OLEH:
1. M. FURKAN, M.Pd
2. WILDAN HIDAYAT, S.Pd
A. Latar Belakang
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Training of Triner (ToT) Guru Pembina
Gerakan Ayo Bercita-cita (GAB) Bagi Wakasek urusan kesiswaan, Guru BK dan
Guru Pembina OSIS. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan berbagai pendekatan
dan metode di antaranya:
1. Pelatihan GAB
3. Praktek
4. Presentasi
B. Materi
Provinsi NTB
3. Paparan materi GAB (Pentingnya Bercita-cita dan QLC (Quarter Life Crisis) pada
Remaja; Kuadran Karakter dan Bercita-cita; OSIS sebagai penggerak GAB, dll)
4. Praktik
Dengan kepanitiaan acara yang diketuai oleh Mu’azzam, S.Pd, Indra Dewi sebagai
sekretaris serta 3 orang anggota yakni Sumarni, Farid dan Fahrurrozi
E. Peserta Pelatihan
Peserta pada kegiatan ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari Wakasek Kesiswaan,
Guru BK dan Guru Pembina OSIS SMA, SMK Kota Mataram Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5,
SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, SMAN 9, SMAN 10 dan SMAN 11 Mataram serta
SMKN 1, SMKN 2, SMKN 3, SMKN 4 SMKN 5. SMKN 6, dan SMKN 7 Mataram
yang masing-masing perwakilan terdiri dari 2 sampai 3 peserta dan dari Dinas
Dikbud/Fasilitator berjumlah 3 orang.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari kedua dan ketiga dari kegiatan ini diisi dengan pelatihan guru pendamping
dan rencana pelaksanaan GAB di sekolah. Gerakan ayo bercita-cita memerlukan
rencana yang matang untuk diterapkan di sekolah. Guru sebagai seorang pendidik
sudah seharusnya mengembangkan diri untuk dapat menggerakkan peserta didik
dalam bercita-cita (diawali dengan anak-anak OSIS).
Kegiatan pelatihan ini secara umum dapat dikatakan berjalan sangat baik. Hampir
semua peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan sangat antusias. Narasumber yang
terbilang muda membuat kegiatan berlangsung meriah dan tidak membosankan.
B. Penutup
Acara pelatihan ini ditutup oleh beberapa orang pejabat Dinas Dikbud Provinsi NTB.
Kesimpulan
Kegiatan ini sudah bisa berjalan dengan baik dan diikuti dengan antusias oleh para
peserta meskipun beberapa perwakilan sekolah bukan merupakan guru BK atau
Wakasek kesiswaan.
Saran