KELOMPOK 1 :
BELIA DWIYANA VIDE
KURNIA DEWI
DOSEN :
RAHMI KURNIA GUSTIN, SKM, M.Kes
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Epidemiologi Kesehatan
Lingkungan tentang Studi epidemiologi dan efek pencemaran lingkungan
terhadap sistem reproduksi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan...............................3
B. Struktur Dan Fungsi Organ Sistem Reproduksi...........................................3
C. Efek Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan Reproduksi................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan adanya hubungan antara sanitasi lingkungan
dengan kesehatan masyarakat. Studi epidemiologi oleh John Snow pada
tahun 1857 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi
lingkungan yang jelek yaitu tercemarya air minum dengan terjadinya
epidemi colera. Dengan demikian tampak jelas tantangan epidemiologi
lingkungan yang cukup berperan didalam mengidentifikasi populasi yang
sensitive dan mengetahui hubungan antara kesehatan masyarakat dengan
pencemaran lingkungan.
Bidang epidemiologi lingkungan marupakan displin ilmu yang
relative baru. Sejak tahun 1960 di Amerika Serikat telah dikenal dengan
peristiwa silent spring yang dapat meningkatkan kesadaran para ahli
Kesehatan masyarakat tentang eratnya hubungan antara bahan berbahaya
di lingkungan dengan kesadaran manusia.
Menurut para ahli epidemiologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari temuan epidemiologi dari sebaran kelainan pada populasi
yang mendapat paparan dari sumber bukan lingkungan kerja dan efek yang
ditimbulkan oleh paparan lingkungan tersebut menyangkut populasi yang
lebih besar.
Dalam proses pembangunan berkelanjutan digunakan teknologi maju
untuk meingkatkan industrialisasi. Berkembangnya bidang industri akan
meningkatnya kualitas dan kuantitas bahan pencemaran fisik, kimia dan
biologi.
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan system reproduksi
seperti infeksi, terpapar obat dan bahan toksin lain serta kejadian
malnutrisi. Dengan demikian untuk mengantisipasi pengaruh bahan kimia
di lingkungan. Salah satu contohnya Timah hitam (Pb) adalah logam yang
1
berbahaya akan tetapi juga berguna sebagai bahan tambahan untuk bahan
bakar kendaraan bermotor. Bahaya yang ditimbulkan adalah karacunan
darah, penurunan tingkat kepandaian anak (IQ) dan gangguan alat
reproduksi. Jakarta menduduki peringkat ke 3 negara yang memiliki
atmosfer terkotor di dunia dan penyebab utamanya adalah emisi kendaraan
bermotor. Kadar Pb rata-rata diatas standar WHO yaitu melebihi 1,8
ug/m3, sehingga dapat dibayangkan bahwa penduduk yang telah
terkontaminasi oleh Pb.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi epidemiologi kesehatan lingkungan?
2. Apa struktur dan fungsi organ sistem reproduksi?
3. Bagaimana efek pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
reproduksi?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian studi epidemiologi kesehatan lingkungan
2. Mengetahui struktur dan fungsi organ sistem reproduksi
3. Mengetahui efek pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
reproduksi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ovarium menghasilkan sebagian besar dari estrogen dan sebagian
kecil dari androgen. Sperma yang melakukan invansi ke vagina
dengan menembus servix menuju ke cavum uteri. Sperma akan
mengalami perubahan akibat dari kondisi trakrus genetalis wanita
(proses kapasitasi) yang merupakan kondisi sebelumnya untuk
mencapai fertilisasi. Ovum yang sudah mengalami vertilisasi
(konsep konseptus) akan menuju oviduct dan Kembali ke uterus
untuk melakukan inplant dengan sreroid-primed endometrium.
Setelah mengalmai ovulasi maka corpus lutheum secara kontinyu
akan mengeluarkan progesteron. Setelah mengalami implantasi
maka trophoblast akan mengeluarkan chronic gonadotropin untuk
memelihara corpus lutheum dan produksi steroid. Antara minggu
ke 10 dan ke 12 kehamilan, trophoblast (menjadi plasenta)
menghasilkan gonadotropin dan memproduksi steroid sampai janin
aterm (umur kehamilan yang siap lahir).
Sistem reproduksi wanita berhubungan dengan :
a. Sistem interaksi hypotalamo-pituitary-gonadal
b. Proses oogenesis
c. Proses steroidogenesis dan ovulasi
d. Fungsi organ seks
e. Kelainan kongenital
4
Sistem reproduksi pria berhubungan dengan :
a. Sistem interaksi hypotalamo-pituitary-gonadal
b. Proses spermatogenesis
c. Fungsi sel Sertoli
d. Sintesis dan kerja dari hormon
e. Fungsi organ seks
f. Integritas dari gen
g. Potensi dan nafsu seks (libido)
h. Ejakulasi
i. Kelainan kongenital
5
begitu peneliti belumlah tuntas mengetahui bagaimana nitrogen dioksida
bisa mempengaruhi kesempatan perempuan untuk hamil. Namun, hasil
dugaan sementara menunjukkan sel telur pada perempuan yang menghirup
udara tercemar menjadi rusak. Dugaan lain disebutkan udara kotor
membuat gangguan pada aliran darah menuju rahim dan plasenta.
Pemimpin riset, Richard Legro mengklaim dia menemukan peradangan
dan pembekuan darah meningkat. Faktor-faktor ini berkaitan dengan
sistem Kesehatan reproduksi.
6
4) Pada paparan radiasi intra uterin akan menimbulkan kanker
pada anak yang dilahirkan.
5) Terjadi aberasi kromosom dari germ cells dan akan
menghasilkan anak yang tidak normal mislnya mongolisme
6) Paparan radiasi sebesar 50rad, akan menyebabkan efek
teratogenic dengan manifestasi kelainan kongenital berupa
retardasi pertumbuhan, microcephali dan retardasi mental.
7
terhadap cadmium belum terbukti menimbulkan efek
terhadap system reproduksi, walaupun demikian secara
epidemiologi dan studi kasus di masyarakat menunjukkan
adanya asosiasi antara terpapar debu cadmium di tempat
kerja dengan kanker prostat.
3) Timbal (Pb)
Paparan timbal pada pria menyebabkan morfologi sperma
abnormal dan menurunkan libido. Pada wanita hamil
menimbulkan efek teratogenic yang akan mengakibatkan
nekrosis dan pendarahan jaringan plasenta menyebabkan
meningkatnya insiden abortus spontan, retardasi
pertumbuhan dalam kandungan dan BBLR serta lahir mati.
4) Magnesium
Menyebabkan menurunnya libido dan impoten pada pria.
5) Mercury (Hg)
Paparan methyl mercury menyebabkan BBLR dan
meningkatkan angka kematian bayi serta efek tetagonik
berupa kerusakan kromososm. Paparan inorganik mercury
dapat menyebabkan menurunnya libido dan impoten pada
pria serta gangguan menstruasi pada wanita.
6) Tembaga (Cu)
Logam tembaga merupakan trace element yang penting.
Pada kelainan genetic yaitu penyakit Wilson’s disease
ditemukan kadar tembaga yang tinggi pada jaringan ginjal
dan liver. Dalam praktek IUD yang mengandung kawat
tembaga secara ionic akan menekan implantasi dan
menyebabkan kematian janin.
b. Pestisida
Manusia yang terpapar oleh herbisida dan insectisida akan
menyebabkan gangguan system reproduksi. Pada pria
8
menyebabkan impoten dan infertilitas, sedangkan pada wanita
menyebabkan BBLR dan perubahan histopatologis pada plasenta.
Macam pestisida yang berefek terhadap system reproduksi adalah
sebagai berikut :
1) Chlordecone (kepone)
Paparan kepone terhadap manusia akan menyebabkan
sperma menjadi abnormal, yaitu jumlah sperma berkurang,
motilitas sperma menurun dan morfologi tidak normal.
2) Dibromochloropropane (DBCP)
Paparan DBCP terhadap manusia lebih dari 3 tahun akan
menyebabkan kelainan sperma pada pria yaitu azoospermia
dan oligospermia yang akan menyebabkan pria menjadi
infertil. Selain itu mengakibatkan libido pria menurun,
impoten dan hilang Sebagian besar sel germinal yang
mengakibatkan azoospermia.
c. Fumigan
Merupakan bahan kimia beracun yang dipakai untuk fumigasi
dalam rangka pemberantasan vector penyakit antara lain insecta
dan tikus serta melindungi penyimpanan bahan makanan.
Macam fumigan yang berefek terhadap sistem reproduksi adalah
sebagai berikut :
1) Karbondisulfida (CS2)
Paparan CS2 terhadap manusia menyebabkan menurunnya
aktifitas seksual dan menurunnya jumlah FSH, LH serta
prolaktine.
2) Ethylene dibromide (EDB) dan Ethylene oxide
Paparan kedua bahan kimia tersebut mengakibatkan
menurunnya fertilitas wanita dan meningkatnya abortus
spontan.
d. Bahan kimia industri
9
Sebagai sasaran dari paparan bahan kimia industry adalah para
pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia tersebut. Secara
umum efek pada wanita akan mempengaruhi janin sejak dalam
kandungan. Pada pria dapat mengakibatkan fertilitas.
Bahan kimia industri yang dapat mempengaruhi system reproduksi
adalah sebagai berikut :
1) Aniline
Paparan aniline ditempat kerja akan mengakibatkan
seseorang wanita mengalami infertilitas, meningkatnya
kejadian abortus, gangguan menstruasi dan timbulnya
penyakit kandungan lainnya.
2) Benzene
Paparan bahan kimia benzene mengakibatkan gangguan
pada wanita berupa gangguan menstruasi dan penyakit
kandungan, mengalami infertilitas serta meningkatnya
kejadian abortus.
3) Benzopyrene
Benzopyrene selain sebagai karsinogen juga mempunyai
efek mengganggu system reproduksi pria terutama merusak
testis dan menurunnya fertilitas.
4) Chloroprene
Pada pria dapat menyebabkan terjadinya penurunan libido,
impoten, menurunnya jumlah spermatozoa, motilitas
sperma menurun dan perubahan morfologi sperma. Dengan
terganggunua fungsi reproduksi pria karena terpapar oleh
chloroprene maka pasangan akan mudah mengalami
abortus.
5) Formaldehyde
Paparan Formaldehyde pada wanita menyebabkan
gangguan menstruasi, meningkatnya kasus aborsi,
10
terganggunya pertumbuhan bayi dalam kandungan dan
BBLR.
6) Glycol ether
Pada pria menyebabkan menurunnya fertilitas sampai
menjadi steril. Pada wanita mengganggu proses menstruasi.
11
Industri kontruksi akan mengeluarkan bahan kimia berupa
material bangunan, antara lain bahan lem dan
formaldehyde. Bahan kimia yang bersumber dari industri
konstruksi tersebut akan memberikan gangguan sistem
reproduksi antara lain berupa gangguan menstruasi,
infertilitas dan abortus spontan.
12
9) Industri plastik dan polymer
Kegiatan industri tersebut akan melibatkan bahan kimia
styrene, toluene diisocyanate, vinyl chloride dan Phtalic
Acide Esters (PAEs). Bahan kimia tersebut akan
mengganggu proses menstruasi, menurunkan libido sampai
bisa terjadi impoten.
13
atau perusakan terhadap kontrol genetik maupun epigenetik. Pada
tahun 1983 diperkirakan di Amerika Serikat terdapat pada 3% kelainan
hidup telah terjadi cacat lahir. Diperkirakan pula pada setiap tahun
sebanyak 3 juta kelahiran hidup ditemukan 100.000 anak menderita
cacat bawaan.
Sistem dan gangguan kongnital yang sering didapat adalah :
1) Sistem susunan syaraf pusat
Kelainan berupa anencephali, spina bifida dan retardasi mental
2) Sistem kardiovaskuler
Kelainan berupa penyakit jantung kongenital
3) Sistem gastrointestinal
Kelainan berupa hipertropi stenosis pylori, megacolon
kongenital dan hernia inguinalis
4) Sistem musculoskeletal
Kelainan berupa kyposkoliosis dan syndactili
5) Mulut
Kelainan berupa cacat bibir dan palatum (cleft lip and palate)
14
6) HIV menyebabkan BBLR dan kanker pada masa anak-anak
7) Parvovirus manusia menyebabkan abortus spontan
8) Toksoplasmosis menyebabkan abortus spontan, defek lahir dan
gangguan perkembangan
9) Virus varisela-zoster (cacar air) menyebabkan efek lahir dan
BBLR.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan atau Epidemiologi Lingkungan
adalah studi atau cabang keilmuan yang mempelajari faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi timbulnya (kejadian) suatu penyakit,
dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif
antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada
suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif lainnya
(Achmadi, 1991).
Pencemaran lingkungan yang terdiri dari pencemaran fisik, kimia dan
biologi dapat menimbulkan efek terhadap Kesehatan reproduksi melalui
tiga proses perubahan, yaitu :
1. Perubahan Regresif
Perubahan Regresif tersebut termasuk degenerasi, hipoplasi dan
atropi.
2. Perubahan Progresif
Perubahan Progresif termasuk hiperplasi dan hipertropi.
3. Transformasi neoplastic
Transformasi neoplastic termasuk induksi terjadinya kanker.
15
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis jelaskan dalam makalah mengenai
studi epidemiologi dan efek pencemaran lingkungan terhadap system
reproduksi ini terdapat kekurangan maupun kelebihannya. Untuk itu
penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/344611378/Tugas-Makalah-Epid-kesling
http://lppm.urindo.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Epidemiologi-Kesehatan-
Reproduksi-DUMMY.pdf
https://www.academia.edu/36574144/Kesehatan_reproduksi_dan_lingkungan_PP
T
16