Anda di halaman 1dari 19

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

STUDI EPIDEMIOLOGI DAN EFEK PENCEMARAN LINGKUNGAN


TERHADAP SISTEM REPRODUKSI

KELOMPOK 1 :
BELIA DWIYANA VIDE
KURNIA DEWI

DOSEN :
RAHMI KURNIA GUSTIN, SKM, M.Kes

S1 KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Epidemiologi Kesehatan
Lingkungan tentang Studi epidemiologi dan efek pencemaran lingkungan
terhadap sistem reproduksi.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad


SAW yang telah membawa kita dari zaman Jahilia menuju zaman Ilmiah.

Dalam penyusunan makalah ini banyak hambatan dan kendala yang


penulis hadapi, namun berkat dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua pihak.

Bukittinggi, 31 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan...............................3
B. Struktur Dan Fungsi Organ Sistem Reproduksi...........................................3
C. Efek Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan Reproduksi................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan adanya hubungan antara sanitasi lingkungan
dengan kesehatan masyarakat. Studi epidemiologi oleh John Snow pada
tahun 1857 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi
lingkungan yang jelek yaitu tercemarya air minum dengan terjadinya
epidemi colera. Dengan demikian tampak jelas tantangan epidemiologi
lingkungan yang cukup berperan didalam mengidentifikasi populasi yang
sensitive dan mengetahui hubungan antara kesehatan masyarakat dengan
pencemaran lingkungan.
Bidang epidemiologi lingkungan marupakan displin ilmu yang
relative baru. Sejak tahun 1960 di Amerika Serikat telah dikenal dengan
peristiwa silent spring yang dapat meningkatkan kesadaran para ahli
Kesehatan masyarakat tentang eratnya hubungan antara bahan berbahaya
di lingkungan dengan kesadaran manusia.
Menurut para ahli epidemiologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari temuan epidemiologi dari sebaran kelainan pada populasi
yang mendapat paparan dari sumber bukan lingkungan kerja dan efek yang
ditimbulkan oleh paparan lingkungan tersebut menyangkut populasi yang
lebih besar.
Dalam proses pembangunan berkelanjutan digunakan teknologi maju
untuk meingkatkan industrialisasi. Berkembangnya bidang industri akan
meningkatnya kualitas dan kuantitas bahan pencemaran fisik, kimia dan
biologi.
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan system reproduksi
seperti infeksi, terpapar obat dan bahan toksin lain serta kejadian
malnutrisi. Dengan demikian untuk mengantisipasi pengaruh bahan kimia
di lingkungan. Salah satu contohnya Timah hitam (Pb) adalah logam yang

1
berbahaya akan tetapi juga berguna sebagai bahan tambahan untuk bahan
bakar kendaraan bermotor. Bahaya yang ditimbulkan adalah karacunan
darah, penurunan tingkat kepandaian anak (IQ) dan gangguan alat
reproduksi. Jakarta menduduki peringkat ke 3 negara yang memiliki
atmosfer terkotor di dunia dan penyebab utamanya adalah emisi kendaraan
bermotor. Kadar Pb rata-rata diatas standar WHO yaitu melebihi 1,8
ug/m3, sehingga dapat dibayangkan bahwa penduduk yang telah
terkontaminasi oleh Pb.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi epidemiologi kesehatan lingkungan?
2. Apa struktur dan fungsi organ sistem reproduksi?
3. Bagaimana efek pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
reproduksi?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian studi epidemiologi kesehatan lingkungan
2. Mengetahui struktur dan fungsi organ sistem reproduksi
3. Mengetahui efek pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
reproduksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan


Epidemiologi Kesehatan Lingkungan atau Epidemiologi Lingkungan
adalah studi atau cabang keilmuan yang mempelajari faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi timbulnya (kejadian) suatu penyakit,
dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif
antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada
suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif lainnya
(Achmadi, 1991). Kawasan di sini dapat berupa lingkungan kerja,
lingkungan pemukiman, lingkungan tempat-tempat umum dan transportasi
pada skala lokal perkotaan atau pedesaan, lingkungan nasional, regional
atau global.
Sering kali, lingkungan nasional seperti halnya perkotaan atau batasan
suatu negara sulit untuk memberikan batas tegas karena sifat kejadian atau
fenomena kesehatan lingkungan pada dasarnya adalah lintas batas dan atau
kecamatan atau kelurahan. Oleh sebab itu, kawasan di sini juga dapat
bermakna atau menggunakan batasan wilayah/kawasan “habitat” manusia,
seperti Daerah Aliran Sungai, Daerah Pegunungan, Daerah Pantai, dan
sebagainya.

B. Struktur Dan Fungsi Organ Sistem Reproduksi


1. Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita mempunyai fungsi yang sangat strategis
dan kritis untuk menjadikan suksesnya proses reproduksi. Atas
respon dari pituitary gonadotropin maka ovarium akan mensintesis
hormon estrogen dan progesteron. Dengan meningkatnya folikel
stimulating hormon (FSH) akan menstimulir maturasi dari folikel
ovarium dan mendorong terjadinya ovulasi.

3
Ovarium menghasilkan sebagian besar dari estrogen dan sebagian
kecil dari androgen. Sperma yang melakukan invansi ke vagina
dengan menembus servix menuju ke cavum uteri. Sperma akan
mengalami perubahan akibat dari kondisi trakrus genetalis wanita
(proses kapasitasi) yang merupakan kondisi sebelumnya untuk
mencapai fertilisasi. Ovum yang sudah mengalami vertilisasi
(konsep konseptus) akan menuju oviduct dan Kembali ke uterus
untuk melakukan inplant dengan sreroid-primed endometrium.
Setelah mengalmai ovulasi maka corpus lutheum secara kontinyu
akan mengeluarkan progesteron. Setelah mengalami implantasi
maka trophoblast akan mengeluarkan chronic gonadotropin untuk
memelihara corpus lutheum dan produksi steroid. Antara minggu
ke 10 dan ke 12 kehamilan, trophoblast (menjadi plasenta)
menghasilkan gonadotropin dan memproduksi steroid sampai janin
aterm (umur kehamilan yang siap lahir).
Sistem reproduksi wanita berhubungan dengan :
a. Sistem interaksi hypotalamo-pituitary-gonadal
b. Proses oogenesis
c. Proses steroidogenesis dan ovulasi
d. Fungsi organ seks
e. Kelainan kongenital

2. Sistem Reproduksi Pria


Pada pria komponen yang efektif dan funsional dalam system
reproduksi tergantung kepada kuantitas produksi yang adekuat dari
sperma dengan kromosom normal dan masuknya cairan ejakulat
kedalam vagina. Organ dan faktor penting dari system reproduksi
pria adalah testis, ductus efferent, epididymis, organ asesoris,
semen (cairan ejakulat), kapasitasi sperma, enzim spermadan
kualitas ereksi serta ejakulasi.

4
Sistem reproduksi pria berhubungan dengan :
a. Sistem interaksi hypotalamo-pituitary-gonadal
b. Proses spermatogenesis
c. Fungsi sel Sertoli
d. Sintesis dan kerja dari hormon
e. Fungsi organ seks
f. Integritas dari gen
g. Potensi dan nafsu seks (libido)
h. Ejakulasi
i. Kelainan kongenital

C. Efek Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan Reproduksi


Pencemaran lingkungan yang terdiri dari pencemaran fisik, kimia dan
biologi dapat menimbulkan efek terhadap Kesehatan reproduksi melalui
tiga proses perubahan, yaitu :
1. Perubahan Regresif
Perubahan Regresif tersebut termasuk degenerasi, hipoplasi dan
atropi.
2. Perubahan Progresif
Perubahan Progresif termasuk hiperplasi dan hipertropi.
3. Transformasi neoplastic
Transformasi neoplastic termasuk induksi terjadinya kanker.

Misalnya polusi asap lalu lintas tidak hanya mengganggu Kesehatan


jantung dan paru-paru tapi juga merusak kesuburan. Sebuah studi yang
melibatkan ribuan pasien IVF (In Vitro Fertilisation) menemukan
partisipan yang secara teratur mengisap asap lalu lintas memiliki
kemungkinan mengalami pembuahan 24% lebih kecil dibandingkan
partisipan yang hidup di area bebas polusi.
Tim riset University of Pennsylvania menyatakan polusi udara seperti
asap rokok dapat merusak kesempatan perempuan menjadi ibu. Meski

5
begitu peneliti belumlah tuntas mengetahui bagaimana nitrogen dioksida
bisa mempengaruhi kesempatan perempuan untuk hamil. Namun, hasil
dugaan sementara menunjukkan sel telur pada perempuan yang menghirup
udara tercemar menjadi rusak. Dugaan lain disebutkan udara kotor
membuat gangguan pada aliran darah menuju rahim dan plasenta.
Pemimpin riset, Richard Legro mengklaim dia menemukan peradangan
dan pembekuan darah meningkat. Faktor-faktor ini berkaitan dengan
sistem Kesehatan reproduksi.

1. Pencemaran Lingkungan Fisik


Pencemaran fisik yang terkenal adalah radiasi. Secara fisik radiasi ada
dua macam yaitu :
a. Ionizing radiasi : sinar alfa, gamma beta dan neutron
b. Non ionizing radiasi : ultraviolet, inframerah, microwave,
ultrasonic dan infrasonic.
Radiasi sinar ultraviolet dan sinar X serta paparan bahan kimia
dapat menyebabkan rusaknya molekul DNA. Berdasarkan hukum
pertama dari radiasi oleh Bergonie dan Tribondeau, menyatakan
bahwa radiosensitifitas dari sel adalah berhubungan secara
langsung dengan kapasitas system reproduksi dan secara tidak
langsung dengan derajat diferensiasi.
Efek lain dari radiasi adalah :
1) Distruksi germ cells testis yang berakibat pria menjadi
sterill
2) Mutasi spontan mengakibatkan kelainan anak yang
dilahirkan
3) Pria yang terkena radiasi, mengalami sex-linked dominant
lethal induced X sperma, sehingga anak perempuan yang
dilahirkan akan mati

6
4) Pada paparan radiasi intra uterin akan menimbulkan kanker
pada anak yang dilahirkan.
5) Terjadi aberasi kromosom dari germ cells dan akan
menghasilkan anak yang tidak normal mislnya mongolisme
6) Paparan radiasi sebesar 50rad, akan menyebabkan efek
teratogenic dengan manifestasi kelainan kongenital berupa
retardasi pertumbuhan, microcephali dan retardasi mental.

2. Pencemaran Lingkungan Kimia


Sebagai organ yang menjadi target dari paparan bahan kimia yang
berasal dari lingkungan industri adalah hypothalamus-pituitary-
gonadal sebagai system organ yang sensitive dan kompleks. Bahan
toksik dari lingkungan tersebut merupakan efek terhadap proses neuro
indokrin didalam otak atau didalam kelenjer pituitary dan secara tidak
langsung akan menghambat spermatogenesis atau steroidogenesis dan
dapat menyebabkan gangguan perkembangan seksual berupa sterilitas.
Bahan kimia terebut antara lain logam dan trace elements, pestisida,
fumigan bahan kimia industri dan produk konsumen lainnya. Bahan
kimia dari industri dapat mempengaruhi biokimia, morfologi dan
perubahan fungsi dari sistem reproduksi manusia.
Macam pencemar kimia dan efek terhadap reproduksi adalah sebagai
berikut :
a. Logam dan trace elements
1) Boron
Paparan boron berkadar tinggi yang berasal dari industri
dan efeknya kepada manusia sangat erat hubungannya
dengan oligospermia sampai infertilitasdan hilangnya
libido.
2) Cadmium (Cd)
Paparan secara kronis dengan cadmium akan menimbulkan
protein binding-cadmium yaitu metallothionin. Paparan

7
terhadap cadmium belum terbukti menimbulkan efek
terhadap system reproduksi, walaupun demikian secara
epidemiologi dan studi kasus di masyarakat menunjukkan
adanya asosiasi antara terpapar debu cadmium di tempat
kerja dengan kanker prostat.
3) Timbal (Pb)
Paparan timbal pada pria menyebabkan morfologi sperma
abnormal dan menurunkan libido. Pada wanita hamil
menimbulkan efek teratogenic yang akan mengakibatkan
nekrosis dan pendarahan jaringan plasenta menyebabkan
meningkatnya insiden abortus spontan, retardasi
pertumbuhan dalam kandungan dan BBLR serta lahir mati.
4) Magnesium
Menyebabkan menurunnya libido dan impoten pada pria.
5) Mercury (Hg)
Paparan methyl mercury menyebabkan BBLR dan
meningkatkan angka kematian bayi serta efek tetagonik
berupa kerusakan kromososm. Paparan inorganik mercury
dapat menyebabkan menurunnya libido dan impoten pada
pria serta gangguan menstruasi pada wanita.
6) Tembaga (Cu)
Logam tembaga merupakan trace element yang penting.
Pada kelainan genetic yaitu penyakit Wilson’s disease
ditemukan kadar tembaga yang tinggi pada jaringan ginjal
dan liver. Dalam praktek IUD yang mengandung kawat
tembaga secara ionic akan menekan implantasi dan
menyebabkan kematian janin.
b. Pestisida
Manusia yang terpapar oleh herbisida dan insectisida akan
menyebabkan gangguan system reproduksi. Pada pria

8
menyebabkan impoten dan infertilitas, sedangkan pada wanita
menyebabkan BBLR dan perubahan histopatologis pada plasenta.
Macam pestisida yang berefek terhadap system reproduksi adalah
sebagai berikut :
1) Chlordecone (kepone)
Paparan kepone terhadap manusia akan menyebabkan
sperma menjadi abnormal, yaitu jumlah sperma berkurang,
motilitas sperma menurun dan morfologi tidak normal.
2) Dibromochloropropane (DBCP)
Paparan DBCP terhadap manusia lebih dari 3 tahun akan
menyebabkan kelainan sperma pada pria yaitu azoospermia
dan oligospermia yang akan menyebabkan pria menjadi
infertil. Selain itu mengakibatkan libido pria menurun,
impoten dan hilang Sebagian besar sel germinal yang
mengakibatkan azoospermia.
c. Fumigan
Merupakan bahan kimia beracun yang dipakai untuk fumigasi
dalam rangka pemberantasan vector penyakit antara lain insecta
dan tikus serta melindungi penyimpanan bahan makanan.
Macam fumigan yang berefek terhadap sistem reproduksi adalah
sebagai berikut :
1) Karbondisulfida (CS2)
Paparan CS2 terhadap manusia menyebabkan menurunnya
aktifitas seksual dan menurunnya jumlah FSH, LH serta
prolaktine.
2) Ethylene dibromide (EDB) dan Ethylene oxide
Paparan kedua bahan kimia tersebut mengakibatkan
menurunnya fertilitas wanita dan meningkatnya abortus
spontan.
d. Bahan kimia industri

9
Sebagai sasaran dari paparan bahan kimia industry adalah para
pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia tersebut. Secara
umum efek pada wanita akan mempengaruhi janin sejak dalam
kandungan. Pada pria dapat mengakibatkan fertilitas.
Bahan kimia industri yang dapat mempengaruhi system reproduksi
adalah sebagai berikut :
1) Aniline
Paparan aniline ditempat kerja akan mengakibatkan
seseorang wanita mengalami infertilitas, meningkatnya
kejadian abortus, gangguan menstruasi dan timbulnya
penyakit kandungan lainnya.
2) Benzene
Paparan bahan kimia benzene mengakibatkan gangguan
pada wanita berupa gangguan menstruasi dan penyakit
kandungan, mengalami infertilitas serta meningkatnya
kejadian abortus.
3) Benzopyrene
Benzopyrene selain sebagai karsinogen juga mempunyai
efek mengganggu system reproduksi pria terutama merusak
testis dan menurunnya fertilitas.
4) Chloroprene
Pada pria dapat menyebabkan terjadinya penurunan libido,
impoten, menurunnya jumlah spermatozoa, motilitas
sperma menurun dan perubahan morfologi sperma. Dengan
terganggunua fungsi reproduksi pria karena terpapar oleh
chloroprene maka pasangan akan mudah mengalami
abortus.
5) Formaldehyde
Paparan Formaldehyde pada wanita menyebabkan
gangguan menstruasi, meningkatnya kasus aborsi,

10
terganggunya pertumbuhan bayi dalam kandungan dan
BBLR.
6) Glycol ether
Pada pria menyebabkan menurunnya fertilitas sampai
menjadi steril. Pada wanita mengganggu proses menstruasi.

7) Polychlorinated bipehenyls (PCBs)


Paparan PCBs menyebabkan gangguan menstruasi, BBLR
dan tingginya kematian postnatal.
8) Toluene
Toluene dapat mengganggu proses menstruasi, BBLR dan
mengurangipertumbuhan janin.
e. Industri penghasil bahan kimia yang berefek terhadap ssstem
reproduksi
Ada bermacam industri yang menghasilkan bahan kimia yang
dapat mengganggu sistem reproduksi. Bahan kimia yang dihasilkan
dapat berupa bahan baku, produ, produk samping, bahan pembantu
proses industri maupun yang berupa limbah industri. Macam-
macam indistri tersebut adalah :
1) Industri pertanian
Menghasilkan pestisida (kepone) dan herbisida serta
fumigan (DBCP, CS2, ethylene dibromyda dan ethylene
oksida). Bahan kimia tersebut akan menyebabkan
kerusakan testis, infertilitas dan abortus spontan.
2) Industri obat anestesia
Menghasilkan gas anestesi yang digunakan dalam
pembedahan. Bahan obat tersebut akan menyebabkan
terjadinya infertilitas dan abortus spontan.
3) Industri kontruksi

11
Industri kontruksi akan mengeluarkan bahan kimia berupa
material bangunan, antara lain bahan lem dan
formaldehyde. Bahan kimia yang bersumber dari industri
konstruksi tersebut akan memberikan gangguan sistem
reproduksi antara lain berupa gangguan menstruasi,
infertilitas dan abortus spontan.

4) Industri dry cleaning


Industri tersebut menggunakan bahan kimia glycol eter
yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi
dan infertilitas.
5) Industri pembangkit tenaga listrik
Kegiatan pembangkit tenaga listrik dapat menghasilkan
antara lain bahan kimia polychlorinated biphenyls (PCBs).
Bahan kimia ini terutama akan mengganggu proses
menstruasi.
6) Industri kulit
Industri tersebut menggunakan bahan pewarna dan bahan
lem. Bahan kimia tersebut akan mempengaruhi proses
menstruasi, kerusakan testis, dan menyebabkan infertilitas.
7) Industri pemurnian minyak dan gas
Kegiatan industri yang mengelola bahan fosil biasanya akan
menghasilkan bahan kimia benzene dan pemakaian Timah
(Pb) organik. Bahan kimia tersebut akan menyebabkan
terjadinya gangguan menstruasi, kerusakan organ testis,
infertilitas, abortus, menurunnya libido dan impoten.
8) Industri cat dan zat pewarna
Industri tersebut akan menghasilkan bahan kimia aniline
dan toluene. Bahan kimia ini akan mengganggu proses
menstruasi, menyebabkan infertilitas dan abortus.

12
9) Industri plastik dan polymer
Kegiatan industri tersebut akan melibatkan bahan kimia
styrene, toluene diisocyanate, vinyl chloride dan Phtalic
Acide Esters (PAEs). Bahan kimia tersebut akan
mengganggu proses menstruasi, menurunkan libido sampai
bisa terjadi impoten.

10) Industri elektronika (radio dan TV)


Kegiatan industri tersebut akan menghasilkan logam
manganese dan radiasi non-ionizing. Kedua bahan kimia
tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan libido dan
impoten.
11) Industri karet
Industri karet akan melibatkan bahan kimia chloroprene
yang akan mengganggu proses menstruasi, kerusakan organ
testis, infertilitas, menurunnya libido dan impoten.
12) Industri pengecoran (Smelting)
Kegiatan industri ini melibatkan logam berat tertentu antara
lain timbal (Pb), mercury (Hg), arsen maupun trace element
tertentu. Logam tersebut akan mengganggu proses
menstruasi, kerusakan organ testis, infertilitas, abortus,
menurunnya libido dan impoten.
13) Industri tekstil
Industri tekstil melibatkan bahan kimia pewarna dan
dibromoprophylphosphate. Bahan kimia tersebut
menyebabkan infertilitas.

Efek lain dari percemaran lingkungan terhadap system reproduksi


adalah timbulnya efek teratogenik. Efek tersebut di sebabkan oleh
bahan kimia yang bersifat teratogen yaitu bisa menyebabkan gangguan

13
atau perusakan terhadap kontrol genetik maupun epigenetik. Pada
tahun 1983 diperkirakan di Amerika Serikat terdapat pada 3% kelainan
hidup telah terjadi cacat lahir. Diperkirakan pula pada setiap tahun
sebanyak 3 juta kelahiran hidup ditemukan 100.000 anak menderita
cacat bawaan.
Sistem dan gangguan kongnital yang sering didapat adalah :
1) Sistem susunan syaraf pusat
Kelainan berupa anencephali, spina bifida dan retardasi mental

2) Sistem kardiovaskuler
Kelainan berupa penyakit jantung kongenital
3) Sistem gastrointestinal
Kelainan berupa hipertropi stenosis pylori, megacolon
kongenital dan hernia inguinalis
4) Sistem musculoskeletal
Kelainan berupa kyposkoliosis dan syndactili
5) Mulut
Kelainan berupa cacat bibir dan palatum (cleft lip and palate)

3. Pencemaran Lingkungan Biologi


Lingkungan biologi yang dapat menyebabkan masalah Kesehatan
reproduksi misalnya :
1) Infeksi virus rubella yang terjadi pada trimester pertama dapat
meningkatkan kehilangan janin (keguguran)
2) Penyakit gondok maternal pada trimester pertama dapat
meningkatkan risiko abortus spontan
3) Infeksi virus campak dan rubella dapat meningkatkan angka
kelahiran prematur
4) Sitomegalovirus menyebabkan defek lahir, berat lahir rendah
dan gangguan pertumbuhan
5) Virus hepatitis B menyebabkan BBLR

14
6) HIV menyebabkan BBLR dan kanker pada masa anak-anak
7) Parvovirus manusia menyebabkan abortus spontan
8) Toksoplasmosis menyebabkan abortus spontan, defek lahir dan
gangguan perkembangan
9) Virus varisela-zoster (cacar air) menyebabkan efek lahir dan
BBLR.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan atau Epidemiologi Lingkungan
adalah studi atau cabang keilmuan yang mempelajari faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi timbulnya (kejadian) suatu penyakit,
dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif
antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada
suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif lainnya
(Achmadi, 1991).
Pencemaran lingkungan yang terdiri dari pencemaran fisik, kimia dan
biologi dapat menimbulkan efek terhadap Kesehatan reproduksi melalui
tiga proses perubahan, yaitu :
1. Perubahan Regresif
Perubahan Regresif tersebut termasuk degenerasi, hipoplasi dan
atropi.
2. Perubahan Progresif
Perubahan Progresif termasuk hiperplasi dan hipertropi.
3. Transformasi neoplastic
Transformasi neoplastic termasuk induksi terjadinya kanker.

15
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis jelaskan dalam makalah mengenai
studi epidemiologi dan efek pencemaran lingkungan terhadap system
reproduksi ini terdapat kekurangan maupun kelebihannya. Untuk itu
penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/344611378/Tugas-Makalah-Epid-kesling
http://lppm.urindo.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Epidemiologi-Kesehatan-
Reproduksi-DUMMY.pdf
https://www.academia.edu/36574144/Kesehatan_reproduksi_dan_lingkungan_PP
T

16

Anda mungkin juga menyukai