Laporan Kasus Hepatitis A
Laporan Kasus Hepatitis A
17120070047
LAPORAN KASUS
Penyaji:
Silvani Hamsyah
07120070047
Pembimbing:
JAKARTA
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
4
1. Identitas Pasien
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
e. Riwayat Pengobatan
6. Resume
4. Epidemiologi
PENDAHULUAN
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada
pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Hepatitis adalah
peradangan pada hati dan dikarakteristikkan dengan adanya sel radang di jaringan
pada organ tersebut, dapat dikarenakan oleh toxin, seperti kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
"hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis
kronis". Kebanyakan penyakit hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Nama
hepatitis berasal dari bahasa Yunani “hepat” yang berarti liver / hati, dan “itis”
yang berarti radang. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dapat
progresif menjadi jaringan parut dan sirosis.
Hepatitis dapat timbul dengan sedikit maupun tidak bergejala, tetapi
terkadang menjadi jaundice, anoreksia (tidak ada nafsu makan) dan lemas. Ada 5
jenis virus hepatitis ini : virus Hepatitis A (HAV), virus Hepatitis B (HBV), virus
Hepatitis C (HCV), virus Hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis
virus lain yang ditularkan setelah transfuse seperti virus hepatitis G dan virus TT
telah dapat diidentifikasi, akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis
hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Virus yang paling banyak menjangkiti
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam 2
Siloam Hospital Kebon Jeruk
Periode 24 Oktober 2011– 31 Desember 2011
Laporan Kasus – Hepatitis A Silvani Hamsyah
17120070047
manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada
di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada
tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini
menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Gambaran klinis hepatitis virus pun sangat bervariasi, mulai dari infeksi
yang asimptomatik tanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis
fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari saja.
Gejala hepatitis akut pun terbagi dalam 4 tahap yaitu : fase inkubasi, fase
prodromal, fase icterus, fase konvalesen (penyembuhan). Di makalah ini hanya
akan menjelaskan lebih rinci tentang penyakit hepatitis A.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T.M
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Daan Mogot Estate IA / 28
Tanggal MRS : 27 Oktober 2011
I. ANAMNESIS
Anamnesis berupa Autoanamnesis pada tanggal 27 Oktober 2011
Keluhan Utama
Demam kurang lebih 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
tidak perih. Pasien juga mengaku ada mencret sebanyak 4 kali serta buang air
kecilnya berwarna the (cokelat tua). Sebelum ke rumah sakit pasien ada minum
panadol, demamnya akan turun kemudian akan naik lagi, nyeri kepalanya juga
tidak berkurang. Nyeri tenggorokan disangkal pasien. Pasien kuliah di Bandung
dan tinggal di kos-an. Di kos-an pasien ada 8 orang temannya yang sedang
menderita sakit Hepatitis A. Dan pasien mengaku tidak berpergian ke luar kota
beberapa bulan belakangan ini. Pasien juga menyangkal adanya perdarahan
seperti mimisan. Pasien belum berobat ke dokter sebelumnya.
Riwayat pengobatan
Pasien sudah meminum panadol, suhu badan sempat turun sebentar, tetapi
kemudian naik lagi. Nyeri kepalanya juga tidak berkurang dengan pemberian
panadol. Pasien mengaku tidak terdapat alergi terhadap obat.
Kepala
Normocephali, rambut hitam, tidak teraba adanya benjolan, maupun luka.
Mata
Palpebra normal, ptosis (-), lagoftalmos (-), trauma (-),
Konjungtiva anemis tidak tampak
Sklera tidak ikterik,
Kornea jernih, tidak ada sekret,
Pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm,
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Gerak bola mata terkonjugasi ke segala arah.
Telinga
Bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan (-), sekret (-).
Hidung
Bentuk normal, septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-).
Mulut
Leher
Bentuk normal, simetris, tidak teraba massa,
Trakea berada di tengah, tidak ada deviasi,
Tidak teraba adanya pembesaran KGB leher dan supraklavikular,
Tidak teraba ada pembesaran kel. parotis maupun kel. tiroid,
Vena jugularis teraba, JVP 5-2 cm H2O.
Toraks
Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada retraksi suprasternal-intercostal,
Intercostal space normal, tidak melebar ataupun menyempit,
Tidak tampak adanya masa atau scar,
Pergerakan pernafasan normal, tidak ada bagian yang tertinggal,
Iktus cordis tidak tampak.
Palpasi
Tidak ada massa,
Taktil fremitus tidak melemah maupun mengeras, kanan = kiri.
Perkusi
Sonor pada semua lapangan paru.
Batas paru – hepar : sela iga VI midklavikularis kanan
Auskultasi
Paru: Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1S2 reguler, HR 88x/menit, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi
Dinding perut terlihat simetris, bentuk dinding perut datar,
Tidak ada kelainan kulit maupun pelebaran vena,
Pergerakan dinding perut sesuai irama pernapasan.
Palpasi
Dinding perut supel, tidak terdapat distensi abdomen,
Terdapat nyeri tekan epigastrium (+)
Hati: teraba kurang lebih 2-3 jari dibawah arkus kosta .
Limpa: tidak teraba.
Ginjal: nyeri ketok CVA (-), Ballottement (-).
Perkusi
Timpani di seluruh kuadran abdomen.
Auskultasi
Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
Bentuk dan ukuran tangan dan kaki tidak ada deformitas,
Akral hangat,
Tidak tampak adanya edema di kedua ekstremitas bawah,
Tremor tidak ada di keempat ekstremitas.
Anogenital
KIMIA DARAH
Bilirubin
Total H 2,64 mg/dl 0,20 – 1,20
Direk H 1,93 mg/dl 0,0 – 0,5
Indirek H0,71 mg/dl 0,00 – 0,70
SGOT – SGPT
SGOT
Duplo H 1813 U/L 5 – 34
SGPT
Duplo H 1890 U/L < 55
Ureum Darah 13 mg/dl 10 -56
Kreatinin Darah 0,80 mg/dl 0,00 – 1,30
Natrium Darah 138 Mmol/L 135-145
Serologi
HBsAg Kualitatif 0,36 S / CO < 1,00
Non Reaktif
Anti HAV IgM 4,36 INDEX Non reaktif <0,8
Reaktif Grayzone 0,8-1,2
Reaktif >1,2
Urinalisa
Warna Coklat Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Protein Negative Negative
Glukosa Negative Negative
Sedimen
Eritrosit 0 /µL <3
Leukosit 1 /µL <10
Silinder 0 0
Sel Epitel (+)
Kristal Negative Negative
Lain-lain Negative
pH 6.0 4.5-8.0
Berat Jenis 1.020 1.000-1.030
Bilirubin Positif Negative
Urobilinogen H 4,0 Mg/dL 0.1-0.9
Keton Positif Negative
Darah Samar Negative Negative
Leukosit Esterase Negative Negative
Nitrit Negative Negative
Kimia Darah
Bilirubin
Total H 2,99 mg/dl 0,20 – 1,20
Direk H 2,22 mg/dl 0,0 – 0,5
Indirek H 0,77 mg/dl 0,00 – 0,70
SGOT – SGPT
SGOT H 773 U/L 5 – 34
SGPT H 1473 U/L < 55
III. FOLLOW UP
Jumat, 28 Oktober 2011
S : demam (-), BAB +, mual (+), sakit kepala berkurang
O : Keadaan umum : sakit ringan – sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 84 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit,
Suhu: 36,8 oC.
C/P dalam batas normal
Abdomen: supel, bunyi usus (+) normal, nyeri tekan (+), hepatomegali
A : Hepatitis A virus
P : Ringer Dextrose 20 tpm
Rantin 2x1
Neurobion 5000 I.V
Narfoz 2x1
Pankreoflat 3x1
Laboratorium
SGOT : 773
SGPT : 1473
Bilirubin total : 2,99
Bilirubin direk : 2,22
Bilirubin Indirek : 0,77
Nadi
88 84 80
(kali/mnt)
Suhu (oC) 37 36,8 36,5
Nafas(kali/m
18 20 18
nt)
SGOT / 773 / 1473
1813 / 1890 -
SGPT
Bilirubin 2,64 2,99
-
total
Direk 1,93 - 2,22
IV. RESUME
Seorang pasien laki – laki usia 19 tahun, datang ke rumah sakit Siloam
Kebon Jeruk dengan keluhan febris kurang lebih sudah 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam yang dialaminya naik turun, terutama dirasakan pada sore
hari sekitar 37,5 – 38 oC. Pasien sudah minum obat panadol, kemudian suhu turun,
akan tetapi kemudian suhu badan meningkat lagi. Pasien juga mengeluh malaise,
nafsu makan menurun sejak demam ini, ada mual dan muntah sudah 2 kali hari
ini. Ada nyeri kepala seperti berputar dan ulu hati juga terasa penuh tetapi tidak
perih. Pasien juga mengaku ada mencret sebanyak 4 kali serta buang air kecilnya
berwarna teh (cokelat tua). Nyeri kepala juga tidak berkurang setelah pemberian
panadol. Pasien tinggal di kos-an. Di kos-an pasien ada 8 orang temannya yang
sedang menderita sakit Hepatitis A. Dan pasien mengaku tidak berpergian ke luar
kota beberapa bulan belakangan ini. Pasien juga menyangkal adanya perdarahan
seperti mimisan. Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 139/73 mmHg, nadi
88x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 37 oC, dan saturasi O2 98%. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran hati yang teraba 2-3 jari dibawah arkus
kosta dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar bilirubin dan fungsi hati yang meningkat serta didapatkannya
bilirubin dan urobilinogen pada pemeriksaan urin.
V. DIAGNOSIS KERJA
Hepatitis A
Diagnosis Banding
Penyakit hati oleh karena obat / toksin
Hepatitis Iskemik
Hepatitis Autoimun, Alkoholik
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad mala
Hepatitis
Pendahuluan
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa
disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan),
atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik (IO). Tetapi kebanyakan
hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 macam virus hepatitis, tipe A, B, C,
D, dan E. 5 tipe dari virus ini menjadi perhatian karena penyebab kesakitan dan
kematian serta berpotensi menjadi penyakit penyebaran yang luas.
Hepatitis A dan E kebanyakan disebabkan karena tertelan air atau
makanan yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D timbul dari kontak parenteral
dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Kebanyakan transmisi untuk virus ini
termasuk penerima produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis yang
invasif yang menggunakan peralatan yang terkontaminasi, dan untuk hepatitis B
dari proses kelahiran antara ibu ke anak, dari keluarga ke anak ataupun dari
hubungan seksual.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan
sembuh secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap
(permanent) dan menjadi kronik (5 – 10%). Meskipun angka kematian hepatitis
relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian. Waktu
terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan
mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa
kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
Di negara berkembang, dan di daerah dengan standar higiene yang buruk,
kejadian infeksi virus ini adalah tinggi dan penyakit biasanya kontak pada anak
usia dini. Setelah kenaikan pendapatan dan akses untuk membersihkan air
meningkat, insiden HAV menurun. Hepatitis A menyebabkan infeksi dengan
tanda-tanda dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi dan karena
infeksi menimbulkan kekebalan seumur hidup, penyakit ini tidak ada makna
khusus untuk mereka yang terinfeksi pada awal kehidupan. Di Eropa, Amerika
Serikat dan negara-negara industri lainnya, di sisi lain, infeksi ditularkan terutama
oleh orang dewasa muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi dengan
virus selama perjalanan ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi,
atau melalui kontak dengan orang menular.
Infeksi HAV merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang tidak
mengakibatkan infeksi kronis atau penyakit hati kronis. Namun, 10% -15% dari
pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6 bulan setelah penyakit
akut. Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara keseluruhan tingkat
fatalitas kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik secara langsung berkaitan
dengan usia, dengan> 80% orang dewasa mengalami gejala kompatibel dengan
hepatitis virus akut dan mayoritas anak-anak memiliki infeksi yang asimtomatik
atau tidak bergejala. Antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi HAV.
Berlangsung selama hidup dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi.
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti
efektif dalam mengendalikan wabah di seluruh dunia.
Anatomi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang
iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin. Hati merupakan
kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari
dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum
Falsiformis.
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut
sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati.
Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris
Etiologi
Alkohol
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas
1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis
anikterik, tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-
kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8 – 68,3 %. Peningkatan
prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih
nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah standar. Lebih dari 75% anak
dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki antibody
anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat pada awal
kehidupan, kebanyakan asimptomatik atau sekurangnya anikterik.
Virus Hepatitis A (HAV)
Masa inkubasi 15 – 50 hari (rata-rata 30 hari)
Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di negara bekembang
HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu
sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit.
Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu), kadang-kadang
sampai 90 hari pada infeksi yang membandel atau infeksi yang kambuh.
Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara anggota keluarga.
Kejadian luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan
bersama, makanan terkontaminasi dan air.
Faktor resiko lain meliputi :
o pusat perawatan sehari untuk bayi dan anak batita
o institusi untuk developmentally disanvantage
o berpergian ke negara berkembang
o perilaku seks oral – anal
o pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)
Tidak terbukti adanya penularan maternal – neonatal
Prevalensi berkolerasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal ukuran
besar
Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang
Patophysiology
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan hepatitis secara umum :
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
urobilirubin direk
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
Jika bilirubin diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis
buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
albumin serum
globulin serum
HbsAG
c. Waktu protombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
AST atau SGOT
LDH
Amonia serum
2. Radiologi
foto rontgen abdomen
3. Pemeriksaan tambahan
biopsi hati
Meskipun HAV diekskresi dalam tinja menjelang akhir masa inkubasi, diagnosis
spesifik dibuat oleh deteksi HAV IgM antibodi spesifik dalam darah. Antibodi
IgM hanya ada dalam darah menyusul infeksi hepatitis akut A. Hal ini terdeteksi
dari satu sampai dua minggu setelah infeksi awal dan berlangsung sampai 14
minggu. Kehadiran antibodi IgG dalam darah berarti bahwa tahap akut penyakit
ini sudah pernah ada dan orang tersebut sudah kebal terhadap infeksi lebih lanjut.
IgG antibodi terhadap HAV juga ditemukan dalam darah berikut vaksinasi dan tes
untuk kekebalan terhadap virus didasarkan pada deteksi antibodi ini.
Selama tahap akut infeksi, alanin transferase enzim hati (ALT) ada
didalam darah pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada normal. Enzim berasal
dari sel-sel hati yang telah rusak oleh virus. Virus hepatitis A ada didalam darah,
(viral load), dan kotoran orang yang terinfeksi sampai dua minggu sebelum
penyakit klinis berkembang.
Penatalaksanaan
Tidak ada penanganan khusus untuk hepatitis A, pasien hanya dianjurkan untuk
tirah baring.
Penatalaksanaan untuk hepatitis A :
1. Dehidrasi berat diindikasikan untuk rawat inap
2. Tidak ada terapi medicamentosa karena pasien bisa sembuh sendiri
3. Pemeriksaan bilirubin pada minggu kedua dan ketiga untuk pemantauan
4. Pembatasan aktivitas fisik agar tidak membebani hati hingga fungsi hati
kembali normal.
5. Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik. Pemberian
makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus
muntah.
Pencegahan
Pencegahan hepatitis virus secara umum :
Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet
Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti
sayuran mentah, buah dan sup
Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar
anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen,
handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga
Jangan berbagi jarum suntikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Andri Sanityo. Hepatitis Virus Akut. Aru W. Sudoyo, Idrus Alwi editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Pusat penerbitan
departemen penyakit dalam FKUI.2006:427-432
2. Tosca. Hepatologi. Leksana, Hanafiah Mirzanie editor, Buku Saku
Internoid. Tosca Enterprise.2005.Chapter 1:1-21
3. http://kepacitan.wordpress.com/2011/02/13/lphepatitis/
4. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/20/hepatitis/
5. http://nasori.blogspot.com/2006/03/hepatitis-dan-pencegahan-
pengobatan.html
6. Gastroenterology. Acute Hepatitis. Section 11. Anthony s. Fauci, MD,
Eugene Braunwald, MD editor. Harrison’s Manual of Medicine 17th
International Edition. McGraw Hill Companies. 2008. 854-872