DISUSUN OLEH
KELOMPOK :4
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Andrika noverianto
2. Syafrianda ikhsan
3. Sajid zikri wahyudi
Modul Percobaan : pemanfaatan pati dari biji alpukat sebgai bahan baku
pembuatan dekstrin
N
Nama Praktikan Buku Pokok
o
1 Andrika Noverianto 1912065
2 Fauziah Rahma Sari 1912066
3 Syafrianda Ikhsan 1912067
4 Sajid Zikri Wahyudi 1912068
5
Paraf Dosen
Catatan Tanggal
Pengampu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dekstrin memiliki banyak manfaat dalam industri pangan dan farmasi
diantaranya yaitu pada produksi makanan beku, roti, bahan minuman prebiotik
dan bahan penyalut lapis tipis (film coating) tablet. Dekstrin dimanfaatkan sebagai
pengganti gula dan untuk mempertahankan produk tetap beku. Kebutuhan
dekstrin di bidang industri ini semakin meningkat, sedangkan sebagian besar
dekstrin yang dibutuhkan masih impor. Hal ini menyebabkan diperlukan adanya
produksi dekstrin yang dapat memenuhi kebutuhan industri tersebut terutama
yang berasal dari sumber lokal seperti ubi kayu (Manihot esculenta Crantz). Ubi
kayu merupakan tanaman yang mudah beradaptasi di daerah tropis maupun
subtropis dan mudah diperoleh dengan harga murah. Ubi kayu memiliki
kandungan pati yang cukup tinggi yaitu mencapai 34,70% dalam 100 gram bahan
(Rukmana dan Yuniarsih, 2001)
tanaman ini sangat cocok dimanfaatkan sebagai sumber pati dalam pembuatan
dekstrin. Pemanfaatan ubi kayu sebagai sumber pati bagi dekstrin selain untuk
memenuhi kebutuhan dekstrin di bidang industri, juga dapat meningkatkan nilai
ekonomi ubi kayu (Chafid dan Kusumawardani, 2010).
Pati biji alpukat akan lebih cepat menjadi dekstrin melalui reaksi hidrolisis
parsial dengan adanya bantuan enzim amilase. Dekstrin yang dihasilkan pada
reaksi hidrolisis parsial dapat diuji secara kualitatif dengan uji iodin sehingga
dihasilkan warna merah kecoklatan, sedangkan pati dengan uji iodin
menghasilkan warna biru Enzim amilase yang digunakan dalam proses hidrolisis
pembuatan dekstrin dapat diperoleh dari mikroorganisme. Penggunaan enzim dari
mikroorganisme memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah isolasi lebih
mudah, lebih sederhana dibandingkan enzim yang berasal dari tumbuhan maupun
hewan dan dapat dikendalikan dengan baik pada proses pembuatannya.
Maka dari itu sekarang dijelaskan bagaimana cara pembuatan dekstrin dengan
memanfaatkan pati dari biji alpukat sebagai bahan baku pembuatan dekstrin
sehingga dapat membantu dalam memanfaatkan hasil bumi agar dapat
dimanfaatkan dengan baik.
1.2 Tujuan percobaan
1. Mempelajari pembuatan dekstrin melalui proses hidrolisis asam dengan
katalisator asam klorida
2. Menentukan konsentrasi HCl dan lama waktu pemanasan (kondisi perlakuan
yang terbaik) dalam proses hidrolisis pati untuk mendapatkan produk dekstrin
yang bermutu tinggi.
3. Mengetahui mutu produk dekstrin yang dihasilkan dari hidrolisis asam pada
kondisi perlakuan yang terbaik berdasarkan standar SNI 1992.
BAB II
LANDASAN TEORI
3.2 Bahan
1. Pati dari biji alpukat sebagai bahan baku
2. HCl sebagai pelarut untuk pembuatan suspensi pati
3. NaOH sebagai penghentian hidrolisis
4. Na2S2O3 sebagai bahan perendam hasil endapan
3.3 PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan pati biji alpukat
1. Kupas kulit biji buah alpukat hingga bersih.
2. Potong dadu biji alpukat dengan ukuran ± 1cm x 1cm x 1cm.
3. Haluskan potongan biji alpukat tersebut dengan blender (penambahan air
dilakukan dengan perbandingan g biji alpukat : mL air = 1 : 0.5)
4. Saring dengan kain belacu dan endapan dicuci sebanyak 1 kali.
5. Rendam dengan 500 mL larutan Na2S2O3 0.019 M dan saring.
6. Keringkan dengan oven suhu 50oC.
7. Haluskan dan ayak.
b. Pembuatan Dekstrin
1.Buat suspensi pati dalam larutan HCl (konsentrasi ditentukan) dengan
perbandingan = g pati : mL HCl : mL aquadest = 1 : 0.5 : 10
2.Panaskan pada waktu yang ditentukan.
3. Tambahkan 50 mL NaOH 0,05 N untuk penghentian hidrolisis.
4. Dikeringkan dengan oven pada suhu 50oC.
5. Haluskan dan ayak
LEMBAR PENUGASAN
Kelompok :4
Modul Percobaan : Pemanfatan pati dan biji alpukat sebagai bahan baku
pembuatan dekstrin
N
Nama Praktikan Buku Pokok
o
1 Andrika Noverianto 1912065
2 Fauziah Rahma Sari 1912066
3 Syafrianda Ikhsan 1912067
4 Sajid Zikri Wahyudi 1912068
Modul Percobaan : pemanfatan pati dari biji alpukat sebagai bahan baku
pembuatan dekstrin
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan sebagai berikut:
Kelompok Bahan baku Waktu Kosentrasi Rendemen
pemanasan HCL
4 Alpukat 30 menit 0,1 N 73,67%
4.2 pembahasan
Pada percobaan ini kita mendapatkan hasil seperti diatas dimana setelah
pemanasan selama 30 menit didapatkan rendemen sebesar 73,67%. Pada prcobaan
ini pratikan menggunakan biji alpukat dihalus sehingga berbentuk bubur, setelah
melalui proses penghalusan bubur biji alpukat dicuci dengan air bersih dengan
perbandingan 1 : 0,5 dan kemudian di rendam dengan larutan NaS2O3 0,019 N
sebanyak 500 mL. Selanjutnya setelah proses perendaman bubur biji alpukat
disaring untuk mendapatkan pati dan dikeringkan didalam oven dengan suhu
50oC.
Pada tahap kedua pembuatan dekstrin. Pati yang telah dikeringkan tadi
dibuat menjadi suspensi dengan perbandingan pati : mL HCl : mL aquadest = 1 :
0.5 : 10. Dipanaskan selamat 30 menit dengan suhu 70 oC bertujuan untuk
mempercepat proses hidrolisis dari pati. Penambahan NaOH setelah pemanasan
bertujuan untuk menghentikan proses hidrolisis yang berjalan proses dapat
menghasilkan dekstrin. Jika proses hidrolisis tidak dihentikan dekstrin tidak akan
didapatkan melainkan hanya menghasilkan glukosa.
Setelah semua selesai masuk kedalam pemanasan hingga suhu mencapai
30 derajat celcius atau sesuai dengan penugasan. Dekstrin bersifat sangat larut
dalam air panas atau dingin, dengan viskositas yang relative rendah. Dekstrin
banyak digunakan baik dalam industri pangan maupun non pangan. Dalam
industri panngan pirodkstrin digunakan untuk meningkatkan kerenyahan, sebagai
carrier dalam pembuatan minuman instan, dan untuk mencegah migrasi minyak
pada pembuatan kacang goreng.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Dekstrin merupakan pati alami yang mudah dibuat dan mudah didapatkan.
2. Agar pati biji alpukat dapat cepat menjadi dekstrin, maka dilakukan
pemberian katalis HCL sehingga pati akan berwarna pucat
3. Tingkat kehalusan pada dekstrin mempengaruhi hasil, semakin halus dekstrin
maka semakin bagus hasil yang didapatkan.
4. Dekstrin dibuat dengan menggunakan suhu tinggi dan pada suasana pH
rendah dan waktu yang lama untuk menghasilkan dekstrin dengan rendemen
tinggi
4. Dekstrin digunakan untuk meningkatkan kerenyahan, sebagai carrier dalam
pembuatan minuman instan, dan untuk mencegah migrasi minyak pada
pembuatan kacang goreng
5.1 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah pada saat proses penyaringan
sebaiknya menggunakan kertas saring sehingga pada penyaringan pati tidak
banyak terbuang ataupun menempel pada saringan karena hal ini juga dapat
berpengaruh terhadap rendemen yang dihasilkan.
LAMPIRAN A
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,019M 500 mL
Berat molekul Na2S2O3 = (2 x Ar Na) + (2 x Ar S) + (3 x Ar O)
= (2 x 23) + (2 x 32) + (3 x 16)
= 46 + 64 + 48
= 158
gr 1000
M= x
BM v
gr 1000
0,019 = x
158 500
0,019 x 158 = 2 gr
3,002 = 2 gr
3,002
gr = =1,5010 gr
2
maka, ditimbang Na2S2O3 sebanyak 1,501 gr dan dilarutkan dalam aquadest
500 mL.
2. Pembuatan pengenceran HCL 0,1 N dalam 500 mL aquadest (larutan
induk yang tersedia 12 N)
(V x N)pekat = (V x N)encer
V x 12 N = 500 mL x 0,1 N
500 Ml x 0,1 N
V=
12 N
50 mL
V=
12 N
V = 4,166 mL
maka dipipet HCL sebanyak 4,166 mL dan diencerkan dalam 500 mL
aquadest
3. Pembuatan larutan NaOH 0,05 N dalam 50 mL aquadest
gr 1000
M= x
BE v
BE= BM/jumlah valensi (valensi NaOH)
= 40/1
= 40
gr 1000
0,05 N = x
40 50
0,05 x 40 = 20 gr
2 = 20 gr
g = 2/20
= 0,1 gr
Maka ditimbang NaOH sebanyak 0,1 gr dan dilakukan dalam 50 ml aquadest
5. Pembuatan dekstrin
Perbandingan suspensi pati dalam larutan HCL
g pati : mL HCL : mL aquadest ( 1: 0,5 : 10 )
Massa pati : 24,8465 gram
Vol HCL : 24,8465 x 0,5 = 12,4232 mL
Vol aquadest : 24,8465 x 10 = 248,464 mL
6. Menghitung Rendemen
Massa dekstrin kering : 18,3042 gram
Massa pati : 24, 8465 gram
18,3042
% Rendemen = x 100 %
24,8465
= 73,670 %
LAMPIRAN B
LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R and M. G. Joan, 1993, Basic Biochemical Methods, Second
Edition, John Willey and Sons, Inc. Publication.
Judoamidjojo, Said, G., Liesbetini H.1992. Teknologi Fermentasi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Bogor.
Murdiasih, D.K. 2008. Kemampuan Azospirillum sp. KK1 dalam
Menghasilkan Amilase Pada Medium Onggok dan Dedak dengan waktu
Inkubasi Berbeda. Skripsi, tidak dipublikasikan. Fakultas Biologi Unsoed.
Warnijati S., Ida B.A., Sofiyah. 1995. Dekstrinasi Pati Bengkuang dengan
Katalisator Asam Khlorida. Forum Teknik, Jilid 19 No 2. Jurusan Teknik
Kimia. Fakultas Teknik, UGM. Yogyakarta.