Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN MONETER DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Alfitria (1851010111)

Cindy Novitasari (1851010110)

Ray Dwiki Syahputra (1851010112)

UIN Raden Intan Lampung, Jl. Letnan Kolonel H. Endro

Suratmin, Sukarame Kota Bandar Lampung, Lampung, 35131

ABSTRACT

The development of the rate of economic growth in a region can be said to be the
economic growth that is formed through various types of economic sectors that occur
indirectly which describes the occurrence of levels of economic growth. in order to
achieve high but stable economic growth, monetary policy is needed. The objective of
monetary policy is to achieve and maintain the stability of the rupiah value. This
objective is as stated in Law no. 23 of 1999 concerning Bank Indonesia, as amended by
Law no. 3 of 2004 and Law no. 6 of 2009 in article 7. The purpose of this journal is to
know monetary policy from an Islamic perspective. This is interesting to discuss
because there are fundamental differences between modern monetary policy and
monetary policy in an Islamic economic perspective.
Keywords: Monetary System, Islamic Economy

ABSTRAK
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat dikatakan sebagai
pertumbuhan ekonomi yang dibentuk melalui berbagai jenis sektor ekonomi yang
terjadi secara tidak langsung yang menjabarkan mengenai terjadinya tingkatan
pertumbuhan ekonomi. agar mampunya tercapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tetapi stabil maka diperlukannya kebijakan moneter. Tujuan kebijakan moneter yaitu
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana
tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang sebagaimana

1
diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7. Adapun
tujuan jurnal ini yaitu mengetahui kebijakan moneter dalam perspektif Islam. Hal ini
menarik untuk dibahas karena ada perbedaan mendasar antara kebijakan moneter
modern dengan kebijakan moneter dalam perpektif ekonomi Islam.

Kata kunci: kebijakan moneter, ekonomi Islam.

2
PENDAHULUAN nilai uang baik terhadap faktor internal
maupun eksternal. Stabilitas nilai uang
Dalam setiap penyelenggaraan
mencerminkan stabilitas harga yang
negara, pemerintah menetapkan suatu
pada akhirnya akan memengaruhi
keputusan atau kebijakan yang
realisasi pencapaian tujuan
bertujuan untuk menjaga stabilitas
pembangunan suatu negara, seperti
ekonomi, politik, sosial budaya, dan
pemenuhan kebutuhan dasar,
pertahanan yang di dalamnya tersirat
pemerataan distribusi, perluasan
supaya terwujud kesejahteraan seluruh
kesempatan kerja, pertumbuhan
masyrakat. Kebijakan moneter
ekonomi riil yang optimum dan
ditetapkan dalam rencana pembangunan
stabilitas ekonomi.
otoritas moneter yang dalam hal ini
adalah bank sentral yaitu dengan cara Kebijakan moneter ini merupakan
mengubah besaran moneter dan suku faktor penting dalam perekonomian.
bunga serta pelaksanaannya dilakukan Namun, perbedaan sistem ekonomi
oleh otoritas moneter dan lembaga yang berlaku, akan memiliki pandangan
keuangan.1 Kebijakan moneter berperan yang berbeda tentang kebijakan
sangat penting dalam perekonomian, moneter. Sistem ekonomi konvensional
kehadirannya diharapkan dapat memiliki pandangan yang berbeda
berfokus pada stabilitas harga dan tentang kebijakan moneter dengan
mendorong pertumbuhan output.2 sistem ekonomi Islam.
Sistem moneter Islam merupakan
Kebijakan moneter merupakan
sub sistem dari sistem ekonomi Islam
instrumen bank sentral yang sengaja
yang tujuan yang hendak dicapai dalam
dirancang sedemikian rupa untuk
moneter Islam diantaranya adalah untuk
memengaruhi variabel-variabel
mewujudkan keadilan dan
finansial, seperti suku bunga dan tingkat
kemashlahatan. Maqashid Syariah
penawaran uang. Sasaran yang ingin
menegakkan keadilan (Iqamah al ‘Adl),
dicapai adalah memelihara kestabilan
yaitu mewujudkan keadilan dalam
semua bidang kehidupan manusia dan
1
Wayan Sudirman, Kebijakan Moneter Dalam
Perspektif Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, menghasilkan kemaslahatan (Jalb al
2011), hal.1-2
2
Adhitya Wardhono dan dkk, Perilaku Maslahah), yaitu menghasilkan
Kebijakan Bank Sentral (Jawa Timur: Pustaka kemaslahatan umum bukan
Abadi, 2019), hal.21

3
kemaslahatan yang khusus untuk pihak dan secara sederhana dapat dikatakan
tertentu. bahwa tujuan penelitian kualitatif
Dalam hal ini, kebijakan moneter adalah untuk menemukan jawaban
menjadi faktor penting dalam terhadap suatu fenomena atau
menstabilisasi siklus perekonomian. pertanyaan melalui aplikasi prosedur
Kebijakan moneter yang dikelola ilmiah secara sistematis dengan
dengan baik akan menghasilkan tingkat menggunakan pendekatan kulitatif.3
perekonomian yang stabil melalui Data yang digunakan dalam
mekanisme transmisinya pada harga dan penelitian ini yaitu data sekunder yang
output, yang pada akhirnya membawa dilakukan dengan pengambilan data dari
efek multiplier pada variabel-variabel berbagai buku serta jurnal ilmiah yang
lain, seperti tenaga kerja. Sebaliknya, terkait dengan pembahasan ini. Teknik
sistem moneter yang unrealiable akan pengumpulan data yang digunakan
membawa pada masalah inflasi dan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
depresi. teknik dokumentasi dan studi pustaka.

Dengan demikian, penulisan ini


HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat dengan tujuan menganalisis
Pengertian Kebijakan Moneter
peranan kebijakan moneter berbasis
Kebijakan Moneter adalah suatu
perspektif ekonomi Islam.
usaha dalam mengendalikan keadaan
ekonomi makro agar dapat berjalan
METODE PENELITIAN
sesuai dengan yang diinginkan melalui
Metode penelitian pada penelitian
pengaturan jumlah uang yang beredar
ini adalah metode kualitatif. Penelitian
dalam perekonomian. Usaha tersebut
kualitatif merupakan suatu strategi
dilakukan agar terjadi kestabilan harga
inquiry yang menekankan pencarian
dan inflasi serta terjadinya peningkatan
makna, pengertian, konsep,
output keseimbangan. Hampir semua
karakteristik, gejala, simbol, maupun
sektor ekonomi kapitalis terkait dengan
deskripsi tentang suatu fenomena; fokus
sistem bunga sehingga sektor moneter
dan multimetode, bersifat alami dan
lebih cepat berkembang dari pada sektor
holistik; mengutamakan kualitas,
menggunakan beberapa cara, serta 3
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif ,
disajikan secara naratif. Dari sisi lain Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2017), hal.330.

4
riil. Hal ini disebabkan karena sektor artian sempit (M1), dan uang beredar
moneter lebih cepat memberikan dalam artian luas (M2).6
keuntungan dari pada sektor rill.4
Dalam sistem moneter
Definisi lain juga menyebutkan konvensional, instrumen yang dijadikan
bahwa kebijakan moneter adalah proses alat kebijakan moneter pada dasarnya
mengatur persediaan uang sebuah ditunjukkan untuk mengendalikan uang
negara. Biasanya otoritas moneter beredar di masyarakat adalah bunga.
dipegang oleh bank sentral suatu Sementara dalam Islam tidak
negara. Kebijakan moneter menurut memperkenankan instrumen bunga
konvensional merupakan instrumen eksis di pasar. Fokus kebijakan moneter
bank sentral yang sengaja dirancang Islam lebih tertuju pada pemeliharaan
sedemikian rupa untuk mempengaruhi berputarnya sumber daya ekonomi.
variabel-variabel finansial, seperti suku Dengan demikian, secara sederhana
bunga dan tingkat penawaran uang.5 para regulator harus memastikan
Kebijakan Moneter adalah tersedianya usaha-usaha ekonomi dan
kebijakan yang dikeluarkan oleh bank produk keuangan syariah yang mampu
sentral atau otoritas moneter yang menyerap potensi investasi masyarakat.
meliputi bentuk pengendalian besaran Dengan begitu, waktu memegang uang
moneter dan atau suku bunga untuk oleh setiap pemilik dana akan ditekan
mencapai tujuan perekonomian yang seminimal mungkin, di mana waktu
diinginkan. Kebijakan moneter tersebut sebenarnya menghambat
merupakan kebijakan pemerintah untuk velocity. Dengan kata lain, penyediaan
memperbaiki keadaan perekonomian regulasi berupa peluang usaha, produk-
melalui pengaturan jumlah uang produk keuangan syariah serta
beredar. Besaran moneter terdiri atas ketentuan lainnya berkaitan dengan arus
uang primer (M0), uang beredar dalam uang di masyarakat akan semakin
meningkatkan velocity dalam
7
perekonomian.

4
Nur Latifah, Kebijakan Moneter Dalam
6
Perspektif Ekonomi Syariah, Jurnal Adhitya Wardhono, op.cit., hlm.22-23.
7
Modernisasi Vol. 11, No. 2, (2015), hal.124 Aji Prasetyo, Peran Uang Dalam Sistem
5
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Moneter Islam, Majalah Ekonomi Vol.XXII,
Syariah,(Jakarta: Kencana, 2018), hal.11 No. 1, (2017): 106.

5
Salah satu bentuk kebijakan 2. Kebijakan Moneter Kontraktif
moneter adalah dengan mengendalikan (Monetary contractive policy).
jumlah uang beredar agar tidak beredar Kebijakan Moneter Kontraktif
dalam jumlah yang berlebihan. Apabila adalah suatu kebijakan dalam
jumlah uang yang beredar banyak, akan rangka mengurangi jumlah uang
menyebabkan terjadinya peningkatan yang beredar. Kebijakan ini
harga-harga (inflasi) yang nantinya dilakukan pada saat perekonomian
dapat berdampak pada menurunnya mengalami inflasi. Disebut juga
daya beli masyarakat. dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).
Pengaturan jumlah uang yang
beredar pada masyarakat diatur dengan
cara menambah atau mengurangi Penulis lain membagi Kebijakan
jumlah uang yang beredar. Kebijakan Moneter menjadi dua golongan, yakni :9
moneter dapat digolongkan menjadi
a. Kebijakan moneter kuantitatif
dua, yaitu:8
Yaitu langkah-langkah bank
1. Kebijakan moneter ekspansif sentral yang tujuan utamanya
(Monetary expansive policy) adalah untuk mempengaruhi
Kebijakan moneter ekspansif jumlah penawaran uang dan suku
adalah suatu kebijakan dalam bunga dalam perekonomian.
rangka menambah jumlah uang Dalam masa deflasi penawaran
yang beredar. Kebijakan ini uang perlu ditambah. Langkah ini
dilakukan untuk mengatasi akan menurunkan suku bunga dan
pengangguran dan meningkatkan penurunan ini selanjutnya akan
daya beli masyarakat (permintaan menggalakkan perkembangan
masyarakat) pada saat kegiatan ekonomi sehingga
perekonomian mengalami resesi tingkat kesempatan kerja menjadi
atau depresi. Kebijakan ini disebut lebih tinggi dan pengangguran
juga kebijakan moneter longgar berkurang. Dalam masa inflasi
(easy money policy). pengeluaran masyarakat adalah
melebihi penawaran barang-

8 9
Nur Aini Latifah, op.cit., hlm.125 ibid, hlm.126

6
barang yang tersedia dalam penawaran uang pada suatu waktu
penawaran. Oleh sebab itu tertentu. Tingkat bunga tidak
pengeluaran agregat perlu mempunyai peranan dalam menentukan
dikurangi melalui pengeluaran jumlah uang yang ditawarkan pada
dalam penawaran uang dan suatu waktu tertentu. Perubahan tingkat
kenaikan suku bunga. Perubahan bunga dalam analisis parsial saat ada
tersebut akan menurunkan pergeseran baik permintaan dan
pengeluaran agregat sehingga penawaran uang.
terdapat keseimbangan di antara
Dalam buku Introduction to
pengeluaran dalam ekonomi
Islamic Economics: Theory and
dengan jumlah penawaran
Application oleh Hossein Askari, Zamir
masing-masing.
Iqbal, Abbas menyebutkan bahwa ―it’s
b. Kebijakan moneter yang kualitatif
important to note that monetary policy
1) Pengawasan pinjaman secara
acts indirectly, in the sense that it relies
selektif, yaitu menentukan
on the banking sector to increase or
jenis- jenis pinjaman mana
decrease lending to the private sector
yang harus dikurangi atau
and on the private sector to act in the
digalakkan.
way the monetary authorities hope for.‖
2) Pembujukan moral, yaitu
Yang artinya yaitu penting untuk dicatat
bank sentral menghimbau
bahwa kebijakan moneter bertindak
serta membujuk kepada bank-
secara tidak langsung, dalam arti
bank untuk melakukan suatu
kebijakan moneter bergantung pada
hal yang diarahkan, misalnya
sektor perbankan untuk menambah atau
pada saat terlalu banyak
mengurangi pinjaman ke sektor swasta
jumlah uang beredar, bank
dan pada sektor swasta untuk bertindak
sentral bisa membujuk
dengan cara yang diharapkan oleh
kepada bank untuk
otoritas moneter.10
mengurangi penyaluran
kreditnya. Kebijakan moneter merupakan
instrumen penting kebijakan publik
Banyak faktor yang
mempengaruhi pemerintah dan sistem 10
Hossein Askari, Intoduction to Islamic
bank dalam menentukan jumlah Economics: Theory and Application (Singapore:
John Wiley and Sons Singapore, 2015).

7
dalam sistem moneter ekonomi, baik fundamentalnya dengan tetap menjaga
konvensional maupun Islam. Namun, bekerjanya mekanisme pasar.
perbedaan yang mendasar terletak pada
Dalam upaya mencapai tujuan
tujuan dan larangan bunga dalam Islam.
rersebut, Bank Indonesia sejak 1 Juli
2005 menerapkan kerangka kebijakan
Tujuan Kebijakan Moneter
moneter Inflation Targeting Framework
Bank Indonesia memiliki tujuan
(ITF). Kerangka kebijakan tersebut
untuk mencapai dan memelihara
dipandang sesuai dengan mandat dan
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini
aspek kelembagaan yang diamanatkan
sebagaimana tercantum dalam UU No.
oleh Undang-Undang. Dalam kerangka
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
ini, inflasi merupakan sasaran yang
yang sebagaimana diubah melalui UU
diutamakan (overriding objective).
No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun
Bank Indonesia secara konsisten terus
2009 pada pasal 7. Kestabilan rupiah
melakukan berbagai penyempurnaan
yang dimaksud mempunyai dua
kerangka kebijakan moneter, sesuai
dimensi. Dimensi pertama kestabilan
dengan perubahan dinamika dan
nilai rupiah adalah kestabilan terhadap
tantangan perekonomian yang terjadi,
harga-harga barang dan jasa yang
guna memperkuat efektivitasnya.
tercermin dari perkembangan laju
inflasi. Sementara itu, dimensi kedua Peran kestabilan nilai tukar sangat
terkait dengan perkembangan nilai tukar penting dalam mencapai stabilitas harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. dan sistem keuangan. Oleh karenanya,
Bank Indonesia juga menjalankan
Dalam konteks perkembangan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi
nilai rupiah terhadap mata uang negara
volatilitas nilai tukar yang berlebihan,
lain, Indonesia menganut sistem nilai
bukan untuk mengarahkan nilai tukar
tukar mengambang (free floating).
pada level tertentu. Dalam
Peran kestabilan nilai tukar sangat
pelaksanaannya, Bank Indonesia
penting dalam mencapai stabilitas harga
memiliki kewenangan untuk melakukan
dan sistem keuangan. Oleh karena itu,
kebijakan moneter melalui penetapan
Bank Indonesia juga menjalankan
sasaran-sasaran moneter (seperti uang
kebijakan untuk menjaga kestabilan
beredar atau suku bunga) dengan tujuan
nilai tukar agar sesuai dengan nilai

8
utama menjaga sasaran laju inflasi yang yang kurang beruntung memiliki
ditetapkan oleh Pemerintah. Secara hak atas sebagian kekayaan yang
operasional, pengendalian sasaran- dimiliki saudara-saudaranya yang
sasaran moneter tersebut menggunakan lebih beruntung.
instrumen-instrumen, antara lain operasi 4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk
pasar terbuka di pasar uang baik rupiah terus atau ditimbun.
maupun valuta asing, penetapan tingkat 5. Kekayaan harus diputar.
diskonto, penetapan cadangan wajib 6. Menghilangkan jurang perbedaan
minimum, dan pengaturan kredit atau antara individu dalam
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat perekonomian, dapat menghapus
melakukan cara-cara pengendalian konflik antar golongan.
moneter berdasarkan Prinsip Syariah.11 7. Menetapkan kewajiban yang
sifatnya wajib dan sukarela bagi
.
semua individu, termasuk bagi
Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter
anggota masyarakat yang miskin.
Kebijakan moneter dalam islam
berpijak pada prinsip-prinsip dasar Kebijakan moneter Islam harus
12
ekonomi islam sebagai berikut: bebas dari unsur riba dan bunga bank.
1. Kekuasaan tertinggi adalah milik Dalam Islam riba yang termasuk
Allah dan Allah lah pemilik yang didalamnya unga bank diharamkan
absolut. secara tegas. Dengan adanya pengharam
2. Manusia merupakan pemimpin ini maka bunga bank yang dalam
(kholifah) di bumi, tetapi bukan ekonomi kapitalis menjadi instrument
pemilik yang sebenarnya. utama manajemen moneter menjadi
3. Semua yang dimiliki dan tidak berlaku lagi. Manajemen moneter
didapatkan oleh manusia adalah dalam Islam didasarkan pasa prinsip
karena seizin Allah,dan oleh bagi hasil.
karena itu saudara-saudaranya
Prinsip-prinsip lain yang ada

11
dalam kebijakan moneter secara sehat
Bank Indonesia, ―Tujuan Kebijakan
Moneter,‖ 2020, diakses pada tanggal 20 yaitu:
November 2020 pukul 11:33
https://www.bi.go.id/id/moneter/tujuan-
kebijakan/Contents/Default.aspx.
12
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam, (Jakarta, 2001), hal.28.

9
a. Mempunyai satu tujuan akhir Termasuk pertimbangan
yang diutamakan (overriding mengenai kebijakan ekonomi
objective) Pemerintah dalam kerangka
Yaitu sasaran inflasi, sebagai koordinasi kebijakan moneter
kontribusi pokok kebijakan dengan kebijakan makro lain.
moneter dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk b. Sesuai dengan prinsip-prinsip tata
itu, sasaran inflasi ditetapkan kelola yang sehat (good
dengan mempertimbangkan governance),
pengaruhnya (trade-off) dengan Yaitu berkejelasan tujuan,
pertumbuhan ekonomi. konsisten, transparan, dan
berakuntabilitas.
b. Kebijakan moneter bersifat
Instrumen-Instrumen Kebijakan
antisipatif (forward looking)
Moneter
Yaitu dengan mengarahkan
kebijakan moneter yang ditempuh Secara prinsip, tujuan kebijakan
saat ini diarahkan untuk mencapai moneter Islam tidak berbeda dengan
sasaran inflasi yang ditetapkan tujuan kebijakan moneter secara umum,
pada periode yang akan datang yaitu menjaga stabilitas dari mata uang
mengingat adanya efek tunda (baik secara internal maupun eksternal),
(lag) kebijakan moneter. penciptaan instrumen keuangan yang
terdiversifikasi, likuiditas, transparansi
c. Mengikatkan diri kepada suatu sistem keuangan, dan mekanisme pasar
mekanisme tertentu dalam yang efektf sehingga pertumbuhan
membuat pertimbangan penentuan ekonomi yang diharapkan dapat
respon kebijakan moneter tercapai. Stabilitas dalam nilai uang
(constrained discretion) tidak terlepas dari tujuan ketulusan dan
Dalam penetapan respon keterbukaan dalam berhubungan dengan
kebijakan moneter, bank sentral manusia. Walaupun pencapaian tujuan
mempertimbangkan prakiraan akhirnya tidak berbeda, namun dalam
inflasi, pertumbuhan ekonomi, pelaksanaannya secara prinsip berbeda
serta berbagai variabel lain. dengan yang konvensional terutama

10
dalam pemilihan target dan selecting credit ceiling, moral suasion
instrumennya. Perbedaan yang and change in monetary base. Operasi
mendasar antara kedua jenis instrumen pasar terbuka dapat juga dikendalikan
tersebut adalah prinsip syariah tidak melalui bentuk sekuritas berdasarkan
membolehkan adanya jaminan terhadap ekuitas (equity based type of securities).
nilai nominal maupun rate return (suku
Dalam ekonomi Islam, tidak ada
bunga). Oleh karena itu, apabila
sistem bunga sehingga bank sentral
dikaitkan dengan target pelaksanaan
tidak dapat menerapkan kebijakan
kebijakan moneter, maka secara
discount rate tersebut. Bank Sentral
otomatis pelaksanaan kebijakan
Islam memerlukan instrumen yang
moneter berbasis syariah tidak
bebas bunga untuk mengontrol
memungkinkan menetapkan suku bunga
kebijakan ekonomi moneter dalam
sebagai target/sasaran operasionalnya.
ekonomi Islam. Dalam hal ini, terdapat
Instrumen moneter keuangan beberapa instrumen bebas bunga yang
syariah adalah hukum syariah. Hampir dapat digunakan oleh bank sentral untuk
semua instrumen moneter pelaksanaan meningkatkan atau menurunkan uang
kebijakan moneter konvensional beredar. Penghapusan sistem bunga,
maupun surat berharga yang menjadi tidak menghambat untuk mengontrol
underlying-nya mengandung unsur jumlah uang beredar dalam ekonomi.
bunga. Oleh karena itu, instrumen-
Lebih lanjut menurut Chapra,
instrumen konvensional yang
mekanisme instrumen kebijakan
mengandung unsur bunga (bank rates,
moneter yang sesuai dengan syariah
discount rate, open market operation
Islam harus mencakup enam elemen
dengan sekuritas bunga yang ditetapkan
yaitu:13
di depan) tidak dapat digunakan pada
pelaksanaan kebijakan moneter berbasis 1. Target Pertumbuhan M dan Mo.
Islam. Tetapi sejumlah instrumen Setiap tahun bank sentral harus
kebijakan moneter konvensional menentukan pertumbuhan
menurut sejumlah pakar ekonomi Islam peredaran uang (M) sesuai dengan
masih dapat digunakan untuk sasaran ekonomi nasional.
mengontrol uang dan kredit, seperti 13
Umer M. Chapra, Terj. Towards a Just
Reserve Requirement, overall and Monetary System (Jakarta: Gema Insani Press,
2000).

11
Pertumbuhan M terkait erat 3. Cadangan Wajib Resmi (Statutory
dengan pertumbuhan Mo (high Reserve Requirement)
powered money: uang dalam Bank-bank komersial diharuskan
sirkulasi dan deposito pada bank memiliki cadangan wajib dalam
sentral). Bank sentral harus jumlah tertentu di bank sentral.
mengawasi secara ketat Statutory reserve requirements
pertumbuhan Mo yang membantu memberikan jaminan
dialokasikan untuk pemerintah, atas deposit sekaligus membantu
bank komersial; dan lembaga penyediaan likuiditas yang
keuangan sesuai proporsi yang memadai bagi bank. Sebaliknya,
ditentukan berdasarkan kondisi bank sentral harus mengganti
ekonomi, dan sasaran dalam biaya yang dikeluarkan untuk
perekonomian Islam. Mo yang memobilisasi dana yang
disediakan untuk bank-bank dikeluarkan oleh bank-bank
komersial terutama dalam bentuk komersial ini.
mudharabah harus digunakan 4. Pembatasan Kredit (Credit
oleh bank sentral sebagai Ceilings)
instrumen kualitatif dan Kebijakan menetapkan batas
kuantitatif untuk mengendalikan kredit yang boleh dilakukan oleh
kredit. bank-bank komersial untuk
memberikan jaminan bahwa
2. Saham Publik terhadap Deposito penciptaan kredit sesuai dengan
Atas Unjuk/Uang Giral (Public target moneter dan menciptakan
Share of Demand Deposit) kompetisi yang sehat antarbank
Dalam jumlah tertentu demand komersial.
deposit bank-bank komersial
(maksimum 25%) harus 5. Alokasi Kredit yang Berorientasi
diserahkan kepada pemerintah pada Nilai.
untuk membiayai proyek-proyek Realisasi kredit harus
sosial yang menguntungkan. meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Alokasi kredit
mengarah pada optimisasi

12
produksi dan distribusi barang dan dampak langsung pada
jasa yang diperlukan oleh cadangan bank-bank komersial.
sebagian besar masyarakat.
Keuntungan yang diperoleh dari b. Mengatur nilai tukar mata uang
pemberian kredit juga asing bersama-sama bank
diperuntukkan bagi kepentingan semua pada cadangan bank-
masyarakat. Untuk itu perlu bank Komersial
adanya jaminan kredit yang Persetujuan tukar menukar
disepakati oleh pemerintah dan mata uang asing secara
bank-bank komerisal untuk bersama-sama.
mengurangi risiko dan biaya yang
harus ditanggung bank. c. Common Pool
Langkah ini diambil atas dasar
6. Teknik Lain. semangat kerja sama yang
Teknik kualitatif dan kuantitatif di mensyaratkan bank-bank
atas harus dilengkapi dengan komersial untuk menyisihkan
senjata-senjata lain untuk sebagian dari deposit dalam
merealisasikan sasaran yang jumlah tertentu dengan tujuan
diperlukan; termasuk diantaranya untuk meringankan persoalan
moral suasion atau himbauan likuiditas yang dialami suatu
moral. Dari literatur perbankan bank.
Islam, beberapa alternatif
instrumen kebijakan moneter yang d. Equity-Base Instruments
dapat dipakai bank sentral antara Jual beli surat berharga, saham,
lain: dan sertifikat bagi hasil
a. Government Deposits berdasarkan penyertaan.
Kewenangan bank sentral Instrumen ini dapat
untuk memindahkan demand menggantikan obligasi
deposit pemerintah yang ada di pemerintah dalam operasi
bank sentral dari dan ke bank pasar.
komersial untuk memberi

13
e. Change In The Profit and Loss kebutuhan sektor riil perekonomian dan
Sharing Ratio sasaran-sasaran masyarakat Muslim.
Bank sentral mengeluarkan Pertumbuhan dalam M dapat diatur
variasi rasio bagi hasil untuk untuk merealisasikan sasaran
aktivitas mudharabah untuk kesejahteraan berbasis luas dan suatu
bank komersial dan untuk para laju pertumbuhan optimal, tetapi
deposan kepada wirausahawan. realistis dalam konteks kestabilan harga.
Target dalam M ini akan dicapai dengan
f. Refinance Ratio (Rasio menghasilkan pertumbuhan yang
Pembiayaan Kembali) diinginkan dalam uang berdaya tinggi
Menurut Dr. Sidiqi sebagai melalui suatu kombinasi defisit fiskal
sesuatu pembiayaan yang dan pinjaman mudharabah oleh bank
diberikan bank sentral kepada sentral kepada lembaga-lembaga
bank komersial sebagai bagian keuangan.
dari qordhul hasan yang
Implementasi dari Instrumen
diberikan oleh mereka.
Kebijakan Moneter Islam
Adapun contoh tentang penerapan
g. Lending Ratio
instrument kebijakan moneter Islam di
Rasio pemberian pinjaman
beberapa negara termasuk Indonesia:14
merupakan persentase uang
1. Sudan
giral yang dapat dipinjamkan
Berikut ini adalah instrument-
oleh bank sentral sebagai
instrumen moneter yang di
bagian dari qordhul hasan
gunakan Bank Sentral Sudan
yang diberikan oleh mereka
(BOS) dalam oprasionalnya :
bagi nasabah mereka.
a. Reserve Requirement, setiap
Kesehatan sistem moneter dalam bank harus menyadangkan
keuangan syariah tidak akan pada simpanan BOS sedikitnya
dipengaruhi oleh suku bunga yang tidak 20% (100% untuk simpanan
menentu dan sukar ditebak dan tidak mata uang asing) dari total
pula oleh kebutuhan untuk
menstabilkannya. Uang beredar akan 14
Luqmanul Hakiem Ajuna, ―Kebijakan
diatur oleh bank sentral menurut Moneter Syariah,‖ Jurnal Al-Buhuts Vol.13, No.
1 (2017): 112.

14
dana simpanan masyarakat yang tidak berhubungan
(dengan mengecualikan dengan sektor prioritas.
simpanan investasi) yang di
d. Foreign exchange operation
refleksikan pada neraca akhir
sebagai alat BOS untuk
bulan bank tersebut.
menjaga stabilitas nilai tukar
uang (bukan untuk fungsi
b. Bank-bank konvensional harus
control likuiditas).
mencapai dan memelihara rasio
liquiditas sebesar 10% dari
e. OMO dengan menggunakan
dana tabungan dalam bentuk
instrumen:
mata uang lokal.
1) Central Bank Mushraka
Certificate (CMC) dimana
c. Pelafon kredit untuk sektor-
fungsi sekuiritas bank
sektor prioritas tertentu seperti:
sentral konvensional
1) Pertanian
sebagai pengendali
2) Ekspor
likuiditas uang terpenuhi
3) Perindustrian
dengan keberadaan
4) Pertambangan dan energy
sekuritas yang berdasarkan
5) Transportasi dan
sistem bagi hasil. CMC
pergudangan
mempunyai karakteristik
6) Professional, pengrajin, dan
sebagai berikut:
bisnis keluarga ukuran
a) Tidak mempunyai
kecil
tanggal jatuh tempo
7) Perumahan rakyat
b) Berbasiskan akuitas
8) Investasi pada pasar saham
(equity-based) dalam
resmi khartoun
jumlah tertentu dari
Di mana minimum 90% dari investasi BOS dan
dana kredit bank harus di pemerintah di bank –
alokasikan pada sector non- bank konvensional.
prioritas, termasuk
perdagangan demostik dan jasa

15
f. Government Musharaka pada negara yang pasar
Certificate (GMC) Secara garis keuangannya /finansialnya
besar, kegunaan GMC adalah: belum berkembang.
1) Pembiyayaan anggaran
2) Instrument OMO bagi BOS c. Discount rate karena adanya
3) Mobilisasi tabungan pelarangan terhadap riba, maka
nasional instrument jenis ini tidak di
4) Mendorong investasi gunakan seluas seperti pada
5) Sebagai alat pengembangan sistem perbankan
pasar uang yang sesuai konvensional.
dengan syariah Islam
d. Credit ceiling untuk
g. Ijarah certificate (sukuk) yaitu mengendalikan penciptaan
suatu sekuritas yang uang, pertumbuhan likuiditas
dimaksudkan untuk oleh otoritas moneter.
memobilisasi simpanan jangka
pendek yang digunakan untuk 3. Indonesia
pembangunan proyek Bank yang berdasarkan syariah
infrastruktur jangka panjang Islam, BI menjalankan fungsinya
yang dilakukan melalui bank sentral dengan instrumen-
sekuritisasi aset pemerintah instrumen sebagai berikut:
yang berwujud seperti a. Giro Wajib Minimum (GWM):
lapangan terbang, jalan raya, biasa dinamakan juga statutory
bangunan, pabrik, rumah sakit, reserve requirement, adalah
dll. simpanan minimum bank-bank
umum dalam bentuk giro pada
2. Iran BI yang besarnya ditetapkan
a. Reserve requirement ratio oleh BI berdasarkan Persentase
antara 10%-30% tertentu dari dana pihak ketiga.
b. Adjusted open market GWM adalah kewajiban bank
operation pada dasarnya omo dalam rangka mendukung
tidak dapat efektif di gunakan pelaksanaan prinsip kehati-

16
hatian perbankan (Prudential bank dan Bank Indonesia yang
Banking) serta berperan terdiri atas :
sebagai instrumen moneter a) Giro wadiah;
yang berfungsi mengendalikan b) Deposito investasi
jumlah peredaran uang. mudharabah; dan
c) Kewajiban lainnya.
Besaran GWM adalah 5% dari
dana pihak ketiga yang BI mengenakan denda terhadap
berbentuk IDR (rupiah) dan kesalahan dan keterlambatan
3% dari dana pihak ketiga yang penyampaian laporan
berbentuk mata uang asing. mingguan yang digunakan
Jumlah tersebut dihitung dari untuk menentukan GWM.
rata-rata harian dalam satu Bank yang melakukan
masa laporan untuk periode pelanggaran juga terkena
masa laporan sebelumnya. sanksi.
Sedangkan dana pihak ketiga
yang dimaksud adalah sebagai b. Sertifikat Investasi
berikut : Mudharabah antar Bank
1) Giro wadiah; Syariah (Sertifikat IMA): yaitu
2) Tabungan mudharabah; instrumen yang digunakan oleh
3) Deposito investasi bank-bank syariah yang
mudharabah; dan mengalami kelebihan dana
4) Kewajiban lainnya. untuk mendapatkan
keuntungan. Di lain pihak
Dana Pihak Ketiga dalam IDR digunakan sebagai sarana
tidak termasuk dana yang penyedia dana jangka pendek
diterima oleh bank dari Bank bagi bank-bank syariah yang
Indonesia dan BPR. Sedangkan mengalami kekurangan dana.
Dana Pihak Ketiga dalam mata
uang asing meliputi kewajiban Sertifikat ini berjangka waktu
kepada pihak ketiga, termasuk 90 hari, diterbitkan oleh kantor
pusat bank syariah dengan

17
format dan ketentuan standar Dalam operasionalnya, SWBI
yang ditetapkan oleh BI. mempunyai nilai nominal
Pemindahtanganan Sertifikat minimum Rp 500 juta dengan
IMA hanya dapat dilakukan jangka waktu dinyatakan dalam
oleh bank penanam dana hari (misalnya: 7 hari, 14 hari,
pertama, sedangkan bank 30 hari).Pembayaran atau
penanam dana kedua tidak pelunasan SWBI dilakukan
diperkenankan melalui debet/kredit rekening
memindahtangankannya giro di Bank Indonesia. Jika
kepada pihak lain sampai jatuh tempo, dana akan
berakhirnya jangka waktu. dikembalikan bersama bonus
Pembayaran dilakukan oleh yang ditentukan berdasarkan
bank syariah penerbit sebesar parameter Sertifikat IMA.
nilai nominal ditambah
imbalan bagi hasil (yang Peranan Uang dalam Sistem Moneter
dibayarkan awal bulan Islam di Indonesia
berikutnya dengan nota kredit Dalam ekonomi konvensional,
melalui kliring, bilyet giro fungsi uang disamakan dengan komoditi
Bank Indonesia, atau transfer sehingga menyebabkan timbulnya pasar
elektronik). tersendiri dengan uang sebagai
komoditinya dan bunga sebagai
c. Sertifikat Wadiah Bank harganya. Pasar ini adalah pasar
Indonesia (SWBI): yaitu moneter yang tumbuh sejajar dengan
instrumen Bank Indonesia pasar riil (barang dan jasa) berupa pasar
sesuai dengan syariah Islam. uang, pasar modal, pasar obligasi dan
SWBI juga dapat digunakan pasar derivatif. Akibatnya, dalam
oleh bank-bank syariah yang ekonomi konvensional timbul dikotomi
kelebihan liquiditas sebagai sektor riil dan moneter.
sarana penitipan dana jangka Terdapat perbedaan dalam sistem
pendek. moneter konvensional dengan sistem
moneter Islam. Perbedaan tersebut
diantaranya adalah dalam hal

18
instrumennya. Di dalam moneter perekonomian tidak terhenti.
konvensional intrumen yang digunakan Penimbunan uang bisa berdampak pada
adalah suku bunga, sedangkan intrumen macetnya kegiatan perekonomian.
dalam moneter Islam berbasis pada bagi Sistem moneter ekonomi
hasil (Loss and Profit Sharing). Fokus berfungsi sebagai pengaturan jumlah
kebijakan moneter konvensional adalah uang beredar diatur dengan cara
mengatur jumlah uang beredar menambah atau mengurangi jumlah
sedangkan kebijkan moneter Islam uang yang beredar. Kebijakan moneter
berfokus pada pemeliharaan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
berputarnya sumber daya ekonomi18. Pertama, kebijakan Moneter Ekspansif
Hal tersebut sejalan dengan konsep (Monetary Expansive Policy) yaitu
uang dalam ekonomi Islam bahwa uang suatu kebijakan yang bertujuan
harus mengalir (flow concept) yang menambah jumlah uang yang beredar.
digunakan untuk mendukungnya Kedua, kebijakan Moneter Kontraktif
berputarnya sumber daya ekonomi.15 (Monetary Contractive Policy) atau
Dalam konsep ekonomi Islam kebijakan uang ketat (tight money
uang adalah milik masyarakat (money is policy) yaitu kebijakan yang bertujuan
public goods) bukan privat goods. mengurangi jumlah uang yang beredar.
Karena uang berfungsi sebagai public Dalam sistem moneter Islam, posisi dan
goods maka uang harus mengalir dalam fungsi bank mempunyai perbedaan yang
perekonomian dan tidak boleh mendasar.16
ditimbun. Sebaliknya jika uang Lembaga perbankan syari’ah
diperlakukan sebagai privat goods maka mempunyai sifat universal dan multi
memberikan konsekuensi terjadinya guna serta tidak semata-mata
penimbunan pada uang itu sendiri. merupakan bank komersil. Ia
Sehingga karena uang dalam perspektif merupakan perpaduan antara bank
moneter Islam adalah sebagai public komersial, bank investasi, investasi
goods maka Dalam uang harus bersifat kepercayaan dan institusi pengelola
flow concept artinya uang harus investasi (invesment-management
mengalir dalam perekonomian agar institutions), yang berorientasi pada
investasi modal. Dengan pola ini maka
15
Sri Mulyani, Uang Dalam Tinjauan Sistem
Moneter Islam, Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu
16
Ekonomi Syariah 2, no. 1 (2020): 62. Aji Prasetyo, op.cit.,hal.109.

19
perbankan syariah akan jauh dari Indonesia menempuh pula langkah-
perlilaku borrowing short dan lending langkah sebagai berikut:
long. Karena itu ia kokoh terhadap
1. Melanjutkan kebijakan stabilisasi
ancaman krisis dibanding perbankan
nilai tukar Rupiah agar sejalan
konvensional. Berdasar fakta itu pula,
dengan fundamental dan
maka kedudukan bank sentral dalam
mekanisme pasar;
konteks ekonomi Islam harus dapat
2. Memperkuat strategi operasi
melakukan suatu kebijakan yang dapat
moneter guna memperkuat stance
melancarkan perekonomian riil secara
kebijakan moneter akomodatif;
seimbang.
3. Mempercepat langkah-langkah
pendalaman pasar uang dan pasar
Kebijakan Moneter Saat Pandemi
valuta asing melalui
Covid-19
pengembangan infrastruktur
Rapat Dewan Gubernur (RDG) sarana penyelenggara transaksi
Bank Indonesia pada 12-13 Oktober berbasis sistem elektronik
2020 memutuskan untuk (Electronic Trading
mempertahankan BI 7-Day Reverse Platform/ETP) dan lembaga
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,00%, sentral kliring, novasi, dan
suku bunga Deposit Facility sebesar transaksi (Central
3,25%, dan suku bunga Lending Counterparty/CCP);
Facility sebesar 4,75%. Keputusan ini 4. Memperkuat implementasi
mempertimbangkan perlunya menjaga kebijakan untuk mendorong
stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah UMKM melalui korporatisasi,
inflasi yang diprakirakan tetap rendah. peningkatan kapasitas, akses
Bank Indonesia menekankan pada jalur pembiayaan, dan digitalisasi
kuantitas melalui penyediaan likuiditas, sejalan dengan Gerakan Nasional
termasuk dukungan Bank Indonesia Bangga Buatan Indonesia (Gernas
kepada Pemerintah dalam mempercepat BBI);
realisasi APBN tahun 2020, guna 5. Memperkuat ekosistem ekonomi
mendorong pemulihan ekonomi dari dan keuangan digital melalui
dampak pandemi COVID-19. Di penggunaan instrumen
samping keputusan tersebut, Bank pembayaran digital, kolaborasi

20
bank, fintech, dan e-commerce c. Ketahanan sektor eksternal
untuk mendukung program Indonesia pada triwulan III 2020
Pemulihan Ekonomi Nasional tetap terjaga, di tengah dinamika
(PEN); penyesuaian aliran modal global.
d. Nilai tukar Rupiah tetap
Bank Indonesia akan terus
terkendali didukung langkah-
menempuh langkah-langkah kebijakan
langkah stabilisasi Bank
lanjutan yang diperlukan dalam
Indonesia.
mempercepat program PEN dengan
e. Inflasi tetap rendah sejalan
mencermati dinamika perekonomian
permintaan yang belum kuat dan
dan pasar keuangan global serta
pasokan yang memadai.
penyebaran COVID-19 dan dampaknya
f. Sejalan dengan kebijakan moneter
terhadap prospek perekonomian
dan makroprudensial akomodatif
Indonesia dari waktu ke waktu.
yang ditempuh Bank Indonesia,
Koordinasi kebijakan yang erat dengan
kondisi likuiditas tetap longgar
Pemerintah dan Komite Stabilitas
sehingga mendorong suku bunga
Sistem Keuangan (KSSK) terus
terus menurun dan mendukung
diperkuat untuk menjaga stabilitas
pembiayaan perekonomian.
makroekonomi dan sistem keuangan,
g. Sinergi ekspansi moneter Bank
serta mempercepat pemulihan ekonomi
Indonesia dengan akselerasi
nasional.
stimulus fiskal Pemerintah dalam
mendorong pemulihan ekonomi
Keadaan moneter pada saat ini
nasional terus diperkuat.
meliputi:
h. Ketahanan sistem keuangan tetap
a. Perbaikan perekonomian global kuat, meskipun risiko dari
berlanjut sesuai prakiraan meluasnya dampak COVID-19
sebelumnya. terhadap stabilitas sistem
b. Pertumbuhan ekonomi domestik keuangan terus dicermati.
secara perlahan juga membaik, i. Transaksi Sistem Pembayaran
terutama didorong stimulus fiskal baik tunai maupun nontunai
dan perbaikan ekspor. menunjukkan peningkatan sejalan
dengan perbaikan ekonomi,

21
disertai dengan percepatan pemilik yang sebenarnya, Semua yang
digitalisasi ekonomi dan dimiliki dan didapatkan oleh manusia
17
keuangan. adalah karena seizin Allah, dan oleh
karena itu saudara-saudaranya yang
kurang beruntung memiliki hak atas
PENUTUP
sebagian kekayaan yang dimiliki
Kesimpulan
saudara-saudaranya yang lebih
Kebijakan Moneter adalah
beruntung, Kekayaan tidak boleh
kebijakan yang dikeluarkan oleh bank
ditumpuk terus atau ditimbun,
sentral atau otoritas moneter yang
Kekayaan harus diputar,
meliputi bentuk pengendalian besaran
Menghilangkan jurang perbedaan
moneter dan atau suku bunga untuk
antara individu dalam perekonomian,
mencapai tujuan perekonomian yang
dapat menghapus konflik antar
diinginkan.
golongan, dan Menetapkan kewajiban
Tujuan kebijakan moneter yaitu
yang sifatnya wajib dan sukarela bagi
untuk mencapai dan memelihara
semua individu, termasuk bagi anggota
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini
masyarakat yang miskin.
sebagaimana tercantum dalam UU No.
Instrumen moneter keuangan
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
syariah adalah hukum syariah. Tujuan
yang sebagaimana diubah melalui UU
kebijakan moneter yaitu untuk
No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun
mencapai dan memelihara kestabilan
2009 pada pasal 7.
nilai rupiah sebagaimana tercantum
Kebijakan moneter dalam islam
dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
berpijak pada prinsip-prinsip dasar
tentang Bank Indonesia.
ekonomi islam sebagai yaitu:
Adapun contoh tentang
Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah
penerapan instrument kebijakan
dan Allah lah pemilik yang absolut,
moneter Islam di beberapa negara yaitu
Manusia merupakan pemimpin
negara Sudan, Iran, dan Indonesia.
(kholifah) di bumi, tetapi bukan
Pelaksanaan ekonomi
17
Bank Indonesia, ―Tinjauan Kebijakan konvensional, fungsi uang disamakan
Moneter Oktober 2020,‖ 2020, diakses pada
tanggal 20 November 2020 pukul 19.05 di dengan komoditi sehingga
https://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-
moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan-Kebijakan-
menyebabkan timbulnya pasar
Moneter-Oktober-2020.aspx.

22
tersendiri dengan uang sebagai Islam (bagi hasil) terhadap sektor riil
komoditinya dan bunga sebagai yang dapat berdampak kepada
harganya. Pasar ini adalah pasar perekonomian.
moneter yang tumbuh sejajar dengan
pasar riil (barang dan jasa) berupa pasar TINJAUAN PUSTAKA
uang, pasar modal, pasar obligasi dan Ajuna, Luqmanul Hakiem. 2017.
pasar derivatif. Akibatnya, dalam Kebijakan Moneter Syariah.
ekonomi konvensional timbul dikotomi Jurnal Al-Buhuts Vol.13, No. 1.
sektor riil dan moneter. Askari, Hossein. 2015. Intoduction to
Dengan keadaan pandemi covid- Islamic Economics: Theory and
19 Bank Indonesia melakukan langkah Application. Singapore: John
sebagai berikut dalam menjalankan Wiley and Sons Singapore.
kebijakan moneter seperti: melanjutkan Bank Indonesia. 2020. Tinjauan
kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Kebijakan Moneter Oktober
agar sejalan dengan fundamental dan 2020. Diakses pada 20
mekanisme pasar; memperkuat strategi November 2020 di
operasi moneter; mempercepat langkah- https://www.bi.go.id/id/publikas
langkah pendalaman pasar uang dan i/kebijakan-
pasar valuta asing; memperkuat moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan
implementasi kebijakan untuk -Kebijakan-Moneter-Oktober-
mendorong UMKM; dan memperkuat 2020.aspx.
ekosistem ekonomi dan keuangan ———. 2020. Tujuan Kebijakan
digital Moneter. Diakses pada 20
November 2020 di
Saran https://www.bi.go.id/id/moneter/
Saran kepada penelitian selanjutnya tujuan-
agar dapat melanjutkan dengan kebijakan/Contents/Default.asp.
penelitian pengaruh instrumen yang Chapra, M. Umer. 2000 Terj. Towards a
digunakan dalam sistem moneter Islam Just Monetary System. Jakarta:
di dalam perekonomian sehingga kita Gema Insani Press.
dapat mengetahui serta memahami
bagaimana pengaruh instrumen moneter

23
Karim, Adiwarman Azwar. 2001.
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam. Jakarta:IIIT.
Latifah, Nur. 2015. Kebijakan Moneter
Dalam Perspektif Ekonomi
Syariah. Jurnal Modernisasi
Vol.11, No. 2.
Mulyani, Sri. 2020. Uang Dalam
Tinjauan Sistem Moneter Islam.
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu
Ekonomi Syariah Vol.2, No. 1:
52–67.
Prasetyo, Aji. 2017. Peran Uang Dalam
Sistem Moneter Islam. Majalah
Ekonomi Vol. XXII, No. 1.
Soemitra, Andri. 2018. Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana.
Sudirman, Wayan. 2011. Kebijakan
Moneter Dalam Perspektif
Ekonomi Syariah. Jakarta:
Kencana.
Wardhono, Adhitya, dan dkk. Perilaku
Kebijakan Bank Sentral. 2019.
Jawa Timur: Pustaka Abadi.
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian:
Kuantitatif , Kualitatif, dan
Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.

24

Anda mungkin juga menyukai