Anda di halaman 1dari 21

MENERJEMAHKAN NOVEL POPULER

Workshop Indonesian Readers Festival

Goodreads Indonesia

Desember 2013

Poppy D. Chusfani

KETEPATAN MAKNA DAN KELUWESAN BERBAHASA

Penerjemahan bisa kita definisikan sebagai menerjemahkan makna teks dari bahasa sumber
ke bahasa sasaran sesuai dengan yang dimaksud pengarang. Maka ketepatan makna adalah
hal yang tidak bisa ditawar. Penerjemah diimbau agar tidak malas membuka kamus dan
meriset, terlebih lagi jika berhadapan dengan frasa atau peribahasa. Waspadalah jika
menemukan bagian kalimat yang terasa tidak nyambung dengan konteks, karena biasanya
itu adalah frasa atau idiom.

Bandingkan:

He nailed a plank to the broken window.

dengan

She nailed the song beautifully.

Contoh lain:

She’s going to swim across the wide canal. I think she lost her marbles.

This homework is a piece of cake. I can do it in five minutes.

Setelah mengetahui makna yang tepat, penerjemah diharapkan mampu menyampaikan


dalam bahasa sasaran dengan luwes.
GAYA BAHASA

Setiap penulis memiliki gaya bahasa sendiri, maka penerjemah diharapkan mampu
mewakili gaya si penulis dalam bahasa sasaran. Beberapa naskah ‘serius’ menuntut gaya
bahasa baku pula dalam penerjemahannya, berbeda dengan naskah yang gaya bahasanya
lebih santai atau non-formal.

1. Dalam konteks seseorang menerima berita menggembirakan:

a. Teks sumber: “This is excellent! I don’t know what else to say.”

Terjemahan: “Hebat sekali! Aku tidak mampu berkata-kata.”

b. Teks sumber: “Dude! I’m speechless.”

Terjemahan: “Dude! Keren banget.”

2. Dalam konteks pertentangan:

a. “I was dancing!”

“Do you think people will respect you if you jiggle your hips like that?”

Terjemahan:

“Aku sedang menari!”

“Kaupikir orang bakal menghormatimu kalau kau menggoyangkan panggul seperti itu?”

b. “Stop what?”

“That...that jiggling about. Every now and then you--- There! You did it again!”

Terjemahan:

“Menghentikan apa?”

“Itu...bergeal-geol seperti itu. Sekali-sekali kau--- Nah! Kau melakukannya lagi!”

Latihan:

Terjemahkan kalimat-kalimat ini dalam gaya bahasa non-formal.

1. Ow! You kicked me! Do I look like a ball to you?

2. She threw the book at Daniel, hit him squarely on the head. He tumbled backwards and
sprawled on the floor.
KATA GANTI ORANG

Dalam pembahasan tentang rujukan (hlm. 181-186) di bukunya, In Other Words, Mona Baker
menyebutkan bahwa setiap bahasa memiliki pola rujukan yang berbeda-beda. Dalam
bahasa yang satu, mungkin cukup menyebutkan nama seseorang satu kali, lalu dalam teks
selanjutnya merujuknya dengan kata ganti orang sampai berhalaman-halaman kemudian.
Pembaca dalam bahasa itu sudah langsung mengerti siapa yang dimaksud. Namun, ada
pula bahasa lain yang harus lebih sering mengulang nama yang dimaksud untuk
mengingatkan pembaca.

Dalam penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah kata he dan she. Kita tidak bisa selalu menerjemahkan kedua kata ini
menjadi dia saja, tetapi kadang-kadang harus menggantinya dengan nama tokoh agar
rujukannya menjadi jelas. Agar terjemahan tidak terlalu sering mengulang nama, kita bisa
juga memanfaatkan kata lain untuk menggantikan rujukan, misalnya:

* Identitas tokoh: gadis itu, si orang tua, kedua orang itu

* Pekerjaan tokoh: sang raja, si pengacara, pencuri itu

* Hubungan antara tokoh: suaminya, anaknya, atasannya, temannya

Kita tidak perlu khawatir bahwa kita tidak mengikuti perujukan dalam bahasa Inggris
secara persis. Karena seperti kata teori, setiap bahasa memiliki pola perujukannya masing-
masing. Yang penting adalah terjemahan yang dihasilkan jelas dan enak dibaca.

Contoh:

After her father’s death, Mosca‘s eyes had at least earned her a roof over her head. Her
uncle, the older brother of her dead mother, was glad to have someone to take care of his
accounts and letters. His niece was useful but not trusted, and every night he locked her in
the mill with the account book to keep her out of trouble. This evening he had turned the
key upon her as usual, without knowing that he was doing so for the very last time. He was
now snoring like an accordion amid sweet dreams of grist and fine grain, with no inkling
that his niece was loose yet again and embarked upon a desperate mission.

Setelah kematian ayahnya, setidaknya Mosca memperoleh tempat menumpang hidup


berkat matanya itu. Pamannya, kakak mendiang ibunya, senang ada yang mampu
menangani pembukuan dan surat-menyurat untuknya. Ia menganggap keponakannya itu
bermanfaat, tetapi tak boleh dipercaya. Maka, setiap malam ia mengurung Mosca di
penggilingan bersama catatan pembukuan agar anak itu tidak menimbulkan masalah.
Malam ini ia mengunci pintu dan mengurung keponakannya seperti biasa, tanpa
mengetahui bahwa itulah terakhir kali ia melakukan itu. Kini ia sedang mendengkur bak
akordeon sambil bermimpi indah tentang bulir halus dan serbuk gilingan, tak tahu-menahu
bahwa anak itu lagi-lagi berkeliaran dan tengah mengemban sebuah misi nekat.

REDUNDANT

I saw a little girl took a ball from a table.

Terjemahan:

Aku melihat seorang anak perempuan kecil mengambil sebuah bola dari atas sebuah meja.

Suntingan:

Aku melihat gadis kecil mengambil bola dari meja.

He dropped it to the ground.

Terjemahan:

Dia menjatuhkannya ke atas tanah.

Suntingan:

Dia menjatuhkannya ke tanah.

He’s a father of five children.

Terjemahan:

Dia seorang ayah dari lima orang anak.

Suntingan:

Dia ayah lima anak.

Seorang, sesosok, seekor, sebuah, dan lain sebagainya bisa dihilangkan jika tidak
menentukan jumlah. ‘Tangan kirinya memegang apel, sementara tangan kanan
menggenggam pisau’ akan lebih enak dibaca daripada ‘Tangan kirinya memegang sebuah
apel, sementara tangan kanannya menggenggam sebilah pisau.’
Pengulangan tidak perlu pada kata-kata seperti ini:

- alis mata

- menuju ke

- sebuah buah

- turun ke bawah

- naik ke atas

dan lain sebagainya.

Kata sambung seperti ‘adalah’, ‘oleh’, ‘dari’, ‘merupakan’ dan lain sebagainya bisa
disingkirkan jika kalimat masih bisa dimengerti tanpa memerlukan kata sambung, seperti
‘dia dikepung lima pemuda kekar’. Tanpa kata sambung ‘oleh’ di tengah-tengahnya,
kalimat itu valid.

GENERIC ‘YOU’

Ada kata you yang digunakan untuk merujuk orang secara umum, bukan orang tertentu
yang diajak bicara. You seperti ini disebut generic you. Dalam bahasa Indonesia, rujukan
orang umum biasanya menggunakan kata kita.

The teacher says, “If you are honest, people will trust you.”

Terjemahan:

Guru berkata, “Kalau kamu jujur, orang akan memercayaimu.”

Suntingan:

Guru berkata, “Kalau kita jujur, orang akan memercayai kita.”

Alternatif lain adalah mengubah kalimat aktif menjadi pasif.

I think if you took all the universities and all the hospitals out of greater Boston, you’d be able to fit
what’s left into about six city blocks.

Terjemahan:

Kupikir jika Anda mengeluarkan semua universitas dan rumah sakit dari wilayah besar
Boston, Anda dapat memuat sisanya dalam daerah sebesar enam blok kota.
Suntingan:

Kupikir jika semua universitas dan rumah sakit dikeluarkan dari wilayah besar Boston,
yang tersisa dapat dimuat dalam daerah sebesar enam blok kota.

Latihan:

1. Statilius’s limp form was let down … and finally Cethegus, who screamed and sobbed
and put up such a tremendous struggle that two men had to sit on him while a third tied his
wildly thrashing legs—in the end they tipped him through the hole head first and he fell
with a thud.

2. You know you’re in trouble when your parents call you with your full name.
FRASA

1. May wish

If you plan to stay in Indonesia for an extended time, you may wish to open an Indonesian bank
account.

Terjemahan:

Jika Anda berencana untuk tinggal di Indonesia cukup lama, Anda mungkin ingin
membuka rekening di bank Indonesia.

Suntingan:

Jika Anda berencana untuk tinggal di Indonesia cukup lama, ada baiknya Anda membuka
rekening di bank Indonesia.

2. What can I get you

“What can I get you, sweetie?”

Konteks adegan ini adalah seorang pelayan restoran tengah bertanya kepada tamu yang
jauh lebih muda daripadanya. Maka tentu saja tidak tepat bila diartikan, “Apa yang bisa
saya ambilkan, Sayang?”

Terjemahan final:

“Mau pesan apa, Sayang?”

3. It’s been months since...

It’s been months since we last go out to dinner.

Terjemahan:

Sudah berbulan-bulan sejak kita terakhir makan keluar.

Suntingan:

Sudah berbulan-bulan kita tidak makan keluar.

Latihan:

1. It’s too good to be true.

2. Why don’t you sit down?


3. Mommy’s busy. Why don’t you play with your sister?

4. Why don’t you wear this blue dress while I wear the red one?

5. Maybe I should check with the dean first, but you know what? Let’s just go!
RAGAM MAKNA DALAM KATA

1. Afraid yang bukan ‘takut’

I’m afraid I won’t be able to come.

Dalam contoh ini, afraid bukan berarti takut. Maka kurang tepat jika diartikan ‘Aku takut
tidak akan bisa datang’.

Maknanya adalah semacam penyesalan atau memperhalus pernyataan yang kurang


mengenakkan, jadi diterjemahkan:

Sayang sekali aku tidak akan bisa datang.

2. About yang bukan ‘tentang’

“…the women goose-gabbling all about us and fussing with our hair.”

Terjemahan:

“…para wanita mengoceh tentang kami dan mengurusi rambut kami.”

Suntingan:

“…para wanita ribut mengoceh di sekitar kami dan mengurusi rambut kami.”

3. Always yang bukan ‘selalu’

It’s always a good thing to have friends.

Terjemahan:

Memiliki teman selalu baik.

Suntingan:

Tidak pernah ada ruginya memiliki teman.

atau

Punya teman tidak pernah ada ruginya.

Latihan:

1. I’m afraid you’re wrong.

2. Georgia hadn’t noticed at first because all Talians seemed exotic to her, but there was
something different about Aurelio and Raffaella.
3. I’ve always wanted to learn how to swim.

4. I can’t bear it anymore.

5. She can’t bear children, since her womb was removed during cancer operation.

6. He shot a bear among the trees.


TENSES

1. Past Perfect Tense dalam Kilas Balik

Dalam karya fiksi, salah satu alat narasi yang digunakan penulis adalah kilas balik atau
flashback, yaitu ketika cerita beralih ke masa lalu sejenak, sebelum kembali lagi ke masa kini.
Dalam bahasa Indonesia, hal ini cukup mudah dilakukan, yaitu dengan memberi markah
waktu.

Dalam bahasa Inggris, peralihan waktu ini dapat ditandai dengan perubahan tense, yaitu
menggunakan past perfect tense untuk adegan kilas balik, lalu menggunakan past tense lagi
saat kembali ke masa “kini”.

He watched as his wife boarded the airplane. They had met ten years ago at a friend’s wedding. They
had danced, they had talked all night, and they had parted with reluctance. He still felt reluctant to be
apart from her for more than a day.

Sebagai penerjemah, kita harus waspada saat menemukan kalimat past perfect dalam
menerjemahkan novel, dan harus menelaah fungsinya. Jika fungsinya untuk menandakan
adegan kilas balik, kita sebaiknya tidak menerjemahkan past perfect tense ini dengan kata
telah, seperti misalnya:

Ia memandangi istrinya naik ke pesawat. Mereka telah bertemu sepuluh tahun lalu di pesta
pernikahan teman. Mereka telah berdansa, telah mengobrol sepanjang malam, dan telah
berpisah dengan enggan. Ia masih enggan jika harus berpisah dari istrinya lebih dari sehari.

Suntingan:

Ia memandangi istrinya naik ke pesawat. Mereka bertemu sepuluh tahun lalu di pesta
pernikahan teman. Saat itu mereka berdansa, mengobrol sepanjang malam, dan berpisah
dengan enggan. Sekarang pun ia masih enggan jika harus berpisah dari istrinya lebih dari
sehari.

Bayangkan betapa repotnya jika kilas balik ini panjangnya beberapa paragraf. Tentunya
tidak enak dibaca kalau semua memakai past perfect tense. Maka, untuk kilas balik yang
panjang, biasanya penulis menggunakan past perfect hanya satu atau dua kalimat saat baru
masuk ke adegan kilas balik, kemudian menggunakan past tense, lalu menggunakan past
perfect lagi satu atau dua kalimat saat hendak kembali ke masa kini.

2. Was

A: “She is a good mother.”

B: “Was. You mean she was a good mother.”

A: “She’s gone?”

B: “Yes, breast cancer took her.”


Untuk menerjemahkan ini, kita lihat dulu konteksnya. Mengapa B mengoreksi ucapan A,
dari is menjadi was? Dalam contoh ini, B ingin memberi tahu A bahwa orang yang
dibicarakan sudah meninggal, dan kurasa ini inti pesan yang harus disampaikan dalam
terjemahan. Terjemahannya bisa misalnya:

A: “Dia ibu yang baik.”

B: “Sayang, dia sudah tiada.”

A: “Dia sudah meninggal?”

B: “Benar, gara-gara kanker payudara.”

3. I didn’t know

“I didn’t know” adalah kalimat past tense, yang berarti ketidaktahuan si pembicara terjadi di
masa lampau. Bagaimana cara mengungkapkan kelampauan ini dalam terjemahan?

Dalam banyak kasus, konteksnya sendiri sudah menunjukkan kelampauan ini, atau ada
kata keterangan yang menunjukkan waktu kejadian, misalnya, “I didn’t know she wasn’t at
home, so I went to her place to return her books.” Atau, “Yesterday I didn’t know anything
about origami, but now, after just one lesson, I can make a paper bird from one sheet of
paper.” Untuk kasus seperti ini, terjemahan “saya tidak tahu” sudah cukup.

Namun, dalam beberapa kasus, harus ditekankan bahwa ketidaktahuan si pembicara terjadi
di masa lampau, bukan masa kini. Terjemahan “saya tidak tahu” kadang tidak cukup.
Dalam kasus seperti itu, kita bisa menerjemahkannya sebagai “saya baru tahu”.

Misalnya, seseorang melihat temannya bermain piano di pesta, lalu berkata, “Hey, I didn’t
know you played the piano.” Ini bisa diterjemahkan menjadi, “Eh, aku baru tahu kamu bisa
main piano.” Kalau diterjemahkan menjadi “Aku tidak tahu kamu bisa main piano”,
kalimatnya menjadi aneh. Jelas-jelas dia melihat temannya bermain piano, kok masih tidak
tahu juga?

4. I wish

Dalam pekerjaan menerjemahkan, sering ditemukan ungkapan I wish yang diikuti anak
kalimat past tense. Ini berarti bahwa hal yang diungkapkan dalam anak kalimat tersebut
adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Biasanya diterjemahkan menjadi salah satu dari
tiga alternatif berikut, tergantung konteksnya:

* I wish I could remember what my grandfather looked like, but I was still very young when he passed
away.

* Aku ingin sekali bisa ingat wajah kakekku, tetapi aku masih kecil sewaktu dia meninggal.

* It’s raining cats and dogs, and I wish I brought my umbrella.


* Hujan turun lebat sekali, dan aku menyesal tadi tidak membawa payung.

* I wish he were here.

* Andai saja dia ada di sini.

Ada juga yang menerjemahkan frasa ini menjadi aku berharap. Tetapi ini kurang pas karena
kata harap menyiratkan bahwa si pembicara merasa hal yang diharapkannya masih bisa
tercapai, dan makna kalimatnya menjadi berbeda. Mari kita rasakan makna kalimat-kalimat
ini:

* Aku berharap aku bisa mengingat wajah kakekku.

* Aku berharap aku membawa payung.

* Aku berharap dia ada di sini.

Jika diterjemahkan balik, menjadi:

* I hope I can remember what my grandfather looked like (after seeing his photos again).

* I hope I will bring my umbrella (I will not forget to bring it).

* I hope he is here (he hasn’t gone somewhere else).

Latihan:

1. A: “He is a good cop.”

B: “Was. He was a good cop.”

A: “What do you mean?”

B: “He quit his job and became a writer. He writes crime-thrillers, basing them on his
experience as a cop.”

2. I didn’t know he was gone until this morning when I went to his room to wake him up.
AKTIF-PASIF

Beberapa kalimat aktif dalam bahasa Inggris akan lebih enak dibaca jika diterjemahkan
menjadi pasif. (Bisa dilihat juga dalam bagian Generic You)

The baby wouldn’t stop crying, forcing the mother to stop the car and check on him.

Terjemahan:

Bayi itu tak berhenti menangis, memaksa ibunya menghentikan mobil dan memeriksa
keadaan si bayi.

Suntingan:

Bayi itu tak berhenti menangis, sehingga ibunya terpaksa menghentikan mobil dan
memeriksa keadaan si bayi.

“Do you come from the same place as Luciano?”

Terjemahan :

“Kau datang dari tempat yang sama dengan Luciano?”

Suntingan:

“Tempat asalmu sama dengan Luciano?”

There wasn’t any remorse or regret – she knew she was making the right decision.

Terjemahan:

Tak ada kesedihan atau penyesalan. Ia tahu, ia mengambil keputusan yang benar.

Suntingan:

Tak ada kesedihan atau penyesalan. Ia tahu keputusannya benar.

Latihan:

1. On the other hand, the Duke was the most important person Enrico had ever worked for.

2. Each segment had a star sign in the centre of it.

3. No more flowers were thrown and the musicians had ceased playing.
KONVERSI

Saat menerjemahkan, mau tidak mau kita akan bertemu dengan istilah ukuran yang perlu
diubah sesuai dengan kebiasaan Indonesia. Dalam ukuran Amerika kita biasa bertemu
dengan mile, feet, inch, pound dan sebagainya. Dalam ukuran Inggris kita bisa bertemu
dengan yang lebih tidak familier seperti stone, yard, cup dan lain-lain. Bagaimana
menentukan mana yang perlu diubah dan mana yang tidak? Dan sejauh apa?

Untuk buku anak-anak dan beberapa narasi yang memerlukan bayangan pembaca tentang
jarak, berat, dan sebagainya, kita biasa mengonversinya ke metriks Indonesia. Misalnya,
mile menjadi kilometer, feet menjadi meter, pound menjadi kilogram, dan lain-lain. Begitu
pula dengan ukuran suhu, yang biasanya memakai Fahrenheit, perlu diubah menjadi
Celsius agar pembaca bisa membayangkan seperti apa suhu yang sedang dibicarakan. Tidak
mungkin kita membiarkan dialog ini tanpa dikonversi:

“It’s a hundred degrees out there!”

Bisa-bisa pembaca menyangka cuaca di luar sama dengan titik didih air dalam Celsius.

Mengubah metriks sendiri sangat mudah, tinggal meng-klik mouse di situs konversi online
misalnya, dan terpampanglah ukuran yang kita inginkan. Tapi sejauh apa mengonversinya?
Ada buku terjemahan dengan kalimat kira-kira sebagai berikut:

“Jarak ke sana sejauh 32,187 kilometer.”

Pernahkah kita menjawab pertanyaan, “Butuh berapa meter tali?” dengan “Satu koma
delapan tiga meter”? Bisa-bisa kita disuruh mengukurnya sendiri dengan penggaris atau
meteran.

20 mil bisa dikonversi menjadi 30 kilometer. 32 kilometer pun rasanya tidak lazim
diucapkan seseorang yang mengira-ngira jarak (kecuali terdapat papan tanda yang
menunjukkan sebuah lokasi persis 32 kilometer ke depan). Tidak lupa tambahkan dengan
kata “kira-kira”, kecuali kalau disebutkan persis 20 mil, bisalah diganti menjadi 32
kilometer.

6 kaki bisa diganti menjadi 2 meter, kecuali jika memang ada penjelasan bahwa sesuatu
sedang diukur dan hasilnya persis 6 kaki, maka 1,8 meter bisa digunakan. Begitu pula
dengan ukuran suhu. Tapi untuk tinggi badan, tentunya lebih baik diubah dengan tepat.
Tidak aneh jika kita mengucapkan, “Dia jangkung, tingginya 179 senti.”

Tapi pengecualian dalam kasus ukuran mile, ada beberapa yang sebenarnya tidak terlalu
perlu dikonversi. Cukup menggunakan mil, maka pembaca sudah bisa membayangkan. Ini
jika ukuran mil tidak terlalu berpengaruh pada cerita dan pada bayangan pembaca tentang
situasi yang dinarasikan. “Jaraknya seratus mil!” pastinya sudah terbayang betapa jauhnya
tanpa perlu mengubahnya menjadi “Jaraknya seratus enam puluh kilometer!”

Pembaca tidak akan mau dipusingkan dengan ukuran sampai desimal terkecil.
Membayangkannya pun bakal repot. Maka bulatkan angka ke bawah atau ke atas,
tergantung sejauh apa desimal yang tertera. Apalagi untuk dialog, ukuran yang dibulatkan
akan tampak lebih luwes daripada membaca seorang tokoh mengucapkan “32,187
kilometer”.

TUNTUTAN KREATIVITAS

1. Akronim

Jika kita menemukan akronim dalam naskah yang harus diterjemahkan dan akronim itu
adalah hasil kreativitas sang penulis (bukan singkatan umum), maka penerjemah
diharapkan mencari padanan yang sama kreatifnya. Terjemahan sebisa mungkin menjadi
akronim juga, dan kadang-kadang singkatannya pun memiliki arti. Mungkin tidak terlalu
masalah jika hanya bertemu satu atau dua akronim yang berdiri sendiri. Seperti misalnya
istilah AdviSeer yang diterjemahkan menjadi Penasiramal. Atau ada judul bab berupa
permainan kata “In FES Station” di mana FES-nya adalah Fee Every Stop, yang
diterjemahkan menjadi Stasiun Pusat (Pungutan Setiap Lewat). Tapi bagaimana dengan
akronim-akronim yang bersambungan dan mirip satu sama lain?

POPS (Prompt, On Time, Punctual Service) menjadi Lecet: Layanan Tepat, Cepat dan
Tangkas

PUPS (Patient, Understanding, Pleasant Service) menjadi Lemas: Layanan Pengertian,


Menyenangkan dan Sabar

PIPS (Positive, Inspirational, Peaceful Service) menjadi Lampir: Layanan Damai, Positif dan
Inspiratif

PIPS (Pleased, Inspired, Pleasantly-surprised Service) menjadi Lapuk: Layanan Asik, Penuh
kejutan dan Unik

PEPS (Put-out, Exasperated, Pissed-off Service) menjadi Lakban: Layanan Kesal, Sebal dan
Enggan.

Atau sebuah akronim yang menuntut tidak terjadi perubahan makna kata sama sekali:

DEPRAC (Department of Psychical Reasearch and Control) tetap menjadi DEPRAC:


Departemen Riset dan Kendali Cenayang.

2. Puisi Berima dan Berkata Sandi

Di buku Erec Rex #1: Mata Naga terdapat puisi yang berisi kalimat sandi. Erec dan
sahabatnya, Bethany, harus mencari kalimat sandi ini agar bisa menang dalam kompetisi
Pencarian Laut. Erec dan Bethany berhasil menguraikan sandi setelah tersadar bahwa di
setiap baris puisi terdapat satu kata yang berasal dari laut. Huruf depan masing-masing
kata tersebut, jika disatukan, bakal menunjukkan kalimat sandinya.
Saya harus mencari satu kata yang berhubungan dengan laut untuk setiap baris puisi,
terjemahan puisi tersebut harus terdiri dari enam belas baris seperti aslinya, dan harus
berakhiran berima. Dan tentu saja, terjemahan kalimat sandinya tidak boleh melenceng dari
aslinya!

Ini saya sebut sebagai cantik tapi tidak setia, tapi kalimat sandi tetap harus setia dengan
aslinya:

I tide my shoes, it fits me well,

So I’ll reef the expensive thing on,

Because I stubbed my undertow,

But now all my sand dollars are gone.

It’s cold troutside and you’re hungry, dear,

But, beach your life we’ll have fun.

Before your kindness ebbs away,

Share my warm fire and current bun.

Only your friend, not your anemone, will say:

Your underwater’s showing under your pants.

I sea you wear ruffly blue ones,

Like the Emperor Penguin of France.

We wave hello, and then goodbye,

Ice see you are almost done.

Gaze up to the twinkling, starfish sky,

Or eels you won’t notice—you’ve won!

Kalimat sandinya: “trust because wise”.


Terjemahan:

Jauh dari tepi pantai,

Banyak ekor berkelebat,

Rumput laut melambai-lambai,

Cumi-cumi berenang lewat.

Di balik anemon berwarna terang,

Si yellow goldfish mengintip,

Menghindari arus kencang,

Yang tak bisa dilawan sirip.

Ebi enak untuk disantap,

Tapi belut alot sekali.

Bersihkan dengan air anyap,

Jika bokongmu tertusuk bulu babi.

Anjing laut bertepuk tangan,

Disambut dansa si rajungan.

Kau menari bersama ikan,

Fosfor berpendar sambut kemenangan.

Kalimat sandinya menjadi “percaya sebab arif”.

3. Istilah

Beberapa pengarang gemar menyatukan beberapa kata menjadi istilah baru atau bahkan
menciptakan kata baru. Kreativitas penerjemahan dibutuhkan untuk kasus-kasus seperti ini.

Dalam menerjemahkan Lockwood & Co. The Screaming Staircase karya Jonathan Stroud, saya
menemukan beberapa istilah:

Changer: Pengalih Rupa


Cold Maiden: Perempuan Halimun

Creeping fear: Kegentaran

Ghost-lock: Kuncian-hantu

Gibbering-mist: Kabut-peracau

Grey Haze: Asap Kelabu

Other-light: Sinar-gaib

Shade: Roh Bayangan

4. Permainan Kata

Dalam menerjemahkan The BFG karya Roald Dahl, saya harus mengasah kreativitas demi
menyampaikan keanehan cara bicara si Raksasa dan kata-kata ciptaan Dahl yang tidak
bakal kita temukan di kamus. Demi tersampaikan, penerjemahan terpaksa tidak setia.
Beberapa contoh:

“Every human bean is diddly and different. Some is scrumdiddlyumptious and some is uckyslush.
Greeks is all full of uckyslush. No giant is eating Greeks, ever.”

“Why not?” Sophie asked.

“Greeks from Greece is all tasting greasy,” the Giant said.

Terjemahan:

“Setiap tomat manusia rasanya khas dan berbeda. Ada yang ramnyamnyam dan ada yang
bwahbweh. Orang Arab rasanya bwahbweh. Tidak ada raksasa makan orang Arab.”

“Mengapa?” tanya Sophie.

“Orang Arab dari Arab Saudi rasanya seperti minyak,” jawab si Raksasa.

Gobblefunk: Jungkar-jungkir

Delumptious: Nyamnyum

Castaterous: Busibah

Castaterous disastrophe: Busibah mencana

Redunculous: Menggelitikkan
Latihan:

This thing all things devours:

Birds, beasts, trees, flowers;

Gnaws iron, bites steel;

Grinds hard stones to meal;

Slays kings, ruins town,

And beats high mountain down.

Rujukan bacaan:

KBBI edisi keempat

Diksi dan Gaya Bahasa oleh Gorys Keraf

Tesaurus Bahasa Indonesia oleh Eko Endarmoko

Kamus Peribahasa dan Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia oleh JS Badudu

www.rimakata.com

www.kritikbahtera.org

www.penerjemahan.wordpress.com

www.thefreedictionary.com

www.onlineconversion.com

www.oxforddictionaries.com

www.merriam-webster.com

Anda mungkin juga menyukai