Planning
MRP
Oleh:
M. Trihudiyatmanto, S.E., M.M., CMA
Kompetensi Pokok Bahasan
Setelah mengikuti pokok bahasan ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
Menguasai pengendalian tingkat
persediaan sebagai kebijaksanan
pengawasan sistem produksi yang
berjalan.
Menentukan perencanan kebutuhan
material untuk memprediksi kebutuhan
yang diperlukan dalam produksi.
Menentukan perencanaan produksi atau
rencana pemesanan komponen dan
material yang diperlukan.
Introduction
Pokok bahasan ini merupakan pokok
bahasan yang menekankan pada proses
pengadaan material/komponen dengan
jenis, jumlah, dan saat yang tepat dalam
upaya pengendalian persediaan.
Perencanaan kebutuhan material ini
diharapkan mampu mengendalikan
persediaan dan meminimalkan biaya
persediaan, sehingga menghasilkan
efisiensi produksi.
Pengertian Material Requirements
Planning (MRP)
Menurut Gasperz (2004), Material Requirement
Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk
purchased planned orders dan manufactured planned
orders, kemudian diajukan untuk analisis lanjutan
berkenaan dengan persediaan kapasitas dan
keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan
kapasitas.
Moto dari MRP adalah memperoleh material yang
tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang
tepat, dan pada waktu yang tepat (Gasperz, 2004).
Tujuan Material Requirement
Planning (MRP)
Tujuan MRP (Material Requirements Planning) (Thesis UPI,
2012), yaitu :
1. Meminimalkan persediaan.
2. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau
pengiriman.
3. Jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai
dengan rencana, sehingga komitmen terhadap
pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih nyata.
4. MRP mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah
persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman
barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan
jadwal induk produksi.
Asumsi dalam MRP
Lead time untuk seluruh item yang diketahui atau
dapat diperkirakan.
Setiap persediaan selalu dalam kontrol.
Semua komponen untuk suatu perakitan harus
tersedia pada saat suatu pesanan untuk perakitan
tersebut dilakukan.
Pengadaan dan pemakaian terhadap persediaan
bersifat diskrit.
Proses pembuatan suatu item dengan item yang
lain bersifat idependen.
Input dan Output MRP
Master Production Schedule
Material
Product Requirements Inventory
Structure Planning Master
File File
4. Catatan Persediaan
Sistem MRP harus memiliki dan menjaga suatu data
persediaan yang up to date untuk setiap komponen barang.
Data ini harus menyediakan informasi yang akurat tentang
ketersediaan komponen dan seluruh transaksi persediaan,
baik yang sudah terjadi maupun yang sedang direncanakan.
Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua
item yang ada dalam persediaan.
Catatan persediaan untuk keperluan MRP harus akurat.
!
a. Master Production Schedule ( MPS ) atau Jadwal Induk Produksi .
Didasarkan pada peramalan atau kebutuhan permintaan dependen dari
setiap produk akhir yang akan dibuat .
Contoh MPS :
Periode
Produk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 70 80 75 70 78 90 80 80 76 78 80 85
B 60 65 64 60 65 67 63 60 65 65 67 70
C 45 50 35 56 60 54 57 56 55 57 50 56
STRUKTUR PRODUK
A Level 0
12
BILL OF MATERIAL kursi model Fukuda
Kebutuhan
Permintaan independen :
Kursi “Fukuda” = 50 unit .
kursi jenis “Fukuda”.
Lengan Q1 (2) = 50 * 2 = 100 unit
Kaki Q2 = 50 * 4 = 200 unit
Permintaan dependen :
lengan Q1, kaki Q2, sandaran Q3,
Sandaran Q3 (1) = 50 * 1 = 50 unit
bantalan KQ, kain K dan spon S .
Bantalan duduk KQ = 50 * 1 = 50 unit.
Kain (K1&K2) = 50 * 2 = 100 meter.
Spon (S1&S2)= 50 * 2 = 100 unit.
13
Matriks kebutuhan
Kursi “Fukuda” (Q)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 50
SR
OHI
NR 50
POR 50
PORel 50
Lengan (Q1)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 100
SR
OHI
NR 100
POR 100
PORel 100
14
Kaki (Q2)
1 2 3 4
Week 1 2 3 4
GR 200
SR
OHI
200
NR
200
POR
PORel 200
Sandaran (Q3)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 50
SR
OHI
NR 50
POR 50
PORel 50
15
Bantalan duduk (KQ)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 50
SR
OHI
NR 50
POR 50
PORel 50
Kain (K)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 100
SR
OHI
NR 100
POR 100
PORel 100
Spon (S)
Week 1 2 3 4 1 2 3 4
GR 100
SR
OHI
NR 100
POR 100
PORel 100
16
MRP menghasilkan tiga jenis
keluaran (output)
1. MRP Primary Report
Merupakan laporan utama MRP yang sering disebut secara
singkat sebagai laporan MRP.
2. MRP Action Report
Sering disebut juga sebagai MRP Exception Report yang
memberikan informasi kepada perencana tentang item
yang perlu mendapat perhatian segera, dan
merekomendasikan tindakan-tindakan yang perlu diambil.
3. MRP Pegging Report
Untuk memudahkan menelusuri sumber dari kebutuhan
kotor untuk suatu item. Menggunakan Pegging Reports,
perencana menentukan kebutuhan-kebutuhan yang
diakibatkan oleh adanya pesanan.
Istilah-istilah yang Digunakan
Material Requirement Planning (MRP)
a. GR ( Gross Requirement = Kebutuhan kotor )
Total permintaan dari suatu item atau bahan baku untuk
masing-masing periode waktu.
> Untuk Produk Akhir (Independent demand item), diperoleh
dari Master Production Schedule (MPS).
> Untuk komponen penyusun (dependent demand), diperoleh
dari item induk atau item yang memiliki level di atasnya
dikalikan dengan kelipatan tertentu sesuai dengan struktur
produk dan kebutuhannya.
b. Lead Time
Selang waktu antara barang mulai dipesan dari suplier
sampai dengan barang diterima atau selang waktu antara
barang mulai diproduksi sampai dengan barang tersebut jadi
dan siap digunakan.
c. On Hand Quantity
Menyatakan jumlah persediaan yang ada pada suatu
periode waktu tertentu.
Rumus Dalam Material Requirement
Planning (MRP)
1. Heading
Bagian ini terdiri dari part number, part name, lot size, level,
dan lead time.
2. Time Periode
Merupakan periode perencanaan bisa dalam kurun waktu
harian, mingguan, dan lain-lain.
3. Gross Requirement (GR)
Untuk finish product (end item) sama dengan Jadwal Induk
Produksi (JIP).
Untuk item level di bawahnya sama dengan part dari
releases induknya.
4. Schedule Receipt (SR)
Material yang sudah dipesan dan akan diterima pada
periode tertentu.
5. Begin Inventory (BI)
Jumlah persediaan di awal periode.
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
OHI 35
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 0 30 40 10 40 30 30 55
POR 0 30 40 10 40 30 30 55
PORel 30 40 10 40 30 30 55
EOQ =
V 2 F.S/C.P , S =(35+30+40+0+10+40+30+0+30+55)/10 =27
=
V( 2 * 200 * 27) / 2 = 74
Dengan metode lot sizing EOQ diperoleh hasil MRP sbb :
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 44 4 4 68 28 72 72 42 61
NR 30 6 2 13
POR 74 74 74 74
PORel 74 74 74 74
Total biaya inventori :
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 50 10 10 0 60 30 30 0 0
NR 30 40 55
3 minggu 3 minggu
POR 80 100 55
PORel 80 100 55
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
(minggu)
Permintaan 15 20 25 35 30 25 30 16
Penyelesaian :
2. Diketahui biaya pesan untuk item A adalah $ 30 / order ,
biaya simpan $ 0,2 /unit / periode. Tentukan jumlah
order yang harus dipesan dan biaya yang harus
dikeluarkan dengan metode POQ bila diketahui
persediaan awal 20 , lead time adalah 1 minggu , periode
dan permintaan adalah seperti tabel di bawah.
Bandingkan bila menggunakan metode Lot for Lot .
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
(minggu)
Permintaan 35 15 10 15 10 20 25 30
Penyelesaian :
4. Part Period Balancing (PPB)
Yaitu berusaha menyeimbangkan biaya order (setup)
dan biaya holding dengan penggunaan Economic Part
Period (EPP).
EPP didefinisikan sebagai rasio dari biaya order
(setup) terhadap biaya holding. Teknik PBB ini
mengkombinasikan periode-periode kebutuhan
sehingga jumlah part period mendekati nilai EPP .
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 50 10 10 0 60 30 30 0 0
NR 30 40 55
POR 80 100 55
PORel 80 100 55
Total Biaya per unit = (Biaya Order + Biaya Holding sampai akhir
periode T) / kumulatif demand sampai akhir
periode T
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 40 0 0 70 30 0 0 55 0
NR 30 10 30
POR 70 80 85
PORel 70 80 85
Per. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GR 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
SR
OHI 35 0 50 10 10 0 30 0 0 55 0
NR 30 40 30
POR 80 70 85
PORel 80 70 85
Dalam hal ini yang paling baik adalah metode Silver Meal karena biaya
inventorinya paling kecil .
SOAL :
Diketahui tabel kebutuhan bahan sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8
GR 0 20 10 5 15 20 15 5
SR
OHI
NR
POR
PORel
Buatlah matrik MRP dengan menggunakan metode PPB , LUC dan Silver Meal.
Bandingkan mana yang terbaik dari segi biaya .
PPB
1 2 3 4 5 6 7 8
GR 0 20 10 5 15 20 15 5
SR
OHI 15 5 0 35 15 0 0
NR 20 15 5
POR 35 50 5
PORel 35 50 5
Total = $ 950
LUC
1 2 3 4 5 6 7 8
GR 0 20 10 5 15 20 15 5
SR
OHI 10 0 35 20 0 0 0
NR 20 5 15 5
POR 30 40 15 5
PORel 30 40 15 5
Total = $ 1125
Silver Meal
1 2 3 4 5 6 7 8
GR 0 20 10 5 15 20 15 5
SR
OHI 15 5 0 40 20 5 0
NR 20 15
POR 35 55
PORel 35 55
Total = $ 825
Yang terbaik adalah Silver Meal , karena biaya paling kecil ( $ 825 ) .
Rough Cut Capacity Planning (RCCP)