Dinamis
1. Pasien nampak kesakitan ketika dilakukan gerakan pada pinggangnya
2. Pada saat berjalan pasien lebih menumpu ke kaki yang sehat/ pincang.
3. Pemeriksaan Spesifik
a. Pemeriksaan fungsi dasar
Regio Lumbal
Nama gerakan Aktif Pasif TIMT
Fleksi Nyeri, ROM Nyeri, elastis end Nyeri, kualitas
dalam batas feel, ROM normal saraf baik
normal
Ekstensi Tidak Nyeri, Tidak Nyeri, Tidak Nyeri,
ROM dalam batas elastic end feel, kualitas saraf baik
normal ROM normal
Rotasi sinister Tidak nyeri, ROM Tidak nyeri, Tidak Nyeri,
dalam batas elastis end feel, kualitas saraf baik
normal ROM normal
Rotasi dextra Tidak nyeri, ROM Tidak nyeri, elasti Tidak Nyeri,
dalam batas end feel, ROM kualitas saraf baik
normal normal
L.fleksi sinistra Tidak Nyeri, Tidak Nyeri, Tidak nyeri,
ROM dalam batas elastis end feel, kualitas saraf baik
normal ROM normal
L. fleksi dextra Tidak nyeri, ROM Tidak nyeri, end Tidak nyeri,
dalam batas elastic end feel, kualitas saraf baik
normal ROM normal
Regio HIP joint
b. PengukuranNyeri :
VAS
0 5 7 10
Functional Limitation
Disability
Pasien mengalami kesulitan dalam beraktivitas sebagai supir angkot dan aktivitas
sosial dilingkungan masyarakat.
D. Problematik Fisioterapi
E. Perencanaan Fisioterapi
1. Tujuan
a. Jangka Panjang : Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
berjalan pasien.
b. Jangka Pendek
1) Mengurangi nyeri
2) Mengurangi spasme m.piriformis dan gastrocnemius
3) Mengurangi kontraktur pada m. Hamstring
4) Melepaskan penjepitan nervus ishiadicus
2. Tindakan
Metodogi Fisioterapi
a) MWD
b) Exercise terapi
3. Edukasi
Untuk tidak mengangkat barang dalam keadaan berdiri
Dianjurkan pasien memakai korset
Dalam keadaan berdiri disarankan agar satu kaki pasien di sanggah dengan
bangku.
Pasien tidur miring sebelum, bangun
F. Intervensi Fisioterapi
1. MWD
Ini sebagai pre eliminery exercise posisi pasien tengkurap,jarak antaraa tranduser
dengan permukaan tubuh pasien 3 cm.Tujuan : alat ini selain untuk sirkulasi darah, cocok
untuk menurunkan nyeri.Dosis : Tiap Hari Frekuensi alat 80 MHZ teknik Coplanar dengan
intermitten dengan waktu 10 menit
2 Friction
Ini untuk melemaskan otot yang spasme. Pasien Tengkurap kemudian Fisioterapis
menekan otot piriformis/otot yang spasme, menggunakan ibu jari atau bagian-baian tubuh
yang runcing.Dosis: Tiap Hari dengan waktu 5x pengulangan
3. Streching
Ini untuk melemaskan otot yang mengalami spasme. Pasien terlentang dengan posisi
knee di tekuk kemudian fisioterapis membawa lututnya kesamping badan kiri dan kanan
sampai terasa terulur. Untuk mengulur otot Quadratus lumborum.Dosis: Tiap hari
dengan 8x hitungan dan 6x pengulangan
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad Sanam : Bonam
Quo ad Fungsionam : dubia ad malam
Quo ad Cosmeticam : bonam
H. EVALUASI
1. Evaluasi sesaat : pasien nampak lelah setelah latihan dan merasa sedikit membaik
sesaat setelah terapi.
2. evaluasi berkala : setelah beberapa hari, perkembangan keadaan pasien sebagai
berikut :
Keadaan psikis pasien semakin membaik dan bertambah semangat untuk latihan
Nyeri mulai menurun dari nilai 6 (nyeri sedang) menjadi nilai 3 (nyeri ringan)
Penurunan spasme pada m. Piriformis dan m. Gastrocnemius.
I. HASIL TERAPI AKHIR
Mulai dari awal di Fisioterapi sampai terakhir. Pasien merasakan ada sedikit perubahan yaitu
penurunan nyeri dan penurunan spasme otot.
J. HOME PROGRAM
Pasien dianjurkan untuk sering melakukan latihan stretching otot piriformis agar dapat
mengurangi kontraktur pada m. Piriformis.