Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sang Ayu Made Dhira Vidyasari

NIM : 1604551168
Kelas :B
Mata Kuliah : Hukum Kepailitan

PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DALAM KASUS PT. GOLDEN


SHINES
Putusan Nomor: 05/PKPU/2013/PN.Niaga.Sby

PT. Golden Shines adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang
penjualan emas yang berkedudukan di Intiland Tower, Lantai 6, Suite No.2c, Jalan Panglima
Sudirman No.101-103 Surabaya. Pada tahun 2013, PT. Golden Shines mengalami banyak
masalah sampai titik dimana PT. Golden Shines tidak mampu untuk membayar utang-utangnya
kepada kreditur karena mnegalami masalah finansial. Maka, PT. Golden Shines sebagai
pemohon mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kepada
Pengadilan Niaga Surabaya pada tanggal 12 April 2013 dan akan terus mengupayakan
pertanggungjawabannya terhadap segala kewajibannya kepada para kreditur.

Dalam permohonan ini, syarat-syarat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)


sebagaimana ketentuan Pasal 222 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menentukan : “Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang diajukan oleh debitor yang mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditor atau oleh
kreditor”, syarat yang terkandung dalam ketentuan tersebut adalah permohonan PKPU dapat
diajukan baik oleh debitor maupun kreditor dimana debitor mempunyai lebih dari 1 (satu)
kreditor, hal tersebut jelas telah terpenuhi karena kreditor dalam perkara incasu sangat banyak
dan akan sangat mungkin bertambah ketika diumumkan dan dipanggil oleh Kurator dalam rapat-
rapat. Permohonan PKPU ini dimohonkan oleh debitur sendiri yaitu PT. Golden Shines, dimana
jika pemohon adalah Debitor, permohonan PKPU harus disertai daftar yang memuat sifat,
jumlah piutang, dan utang Debitor beserta surat bukti secukupnya, serta dapat juga melampirkan
rencana perdamaian yang kesemuanya telah tercantum dalam permohonan ini. Dalam
permohonan ini, terdapat 3 kreditur yaitu Agus Abadi, Edy Hartanto dan Jenny Liemer. Ketiga
kreditur dinyatakan sebagai kreditur konkuren. Kreditur konkuren (Unsecured Creditors) adalah
semua kreditor atau penagih berdasarkan piutang tanpa ikatan tertentu. Mereka bersama-sama
akan memperoleh pembayaran piutangnya menurut perimbangan besar kecilnya piutang
sebagaimana diatur dalam Pasal 1132 KUHPerdata. Umumnya kreditor inilah yang paling
menderita dan harus berusaha keras untuk mendapatkan bagiannya menurut persentase yang
ditentukan dalam rapat verifikasi. artinya para kreditor secara bersama-sama memperoleh
pelunasan (tanpa ada yang didahulukan) yang dihitung berdasarkan pada besarnya piutang
masing-masing dibandingkan terhadap piutang mereka secara keseluruhan, mendapatkan
bagiannya menurut persentase yang ditentukan dalam rapat verifikasi. Dengan kata lain, syarat
PKPU dalam Pasal 222 ayat (1) yang mengharuskan adanya lebih dari 1 kreditur telah terpenuhi.
Adapun pengajuan permohonan PKPU PT. Golden Shines sebagai debitur ke Pengadilan
Niaga Surabaya sudah benar. Hal ini sesuai yang tercantum dalam ketentuan Pasal 224 ayat (1)
jo. Pasal 3 ayat (1) UU No. 37/2004 yang menentukan: Pasal 224 ayat (1) : ”permohonan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 222 harus
diajukan kepada Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dengan ditanda tangani
oleh pemohon dan advokatnya" serta Pasal 3 ayat (1) : "Putusan atas permohonan pernyataan
pailit dan hal-hal lain yang berkaitan dan/atau diatur dalam undang-undang ini, diputuskan
oleh Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum debitor.”
Bahwa, dengan demikian dikarenakan alamat tempat tinggal/tempat kedudukan Pemohon PKPU
yaitu PT. Golden Shines sebagai debitur berada di Provinsi Jawa Timur dan merupakan juridiksi
Pengadilan Niaga Surabaya pada Pengadilan Negeri Surabaya, maka sudah sepatutnya
permohonan PKPU ini telah tepat.
Menilik dari tujuan dimohonkannya PKPU oleh PT. Golden Shines sendiri sebagai
debitur, debitur masih memiliki kepercayaan bahwa bidang usaha PT. Golden Shines masih
memiliki prospek yang sangat bagus dimana emas yang merupakan komoditi save-haven yang
sangat dibutuhkan pada saat terjadi ketidakpastian dan krisis ekonomi, sehingga pemohon PKPU
juga menyediakan platform pembelian yang aman kepada para customers yaitu kreditur yang
pada akhirnya akan membantu mempertahankan serta mengembangkan kekayaan dan
kemakmuran para customers dalam hal ini para kreditur melalui kepemilikan emas batangan.
Maka, PT. Golden Shines selaku pemohon PKPU tetap mengupayakan dan mengajukan rencana
perdamaian bagi para krediturnya dengan mengajukan restrukturisasi jatuh tempo pembayaran
(menjadwal ulang tagihan) dan penghapusan bunga atau pinjaman tanpa bunga mengingat
kesulitan finansial yang sedang dialami pemohon PKPU. Adapun syarat dapat diterimanya
rencana perdamaian adalah sesuai dalam Pasal 281 (1) huruf a dimana Rencana perdamaian
dapat diterima berdasarkan: a. persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah kreditor konkuren
yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat Kreditor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 268 termasuk Kreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280, yang
bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang
diakui atau sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat
tersebut. Jika tercapai rencana perdamaian, tentu akan menguntungkan debitur karena
perdamaian yang dilakukan melalui PKPU akan mengikat kreditur lain diluar PKPU (Pasal 270
UUK), sehingga debitur dapat melanjutkan restrukturisasi usahanya, tanpa takut dibayang-
bayangi oleh tagihan-tagihan kreditur-kreditur yang berada diluar PKPU.
Namun, diluar keuntungan itu, akibat hukum dari PKPU terhadap debitur adalah debitur
dapat kehilangan independensinya. Setelah ditetapkan PKPU sementara, PT. Golden Shines
selaku debitur akan kehilangan kewenangannya untuk sendiri melakukan kepengurusan dan
tindakan kepemilikan atas harta debitur dan/atau untuk memperjanjikan suatu tindakan
pengurusan dan/atau tindakan kepemilikan yang menyangkut hartanya. Sehingga, tindakan
kepengurusan dan kepemilikan yang menyangkut hartanya hanya boleh dilakukan bersama
dengan pengurus yang diangkat oleh Pengadilan Niaga Surabaya dimana Pengadilan Niaga
Surabaya menunjuk Hartadi Hendra Lesmana, S.H., M.H sebagai pengurus.
Sehingga, dari apa yang telah dijelaskan diatas, kesemua syarat-syarat PKPU telah
terpenuhi dan telah dijalankan sebagaimana mestinya, maka dalam amar putusannya, Pengadilan
Niaga Surabaya menerima dan mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang yang dimohonkan oleh Pemohon PKPU/Debitur untuk seluruhnya dimana langkah
selanjutnya akan menentukan apakah rencana perdamaian diterima oleh para kreditur atau
ditolak.

Anda mungkin juga menyukai