemanfaatan aset yakni arah pengembangan yang sesuai dengan
melihat peluang atau arahan tata ruang berdasarkan peraturan pemerintah
setempat dan kelayakan dari aset tersebut. Kelayakan aset dimaksudkan untuk
memastikan apakah suatu aset memiliki potensi dari aspek fisik, lokasi, legal dan
finansial/ekonominya.

2.3. Pengelompokan/Zonasi

Pengelompokan atau clustering/klasterisasi adalah metode pengelompokan


data. Menurut Tan (2006) clustering adalah sebuah proses untuk
mengelompokkan data ke dalam beberapa cluster atau kelompok sehingga data
dalam cluster memiliki tingkat kemiripan yang maksimum dan data antar cluster
memiliki kemiripan yang minimum. Clustering merupakan proses partisi satu set
objek data ke dalam himpunan bagian yang disebut cluster. Objek yang di dalam
cluster memiliki kemiripan karakteristik antar satu sama lainnya dan berbeda
dengan cluster yang lain.

Clustering merupakan metode segmentasi data yang sangat berguna dalam


prediksi dan analisa masalah bisnis tertentu. Misalnya segmentasi pasar,
marketing dan pemetaan zonasi wilayah. Indentifikasi objek dalam berbagai
bidang seperti computer vision dan image processing. Adapun ciri-ciri cluster
adalah homogenitas (kesamaan) yang tinggi antara anggota dalam satu cluster

12
(within cluster) dan heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antara cluster lain
(between-cluster). Analisis cluster memiliki beberapa istilah penting, antara lain:

a. Distance between cluster centers, yaitu jarak yang menunjukan bagaimana


terpisahnya pasangan individu cluster
b. Keanggotaan cluster (cluster membership), ialah keanggotaan yang
menunjukkan cluster untuk setiap objek yang menjadi anggotanya.
c. Pusat cluster (cluster centers), ialah titik awal di mulai pengelompokan
dalam cluster nonhierarki.
d. Rata-rata lama cluster (cluster centroid), ialah nilai rata-rata variable dari
semua objek atau observasi dalam cluster tertentu.
e. Skedul aglomerasi (agglomeration schedule), ialah jadwal yang
memberikan informasi tentang objek atau kasus yang dikelompokan pada
setiap tahap pada suatu proses analisis cluster yang hierarki

2.4. Pelayanan Olahraga

Pelayanan olahraga terdiri dari sarana dan prasarana olahraga.

a. Sarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa


sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai akat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Soepartono (2000:6) mengatakan bahwa
sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu seuatu yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau
pendidikan jasmani, mudah dipindahkan, bahkan dibawa oelah pelaku atau
siswa. Contohnya alat yang digunakan dalam pembelajaran jasmani yaitu
bola, raket, pemukul, net, lembing dan sebagainya.

b. Prasarana

Soepartono (2000:5) mengatakan bahwa prasarana merupakan segala


sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses
(usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan

13
sebagai sesuatu yang memudahkan atau memperlancar tugas dan
memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah tidak
bisa dipindahkan.

c. Olahraga

Menurut Karim (2002), olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang
dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Sementara itu,
kesehatan dan kebugaran merupakan aspek yang menjadi target dalam
olahraga. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidpu produktif secara sosial dan ekonomis.
Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.

Menurut Agus S. S (2004), ada beberapa persyaratan yang harus


dipertimbangkan dalam memilih sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut:

a. Aman

Unsur keamanan merupakan unsur yang paling pokok dalam syarat


memilih sarana dan prasarana seperti lapangan harus terhindar dari unsur
bahaya, misalnya: licin, ada benda runcing (batu, pecahan kaca dan
sebagainya).

b. Mudah dan murah

Sarana dan prasarana tersebut mudah didapat, disiapkan, diadakan, dan


jika membeli tidaklah mahal harganya, namun juga tidak mudah rusak.

c. Menarik

Sarana dan prasarana yang baik jika menarik penggunanya, artinya orang
yang akan menggunakannya akan senang bukan sebaliknya.

d. Memacu untuk bergerak

14
Dengan adanya sarana dan prasanara ini diharapkan orang-orang akan
terpacu untuk bergerak dan melakukan olahraga dengan rutin untuk
kesehatan.

e. Sesuai dengan kebutuhan

Dalam penggunaan sarana dan prasarana dapat disesuaikan dengan


kebutuhan masyarakat sekitar sehingga dapat digunakan dengan
maksimal.

f. Sesuai dengan tujuan

Sarana dan prasarana hendaknya sesuai dengan tujuannya, maksudnya


jika sarana dan prasarana tersebut akan digunakan untuk mengukur
kekuatan dan sesuai dengan tujuan kekuatan tersebut, yaitu harus
berkaitan dengan berat. Jika sarana dan prasarana digunakan untuk
mengukur keseimbangan, maka terkait dengan lebar tumpuan dan tinggi
tumpuan.

g. Sesuai dengan lingkungan

Sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan dengan situasi


lingkungan tempat tersebut

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat diambil


kesimpulan bahwa prasarana olahraga adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam melakukan olahraga yang sifatnya semi permanen (bisa dipindahkan tetapi
sulit atau berat), bisa juga permanen (tidak bisa dipindahkan). Keberadaan sarana
dan prasarana sangat mempengaruhi cepat lambatnya siswa dalam menguasai
pembelajaran. Tanpa sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran tidak akan
berjalan dengan optimal.

2.5. Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2009, bahwa kesehatan


merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

15
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun
1945. Kesehatan merupkan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak
bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak
sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan
kehidupannya secara layak. Definisi dari pelayanan kesehatan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang
tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan Pelayanan Kesehatan tentang
kesehatan ialah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan,
perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

Menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Pasal 52 ayat (1) Kesehatan,


pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan
yaitu:

a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service)

Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan


secara mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau kelompok
anggota masyarakat yang bertujuan untuk meyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan
perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan
yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, dan/atau praktik mandiri.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)

Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan


masyarakat yan bertujuan untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan
yang mengacu pada tindakan promotive dan preventif. Upaya pelayanan
masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan
masyarkaat tertentu seperti puskesmas.

Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat


(2) UU Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:

16
a. Pelayanan kesehatan promotive adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan
yang bersifat promosi kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan


terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

c. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian


kegiatan pengobatan yang ditunjukkan untuk menyembuhakan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.

d. Pelayanan kesehatan rehabilitative adalah kegiatan dan/atau


serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat
yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

Berdasarkan uraian tersebut pelayan kesehatan yang diselenggarakan di


puskesmas, klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam Undang-Undang
Kesehatan dalam Pasal 54 ayat (1) yang berbunyi bahwa penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu,
serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini setiap orang atau pasien dapat
memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan secara professional, aman, bermutu,
anti diskriminasi dan efektif serta lebih mendahulukan pertolongan keselamatan
nyawa pasien disbanding kepentingan lainnya.

2.6. Pelayanan Edukasi

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


mendifinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

17
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Notoadmojo (2003),
edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan. Menurut Suliha (2002), edukasi merupakan proses belajar dari tidak
tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu. Pendidikan merupakan kebutuhan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah semestinya usaha dalam
menumbuh kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu terus
diupayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara optimal.
Pendidikan memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih jauh memberikan
pengaruh yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa.

Dalam konteks relasi sosial, khususnya dalam relasi antara masyarakat yang
membutuhkan pendidikan pada tingkat dan jenjang tertentu melalui pendidikan
formal dan pemerintah sebagai penyedia kebutuhan itu terdapat semacam
muatan yang menjadi pengikat dalam relasi itu. Hubungan antara masyarakat dan
pemerintah dengan salah satu muatannya adalah kebutuhan atas pendidikan
dipahami dalam konteks organisasi, keberadaannya dapat dilihat dari sudut
pandang muatan dalam jaringan sosial dalam suatu organisasi sosial (Agusyanto,
2007).

2.7. Usaha Mikro Kecil dan Menengah


Usaha Mikro Kecil dan Menengah didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar dapat diperoleh
pengertian yang sesuai UMKM, yakni menganut ukuran kuantitatif yang sesuai
dengan kemajuan ekonomi.

Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UMKM


berdasarkan kepentingan Lembaga yang memberikan definisi, diantaranya:

a. Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995)
Usaha Kecil (UK), termasuk dengan Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha
yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,-

18
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjulanan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.0000,-.
Semantara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga
negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 s.d.
Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Badan Pusat Statistik Nasional (BPS)
BPS memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha
kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19
orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiiki
tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
c. Bank Indonesia
UMKM adalah perusahaan atau industry dengan karakteristik berupa:
1. Modalnya kurang dari Rp 20.000.000.
2. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp
5.000.000.
3. Memiliki aset maksimum Rp 600.000.000 di luar tanah dan bangunan.
4. Omzet tahunan ≤ Rp 1.000.000.000.
d. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Merunut Departemen Perindustrian dan Perdagangan UMKM dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600.000.000 di luar tanah dan
bangunan.
2. Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25.000.000.
e. Departemen Keuangan
UMKM adalah perusahaan yang memiliki omzet maksimal Rp 600.000.000
per tahun dan atau aset maksimum Rp 600.000.000 di luar tanah dan
bangunan.
f. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro. Kecil dan
Menengah (UMKM)
Pengertian UMKM:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang.

19
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.

Tabel 2.1 Kriteria UMKM Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008

N Uraian Kriteria
Aset Omzet
o
1 Usaha Mikro Maks. Rp 50.000.000 Maks. Rp
300.0000.000
2 Usaha Kecil > Rp 50.000.000 – Rp > Rp 300.000.000 –
500.000.000 Rp 2.500.000.000
3 Usaha Menengah > Rp 500.000.000 – Rp > Rp 2.500.000.000 –
10.000.000.000 Rp 50.000.000.000

20
BAB III
METODOLOGI DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Pendekatan Kajian

Metodologi ini berisi uraian tahapan pelaksanaan studi dan uraian metode
analisa yang digunakan dalam kajian ini, yaitu:

 Kondisi eksisting terminal yang berupa besarnya pengunjung terminal


yang dilihat dari jumlah penumpang datang dan turun dari bus atau MPU,
jumlah kios yang ada di terminal secara keseluruhan, jumlah kios yang
sudah diisi, jumlah kios yang kosong, harga sewa untuk masing-masing
kios serta trayek bus dan MPU yang ada di terminal.

 Usulan rencana optimalisasi terminal.

3.2. Tahapan Kajian

Metodologi kajian merupakan tahapan yang terapkan pada sebuah


penelitian untuk mencapai tujuan kajian. Metodologi kajian memiliki rencana kerja
yang sistematis sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang
diharapkan. Salah satu unsur penting dari metodologi adalah adanya metode
yang diterapkan untuk pemecahan masalah. Berikut merupakan tahapan yang
digunakan pada kajian ini.

21
Start

Pengumpulan Data

Survei Lokasi Terminal

Penyusunan Laporan Pendahuluan

Analisa Kondisi Eksisting

Penyusunan Laporan Akhir

End

Gambar 3.1 Alur Metodologi Kajian Optimalisasi Aset Terminal

3.3. Metode Survey dan Pengumpulan Data

3.3.1. Persiapan Pengumpulan Data


Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelummemulai
pengumpulan data. Dalam tahap ini disusun hal-hal penting yang harus segera
dikerjakan sehubungan dengan penyusunan kajian dengan tujuan untuk
mengefetifkan waktu pekerjaan.
 Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
 Menentukan kebutuhan data
 Pengadaan persyaratan administrasi untuk pencarian data
 Perencanaan jadwal kegiatan penyusunan kajian
Persiapan diatas harus dilaksanakan dengan cermat untuk menghindari
pekerjaan yang berulang-ulang sehingga tahap pengumpulan data menjadi tidak
optimal. Selanjutnya dilakukan survei pendahuluan, yaitu survei langsung ke
lokasi studi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Bersamaan
dengan tahapan ini penulis juga melakukan studi pustaka yang berhubungan
dengan studi kajian yang akan dilaksanakan.

22
3.3.2. Identifikasi Permasalahan
Setelah mendapatkan gambaran umum dari kondisi lapangan maka dapat
dilakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan peninjauan pada
pokok masalah untuk menentukan sejauh mana pembahasan masalah tersebut
dilakukan. Dari masukan yang diperoleh dari hasil survei pendahuluan dengan
acuan studi pustaka yang ada, maka dapat diketahui permasalahan pokok yang
terjadi, yang nantinya akan menentukan keputusan yang akan diambil.
Pokok permasalahan optimalisasi aset ini disebabkan adanya beberapa hal
antara lain:
 Kios-kios di dalam terminal yang tidak digunakan
 Kurangnya minat penumpang untuk naik dan turun bus/angkutan umum
dari terminal
 Alur penumpang yang belum terstruktur dengan baik
 Produk/jasa yang ditawarkan di dalam terminal belum menarik minat
pengunjung
 Jalur menuju terminal yang harus melalui pusat keramaian

3.3.3. Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam evaluasi mengenai
optimalisasi aset terminal. Teknik pengumpulan data pada kajian optimalisasi aset
terminal ini adalah:
 Untuk data yang berkaitan dengan perencanaan teknis ataupun non
teknis didapatkan secara instansional dan survei lapangan.
 Asumsi-asumsi pendekatan ditetapkan dengan meninjau hasil survei
lapangan.
Data-data yang diperlukan untuk penyelesaian tugas akhir ini dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait
yang meliputi:
 Banyaknya penumpang bus/MPU yang naik dan turun di terminal
 Banyaknya bus/MPU yang datang dan pergi

23
 Trayek bus dalam terminal tersebut
 Banyaknya kios secara keseluruhan, kios yang terisi dan kios yang kosong
 Harga sewa masing-masing kios
2. Data Primer
Data primer merupakan data diperoleh dengan mengadakan survei lapangan.
Data primer ini diperlukan apabila data-data sekunder yang telah ada tidak
mencukupi untuk dilaksanakan analisa. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengamatan di lapangan. Pengamatan tersebut meliputi:
 Kondisi riil terminal
 Fasilitas di dalam terminal
 Arus kendaraan yang melintas di sekitar
 Kegiatan di sekitar terminal
 Keadaan kios yang kosong dan terisi

3.4. Metode Analisis

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data yang telah diperoleh,
yang meliputi:
 Menganalisa kondisi eksisting terminal
 Menganalisa lokasi sekitar terminal (lalu lintas dan pusat kegiatan)
 Menganalisa kondisi yang akan datang

24
3.5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan Kajian Optimalisasi Terminal sebagai berikut:
Oktober November Desember
No Uraian Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke-3 ke-4 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-1 ke-2
1 Tahap Persiapan
g. Koordinasi dan mobilisasi tim
h. Pengurusan perijinan
i. Penyiapan kelengkapan bahan
j. Kajian teori, peraturan dan literatur

2 Tahap Pengumpulan Data


a. Pengumpulan data primer
b. Pengumpulan data sekunder

3 Tahap Analisis
a. Analisis kondisi eksisting hasil survey
b. Analisis rencana optimalisasi
c. Analisis bisnis kanvas model
d. Analisis proyeksi keuangan

4 Serah Terima Hasil Pekerjaan


a. Penyerahan Laporan Pendahuluan
b. Penyerahan Laporan Akhir

25
BAB IV
PENUTUP

Penyelenggaraan kajian Optimalisasi Aset Terminal dimaksudkan untuk


mengoptimalkan pemanfaatan potensi dari sebuah aset dimana aset tersebut
dapat menghasilkan manfaat yang lebih baik dari segi fisik, lokasi, nilai,
jumlah/volume, legal maupun ekonomi yang dimiliki aset tersebut serta
meningkatkan pendapatan. Hasil dari kajian optimalisasi aset ini diperoleh
informasi mengenai perencanaan terintegrasi mengenai optimalisasi aset masing-
masing terminal dalam rangka pemanfaatan aset sesuai fungsinya.
Dengan demikian hasil kajian ini merupakan salah satu instrumen dalam
rangka pemanfaatan dan memaksimalkan penggunaan aset terminal. Demikian
yang dapat kami sajikan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro. Kecil dan


Menengah (UMKM)

Agus S. Suryobroto. (2004) Diklat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana Pendidkan
Jasmani. Yogyakarta: PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Agusyanto. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Badan Pusat Statistik. 1999-2012. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta.

Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
LPPI

Karim. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta:


Tim Depatermen Kesehatan

Meyer, C., dan Schwager, A. 2007. Understanding Customer Experience. Harvard


Business Review

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Nugent, S.. 2010. The Asset Journal. Management Council Inc. Journal of
Management Asset, 4.

Pudjosumarto, M. 1998. Evaluasi Proyek. Edisi ke-2. Cetakan ke-3. Yogyakarta:


Liberty.

Siregar, Doli D. 2004. Manajemen aset. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Supartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

27
Sutrisno, Mei. 2004. An Investigation of Participation Project Appraisal in
Developing Countries Using Elements of Value an Risk Management
(Volume 1). Manchester: University of Manchester Institute.

Tan, P.N., Steinbach, M., Kumar, V. (2006) Introduction to Data Mining.


Boston:Pearson Education.

Yusuf, Muhammad, 2010, Delapan Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju


Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik, Jakarta: Salemba Empat

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 132 Tahun 2015.


Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan. 27 Agustus 2015.
Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai