GEOTEKNIK

I Gde Budi Indrawan

E il igbindrawan@ugm.ac.id
Email: i bi d @ id
VIII. PERMEABILITAS TANAH – Konsep Head

 Konsep head

he

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 2

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Konsep Head

 Konsep head

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 3

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Konsep Head

 Konsep head

he

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 4

VIII. PERMEABILITAS TANAH - Pengertian

Koefisien permeabilitas menunjukkan seberapa cepat tanah

dalam meluluskan air.
Hukum Darcy:

Q = - k A (dh/dL)

Q = debit aliran (m3/s) after Taylor (1948)

k = koefisien permeabilitas (m/s)
A = luas penampang aliran (m2)
h = total head = pressure head (hp) + elevation head (he) (m)
L = pajang penampang aliran (m)
dh/dL = landaian hidrolika
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 5
VIII. PERMEABILITAS TANAH - Pengertian

 Penentuan koefisien permeabilitas tanah:

1.
1 Langsung (uji di lab dan dilapangan)
2. Tidak Langsung (perhitungan, uji konsolidasi)
 Jenis-jenis
j uji
j ppermeabilitas tanah :
1. Lab (rigid-wall permeameter, flexible-wall permeameter)
2. Lapangan (double-ring infiltrometer, suction infiltrometer,
perkolasi, packer)
 Metode uji permeabilitas tanah:
1 Constant head
1.
2. Falling head
3 Constant volume
3.
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 6
VIII. PERMEABILITAS TANAH – Metode Uji

Metode uji permeabilitas tanah:

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 7

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lab

1. Rigid-wall permeameter:
 Compaction-mold permeameter
 Consolidation-cell permeameter
 Sampling-tube
p g permeameter
p
 Oversized permeameter

Daniel (1994)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 8

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lab

1. Rigid-wall permeameter

Compaction-mold
p p
permeameter ((fine-grained
g soil)) Compaction-mold
p p
permeameter ((coarse-grained
g soil))
Daniel (1994)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 9

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lab

Sampling-tube permeameter

Daniel (1994)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 10

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lab

2. Flexible-wall permeameter

Daniel (1994)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 11

 VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lab

 Perbandingan antara uji rigid-wall dan flexible-wall

p
permeameter Daniel (1994)

Permeameter Advantages Disadvantages

Rigid-wall permeameter • Simplicity of construction and operation of • Sidewall leakage is possible.
cell.
• Low cost of cell. • No control over horizontal stress.
• Veryy large
g p permeameters can be • If specimen
p shrinks, sidewall leakage
g is virtually
y
constructed fairly conveniently. guaranteed.
• Wide range of materials can be used • Cannot confirm saturation via B-coefficient
(including chemically resistant materials). measurement.
• Unrestrained vertical swelling can be • Cannot conveniently backpressure saturate the
allowed. specimen.
• Z
Zero vertical
ti l stress
t can be
b applied.
li d • L
Longer ttesting
ti titime ffor low-hydraulic
l h d li conductivity
d ti it
materials.
Flexible-wall permeameter • Can backpressure saturate the specimen. • High equipment cost for cell.
• Can confirm saturation via B-coefficient • Requires 3 pressure positions (cell pressure,
measurement. influent pressure, and effluent pressure).
• Can control principal stress.
stress • Problems with chemical compatibility of
membrane with certain chemicals and waste
liquids.
• Sidewall leakage is highly unlikely, even for • More complicated operation of cell compared
specimens with rough sidewalls. with rigid-wall cell.
• Faster testing times for low hydraulic • Difficult to perform test with extremely low
conductivity materials due to capability for compressive stress.
rapid saturation via backpressure.
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 12
VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lapangan

1. Single-ring dan double-ring infiltrometer

Double –ring
ring infiltrometer

Minasny & McBratney (2010)

Single–ring infiltrometer Double –ring infiltrometer

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 13

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji di Lapangan

2. Suction infiltrometer

CSIRO (1988)
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 14
VIII. PERMEABILITAS TANAH - Contoh

 Uji constant head

Uji permeabilitas dilakukan di lab terhadap contoh tanah pasir
(void ratio = 0,45) yang memiliki diameter 7,3 cm dan panjang
16,8 cm. Beda ketinggian air di permukaan contoh tanah
dalam permeameter dan bidang datum dipertahankan 75 cm. cm
Sebanyak 1000 gram air terkumpul dalam gelas ukur selama
10 detik pengukuran.

Hitung koefisien permeabilitas contoh tanah tersebut dalam

m/detik.
/d tik

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 15

VIII. PERMEABILITAS TANAH - Contoh

 Uji falling head

Uji permeabilitas (metode falling head) dilakukan di lab
terhadap contoh tanah lanau pasiran yang memiliki luas
penampang 10 cm2 dan panjang 16 cm. Air dalam pipa yang
memiliki luas penampang 2 cm2 turun dari ketinggian 160 cm
hingga 80 cm diatas permukaan contoh tanah yang jenuh air
dalam waktu 20 menit.
Hitung koefisien permeabilitas contoh tanah tersebut dalam
m/detik.

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 16

VIII. PERMEABILITAS TANAH - Perhitungan

 Hazen (1911)
k = koefisien permeabilitas (cm/s)
k  CD 2
10 C = konstanta (0,4 – 1,2; rata-rata = 1)
D10 = ukuran butir efektif (mm)

• Untuk clean sand (< 5% passing No. 200 sieve) dengan D10
antara 0,1 dan 3 mm.
• Persamaan valid untuk k ≥ 10-3 cm/s.

Holtz and Kovacs (1981)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 17

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Uji Konsolidasi

Consolidation test (Daniel, 1994)

k 1  e0 k = koefisien permeabilitas (m/s)

cv  cv = koefisien konsolidasi (m2/s)
 w g av av = koefisien kompresibilitas (kPa-1)

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 18

VIII. PERMEABILITAS TANAH – Kisaran Nilai

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada 19

after A. Casagrande (1938)