Anda di halaman 1dari 1

Mata pelajaran: IPS Sejarah

Kelas: IX SMP

Kategori: Berakhirnya masa orde baru dan mulainya orde reformasi

Kata kunci: Kebijakan megawati dalam bidang sosial budaya

Pembahasan:

Presiden Indonesia yang kelima ialah Megawati Soekarnoputri adalah yang menjabat
sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Beliau merupakan wanita pertama yang menjadi seorang
presiden. Beliau merupakan anak dari Ir. Soekarno (presiden pertama RI). Megawati menjabat
sebagai ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari
Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999. Pemilu 1999.
Megawati diangkat presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada 23
Juli 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Megawati dilantik
pada 23 Juli 2001, sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus
Dur. Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi
di Indonesia, diakannya pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara
umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia.
Kebijakan megawati dalam bidang sosial
Departemen Pendidikan Nasional telah merekrut guru baru sejumlah 4110 orang degnan
penempatan di Aceh dan menyiapkan sekitar 3000 guru aktif dari daerah lain untuk mengajar di
daerah konflik seluruh Aceh. Ada sekitar 506 bangunan sekolah di seluruh MAD terbakar, atau
10% dari total bangunan sekolah di seluruh NAD. Rehabilitasi fisik sekolah baru akan dimulai
awal 2004 dan diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun serta dana lebih dari Rp 300 miliar
untuk menyelesaikannya.
Kebijakan megawati dalam bidang budaya
Pada saat Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati, masyarakat berpegang pada
kebudayaan indonesia. Pada masa pemerintahan Megawati, pemerintah mencanangkan bahwa
tahun 2004 sebagai tahun budaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pencanangan tahun
budaya itu dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika, pada tanggal 23
Februari 2004 di Gedung Prof. Dayan Dawood, Unsyiah, Banda Aceh. Momentum tahun 2004
sebagai tahun kebudayaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suatu kesadaran
untuk menggali kembali nilai-nilai budaya asli daerah Aceh yang juga budaya nasional serta
komitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan, baik sosial politik dan kesejahteraan atau
pembangunan Aceh melalui pendekatan budaya dan adat yang diyakini dan berlaku secara turun
temurun sekaligus etentitas masyarakat Aceh.

Anda mungkin juga menyukai